Kamis, 21 Mei 2020

Bersamanya Aku Bahagia




Setelah permainan cintaku dengan Sarah  sore itu, kami jadi sering melakukannya apabila ada kesempatan. Kadang kami bercinta di Kamar Sarah dan kadang di kamarku. Sarah yang masih berusia 22 tahun itu bercerita tentang hilangnya kegadisannya oleh pacarnya ketika masih SMA. Menurut ceritanya dia dijebak pacarnya untuk minum-minum ketika perayaan ulang tahunnya yang ke 17. Ketika dia mulai mabuk dia dibawa pacarnya dan di perkosa di hotel. Tragisnya dia diperkosa secara bergantian oleh 2 orang teman pacarnya saat itu.

Paginya setelah sadar dia di antar pulang dan pacar maupun kedua temannya menghilang entah kemana. Setelah lulus SMA akhirnya dia memutuskan untuk kuliah di Bali jurusan hotel dan tourisme. Sejak kuliah di Bali pun dia sudah beberapa kali melakukan sex dengan beberapa teman kuliah-nya. Hubungan kami pun cuma sebagai teman, tidak lebih, hubungan kami berdasarkan suka sama suka. Mungkin karena usia ku yang lebih muda. Hanya saja aku dapat keuntungan untuk tubuhnya kapan saja aku mau. Hubunganku dengan Sarah pun tidak diketahui oleh Detta kakaknya yang sudah bekerja di salah satu hotel di kawasan Jimbaran. bandarq online 

Detta, tidak kalah cantiknya dengan Sarah. Keduanya memiliki kulit yang putih bersih. Detta lebih dewasa dalam pembawaan dan enak juga diajak ngobrol. Karena Detta juga cantik aku sering bercanda dengan Sarah mengatakan ingin tahu rasanya bila berhubungan dengan Detta. Sarah kadang tertawa dan kadang marah kalo aku berkata begitu. Walau marah, Sarah akan hilang kemarahannya kalau kucumbu lagi.

Seperti halnya sore itu, Ketika aku baru pulang kuliah, kulihat kamar Sarah terbuka tetapi tidak ada orang didalamnya. Karena situasi kost yang sepi akupun masuk ke kamarnya dan mendengar ada yang sedang mandi dan aku pun menutup pintu kamar Sarah. Sudah seminggu lebih aku menginap di Denpasar karena sedang ujian akhir. Setelah pintu kututup, kupanggil Sarah yang ada dikamar mandi.

“Sa, lagi mandi yah? tanyaku basa-basi
Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Aku pun melanjutkan.
“Kamu marah yah Sa?, Maaf yah aku gak kasih tahu kamu kalo aku mau nginep di Denpasar. Hari ini aku mau buat kamu puas Sa. Aku akan cium kamu, bikin kamu puas hari ini. Aku akan.
“Mandi kucing kan kamu Sa mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki.” Rayuku.
Masih tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.
“Sa, ingat film yang dulu kita tonton kan. Aku akan bikin kamu puas beberapa kali hari ini sebelum kau rasakan penisku ini Sa. Aku akan cium vaginamu sampai kau menggelinjang puas dan memohon agar aku memasukkan penisku”.
Terdengar suara batuk kecil dari dalam kamar mandi.
“Sa, kututup pintu dan gordennya yah Sa”. Aku pun berbalik dan menutup gorden jendela yang memang masih terbuka.

Ketika gorden kututup, kudengar pintu kamar mandi terbuka. Aku pun tersenyum dan bersorak dalam hati. Setelah aku menutup gorden akupun berbalik. Dan ternyata, yang ada dalam kamar mandi itu adalah Detta, kakak Sarah, yang baru saja selesai mandi keluar dengan menggunakan bathrobe berwarna pink dan duduk diatas tempat tidur dengan kaki bersilang dan terlihat dari belahan bathrobenya.

Kaki yang putih terawat, betisnya yang indah terlihat terus hingga ke pahanya yang putih, kencang dan seksi sangat menantang sekali untuk dielus. Belum lagi silangan bathrobe di dadanya agak kebawah sehingga terlihat dada putih dan belahan payudaranya. Kukira ukuran Branya sedikit lebih besar dari Sarah, karena aku belum pernah menyentuhnya.

“Sarah sedang ke Yogya, dia sedang Praktek kerja selama 2 bulan” Kata Detta sambil memainkan tali bathrobe-nya.
“Jadi selama ini kamu suka make love ya sama Sarah, padahal aku percaya kamu tidak akan begitu sama adikku”
“Maaf Mbak, aku gak tahu kalo yang didalam itu Mbak Detta” Kataku sambil mataku memandang wajah Detta.
Rambutnya yang hitam sepundak tergerai basah. Dada yang putih dengan belahan yang terlihat cukup dalam. Paha yang putih mulus dan kencang hingga betis yang terawat rapih. Kalau menurutku Detta boleh mendapat angka 8 hingga 8,5.
“Lalu kalo bukan Mbak kenapa?, Kamu enggak mau mencium Mbak, buat Mbak puas, memandi kucingkan Mbak seperti yang kamu bilang tadi?” Tanya Detta memancingku.
“Aku sih mau aja Mbak kalo Mbak kasih” Jawabku langsung tanpa pikir lagi sambil melangkah ke tempat tidur. Sebab sebagai laki-laki normal aku sudah tidak kuat menahan nafsuku melihat sesosok wanita cantik yang hampir pasti telanjang karena baru selesai mandi. Belum lagi pemandangan dada dan putih mulus yang sangat menggoda.
“Kamu sudah lama make love dengan Sarah, Rud?” Tanya Detta ketika aku duduk di sebelah kirinya. Aku tidak langsung menjawab, setelah duduk di sebelahnya aku mencium wangi harum tubuhnya.
“Tubuh Mbak harum sekali”, kataku sambil mencium lehernya yang putih dan jenjang.


Detta menggeliat dan mendesah ketika lehernya kucium, mulutku pun naik dan mencium bibirnya yang mungil dan merah merekah. Detta pun membalas ciumanku dengan hangatnya. Perlahan kumasukkan lidahku ke dalam rongga mulutnya dan lidah kami pun saling bersentuhan, hal itu membuat Detta semakin hangat.
Perlajan tangan kiriku menyelusup ke dalam bath robenya dan meraba payudaranya yang kenyal. Sambil terus berciuman kuusap dan kupijat lembut kedua payudaranya bergantian. Payudaranya pun makin mengeras dan putingnya pun mulai naik. Sesekali kumainkan putingnya dengan tanganku sambil terus melumat bibirnya.

