Rabu, 21 November 2018

EHMZ EHMZ Derngan mantan murid

Hasil gambar untuk anak sekolah malaysia bugil

Agen bandarq - ni berawal dari keberanian manta muridku, Sandi. Tampaknya sejak SD dia sudah sering mengintip dan memperhatikan tubuhku yang molek. Sebenernya cerita dewasa ini tak layak diceritakan. Tapi, apa mau dikata perbuatan itu telah kami lakukan, dan kenikmatan itu ingin kami bagikan disini

“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
“Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
Namaku Asmiati, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.
Kata orang tahi lalat di daguku seperti Berliana Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.
Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.
Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.
Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.
Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi.
Kudengar suara langkahnya mendekatiku.
“Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.
“Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.
Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.
Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.
Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.
Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.
Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.
“Sandi!! Ngapain kamu?”
Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.
“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.
“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi.
“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”
Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.
Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.
Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.
“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.
“Ibu hebat…,” desisnya.
“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi yang panjang seleher.
“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.
“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.
Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.
“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.
Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.
“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.
Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.
Berbeda dengan suamiku, Sandi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.
Sandi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.
“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.
Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!
Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.
“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.
“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.
Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.
“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”
Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.
“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”
Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.
“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.
“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang.
“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”
“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”
“Oh, ah, uuugghhh… ”
“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”
Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme!
Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.
Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.
Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.
Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.
“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.
“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.
Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.
Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.
“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”
Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.
Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.
“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.
“Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.
“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.
“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi
“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.
“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”
“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”
“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”
“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”
Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.
“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.
Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.
“Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.
“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku.
“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”
“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”