Aku pun mengubah posisiku, kurebahkan tubuh Detta di tempat tidur sambil terus melumat bibirnya dan meraba payudaranya. Setelah tubuh Detta rebah, perlahan mulutku pun turun ke lehernya dan tanganku pun menarik tali pengikat bathrobe-nya. Setelah talinya terlepas kubuka bathrobenya. Aku berhenti mencium lehernya sebentar untuk melihat tubuh wanita yang akan kutiduri sebentar lagi, karena aku belum pernah tubuh Detta tanpa seutas benang sedikitpun. Sungguh pemandangan yang indah dan tanpa celah sedikit pun.
Payudaranya yang putih dan tegak menantang berukuran 36 C dengan puting yang sudah naik sangat menggairahkan. Pinggang yang langsing karena perutnya yang kecil. Bulu halus yang tumbuh di sekitar selangkangannya tampak rapi, mungkin Detta baru saja mencukur rambut kemaluannya. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

“Hh” Desah Detta membuyarkan lamunanku, Aku pun langsung melanjutkan kegiatanku yang tadi terhenti karena mengagumi keindahan tubuhnya.
Kembali kulumat bibir Detta sambil tanganku mengelus payudaranya dan perlahan-lahan turun ke perutnya. Ciumanku pun turun ke lehernya. Desahan Detta pun makin terdengar. Perlahan mulutku pun turun ke payudaranya dan menciumi payudaranya dengan leluasanya. Payudaranya yang kenyal pun mengeras ketika aku mencium sekeliling payudaranya.
Tanganku yang sedang mengelus perutnya pun turun ke pahanya. Sengaja aku membelai sekeliling vaginanya dahulu untuk memancing reaksi Detta. Ketika tanganku mengelus paha bagian dalamnya, kaki Detta pun merapat. Terus kuelus paha Detta hingga akhirnya perlahan tanganku pun ditarik oleh Detta dan diarahkan ke vaginanya.
“Elus dong Rud, Biar Mbak ngerasa enak Rud” Ucapnya sambil mendesah.
Bibir vagina Detta sudah basah ketika ku sentuh. Ku gesekan jariku sepanjang bibir kemaluan Detta, dan Detta pun mendesah. Tangannya meremas kepalaku yang masih berada di payudaranya.
“Ahh, terus Rud”, Pinggulnya makin bergoyang hebat sejalan dengan rabaan tanganku yang makin cepat. Jari-jariku kumasukkan kedalam lubang vaginanya yang semakn basah.
“Ohh Rud enak sekali Rud”, desah Detta makin hebat dan goyangan pinggulnya makin cepat.
Jariku pun semakin leluasa bermain dalam lorong sempit vagina Detta. Kucoba masukan kedua jariku dan desahan serta goyangan Detta makin hebat membuatku semakin terangsang.

“Ahh Rud”, Detta pun merapatkan kedua kakinya sehingga tanganku terjepit di dalam lipatan pahanya dan jariku masih terus mengobok-obok vaginanya Detta yang sempit dan basah. Remasan tangan Detta di kepalaku semakin kencang, Detta seperti sedang menikmati puncak kenikmatannya. Setelah berlangsung cukup lama Detta pun melenguh panjang jepitan tangan dan kakinya pun mengendur.

Kesempatan ini langsung ku pergunakan secepat mungkin untuk melepas kaos dan celana jeansku. Penisku sudah tegang sekali dan terasa tidak nyaman karena masih tertekan oleh celana jeansku. Setelah aku tinggal mengunakan CD saja kuubah posisi tidur Detta. Semula seluruh badan Detta ada di atas tempat tidur, Sekarang kubuat hanya pinggul ke atas saja yang ada di atas tempat tidur, sedangkan kakinya menjuntai ke bawah.

Dengan posisi ini aku bisa melihat vagina Detta yang merah dan indah. Kuusap sesekali vaginannya, masih terasa basah. Akupun mulai menciumi vaginanya. Terasa lengket tapi harum sekali. Kukira Detta selalu menjaga bagian kewanitaannya ini dengan teratur sekali. “Ahh Rud, enak Rud”, racau Detta. Pinggulnya bergoyang seiring jilatan lidahku di sepanjang vaginanya. Vagina merahnya semakin basah oleh lendir vaginanya yang harum dan jilatanku. Desahan Detta pun makin hebat ketika kumasukkan lidahku kedalam bibit lubang vaginanya. Detta pun menggelinjang hebat.

“Terus Rud”, desahnya. Tanganku yang sedang meremas pantatnya yang padat ditariknya ke payudara. Tanganku pun bergerak meremas-remas payudaranya yang kenyal. Sementara lidahku terus menerus menjilati vaginanya. Kakinya menjepit kepalaku dan pinggulnya pun bergerak tidak beraturan. Sepuluh menit hal ini berlangsung dan Detta pun mengalami orgasme yang kedua.

“Ahh Rud, aku keluar Rud”, aku pun merasakan cairan hangat yang keluar dari vaginanya. Cairan itu pun kujilat dan kuhabiskan dan kusimpan dalam mulutku dan secepatnya kucium bibir Detta yang sedang terbuka agar dia merasakan cairannya sendiri.

Lama kami berciuman, dan perlahan posisi penisku sudah berada tepat didepan vaginanya. Sambil terus menciumnya kugesekkan ujung penisku yang mencuat keluar CD ku ke bibir vaginanya. Tangan Detta yang semula berada disamping bergerak ke arah penisku dan menariknya. Tangannya mengocok penisku perlahan-lahan.

“Besar juga punya kamu Rud, panjang lagi” Ucap Detta di sela-sela ciuman kami.
Sambil masih berciuman aku melepaskan CDku sehingga tangan Detta bisa leluasa mengocok penisku. Setelah lima menit akupun menepis tangan Detta dan menggesekkan penisku dengan bibir vaginanya. Posisi ini lebih enak dibandingkan dikocok.
Perlahan aku mulai mengarahkan penisku kedalam vaginanya. Ketika penisku mulai masuk, badan Detta pun sedikit terangkat. Terasa basah sekali tetapi nikmat. Lobang vaginanya lebih sempit dibandingkan Sarah, atau mungkin karena lubang vaginanya belum terbiasa dengan penisku. “Ahh Rudiii.. Begitu sayang, enak sekali sayang” Racaunya ketika penisku bergerak maju mundur. Pinggul Detta pun semakin liar bergoyang mengimbangi gerakanku. Akupun terus menciumi bagian belakang lehernya.
“Ahh..” desahnya semakin menjadi. Akupun semakin bernafsu untuk terus memompanya. Semakin cepat gerakanku semakin cepat pula goyangan pinggul Detta. Kaki Detta yang menjuntai ke bawah pun bergerak melingkari pinggangku. Akupun mengubah posisiku sehingga seluruh badan kami ada di atas tempat tidur.
Setelah seluruh badan ada diatas tempat tidur, akupun menjatuhkan dadaku diatas payudara besar dan kenyalnya. Tanganku pun bergerak ke belakang pinggulnya dan meremas pantatnya yang padat. Goyangan Detta pun semakin menjadi-jadi oleh remasan tanganku di pantatnya. Sedangkan pinggulku pun terus menerus bergerak maju mundur dengan cepat dan goyangan pinggul Detta yang semakin liar.