Sabtu, 17 November 2018

anak abg 15 tahun di hajar sama keponakan sendiri pass tidur

 Gambar terkait
agen bandarq - Tinggi 161 cm,berat 50 kg, Buah dada ukuran 34 b, rambut panjang kulit sawo matang. Tampang sih biasa2 aja,cm yang menonjol adalah buah dada n bodyku yang bisa menggiurkan agan2 para pembaca ceritaseks15 sekalian. Penilaian ini aku ambil dr pendapat teman2ku yg sering memuji akan ukuran buah dadaku maupun bodyku (krn udah berbentuk ketika aku masih berumur 15 thn). Ok,masuk ke cerita ku yah…
Aku yg ingin mendapatkan pendidikan lebih baik terpaksa harus melanjutkan sekolah di luar daerah setelah aku lulus SMP. Akhirnya suatu kota pun menjadi pilihanku,dan ortuku setuju agar aku bersekolah di daerah itu.
Setelah segala urusan utk masuk sekolah selesai,mamiku yg mengantar kembali ke daerah asalnya,tinggalah aku sendiri di tempat kostku.
Hari-hari aku lewati dengan penuh perkenalan,baik di sekolah maupun tempat aku tinggal. Salah satunya aku berkenalan dgn badri,keponakan pemilik kost. Kostku semi permanen dan 2 tingkat,kamarkupun terletak di lantai 2. Tempat favoritku di teras atas,krn kalau udah duduk di situ..pasti mata ini jadi sayup terkena hembusan angin sepoi2… ketika aku duduk2 diatas,aku sering dapatin mata si badri melototin aku klo pas dia juga lagi nyantai disitu. Sebagai cewek,naluriku mengatakan aku harus waspada terhadap badri,
krn tatapannya itu bagaikan singa yg ingin menerkam mangsanya. Aku hanya pura2 gk tau aja klo sering di lihat napsu ma si badri,klo dia ajak cerita aku ladenin aja,daripada gk ada kerjaan di kost n takut di anggap sombong ma si badri. Klo lagi ngobrol2 gitu ma badri,matanya sering curi2 pandang ke arah buah dadaku yang membusung. Walaupun umurku baru 15thn,aku udah punya susu yang besar dan aku gk malu2 utk membusungkan dadaku,gk seperti kebanyakan cewek2 lain yg sering gk PeDe n membungkuk utk menutupi buah dada mereka yg besar.
Suatu malam…. ketika aku pulang dr acara HUT temenku,krn gerah aku pun memutuskan utk mandi walaupun sebenarnya pada saat itu waktu sudah menunjukan pukul 9. Satu persatu kain yg menutupi badan aku lepaskan… perlahan kupegang pengait tali BH ku utk melepaskannya,ketika BH terlepas dan susuku langsung mekar indah tanpa ada penghalang lagi..,tiba2 ada bunyi mencurigakan di atas loteng…sejenak aku lihat keatas kemudian akhirnya aku berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan lagi bunyi tersebut.
Segera handuk kulepas dan juga celana dalamku yg belum sempat ku buka td. Aku mulai menyirami tubuhku dengan air yg dingin… terlebih dahulu bagian kepala yg aku siram,katanya sih supaya tubuh dapat menyesuaikan suhu air dan bisa mencegah flu akibat mandi malam. Setelah itu barulah ku guyur seluruh badanku dgn air. Kurasakan setiap alur air yg merambat mengikuti lekuk2 tubuhku,menuruni leher sampai ke sela2 susuku… turun lagi sampai vaginaku yg sudah di tumbuhi bulu2 halus. Aku mulai menggosok badan dengan sabun hingga ke ujung2 kaki…tidak lupa tanganku singgah sebentar di vaginaku utk membersihkannya… ku gosok2 belahan vaginaku sampai terkadang rasa geli menghampiriku…
Setelah mandi aku pun kembali ke kamar. Malam ini kurasakan hawa nya berbeda,panas… dan seperti biasanya klo begini,aku tidur hanya menggunakan CD dan BH. BH yang aku ambil dan pakai kali ini udah agak kekecilan atau mungkin susuku yang udah bertambah besar sehingga pengait BH ini sudah susah utk aku kaitkan… akhirnnya karena kesal aku pun melepaskan BH itu. Akhirnya aku pun tidur hanya menggunakan CD aja.
Dalam asiknya2 tidur… aku merasakan seperti ada yang sedang menggoyang-goyang tubuhku… namun krn rasa ngantuk yg sangat… maka aku gk langsung bangun,hanya membuka mata perlahan-lahan…
Samar2 gk ada yg terlihat krn gelapnya kamarku… namun ketika mata mulai menyesuaikan dengan keadaan gelapnya kamar,di bantu dengan cahaya yg berpancar lewat fentilasi,kudapati ada sesosok tubuh di ujung tempat tidurku… krn kaget aku langsung bangun sambil menutup badan dengan selimut…
Lelaki yang berada dalam kamar itupun sudah tidak mengenakan apa2 lagi… serasa aku ingin teriak sekencang-kencangnya namun tdk ada tenaga seakan di terhipnotis oleh keadaan ini. Mataku mulai melihat sesuatu yang nampak menonjol dr pria itu… tonjolan yang selama ini belum pernah aku lihat secara langsung…
Terdiam seakan dihipnotis,aku hanya melihat lelaki itu mengitari tempat tidurku…. perlahan mulai naik dan skrg dia dekat skali dgn ku sehingga aku dapat mengenalinya…. dia menutupi mulutku dan mengatakan bahwa klo aku sampai teriak maka kita akan sama-sama tanggung malunya. Aku hanya terdiam tidak menyangka akan terjadi seperti ini… air matakupun mulai menetes satu demi satu…
Badri melihatku yang hanya diam saja mulai melepaskan tangannya dari mulutku… dan mulai menurunkan selimut yang menutupi leher hingga ujung kakiku… aku hanya pasrah ketika tangannya mulai menyentuh susuku… di remas susuku secara perlahan,di usap2 hingga ke ujung pentil… kemudian tanggannya mulai turun ke perut sampai ke celana dalamku. Di usap2nya vagina ku dari luar celana dalam,dari celahnya dia mulai memasukan tangannya utk menyentuh langsung vaginaku… bagaikan tersengat listrik ketika ujung jarinya mulai menyentuh bibir vaginaku…
Tiba2 ada keinginanku utk melepaskan diri,mempertahankan kehormatan yang aku punya… aku dorong badri sekuat tenaga… badri yg badannya besar dan tinggi itupun terjatuh dr tempat tidur… secepatnya aku menutup badanku dengan selimut dan lari menuju pintu,namun badri sudah menangkap dan memelukku dr belakang kemudian membantingku kembali ke tempat tidur….
Aku tergeletak tak berdaya… selimut yang menutupi tubuhku sudah di pindahkan,aku terlentang… susuku kini mengacung tinggi ke atas menunggu hisapan dari badri… celana dalamku kini sudah di lepas… dan aku siap utk di setubuhi oleh badri…
Namun ternyata badri bukanlah orang yang ingin cepat2 menghabiskan hidangannya… dia perlahan mulai menjilati kakiku sampai ke pahaku. Badri terdiam sejenak memandangi vaginaku yang sudah ada di depan matanya…. tiba2 bagaikan singa yang lapar,mulutnya langsung menerkam vaginaku… dijilatinya dengan rakus,sela2 vaginaku di hisap dan di tarik-tarik menggunakan mulutnya… kelentitku di hisap… aku mulai merasakan suatu kenikmatan yg belum pernah aku rasakan… ini adalah kejadian pertama dalam hidupku…. aku mulai menutup mata merasakan setiap jilatan liar di vaginaku…
tiba2 badri berdiri kemudian menyuruhku utk menghisap penisnya.
Perlahan aku bangun dari posisi tidurku… Badri menyodorkan tonjolan yang pertama aku lihat td… sambil tutup mata,kubuka mulut dan menerima penis badri yang besar dan panjang itu di dalam mulutku.. mulutku terasa sesak oleh penisnya,di dorong-dorong penisnya di dalam mulutku sampai terasa kena di dinding tenggorokanku… di maju mundurkannya secara perlahan kepala ku hingga susuku pun ikut bergoyang…
Setelah badri puas,dia mulai menindih ku… ujung penisnya kini diarahkan di depan vaginaku.. krn vaginaku sudah licin akibat hisapan badri di tambah dengan cairan dr vaginaku sendiri,badri menggosok-gosokan kepala penisnya yg sudah di sunat itu di vaginaku…kemudian perlahan di memasukan penisnya yang besar dann panjang itu… aku hanya bisa menggigit bibirku dan menutup mata… aku rasakan penisnya mulai merobek setiap inci dlm vaginaku,masuk secara perlahan-lahan hingga akhirnya tembuslah perawanku… aku merasakan perih yg luar biasa di dalam vaginaku…. darah mulai menetes keluar dr dalam vaginaku… badri terlihat senyum penuh kemenangan krn sudah berhasil menjebol pertahananku…
badri mulai menggenjot perlahan penisnya,,sedangkan aku masih bertahan dengan rasa perih yg kurasakan… terasa vaginaku akan sobek utk kedua kalinya ketika badri menusukan sepenuhnya penisnya didalam vaginaku… terasa ujung penisnya menyentuh rahimku…. mataku membelalak ke atas hingga hanya putihnya yg kentara sambil tanganku meremas bahu badri….
perlahan-lahan aku mulai terbiasa dengan sodokan badri,aku mulai merasakan kenikmatan ketika penisnya masuk penuh ke dalam vagina ku….
ohhhh… terus sayangggg…. enak banget…. ucapku perlahan di tepi telinganya…
kedua kakiku kini mulai menekan pantatnya agar bisa menusukan lebih dalam lagi penisnya…
aaaahhhhh….. sayanggggg…. suaraku mulai agak serak menandakan aku udah mendekati klimaks.
Iya sayaaaannnggg… bentar lagi kita keluarin bareng2 yaaaaggghhh…balas badri tanpa mengurangi tempo goyangan penisnya….
Mendadak sodokan penis badri menjadi cepat… aku yg sudah sangat kenikmatan sontak langsung meremas rambut badri,,dan badri kembali mencumbuiku dengan ganasnya,telinga dan leherku dijilatinya dengan buas….. tempat tidur berderak derik bagaikan sedang di pacu… tiba-tiba aku merasakan kenikmatan tiada taranya dan seperti ada yg akan meledak dr dalam tubuhku…. penis badripun kurasakan bertambah besar dan panjang menambah kenikmatan klimaksku…
Hingga akhirnya keluarlah air kenikmatanku dan kedutan2 vaginaku,aku hanya bisa melenguh kenikmatan…. ooooohhhhh oooooohhhh oooooohhhhh dengan mata tertutup sambil meremas-remas rambut,bahu dan bagian belakang tubuh badri…. sungguh kenikmatan tiada tara yang kurasakan…
Tak lama kemudian badripun mencapai klimaksnya di dalam vaginaku sambil meremas susuku yang udah kenceng banget… kurasakan semburan yg hangat keluar dr ujung penis badri sambil dia menciumku liar…. tanpa kusadari pantatku ikut bergoyang menerima klimaksnya badri…
Kami berdua terdiam sejenak sambil menikmati sisa-sisa klimaks kami… hingga akhirnya penis badri terasa mengecil di dlm vaginaku. badripun bangun dan menyalakan lampu kamar….
Krn malu aku hanya bisa menutup muka dengan kedua tanganku seakan tak percaya dengan kejadian ini…
Seakan mengetahui kegalauanku,badri menghampiriku dan berbisik bahwa dia mencintaiku dan akan bertanggung jawab atas perbuatannya.

Sabtu, 10 November 2018

Bercinta dengan supir ku


Gambar terkait

Agen bandarq - Saat aku sendirian dirumah bapakku yang masih kerja di kantor dan Ibu sedang seminar di luar kota dan aku dirumah hanya ada aku, sopirku dan pembantuku satunya, supirku manto namanya dia sudah menikah tapi istrimya ditinggal di luar kota

Aku merasakan kecapekan setelah seharian aku jalan-jalan dan aku ingin sekali tidur tetapi entah mengapa aku tidak bisa memejamkan mataku ini lalu aku mempunyai ide untuk menelepon temanku Nisa untuk aku ajak ngobrol melalui telepon.

Telepon Nisa angkat awalnya kami ngobrol biasa saja tetapi tidak tahu kenapa tiba-tiba Nisa nafasnya memburu dan terdengar teriakan-teriakan juga suara seorang cowok yang seperti suara pacar Nisa. Aku hanya memdengar suara-suara teriakan kesakitan tetapi juga seperti merasakan sesuatu kenikmatan dan teleponpun terputus dengan sendirinya.

Pikiranku melayang kemana-mana dan aku mulai memikirkan tentang seseorang yang sedang berhubungan badan. Aku semakin terangasang setelah mendengar suara Nisa juga khayalanku sendiri dan akupun membuka kaos ketatku, bra, serta celana dalam aku meremas payudaraku dan memasukkan jariku ke vaginaku.

Aku kocok vaginaku hingga aku pun menyapai orgasme ditempat tidur, aku merasa puas dan akupun memakai bajuku lalu merencanakan untuk pergi makan.

Aku cari sopirku kemana-mana tetapi tidak ada hingga aku temukan dia dikamar tidurnya, dia tertidur pulas dengan hanya mengunakan kaos tanpa lengan dan sarung.

Aku mau membangunkan dia tetapi melihat dia tertidur pulas akupun mengurungkan niatku untuk membangunkan dia, kasihan dia kecapekan setelah mengantar aku seharian jalan-jalan pikirku.

Sebelum aku meninggalkan kamarnya mataku tiba-tiba tertuju pada tonjolan yang ada dibalik sarungnya sehingga membuat aku ingin mengetahui bagaimana wujud tonjolan itu.

Aku beranikan diri untuk melihat tonjolan itu dari bawah lalu aku singkapkan sarungnya secara perlahan, aku terkejut melihatnya karena dia tidak memakai celana dalam sehinnga aku bisa melihat dengan leluasa penis yang agak berdiri dan membuat aku ingin memegang, mengelus, dan mengulumnya.

Aku ingin sekali memegangnya tetapi aku takut sopirku nanti terbangun dan dia akan marah terhadapku, dengan tangan yang gemetaran juga dingin dan jantung yang berdetak kencang aku beranikan diri untuk memegangnya. Aku singkapkan sarungnya lebih keatas dan akupun mulai memegangnya, terasa hangat dan membuat tanganku yang tadinya dingin menjadi hangat.

Aku semakin tertarik untuk menikmatinya lagi, aku elus berkali-kali penisnya hingga berdiri dan semakin panjang penis itu. Jantungku semakin berdetak kencang tetapi keinginanku untuk melakukan yang lebih lagi juga semakin besar maka ku putuskan untuk mencoba mengulumnya.

Ku jilati serta memberikan gigitan kecil pada buah pelirnya yang berwarna kecoklatan hingga membuat aku makin bernafsu dan sedikit demi sedikit aku mulai menuju penis yang telah berdiri.

Aku masukkan secara perlahan terasa hangat yang disertai rasa asin dan masuklah penis itu sampai pada ujung tenggorokanku, aku coba masuk dan keluarkan sehingga membuat tubuhku mengeluarkan keringat yang di ikuti rasa gemetaran.

Payudaraku terasa semakin membesar dan mengeras sehingga membuat braku terasa sesak juga vaginaku yang terasa mengeluarkan cairan. Akupun semakin tidak bisa menahan nafsuku yang sudah memuncak lalu aku semakin mempercepat kulumanku sehingga membuat penis sopirku licin karena liurku.