“Rud.. Kamu hebat Rud.. Terus Rud.. Penis kamu besar keras dan panjang Rud.. Terus Rud.. Goyang lebih cepat lagi Rud..” begitu racau Detta di sela kenikmatannya. Aku pun semakin cepat menggerakkan pinggulku. Vagina Detta memang lebih enak dari Sarah adiknya. Lebih sempit sehingga penisku sangat menikmati berada di dalam vaginanya. Goyangan Detta yang makin liar, desahan yang tidak beraturan membuatku semakin bernafsu dan mempercepat gerakanku.
“Mbak aku mau keluar Mbak” Kataku.  JaguarQQ 
“Di dalam aja Rud biar enak” desah Detta sambil tangannya memegang pantatku seolah dia tidak mau penisku keluar dari vaginanya sedikitpun.
“Ahh” Desahku saat aku memuntahkan semua cairanku kedalam lubang rahimnya.
Tangan Detta menekan pantatku sambil pinggulnya mendorong keatas, seolah dia masih ingin melanjutkan lagi, matanya pun terpejam. Aku pun mencium bibir Detta. Dengan posisi badanku masih diatasnya dan penisku masih dalam vaginanya. Mata Detta terbuka, dia membalas ciuman bibirku hingga cukup lama. Badannya basah oleh keringatnya dan juga keringatku.
“Kamu hebat Rud, aku belum pernah sepuas ini sebelumnya” Kata Detta.
“Mbak juga hebat, vagina Mbak sempit, legit dan harum lagi.” Ucapku.
“Memang vagina Sarah enggak” senyumnya sambil menggoyangkan pinggulnya.
“Sedikit lebih sempit Mbak punya dibanding Sarah” jawabku sambil menggerakkan penisku yang masih menancap di dalamnya. Tampaknya Detta masih ingin melanjutkan lagi pikirku.
“Penis kamu masih keras Rud?” tanya Detta sambil memutar pinggulnya.
“Masih, Mbak masih mau lagi?” tanyaku
“Mau tapi Mbak diatas ya” Kata Detta.
“Cabut dulu Rud”

Setelah dicabut, mulut Detta pun bergerak dan mencium penisku, Detta mengulum penisku terlebih dahulu sambil memberikan vaginanya padaku. Kembali terjadi pemanasan dengan posisi 69. Desahan-desahan Detta, vagina Detta yang harum membuatku melupakan Sarah sementara waktu. Hari itu sejak pukul lima sore hingga esok paginya aku bercinta dengan Detta, entah berapa kali kami orgasme. Dan itu pun berlangsung hampir setiap malam selama Sarah belum kembali dari Praktek Kerjanya di yogya selama 2 bulan lebih. Kupikir mumpung Sarah tidak ada kucumbu saja kakaknya dulu.


JaguarQQ

Rabu, 20 Mei 2020

Liora Bintang Hati Di Tepi Pantai

JaguarQQ


Ini berawal dari kenangan bersama seoarang gadis yang bernama Liora, yang berusia 23 tahun dan berstatus sebagai seorang mahasisiwi dari sebuah perguruan tinggi di Jakarta. Saat itu Liora yang sedang mengadakan liburan di sebuah tempat pariswisata yang terkenal dengan wisata pegunungan dan pantainya di sebelah timur pulau Bali, tanpa sengaja bertemu dengan diriku yang menjadi seorang pemain musik di cafe.

Pertemuan itu sendiri terjadi di internet cafe, yang kebetulan saat itu aku sedang mengetik beberapa lagu-lagu karanganku sendiri yang sengaja aku simpan di folder mailku. Liora saat itu sedang mencari informasi tentang tujuan wisata yang ada di daerah itu, namun sampai beberapa saat sepertinya Liora tidak menemukan apa yang dia cari.

Dengan sangat sopan dan ramah Liora memulai percakapan dengan menanyakan tempat-tempat yang bagus buat di kunjungi ke padaku. 
“Maaf apakah anda tahu tempat-tempat wisata unggulan daerah ini?” tanya Liora tiba-tiba. Aku yang saat itu duduk berjarak 2 meja darinya terkejut oleh pertanyaan spontan itu. 
“Anda bertanya kepada saya?” tanyaku kemudian. 
“Iya, maaf kalau mengejutkan anda!” Ujarnya kemudian. Dengan sedikit gugup, kemudian aku menjawab pertanyaan Liora, karena saat itu juga aku masih serius dengan file-file aku.

“Di daerah ini yang menjadi primadona wisatanya adalah pegunungannya, kedua wisata pantai yang menawarkan pemandangan bawah air yang terkenal dengan karang birunya, setelah itu wisata budaya yang menampilkan objek rumah adat daerah ini,” terangku kemudian. Mungkin karena penjelasan ku cukup menarik buat Liora, dengan raut muka yang ramah, kemudian dia duduk di sebelah mejaku yang tanpa dia sengaja juga dia telah memandangi monitor di depanku yang saat itu terpampang file dari lirik lagu-lagu karanganku yang saat itu sedang aku print. 
“Kamu mengarang lagu sendiri yah?” tanya Liora lagi. 
“Iya, kebetulan aja aku pemain musik di cafe dan suka menulis lirik lagu,” terangku lagi. 
“Boleh aku baca lirik lagu-lagu kamu?” sahut Liora kemudian. 
“Silakan, dengan senang hati,” lanjutku dengan menarik kursi di sebelahku dan menyodorkan kepada Liora, yang saat itu sedang berdiri di sampingku.

Setelah beberapa saat Liora membaca semua lirik lagu-lagu aku dengan serius, tak lama Liora berkata, 
“Kamu menulis kisah pribadi kamu menjadi lirik lagu yah?” tanya Liora lagi. Yang kemudian aku timpali dengan tersenyum kepada Liora. 
“Semua lirik lagu- laguku memang dari pengalaman pribadi, karena aku ingin apa yang menjadi kisah hidupku bisa aku rekam dalam bentuk sebuah seni dan akan menjadi kenangan yang sangat berharga bagiku nantinya,” jelasku lebih jauh. 
“Oh iya, kita sudah lama ngobrol nih tapi belum mengenal nama masing-masing diantara kita” sahut Liora spontan. Liora mengawalinya dengan menyodorkan tangannya.. “Liora..” ujarnya pendek. Yang kemudian giliran aku untuk melakukan hal yang sama. “Samuel,” sahutku juga. Dari perkenalan yang singkat itu, kami sudah saling akrab seperti layaknya teman lama. Saat itu juga dia memutuskan pergi besok paginya untuk mengisi acara liburannya dengan snorkeling di sebuah pulau kecil yang sepi dan berpasir putih. Waktu menunjukan pukul 08.00 WITA,

sesuai janjiku dengan Liora. Aku sudah berdiri di depan kamarnya dan kemudian aku mengetuk pintunya. Tak lama ada sahutan dari dalam. “Pagi Sam.. Tunggu bentar yah, aku sudah siap kok,” Dalam hitungan menit Liora sudah keluar dari kamarnya. “Ayo kita berangkat!” katanya kemudian. Dengan berjalan menyusuri pantai kita menuju ke perahu motor yang sudah aku pesan semalam. Sebelum naik ke atas perahu motor, aku mengambil peralatan snorkeling untuk kita berdua berupa dua pasang masker berikut finnya. Dalam perjalanan menuju pulau kecil yang hanya membutuhkan waktu 45 menit, aku menjelaskan pemandangan sekitar kita saat itu.  bandarq online 

Di samping kiri ada pemandangan Gunung Agung dari kejauhan, namun cukup jelas karena cuaca begitu bagus pagi itu. Sesampainya di tujuan aku dan Liora turun dari perahu motor dan kita lanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri hamparan pasir putih. Aku sudah membuka kaos saat di perahu motor tadi, dan hanya mengenakan celana renang ketika menuju lokasi snorkeling. Tak lama setelah sampai di bawah rindangnya pohon cemara, Liora membuka kaos nya dan terpampanglah sesuatu pemandangan yang membuat jantungku berdetak sesaat. Saat itu Liora mengenakan bikini warna biru tua yang kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus. Mataku tertuju di tonjolan dadanya yang aku perkirakan berukuran 36b.

Kemudian pandanganku beralih kebawah menuju pahanya yang mulus di topang oleh sepasang kaki jenjangnya, menjadikan pesona tubuh Liora semakin sempurna. Aku hanya bisa menelan ludah saat itu dan berhayal seandainya aku bisa memeluk tubuh yang sexy itu betapa beruntungnya diriku. 
“Hai.. Kenapa melamun?” tegurnya mengejutkanku. 
“Aku sudah siap nih” sahut Liora melanjutkan. 
“Baiklah kalau begitu” ujarku menimpali tegurannya. Ini adalah pengalaman pertama bagi Liora untuk snorkeling, dan sebelumnya Liora minta di ajarin sampai bisa. Hal yang paling sulit adalah saat bernafas melalui mulut, karena seluruh wajah tertutup oleh masker, kecuali bagian mulut.

Dengan penuh kesabaran aku mengajari cara-cara snorkeling yang umum dilakukan. Pertama aku membantunya memasang masker yang mana saat itu aku berdiri begitu dekat dengan nya, aroma khas tubuh Liora tercium sesaat, ketika aku membetulkan anak rambut yang menutupi raut wajahnya. Kemudian Liora memasang fin sendiri, tanpa aku bantu. Tak lama berselang tubuh kita berdua sudah masuk ke dalam air. Perlahan aku berenang beriringan dengan Liora menuju ke tengah, yang aku perhatikan gaya berenang Liora sangat bagus. Setelah pengenalan di air cukup, akhirnya aku berenang agak menjauh, untuk memberikan kepercayan buat Liora melakukan snorkelingnya. Dari dalam air, beberapa kali aku sempat memandangi bentuk tubuh Liora yang aduhai dari arah belakang saat dia berenang, mulai dari belahan pantatnya yang ranum sampai ke tonjolan di dadanya yang menantang.

Kembali aku berenang beriringan dengan Liora untuk meyakinkan kalau dia baik-baik aja. Saat sedang asyiknya kita berenang, tiba-tiba kaki Liora kram. Dengan tindakan spontan aku memeluknya, agar tidak tenggelam dan membawanya ke sebuah batu karang besar yang menonjol di tengah laut. Kita berdiri di atas batu karang yang, masih menyisakan bagian leher kita yang tidak tenggelam. 
“Thanks ya Sam.. Atas bantuannya,” Ujar Liora sesaat setelah kejadian itu. 
“Sama-sama,” timpalku kemudian. Setelah acara snorkeling yang melelahkan, kita bersepakat untuk istirahat di bawah pohon cemara yang ada di tepian pantai. Sambil ngobrol tentang pribadi kita masing- masing, Liora meluruskan kakinya yang jenjang di hamparan pasir putih. Liora bercerita tentang kisah asmaranya dengan mantan pacarnya yang berakhir, karena cowoknya yang super sibuk sudah jarang lagi memperhatikannya.

Aku berusaha menghiburnya dengan mengatakan, kalau seandainya kalian tulus saling mengasihi hal itu tidak akan terjadi dan yang lebih terpenting adalah kedewasaan pasangan itu sendiri dalam menentukan sikap. Sepertinya Liora sangat senang dengan pendapatku yang demikian, hal itu terlihat dari sikapnya yang terpancar lewat senyumnya yang mengembang. 
“Makasih ya Sam.. Kamu sudah mau menjadi teman curhatku,” sahut Liora kemudian. Aku hanya tersenyum sambil mengatakan, “Saat ini aku sudah bisa membuat kamu tersenyum, mungkin saat lain kamu yang akan membuatku tersenyum.” timpalku pelan. Tak terasa kedekatan ini membuat tubuh kita semakin dekat, aku mendahuluinya dengan merengkuh tubuhnya untuk merapat ke pelukanku. Liora hanya diam sambil tersipu malu.


“Betapa bahagianya seorang cowok jika mendapatkan dirimu Liora,” lanjutku lagi. 
“Kamu begitu baik, sabar, cantik dan memiliki tubuh yang sexy lagi,” tambahku kemudian Yang di jawab dengan senyumannya yang mempesona. Dengan sedikit keberanian aku mendekatkan bibirku ke bibir Liora yang terbuka basah yang kedua matanya juga sudah terpejam. Sangat beruntung sekali suasana pantai siang itu sepi dan yang lebih menguntungkan lagi, karena memang lokasi kita duduk jauh berada di ujung. Dengan lembut aku mengulum bibir Liora yang ranum, dan terdengar desahan halus darinya. 
“Ohh.. Sam” desahnya. Sembari membisikan kata-kata mesra aku melanjutkan ciumanku. 
“Aku sayang kamu Liora,” bisikku pelan. 
Tanganku juga tak tinggal diam, dengan perlahan aku mengelus punggung Liora yang hanya di lapisi bikini tanpa bra di dalamnya. Sesaat tindakan ini membuat Liora semakin terangsang yang diiringi dengan sikap memelukku erat. 
“Oh.. Sam teruskan,” desahnya lagi. 
Tanpa menghentikan tindakanku, tanganku yang satunya meremas payudara yang berukuran 36b itu dari luar bikini yang disambut dengan desahan berikutnya.
“Ohh..” desah Liora kembali. Perlahan aku mulai membuka bikini Liora dari bagian atasnya dan berhenti sesaat sampai di pinggangnya, maka tersembulah payudara Liora yang ranum menggairahkan dengan di hiasi ujung nya yang merah dan mulai keras. Sepertinya Liora mulai terangsang sekali. Tanpa menunggu lama lidahku langsung mengecup permukaan payudara Liora dengan lembut dan pelan. Lidahku menelusuri setiap bagian payudaranya dengan lincah. Putingnya aku hisap dengan lembut, sesaat setelah Liora bergetar pelan. Beralaskan kain pantai warna biru, aku merebahkan tubuh Liora yang sexy pelan.

Aku melanjutkan kegiatanku dengan memegang telapak kaki Liora kemudian, sesaat setelah Liora menelentang dan mencumbui setiap jengkal kakinya. Aku mulai dengan menjilati tepalak kakinya yang mulus dan jari-jari kakinya yang lentik. Lidahku juga menghisap ujung jari- jari kakinya, yang membuat Liora semakin menggelinjang lembut. 
“Oh.. Sam.. Kamu pintar menaikkan gairahku,” desahnya pelan. Berikutnya lidahku berpindah untuk memberikan kepuasan lagi ke bagian tubuh Liora yang lain.