Di saat aku sedang keenakkan melakukan kuluman di penis sopirku tiba-tiba aku terkejut oleh teriakan sopirku dan mencabut penisnya dari mulutku. Dia lalu berdiri dan memarahi aku, dia merasa bersalah pada orang tuaku karena membiarkan aku melakukan hal ini,

Akupun tidak mau menyerah begitu saja dan karena aku tidak bisa menahan nafsuku lagi yang seperti mau meledak akupun mengancam sopirku dengan mengatakan pada ayahku bahwa aku telah diperkosa sopirku juga akan mengatakan pada istrinya kalau tidak mau melayani kenginanku.

Dia ketakutan dan menyerah padaku, akupun tidak menyia-nyiakannya langsung saja aku melepas sarungnya dan aku jongkok didepannya. Kulihat wajah sopirku terlihat wajahnya menampakkan kesedihan tetapi aku tidak mempedulikannya.

Aku tidak peduli bagaimana perasaan sopirku, aku hanya ingin kenikmatan seperti yang telah temanku rasakan. Aku ingin membuat dia agresif terhadapku dan melupakan istrinya sesaat, karena keinginanku itu aku mulai melakukan rangsangan terhadapnya. Kukulum lagi penisnya yang telah lemas tanpa canggung dan takut lagi pada sopirku, kupercepat kulumanku sehingga membuat penisnya kembali berdiri. Aku sangat menikmati penis.

“Ehhmm.. Enak.. Ehmm” dan aku merasa bahagia karena membuat dia mulai terangsang yang mulai menunjukkan ke agresifannya. Sopirku mendesis menikmati kulumanku.

“Ough.. Terus.. Cepat.. Ouh Melda”

Hanya itu saja kata yang keluar dari mulutnya akupun semakin bersemangat dan semakin mempercepat kulumanku. Hingga beberapa kuluman penisnya terasa semakin membesar dan menegang juga disertai denyutan dan dia pun memegang kepalaku juga memcambak rambutku dengan kasar dia semakin memaju mundurkan kepalaku dan akupun semakin bersemangat karena aku tahu dia akan sampai.

“Ouhh.. Ouuhh aku sampai aku sampai Melda ough” dan keluarlah spermanya ke mulutku hingga mulutku tidak muat untuk menampungnya. Spermanya terasa hangat, asin, dan baunya membuat diriku ingin memuntahkan sperma itu dari mulutku tetapi dia menarik kepalaku lalu mencium aku.

Ciumannya yang sangat bersemangat kepadaku membuat aku terpakasa untuk menelan spermanya untuk mengimbangi permainan bibir itu.

Aku merasa kerepotan untuk mengimbanginya karena baru kali ini aku dicium oleh cowok, dia terus mencium aku dan tangannya mulai menyelinap masuk ke kaosku. Tangannya menuju ke payudaraku, dia meremas-remasnya sehingga membuat nafasku semakin memburu yang disertai degupan jantung yang cepat. Dia semakin agresif dengan membuka kaos ketatku, rok, bra serta celana dalamku.

Terbukalah sudah apa yang selama ini aku tutupi, aku merasa risih karena baru kali ini aku telanjang dihadapan cowok sehinnga tangankupun secara spontan menutup vaginaku juga payudaraku. Tetapi karena nafsuku yang semakin memuncak maka aku biarkan tubuhku telanjang dan akupun dengan agresif melucuti kaosnya.

Sekarang kita benar-benar telanjang bulat, kita saling berhimpitan sehingga penis yang telah mengacung itu menempel pada vaginaku. Aku ingin sekali merasakan penis itu masuk ke vaginaku dan aku telah mencoba memasukannya tetapi tidak bisa, dengan terpaksa aku hanya mengesekkan penisnya ke vaginaku dan itu membuat aku semakin bernafsu.

Setelah dia puas mencium aku dia menurunkan kepalanya menuju kaki, dia menciumi kakiku sampai ke vaginaku. Dia menjilati vaginaku, menyedot vaginaku dan juga memberikan gigitan kecil pada vaginaku sehingga membuat aku tak bisa menahan getaran tubuhku.

Semakin dia mempercepat jilatannya semakin keras pula erangan serta desissan yang keluar dari mulutku. Tanganku berpegangan pada kepalanya dan akupun menekan kepalanya serta mengangkat salah satu kakiku kepundaknya agar bisa semakin masuk ke vaginaku, jilatan dia membuat aku tak bisa lagi menahan tubuhku sendiri. Tubuhku melengkung ke belakang dan kepalaku medongak keatas yang disertai keringat yang semakin mengucur deras.

“Auhh.. Ouhh..”

Dia terus menjilati vaginaku sehingga membuat aku semakin tidak tahan “Ough.. Yes.. Ouugh.. Aku keluar” dan akupun mengalami orgasmeku yang pertama, aku merasa kenikmatan yang luar biasa karena baru kali ini kali mengalami orgasme bersama cowok.

Sopirku menghisap-hisap vaginaku hingga terasa kering, nafasku yang tadinya memburu sekarang sudah mulai reda. Aku yang telah mengalami orgasme terasa badanku lemas tetapi sopirku masih saja semangat, dia mengendongku ke tempat tidur dan menjatuhkanku.

Dia bermain di payudaraku yang berukuran sedang putih bersih kemerahan, sopirku mengulum, menyedot, meremas dan juga menggigit-gigit payudaraku. Permainan mulutnya sanggup menaikkan kembali nafsuku, sopirku sangat menikmati payudaraku dan dia selalu memuji payudaraku yang kenyal dan kencang itu.

Aku yang ingin kembali menikmati penis sopirku segera aku menggulingkan sopirku disampingku, aku menindihnya dengan vaginaku menghadap ke muka sopirku dan kita pun saling melakukan rangsangan. Aku kembali mengulum penisnya sedangkan dia menjilati vaginaku.