Kali ini adalah bagian lehernya yang aku mulai dengan mencumbu bagian belakang telinganya. Kembali Liora mendesah pelan.. “Ohh.. Teruskan Sam,” desahnya. Setelah cukup lama tangan Liora berdiam diri, akhirnya tergerak juga untuk mengambil bagian di kesempatan ini. Tonjolan di celana renangku sudah begitu keras, setelah tangan Liora masuk membelai penisku dengan lembut. 
“Oh.. Liora.. Sss..” desahku kemudian. Kemudian aku lanjutkan untuk membuka sisa dari bikini Liora yang di pinggang dengan menariknya kebawah sampai ke pangkal kaki. Dengan lembut aku menjulurkan lidahku ke bagian perut Liora yang ternyata dia sedikit kegelian. 
“Hek.. Geli Sam,” ujarnya. Seketika aku menghentikan menjilati bagian perutnya, yang aku lanjutkan dengan menjilati pahanya bagian dalam yang berakhir di pangkalnya yang berbulu hitam dan sangat lebat, tapi tertata rapi dan beraroma khas. Tak lama berselang aku menjulurkan lidahku ke bibir luar vagina Liora dengan lembut. Hal ini menimbulkan sensasi tersendiri buat Liora. 
“Ohh..Sam.. Sss..” desahnya bergetar. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan ujung lidahku di clitorisnya yang sudah menonjol dikit. Tubuh Liora semakin bergetar setelah menerima perlakuan lidahku. 
“Ohh.. Enak.. Sayang..” desahnya pelan. Lendir di lubang vagina Liora semakin deras keluar,

menandakan kalau Liora begitu terangsang hebat. “Ohh.. Sam.. Masukin sekarang.. Sayang..” pintanya mesra. Sambil merangkak aku kembali menciumi bibir Liora yang terbuka, karena menahan rangsangan yang hebat. Dengan lembut aku memegang penisku dan mengarahkan nya ke lubang vagina Liora pelan. Tanpa kesulitan aku melesakan penisku ke dalam lubang vagina Liora, karena lendir Liora cukup memudahkan bagi penisku untuk menyeruak ke bagian dalam vaginanya. “Ohh.. Tekan lebih dalam.. Sam…” pintanya kemudian. Yang diiringi dengan bibirnya mendesis lirih. “Ssshh..” desis Liora. Perlahan dan lembut aku memaju mundurkan pinggulku untuk menusukkan penisku lebih dalam lagi. Sret.. Sret.., irama penisku beradu dengan vagina Liora. Setelah cukup lama bersentuhan, terasa tubuh Liora bergetar dan mendesirlah cairan di dalam vagina Liora dengan hangat, menyirami kepala penisku. Liora mencapai orgasmenya di barengi dengan jeritan nya yang menggairahkan. “Sam.. Aku sampai.. Ohh..” teriaknya lembut. JaguarQQ 

Kemudian aku mengecup bibir Liora dengan lembut, dan kembali memaju mundurkan penisku. Dalam beberapa saat aku merasakan tanda-tanda akan mencapai puncak, seketika aku mempercepat kocokan ku ke dalam vagina Liora. Sret.. Sret.. Sret, bunyi penisku beradu dengan vagina Liora. Bergetar tubuhku saat aku menyemprotkan spermaku ke dalam vagina Liora dengan deras, sambil memeluk erat tubuh Liora yang sexy. “Ohh.. Sayang.. Enak.. Sekali..” jeritku sesaat setelah spermaku membasahi seluruh bagian dalam vagina Liora. Setelah itu aku kembali mengecup bibir Liora dengan lembut dan membisikkan kata-kata.. “Makasih yah sayang.. Kamu sudah membahagiakan aku,” bisikku lembut. Begitulah seterusnya kisah cinta antara aku dan Liora yang berujung hubungan lebih serius sepulang nya Liora Ke Jakarta. Sampai di sini dulu kisahku, nantikan kisahku yang lainnya. 


JaguarQQ

Selasa, 19 Mei 2020

Supir Sekaligus Penemani Tidur

JaguarQQ



Aku benar-benar lemas mendengar keputusan pihak manajemen perusahaan hari ini, Bulan lalu perusahaan sudah menyampaikan rencananya untuk mengurangi sejumlah karyawan, termasuk pengemudi. Hari ini aku tahu aku termasuk yang kena PHK.

Istriku tak banyak bicara ketika kutunjukkan surat pemutusan hubungan kerja itu. Ia hanya memandangi bayi kami yang baru berusia 3 bulan. Terbayang di benak kami bagaimana cara menghidupi bayi ini tanpa pekerjaan. Pesangon yang tak seberapa jumlahnya pasti tak akan bertahan lama.

Selama seminggu penuh aku menyibukkan diri dengan iklan lowongan pekerjaan di koran dan mendatangi berbagai macam perusahaan untuk mencari kerja. Hasilnya nihil. Untungnya sorenya istriku membawa kabar gembira.  bandarq online 

Pak Supandi, lelaki tua yang tinggal tak jauh dari rumah kami kena stroke. Ia harus istirahat total dan berhenti menyupir untuk majikan nya. Kata istriku, majikan pak Supandi butuh supir baru segera. Istriku mengangsurkan secarik kertas bertuliskan nama dan alamat majikan Pak Supandi.

Esok paginya aku langsung meluncur ke rumah Pak Gino, mantan majikan Pak Supandi. Rumah Pak Gino luar biasa besar dan mewah. Pembantu Pak Gino membukakan pintu gerbang dan mempersilakan aku menunggu di beranda. Sejenak kemudian Pak Gino menemuiku. Ia seorang lelaki tua, bos sebuah perusahaan peralatan masak di Surabaya.

“Kamu tetangga Pak Supandi?” Tanya Pak Gino.
“Benar, Pak. Nama saya Dimas”
“Kamu kelihatan muda sekali. Berapa umurmu?” Tanya Pak Gino.
“24 tahun, Pak”
“Sudah lama jadi supir?”
“3 tahun, Pak”
“Oke, Dimas. Langsung saja. Kamu akan menjadi supir pribadi istri saya. Istri saya adalah Area Manager perusahaan. Ia harus banyak berkeliling ke cabang-cabang perusahaan di kota-kota lain di Jawa Timur dan di Indonesia,” jelas Pak Gino. “Gaji tiga bulan pertama Rp 1,2 juta. Setuju?”

Di mobil, ketika tak sedang menelepon, Bu Astrid tak banyak bicara. Seperti pagi ini dalam perjalanan ke Malang, menuju ke kantor cabang. Ia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat atau terlalu pelan mengemudi.

Kami sampai di Malang sebelum tengah hari. Bu Astrid majikan ku langsung memimpin rapat para karyawan. Aku sendiri langsung menuju warung makan di depan kantor. Setelah 3 jam menunggu, perutku mulas. Pasti itu karena sambal pecel lele yang kumakan di warung tadi. Aku mencari WC. Kata karyawan kantor, WC supir ada di bagian belakang. Aku segera menyelinap ke belakang mencari WC yang dimaksud, melewati lorong-lorong sempit tumpukan stok barang perusahaan.

Setelah selesai dengan urusanku di kamar kecil, aku bermaksud kembali ke depan melewati lorong-lorong sempit itu. Dinding salah satu lorong itu ternyata adalah kaca salah satu ruang kantor. Tirai dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tak sengaja dari celah kecil itu aku melihat sebuah adegan seru, yang sudah pasti bukan kegiatan kantoran pada umumnya.
Seorang lelaki muda sedang asyik memeluk, mencium dan dengan lidahnya menelusuri dada perempuan yang aku kenal betul, yakni Bu Astrid. di atas sebuah sofa di ruang kantor kepala pemasaran cabang Malang.

Bagian atas blus Bu Astrid majikan ku terbuka lebar, menampakkan dadanya yang penuh di balik BH yang terurai sebelah. Bu Astrid tampak begitu menikmati itu. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka. Kalau tak ada dinding kaca ini, aku pasti bisa mendengar desah-desah nikmatnya. Aku terpaku menikmati adegan kecil di celah sempit itu.

Tak sengaja lututku menyentuh tumpukan stok barang pecah belah. Setumpuk piring jatuh berhamburan, menimbulkan suara yang pasti terdengar dari dalam ruangan. Kulihat aksi Bu Astrid dan lelaki itu terhenti seketika. Aku lari menjauh, tak perlu repot-repot menata ulang piring-piring yang berserakan.

Satu jam kemudian Bu Astrid keluar dari kantor dan minta balik ke Surabaya. Aku tak berani banyak bicara dalam mobil. Bu Astrid juga tidak, tapi ia kelihatan santai sekali. Aku bertanya-tanya dalam hati apakah ia tahu aku mengintipnya tadi. Dua puluh menit kemudian, masih dalam perjalaan balik ke Surabaya, ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“Dimas, berapa umurmu?” Tanya Bu Astrid tiba-tiba.
“24 tahun, bu”'
“Sudah menikah?”
“Sudah, Bu. Saya punya bayi usia 3 bulan”
Tiba-tiba Bu Astrid melemparkan satu amplop tebal ke kursi di sebelahku. Sejumlah lembaran seratus ribuan tampak dari ujung amplop yang terbuka.

“Itu untuk kamu dan anakmu. 5 juta rupiah!” kata Bu Astrid.
“Untuk saya?” tanyaku heran.
“Ya, untuk kamu,” tegas Bu Astrid.
“Wah, untuk apa ini, ya, bu?” tanyaku tak mengerti. Aku melihatnya dari kaca spion. Bisa kulihat Bu Astrid majikan ku tersenyum dari kaca itu.
“Ini uang tutup mulut. Aku tahu kamu mengintip aku sedang bermesraan dengan Seto tadi. Tidak boleh ada yang tahu ini. Kalau Pak Gino tahu, itu berarti dari kamu. Dan kau pasti akan kehilangan pekerjaan. Kunci mulutmu dengan uang 5 juta itu, dan kau tetap bisa bekerja. Paham?” ujar Bu Astrid tegas.



Aku terdiam sejenak. Kuberanikan bicara, “Ibu tidak perlu memberi saya uang itu. Saya akan tutup mulut. Ibu bisa pegang kata-kata saya” “Tidak! Ambil saja! Dan jangan bicara lagi!” itulah kalimat terakhir bu Astrid. Selebihnya, ia tidak bicara lagi. Besoknya aku menyetorkan uang ke tabunganku tanpa bilang-bilang istriku. Dan selanjutnya, aku menutup mulut rapat-rapat. Hari-hari berjalan seperti biasa, tak banyak yang berubah.

Yang sedikit berubah adalah suasana di dalam mobil. Belakangan ini Bu Astrid kerap kali bergeser tempat duduk. Kalau biasanya ia duduk tepat di belakangku, kali ini ia lebih sering bergeser ke kiri. Ia acap kali mencuri pandang ke arahku dari duduknya di mobil. Entah kenapa ia begitu. Yang jelas aku tak pernah berani menatapnya dari balik spion.

Pagi ini aku mengantar Bu Astrid ke bandara Juanda. Ia akan bertugas memeriksa cabang Bali selama seminggu. Jadi, selama seminggu ini aku akan stand-by di kantor Pak Gino sebagai sopir cadangan. Tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku. Itu dari Bu Astrid. Bunyinya, : Sopir cabang Bali sakit. Kamu ke Bali siang ini. Sudah saya kirim uang buat beli tiket pesawat. Kamu langsung ke kantor Cabang Denpasar”.

Segera aku mendapatkan uang tiket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Surabaya. Senang juga rasanya naik pesawat untuk pertama kalinya. 4 jam kemudian aku sudah berada di Kantor Cabang Denpasar. “Saya lebih nyaman kalau kamu yang nyupir,” kata Bu Astrid begitu duduk di kursi belakang di mobil Cabang Denpasar. “Kamu banyak tahu jalan-jalan di Denpasar, kan?” tanya Bu Astrid.

“Ya, Bu. Saya menempuh SMA saya di sini,” kataku.
“Baiklah, langsung ke Hotel Santika Kuta Beach,” perintah Bu Astrid.
Setelah check-in di hotel, aku sempat membawakan barang ke kamar Bu Astrid, sebuah kamar cottage tepat di pinggir pantai Kuta. “Ini uang buat cari hotel kecil di sekitar sini. Mobil kamu bawa. HP-kamu mesti stand-by. Kalau saya perlu keluar, saya akan telepon,” kata bu Astrid.
“Baik, bu!”

Aku mendapatkan hotel kecil tak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, sehabis mandi, dan mengenakan t-shirt, teleponku bergetar. Bu Astrid kirim SMS. “Charger saya ketinggalan di mobil. Bisa kau antar ke hotel?” demikian bunyi SMS itu. Aku segera beranjak. Ketika sampai di hotel, SMS Bu Astrid datang lagi, “Kamu sudah sampai hotel? Bisa langsung antar charger ke kamar saya?”

Dengan charger di tangan, aku bergerak ke bagian belakang hotel dan mencari cottage bu Astrid. Di malam hari suasana cottage itu syahdu benar, dengan tanaman rindang, lampu redup di seputaran cottage dan deburan ombak laut tak jauh dari cottage. Aku mengetuk pintu cottage.

“Masuk saja, tidak dikunci!” terdengar suara Bu Astrid. Aku tak berani langsung masuk. Ragu aku berdiri di depan pintu.
“Masuk, Dimas!” suara Bu Astrid agak meninggi, setengah memerintah.
Aku mendorong pintu. Bu Astrid berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan segelas soft-drink dengan rambut terurai dan senyum manis. Berdebar aku melihatnya. Tank-top merah ketat yang dikenakan membiarkan lekuk-lekuk dadanya terlihat jelas. Belahan dada yang indah itu pun tidak tersembunyikan. Aku menatap kakinya yang jenjang. Shorts putih yang teramat pendek itu menyajikan sepasang paha mulus yang kencang.
“Ini chargernya, Bu Astrid. Saya taruh sini, ya!” kataku gugup. Bu Astrid berjalan menghampiriku. Ya ampun! Cara berjalan itu, demikian menggetarkan dada. Seksi nian orang satu ini. “Kamu kelihatan gugup,” ujar Bu Astrid tenang, menatapku dengan pandangan penuh. Tak pernah ia memandangku sedemikian rupa sebelumnya.
“Lihat sekeliling. Sebuah kamar yang nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Sempurna sekali, bukan?” kata Bu Astrid. Aroma parfum mahal itu menyergap hidungku. Aku tak tahu Bu Astrid bicara apa, tapi aku menjawabnya.