Permainan lidahnya yang liar di vaginaku membuat tak kuasa menahan nafsuku yang mau meledak dan dengan segera akupun minta untuk memasukkan penisnya ke vaginaku dan diapun mengijinkannya.

Aku membalikkan badan dan sekarang penis itu tepat di bawah vaginaku, aku memegang penis itu dan mengarahkannya ke vaginaku tetapi aku tidak bisa memasukkannya terasa sulit walaupun vaginaku telah basah. Penis sopirku seperti tidak mau masuk penisnya selalu ke kanan atau ke kiri.

Sopirku pun membantuku, dia memegang penisnya sedangkan tangan satunya menuju vaginaku dan memasukkan jarinya ke vaginaku, akupun terkaget dan berteriak “Ouhh”.

Jarinya maju mundur dan seperti mengaduk vaginaku, sopirkupun mengeluarkan jarinya lalu mencoba memasukkan penisnya ke vaginaku. Secara mengejutkan penis itu masuk dengan mudah, aku terkaget merasakannya lalu berteriak “Auhh.. Ough..”

Dan mataku melotot serta kepalaku mendongak ke atas. Vaginaku terasa penuh dan disertai rasa nyeri yang sangat hebat tetapi sopirku duduk menghiburku dengan menciumku.

Dia menyuruhku naik turun tetapi itu sulit bagiku karena baru yang pertama aku melakukannya, aku mencoba naik turun rasanya nikmat sekali merasakan dua alat kelamin bergesekan tetapi tetap rasa nyeri tetap ada. Akhirnya akupun lancar menaik-turunkan, melihat itu sopirku semangat dia mulai meremas payudaraku dan mulai melakukan gerakan juga.

Lama-kelamaan rasa nyeri itu berubah menjadi rasa nikmat tiada duanya dengan cepat aku menaik turunkan. Gesekan itu sangat nikmat Nisambah lagi remasan sopirku di payudaraku.

“Uhh.. Aauhh.. Oouughh” aku terus mendesis.

Malam yang sunyi kembali berisik oleh bunyi kocokan serta teriakanku, kulihat sopirku sekali memejamkan mata menikmati kocokanku. Hingga beberapa lama kita tetap pada posisi itu dan akupun merasakan sesuatu yang mau meledak di vaginaku.

“Ouhh.. Ouughh.. Aku sampai” akupun merasakan orgasme yang kedua kali


Senin, 05 November 2018

Kisah menyedihkan seorang sedang putus cinta


Gambar terkait

agen bandarq - Aku seorang wanita. Aku sudah lama tidak menjalin kisah cinta dengan siapapun karena menurutku kalau aku jatuh cinta aku harus siap untuk patah hati. Setelah 4 tahun aku memilih sendiri karena menurutku aku belum siap lagi untuk merasakan sakit hati. Dan aku berpikir aku akan menaati aturan agamaku yang tidak membenarkan adanya pacaran. Aku memang dekat dengan banyak lelaki tetapi aku selalu menganggap mereka teman. Tak satu pun dari mereka yang aku niatkan untuk jatuh cinta kepada mereka. Dan menurutku hal ini menjadi lebih nyaman. Aku tidak memiliki kekasih tapi aku memiliki banyak teman. Tetapi selama aku dekat dengan teman-teman lelaki ku ya hanya teman biasa saja. Tidak ada chat yang rutin setiap hari.

Aku bukan sosok wanita yang mudah jatuh cinta, yang tidak mudah menjatuhkan hati kepada lelaki. Aku sulit merasakan srek pada lelaki. Aku tak pernah merasa sepi tidak memiliki kekasih karena aku memiliki orang tua dan keluarga yang sangat menyayangiku, sahabat-sahabatku dan teman-teman yang sangat baik.

Kali ini aku akan menceritakan kisah ku yang mungkin waktu ini sebenarnya sangat singkat namun memberi kepedihan di hati. 
Saat itu aku memutuskan untuk resign dari kantor lama ku. Saat itu, teman ku menawarkan untuk memasukkan lamaran pekerjaan ku ke kantor nya karena kekasih temannya akan resign dan sudah mendapatkan pekerjaan baru. 

Akhirnya aku bekerja di kantor teman ku itu. Hari pertama ku bekerja aku berkenalan dengan orang-orang yang ada disana. Tetapi ada lelaki yang menuju meja kerja ku karena juga membicarakan pekerjaan dengan temanku (yang akan aku gantikan posisinya). Lalu aku berkenalan dengan lelaki itu. Ntah kenapa dari awal aku merasa ada yang berbeda dengan lelaki itu. Saat pulang ke rumah aku pun menceritakan lelaki itu kepada ibu ku dengan senang hati dan sebenarnya aku juga menceritakan yang tidak penting. Hari demi hari aku lalui bekerja di kantor baru ku. Hari demi hari aku dan dia sering berbincang tentang sesuatu yang tidak penting selain membicarakan pekerjaan. Sampai pada akhirnya saat aku sedang dalam perjalanan pulang aku melihat hp ku dan ada email masuk darinya. Isi email itu membicarakan tentang pekerjaan. Tak lama aku membuka dan membaca email itu, masuk chat dari dia yang membicarakan email tersebut. Dan saat itu hari jumat, lalu aku balas seperlunya dan dia katakan selamat berlibur. Di awal aku tidak terlalu menanggapi chat darinya dan tidak ingin terlalu dekat dengannya karena aku tahu dia sudah memiliki kekasih. Aku wanita yang memiliki prinsip tidak akan pernah mengganggu hubungan orang lain. Karena aku selalu berpikir bagaimana jika aku memiliki kekasih dan kekasih ku diganggun dan didekati wanita lain aku pasti merasa kesal.