“Ya, benar. Sempurna,” kataku. Aku mundur beberapa langkah. Bu Astrid makin dekat ke arahku.
“Apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Bu Astrid. Wajahnya tak jauh dari wajahku,
“Saya….eh…saya, harus segera balik. Saya tidak ingin mengganggu kesempurnaan suasana ini,” kataku.
“Begitu?” kata Bu Astrid pelan, meletakkan gelas di meja di sebelahnya. “Kalau begitu, balikkan badan dan tutup pintu itu,” katanya kemudian. Aku menuruti perintahnya. Aku membalikkan badan, dan menutup pintu.
“Tidak, begitu, Dimas. Tutup dari dalam, bukan dari luar!” ujar Bu Astrid.
Aku terkejut. “Dari dalam? Maksud Ibu?””
“Ya, dari dalam. Dan kau tetap di sini. Kita cuma berdua di kamar yang romantis ini. Tidak bisakah kau lihat ranjang itu? Tidak kah kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini? Tidak bisakah kau lihat betapa aku menginginkanmu?”
Aku diam terpaku. Tapi ada benda yang mulai terasa mekar di selangkanganku. Bu Astrid mendekatiku dan mengalungkan kedua tangannya ke leherku. “Pangil aku Astrid saja. Bawa aku ke ranjang itu. Aku ingin kamu cumbui aku. Bercintalah denganku. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.

Bibir Astrid telah mendarat di bibirku. Dilumatnya aku dengan rakus dan beringas. Entah kenapa aku tak lagi ragu. Kubalas lumatan bibir itu dengan tak kalah beringas. Sungguh manis dan segar bibir itu. Astrid segera melepas kaosku dan melepas tank-topnya sendiri, membiarkan dada indahnya telanjang.

Aku segera menyergap dada indah itu. Kukulum dan kuhisap habis-habisan puting susu Astrid. Aku yakin itu yang ia suka dan ia mau sekarang. Dan aku benar. Ia mengerang dan mendesah dan membiarku aku mengeksplorasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku.  JaguarQQ 

Kukulum lembut puting merah jambu itu dan kuremas- remas dengan ritme yang lembut pula. Tubuh Astrid bergetar hebat. Dengan ciuman bertubi-tubi dan dorongan dadanya pula, ia menggerakkan aku ke arah ranjang dan menindihku dengan gencar, masih dengan ciumannya yang makin beringas.

“Susuku. Aku mau kau hisap putingku lagi. Telusuri sekujur dadaku. Buat aku nikmat. Buat aku melayang, Dimas!”
“Kau akan dapatkan yang kau mau, Astrid” kataku tersengal.
Kuberi Astrid jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Ia membalasanya dengan gerakan yang sangat terlatih dan terampil. Dibalasnya aku dengan menghisap dan menggigit kecil putingku. Dan debur ombak pantai Kuta seperti mendadak membimbing Astrid untuk memintaku melepaskan celana pendek yang dikenakan itu, dan ia tak sabar membantu aku melepaskan celana jeansku.
“Lepas celanaku, Dimas. Lepas dan beri aku kejantananmu,” Astrid mendesah ketika mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan. Tempik indah dan manis perempuan itu menyembul dengan kerumunan rambut halus yang menyemut di sekitarnya.
“Kamu mau aku menggerayangi ini dengan lidahku?” tanyaku.
“Itu yang aku mau. Do it!” kata Astrid.

Ia membantu dirinya sendiri terlentang dan meraih kepalaku. Kubenamkan wajahku di tempat Astrid dan kumainkan lidahku, merangsek sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar itu. Astrid merintih, mengerang, mendesah dan mengaduh nikmat. “Ohhhh! ooouhhhh! Ouuuhhhh, Dimasss !! That’s good. Terussss. Terusss. Ouuuh!” Astrid terus mengerang di antara debur ombak pantai.

Sejenak kemudian, ia mengangkat kepala dan meraih penisku. “Sekarang kau harus merasakan balasanku,” seloroh Astrid. Ia menelan bulat-bulan penisku dan mengulumnya penuh nikmat. Iapun menarik penisku maju mundur mulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan jepitan mulutnya. Aku terengah-engah dibuatnya. Sungguh ahli perempuan ini memberikan kenikmatan pada penisku. Benar-benar mabuk aku dibuatnya.

Tak sabar lagi aku. Libidoku sudah naik ke ubun-ubun. Aku menindihnya, menyerang susunya sekali lagi dan membuat Astrid menggelinjang liar di tempat tidur itu. Astrid lebih tak sabar lagi. Ia mengulum penisku dan membantuku mencari tempat basahnya.

“Senangkan aku, bahagiakan aku, Dimas. Aku mau kamu sejak pertama aku melihat kamu!
“Kamu terlalu banyak meminta, Astrid,” kataku.
Kubenamkan penisku ke dalam vaginanya yang basah menantang. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Astrid. Kubiarkan penisku mencari titik-titik nikmat di vagina Cina seksi ini. Kuberi ia bonus gigitan-gigitan kecil di puting dan sekujur susunya. Ini membuat Astrid senang bukan main. Tak bisa kujelaskan rintihan, desahan dan erangan Astrid.

Aku dan Astrid bercinta semalam suntuk. Astrid hanya memberiku istirahat sejenak sebelum ia mulai menyerang aku lagi. Ia punya banyak teknik permainan yang membuatku terperangah. Dan ia selalu meminta, meminta dan meminta. Ini membuat aku harus mengimbanginya terus, berapa kalipun ia memintanya.

Kami berada di Bali seminggu penuh. Astrid pintar bikin alasan untuk tidak perlu datang ke kantor cabang. Ia hanya mau aku mencumbunya terus dan terus tiada habis. Pada malam terakhir sebelum balik ke Surabaya, aku dan Astrid bercinta di dalam sleeping-bag selepas tengah malam di pantai yang sunyi.

Begitu balik ke Surabaya, Astrid terus minta aku memuaskannya : di kamar rumahnya ketika Pak Gino dan seisi rumah sedang keluar, dan di mana saja. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan Singapura. Sering pula Astrid minta aku mencumbunya di dalam mobil dan dimana saja ia menjadi horny.


JaguarQQ

Senin, 18 Mei 2020

8 Posisi Kama Sutra Yang Boleh di Coba

Ada 8 cara yang wajib Anda coba untuk menyenangkan suami, dengan posisi Kama Sutra.

JaguarQQ


Sebenarnya menyenangkan suami itu mudah, hanya saja kita terkadang kurang peka. Kalau kata orang tua, ada dua hal yang bisa menyenangkan suami. Hal pertama adalah memanjakannya dengan menu masakan, dan hal kedua adalah melayani kebutuhan seksualnya. bandarq online 

Bicara soal kebutuhan seksual, Kama Sutra mengajarkan banyak hal menarik soal posisi seksual. Di sana setidaknya ada sekitar 64 posisi seks yang bisa dipelajari dan dicoba. Nah, di antara posisi tersebut inilah 8 posisi Kama Sutra yang wajib dicoba.

Reach for the heaven

Mari mengawalinya dengan posisi misionaris berikut ini. Posisi yang disebut oleh Cosmpolitan sebagai 'reach for the heaven' ini adalah pengembangan dari posisi misionaris, di mana kedua lengan diangkat dan ditempelkan di atas tembok/kepala ranjang dengan sedikit ditekan. Tujuannya adalah agar penetrasi lebih dalam, dan jangan segan-segan menggoyangkan pinggul untuk menggapai orgasme yang lebih cepat.