Semakin hari kami semakin dekat dan dia sering main ke meja ku hanya untuk sekedar menyapa, bercanda dan membicarakan hal-hal yang tak penting. Dua bulan setelah aku bekerja di kantor itu dia mulai sering menyapa ku lewat chat. Aku masih bersikap biasa dan membalas seperlunya. Sampai pada akhirnya kami sering chat sampe malam hari akan tetapi ketika dia membalas dan aku sudah tertidur aku tidak membalas lagi chatnya di pagi hari. Karena menurutku kita akan ketemu di kantor jadi untuk apa membalas chatnya lagi. Awalnya belum terlalu rutin juga kami chat bersama. Tetapi lama-lama aku menyadari kenapa setiap mendekati weekend dia pasti chat aku. Seketika aku berpikir apakah dia tetap mau kontek dengan ku karena saat weekend kita tidak akan bertemu sehingga tidak bisa bercerita hal yang tak penting. Untuk itu dia chat aku karena dia ingin tahu kabarku di weekend itu. Banyak chat dari nya yang tidak penting dan aku pun masih menjawab dengan biasa saja. Disini aku juga masih merasa biasa dengan dia karena aku masih berpikir dia sudah memiliki kekasih. Akan tetapi aku selalu membalas chat yang dia kirim untukku. Kita semakin dekat bahkan dia sudah tidak memanggilku lagi dengan sebutan “mbak”. Ada sebutan khusus untuk ku dari dia dan semua orang di kantor pun mengetahuinya.

Pada suatu hari kita sedang bercanda, ngobrol seperti bisa tertawa bersama, tetapi dia harus ke ruangan atasnnya karena ada pekerjaan. Saat jam pulang kantor aku pulang dan dia masih ada di dalam ruangan atasannya. Saat di perjalanan pulang. Ada chat dari dia “parah, aku ditinggal balik”. Ntah kenapa saat itu aku merasa senang sekali ada chat seperti itu darinya. Lalu aku jawab chat darinya itu, sampai larut malam kita chat dan saat itu dia bilang sudah sana tidur sudah malam, kita lanjut besok lagi akan tetapi keesokan harinya aku tidak membalasnnya lagi. Dia chat aku lagi dan sebenarnya setiap pembicaraan kita di chat tidak ada yang penting. Hari semakin hari chat kita semakin rutin dan menjadi setiap hari. Ketia aku tidak membalas chat nya dia selalu memanggilku berulang kali. Untuk itu aku selalu membalas chatnya walaupun keesokan harinya aku dan dia bertemu di kantor. Semakin hari kami semakin dekat. Dan di kantor pun kita semakin dekat dan sikap kita mungkin meurut orang lain seperti orang yang pacaran. Dia sering mengajak ku sholat berjamaah arena dia bilang dia ingin jadi imam ku pada sholat-sholat ku.

Suatu hari dia harus melakukan perjalanan dinas ke luar kota dari kantor. Sebelum dia pergi ke luar kota kami sempat jalan berdua. Awalnya dia minta untuk antarkan aku untuk suatu hal, namun dia menjemputku aku bilang ya sudah yuk langsung kita ke tempat itu. Dia bilang aku ga bawa property untukitu, ketinggalan. Lalu aku memarahi dia tujuan kita kan itu gimana bisa propertinya ketinggalan? Dia hanya tertawa jahil dan dia bilang kita jalan-jalan saja. Akhirnya kami jalan, makan, ngobrol sepanjang jalan. Setelah itu aku pulang ke rumah dan diantar olehnya, setelah pergi dia chat aku juga dan berulang kali bilang makasih karena sudah anter dia. Berulang kali juga minta maaf karena merasa selama perjalanan dia banyak bercerita. Esoknya dia harus ke luar kota dan dengan pesawat keberangkatan pagi sekali. Dia meminta ku untuk membangunkannya agar tidak terlambat. Dan aku membangunkannya. Aku disini tidak bercerita terlalu detail. Namun kami terus chat. Dan saat dia di luar kota dia menelpon k uterus. Kami sering telponan di pagi hari dan malam hari. Dan dia sangat amat rajin chat aku, terus memanggilku di chat apabila aku membalas lama. Di kantor pun semakin dekat dan menurutku perlakuan dia semakin tidak biasa kepada ku. Aku tidak pernah bercerita kepada siapapun di kantor tentang rutinitas kita di chat, kedekatan kita. Dia selalu melaporkan apa saja yang dia lakukan kepada ku. Sampai pada akhirnya saat kita chat aku membalas dengan maksud bercanda yang mengatakan “awas nanti kamu baper sama aku”. Dan dia mengatakan “iya aku taku baper sama kamu, takut pake bgtzzz”. Disitu aku pun erasa senang dan aku mencoba mengalihkan pembicaraan karena lagi-lagi aku mengingat dia sudah memiliki kekasih.

Setelah chat itu dia semakin dekat dengan ku di kantor. Semakin tidak peduli dengan pandangan orang lain tentang kita. Sampai pada akhirnya teman dekat ku bertanya kepada ku “kalian ada hubungan yang gak biasa ya”. Aku tertawa dan menjawab “ngga, dia kan emang gitu iseng ke semua cewek”. Teman ku senyum. Tapi hari itu temanku chat dan bertanya “kalian bener ga ada apa apa? Soalnya aku ngeliatnya kalian tuh beda. Apalagi dari cowoknya keliatan dia nyaman banget dan kaya orang sayang ke kamu”. Akhirnya aku bercerita pada teman ku itu dan aku katakan pada teman ku bahwa aku gamau di keadaan seperti ini karena aku jahat. Aku jahat karena dia sudah punya pacar. Aku kasian sama pacarnya. Teman ku bilang lebih baik kalian bicarakan berdua. 

Aku dan dia terus berlarut dalam kedekatan kami di dunia nyata dan chat. Di kantor pun dia sering chat aku, padahal dia ada di meja dia dan aku ada di meja ku. Dan saat dia ada pekerjaan di ruangan atasannya dia bilang padaku dia tidak bisa ke meja ku karena dia banyak pekerjaan. Saat itu aku sempat membahas pacarnya dan awalnya dia biasa saja lama-lama dia seperti marah. Dia tidak membalas chat ku lagi dan tidak mencari ku lagi. Di kantor pun dia mendiamkan aku. Keesokan harinya aku tana sama dia “kamu marah sama aku? Marah karena chat terakhir kita (chat ku yang membahas pacarnya)?. Dia bilang tidak. Dia marah tapi bisa sama siapa saja. Ya sudah aku bilang oke mungkin aku yg terlalu perasa. 

Tiga hari kami tidak chat dan di kantor dia pun mendiamkan aku. Keesokan harinya ia melewati meja ku dan memegang kepala ku. Aku hanya tersenyum. Setelah itu dia menghampiri ku lagi ke meja ku tapi aku bersikap biasa dan dingin. Aku bilang ke teman ku bahwa aku tidak mau dekat lagi dengan dia mau biasa saja kalau bisa menjauh perlahan karena tidak mau mengganggu hubungan dengan pacarnya. Keesokan hari dia menghampiri ku lagi ke meja ku. Aku tertawa biasa kepadanya. Dia dengan keisengannya seperti biasa. Namun disitu aku sudah tidak berharap lagi dekat dengannya. Akan tetapi, pada malam harinya dia chat aku lagi. Seketika niat move on aku hancur. Tapi aku membalas dengan biasa. Weekend dia pun chat aku tapi waaktu itu dia tidak read chat aku sampai besok pagi. Lalu aku bertanya sama dia kenapa chat aku di read aja ngga. Dia bilang dia sakit, ga enak badan. Lalu kukatakan ya udah isirahat, km pulang malem terus makanya sakit. Saat dia sakit dia tidak begitu cepat membalas chat ku dan aku pun memakluminya. Keesokan harinya dia tidak masuk kantor karena dia bilang tidak kuat. Tapi kami tetap chat. Keesokan harinya dia masuk kantor tetapi datang siang. Dia menghampiri meja ku dan aku bertanya kamu sakit apa? Dia bilang dia pusing, panas, dll. Aku tidak tega meliha dia sakit, aku beri perhatian ke dia, aku urus dia di kantor saat dia sakit. Saat itu aku merasa move on aku hancur sehancur-hancurnya. Aku pun tidak tega melihat dia yang sakit. Setelah dia sakit aku merasa hubungan kita semakindekat dan semakin semakin tidak biasa.

Suatu hari teman-teman kantor ku bertanya pada ku. Tidak hanya 1 atau 2 orang saja yang bertanya. Kalian pacaran? Aku bilang tidak kita temenan saja dia kan punya pacar. Saat aku mengatakan itu. Sebenarnya aku merasa sakit. Entah kenapa.
Dia tidak pernah sarapan di pagi hari. Ketika dia sakit dia titip sarapan kepada ku. Aku belikan sarapan, aku ambilkan piring untuk dia makan, minum ku diminum olehnya. Semakin hari kita semakin dekat. Tidak terasa kita sudah hamper 3 bulan dekat. 3 bulan tapi terasa seperti 3 tahun. Dia salah satu orang yang jaim, terlihat bijak dan serius. Tetapi ketika saat bersamaku dia sama sekaali tidak seperti itu. Dia menjadi orang yang super manja, humoris, sama sekali tidak jaim kepadaku.

Hari semakin hari aku semakin glau dengan kedekatan kita. Satu per satu teman dekat ku aku ceritakan tenang kita. Aku butuh saran dari mereka tentang kesalahan ini. Namun aku tidak pernah bertanya kepada dia apa sebenarnya kita ini?.
Aku lupa, dia juga sering mengatakan dia cemburu kalau aku sama teman lelakiku.

Semakin hari aku semakin galau dengan kedekatan kita dan aku merasa dia semakin lama membalas chat ku. Tapi ketika aku lama mebalas chat dia, dia selalu berkata lama sekali, jangan sibuk sibuk. Tetapi aku merasa ada yang berbeda akhir-akhir ini dengan chat dia yg membalas lama dan aku pun jadi malas untuk membalas cepat. Sampai suatu hatri dia chat aku dan aku membals besok pagi dan dia tidak bertanya sama sekali aku kemana. Padahal biasanya dia selalu bertanya, kamu kemana? Tapi kali ini tidak. Aku terus berdoa pad Allah tolong berikan petunjuk tentang aku dan dia. Sampai waaktu itu aku tidak membalas chatnya dan aku sampai di kantor dia pun tidak bertanya sama sekali. Sat itu hari senin, aku mendengar percakapan dia denga teman ku yang mengatakan dia akan cuti dan akan pulang bersama neneknya. Aku langsung menanyakan pada dia dia depan temanku “km pulang mau lamaran?”. Dengan lantang dia bilang “ngga”. Aku bilang “iya kamu mau lamaran”. Dia tetap bilang “ngga”. Aku diam dan bĂȘte sama dia. Tapi dia tetap mendekati ku dan berusaha tidak membuat ku bĂȘte dan marah. Hari itu aku banyak pekerjaan dan mengharusan aku lembur. Dia pun begitu. Namun aku pulang lebih dahulu. Saat di rumah aku ingat bahwa charger hp ku ketinggalan. Aku chat dia yang mengatakan minta tolong simpankan chargean hp ku. Tapi dia bilang sudah dekat kostan, maaf ya. Ku bilang yaudah gapapa, makasih ya. Dia menjawab ya dengan singkat. Disitu aku semakin merasa dia menjauhi ku dan aku mulai ikhlaskan itu semua. Keesokan paginya benar dia tidak chat aku dan aku merasa ya sudah mungkin ini jawaban dari doa doa ku yang menunjukkan aku dan dia harus berhenti. Aku ikhlas. Walaupun dia sudah tidak chat aku lagi tetapi di kantor dia masih bersikap biasa. Tidak masalh bagiku. Karena menurutku aku akan biasa saja kalu di kantor kita tetap bercanda namun kita tidak lagi chat setiap harinya ya walaupun yang kita bicarakan tidak penting. Sampai aku pulang dia juga tidak chat aku. 

Aku merasa senaang karena mungkin dia sudah sadar bahwa dia punya pacar jadi tidak seharusnya kita dekat dan chat yang rutin. Tapi ketika malam tiba ada notofikasi dari hp ku dan ternyata benar dia menghubungi ku lagi. Dia chat sampai lima kali karena aku tidak mebalas dalam jangka waktu 10 menit. Saat iti move on ku hancur lagi dengan seketika. Aku merasa senang sekali dia datang lagi. Aku bahagia banget saat itu. Akhirnya kita chat seperti biasa. Kesesokan harinya dia pun chat aku di pagi hari dan ingin menitip mebeli sarapan tapi saat aku Tanya dia tidak embalas. Saat aku sampai kantor aku lihat ada miscall dainya di kedua hp ku. Aku bilang kamu telat sih. Hehehe. Dan di kantor dia bersikap seperti saat kita dekat, mengajak sholat bareng dan lain-lain. Saat aku ingin pulang dia menghampiri ke meja ku berbisik besok aku titip sarapan ya, aku Tanya. Mau apa? Dia bilang yaudah nanti aja aku chat kamu ya. Aku pulang dengan hati sangat gembira karena dia bersikap seperti itu lagi pada ku. Sampai di rumah, sampai jam 10 malam aku menanti chat dari dia. Sampai akhirnya aku bertanya sama teman ku yang satu tema dengan dia, dia tadi pulang jam berapa ya? Habis maghrib. Seketika aku kecewa, aku kira dia tidak chat aku karena masih di kantor tapi ternayata tidak. Dia tidak menepati janjinya kepada ku untuk chat aku. Aku merasa marah dan kecewa. Dan saat itu pula aku merasa aku bodoh menanti chat dari nya. Keeseokan harinya sampai akau berangkat ke kantor dia tidak chat aku juga tapi aku tetap membelikan titipan sarapan untuk dia. Saat di kantor teryata ada chat dari dia. Tapi aku sudah marah sama dia. Aku cuekin dia, diemin dia dan dia membujuk ku terus. Aku marah dan kecewa sama sikap dia yang tidak meepati janjinya. Entah kenapa aku merasa kesal dan kecewa. Dengan manja dia meminta aku menyuapi dia dan dia berkata akan menyuapi ku. Aku tetap diam dan marah sama dia. Dia makan di meja ku tetapi aku cuekin dia. Berkali kali dia bertanya aku kenapa.

Seteah selesai makan, dia ke meja kerja nya dan chat aku sambil bertanya kamu kenapa? Ngambek ya? Ngambek kenapa? Aku Cuma menjawab gak ngambek, gapapa. Sampai sore harinya pun dia masih bertanya kepada ku kenapa aku ngambek dan berbeda dari hari biasanya. Aku tetap maraah dan diam. Skeesokan harinya dia akan cuti untu pulang. Entah kenapa firasat ku mengatakan dia akan lamaran. Aku mencoba mencari tahu dari social media kekasihnya. Selama dia pulang dan saat aku marah pada dia, dia tidah chat aku sama sekali. Saat hari sabtu aku membuka social media kekasihnya, daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnnnnnn aku menemukan foto mereka bersama keluarga mereka. Betul saja dia lamaran dengan kekasihnya. Seketika aku kecewa, aku sedih. Keesokan harinya aku chat dia dengan mengirm foto itu tanpa berkata-kata. Dia pun disitu masih memanggilku dengan sebutan seperti biasanya. Aku tidak membalas chatnya.

Setelah di kantor banyak yang memberikan selamat kepada dia. Aku diam. Aku berpikir tidak akan memberikan selamat pada dia. Setelah dia lamaran sikap dia berubah total. Dia tidak menyapa ku. Bukan hanya saja aku. Tetapi semua teman-teman ku. Semua wanita muda yang ada di kantor. Dia bersikap seolah olah tidak mengenalku sama sekali. Dia benar benar tidak menyapa siapa pun.

Aku pun juga diam, bersikap biasa dan salah seorang teman ku memberi tahu kapan dia menikah. Jujur aku sedih sekali. Setelah beberapa hari aku berpikir aku harus bertanya pada dia. Akhirnya aku mengirm chat pada dia dengan kata-kata yang sangat panjang. Bukan. Aku bukan mencela dia. Aku bertanya baik-baik apa maksud dia selam ini kepada ku. Kenapa saat aku Tanya dia mau lamaran dia jawab tidak. Kenapa dia setiap hari chat aku dan sebagainya. Tapi dia tak menjawab semua pertanyaan itu. Aku memberi tahu kepad adia bahwa aku baper dengan keadaan ini. Aku sudah jujur semuanya. Tapi dia kenapa dia tidak mengakuinya?

Hal yang aku masih tidak bisa terima adalah dia tidak meberikan sepatah dua patah kata Pun kepada aku. Andai saja saat aku bertanya dia mau lamaran ya dan dia menjawab ya, doain ya. Itu menjadi lebih lega buat aku. Tapi ini tidak. Andai saja dia berpamitan dia akan lamaraan, mungkin sakit tapi menurutku jauh lebih lega.

Menurut kalian yang membaca apakah keseluruhan ini salah ku? Aku mengakui aku salah. Tapi apakah dia juga tidak salah? Apakah aku wajar kalau aku merasa tersakiti dengan sikap dia? Apa yang harus saya lakukan? Tentu saja berdoa dan ikhlas. Apa perlakuan lainnya? Apa dia Cuma mempermainkan saya?


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,