Plus:

Posisi ini membuat suami mudah menentukan seberapa cepat penetrasi dilakukan. Selain itu Anda juga dapat merasakan kedekatan yang lebih karena tubuh benar-benar bergesekan satu sama lain. Posisi intim yang satu ini memudahkan Anda untuk tetap berkomunikasi dan berciuman.

Tight Squeeze

Tingkat kesulitan posisi ini 'MEDIUM' karena dibutuhkan kerja sama antara suami dan Anda. Posisikan Anda dalam tubuh telungkup, angkat sedikit pinggul dan pantat agar suami dapat dengan mudah melakukan penetrasi.

Plus:

Posisi ini memberikan kenikmatan yang maksimal hampir seperti posisi doggy style, hanya saja Anda akan merasa lebih nyaman karena dapat berbaring dalam posisi telungkup. Membuat durasinya lebih lama ketimbang doggy style.

Wow Him

Adalah posisi seks yang sangat memudahkan Anda untuk tetap berkomunikasi dengan suami. Posisi ini adalah saat suami duduk dengan nyaman, dan Anda duduk di atas pangkuan menghadap padanya. Di sini Anda dan dia dapat bekerja sama dengan baik, dan Anda dapat menentukan kecepatan permainan. Sementara itu suami juga dapat memainkan kedua bukit kembar.

Plus:

Posisi ini membuat keduanya dapat bergantian menentukan permainan, kekuatan dan durasi. Tidak ada salah satu yang dominan, dan penetrasi dapat dilakukan dalam dan nyaman.


Back Up Boogie

Adalah posisi kreasi dari woman on top, di mana Anda akan duduk di atas suami. Posisi Anda memunggungi suami dan bertumpu pada kedua tangan seperti posisi saat push up. Di sini, Anda bisa mengontrol kecepatan dan durasi sehingga klimaks dapat dicapai bersama-sama.

Plus:

Posisi ini membuat Anda tetap nyaman dan tidak terburu-buru mencapai klimaks.

Leg Lock dan Amazing Butterfly

Ada dua gaya yang langsung bisa dipraktekkan di dalam posisi ini. Yang pertama adalah posisi leg lock. Anda duduk di atas meja dan suami dalam posisi berdiri. Lingkarkan kedua kaki pada pinggul suami. Sementara tangan Anda bisa bergerak bebas, berpegangan pada meja atau memainkan kedua bukit kembar.

Posisi ini dilanjutkan dengan Amazing Butterfly, di mana Anda telentang di atas meja. Salah satu kaki atau keduanya di angkat di atas bahu suami.

Plus:

Permainan ini bisa dilakukan di dapur atau ruang kerja suami. Tidak harus melulu bosan di dalam kamar, sehingga memberikan sebuah pengalaman baru yang membuat suami ketagihan.

Figure Eight

Adalah posisi misionaris dengan meletakkan bantal di bawah pinggul sehingga memudahkan penetrasi yang lebih dalam. Di sini, kedua kaki telentang, dan dibuka. Posisikan ketinggian bantal sekitar 45 derajat. Pegang punggung suami dan nikmati rangsangan klitoris yang menyenangkan di posisi ini.

Plus:

Gerakan ini sangat lembut namun memberikan kenikmatan bagi keduanya sehingga mencapai klimaks secara perlahan dan puas.

Joystick Joyride

Adalah gerakan woman on top di mana Anda duduk di atas suami dengan posisi berhadapan. Di sini Anda yang lebih banyak memegang kendali, sehingga Anda dapat menentukan kecepatan penetrasi dan gerakan. JaguarQQ 

Plus:

Gerakan ini aman untuk dilakukan para pemula. Memberikan kemudahan penetrasi dan membuat kedua pasangan lebih intim.

Posisi mana terlebih dahulu nih yang akan Anda coba malam ini?


JaguarQQ

Rabu, 13 Mei 2020

Mantap Mantap Yang Terpaksa

JaguarQQ

Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau jawa ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Indah seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Indah sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.

Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Hendro, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Indah. Hendro, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya. bandarq online 

Sosok pribadi Indah memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Hendro yang sering mengantarkan Indah dari jalan besar menuju ke kediaman Indah yang masuk ke dalam gang.
Suatu sore, Indah pulang dari sekolah. Seperti biasa Hendro mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Hendro memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Indah. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Indah nanti akan dikerjai. Hendro sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.

“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Indah.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Hendro sambil terus mengayuh becaknya. Dengan sedikit kesal Indah pun terpaksa mengikuti kemauan Hendro yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Hendro, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Hendro membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Indah.
“Hujan..”, jawab Hendro sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya.
Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Indah menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Hendro sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Indah yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Indah pun kaget mendengar ucapan Hendro tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Indah sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Hendro tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Indah terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Indah dengan wajah yang memucat.


Sejenak Hendro menatap tubuh Indah yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Indah yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Indah mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Hendro yang semakin mendekati tubuhnya. Tubuh Indah mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Hendro yang mulai menjamah paha Indah, tapi percuma saja karena kedua tangan Hendro dengan kuatnya memegang kedua paha Indah.
“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Indah meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Hendro malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Indah itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Indah.
Indah pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Hendro mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Indah. Tubuh Indah menggeliat ketika tangan-tangan Hendro mulai menggerayangi bagian pangkal paha Indah, dan wajah Indah menyeringai ketika jari-jemari Hendro mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.

“Iihh..”, pekikan Indah kembali menggema di ruangan itu di saat jari Hendro ada yang masuk ke dalam liang vaginanya. Tubuh Indah menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Hendro semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Indah yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Hendro yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya. “Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Indah. Saat ini lubang kemaluan Indah telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Hendro.

Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Hendro mencabut jarinya dari lubang kemaluan Indah. Indah nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Hendro kemudian menarik tubuh Indah turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Indah hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Hendro juga menikmati wanginya tubuh Indah sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Hendro mulai menikmati bibir Indah yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Indah mendesah-desah di saat Hendro melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Indah oleh gigi dan bibir Hendro yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Hendro pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Indah mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Hendro.
Cengkeraman Hendro di tubuh Indah cukup kuat sehingga membuat Indah sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Indah pasrah di hadapan Hendro yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Hendro meraih kepala Indah dan menekan tubuh Indah ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Hendro yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Hendro kepala Indah dihadapkan pada penisnya. “Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Hendro sambil menjambak rambut Indah. Takut pada bentakan Hendro, Indah tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Hendro mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Indah.

“Hmmphh..”, Indah mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Indah menggelembung karena batang kemaluan Hendro yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Hendro mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Indah di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Indah. Indah menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Hendro. Sementara kedua tangan Hendro yang masih mencengkeram erat kepala Indah mulai menggerakkan kepala Indah maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Indah. Suara berdecak-decak dari liur Indah terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Hendro melakukan hal itu kepada Indah, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Hendro mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Indah semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Indah. Wajah Hendro menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan.. “Aakkhh..”, Hendro melengking, croot.. croott.. crroott..

Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Hendro yang mengisi mulut Indah yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Indah berusaha melepaskan batang penis Hendro dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Hendro mencengkeram kuat kepala Indah. Sebagian besar sperma Hendro berhasil masuk memenuhi rongga mulut Indah dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Indah.
“Ahh”, sambil mendesah lega, Hendro mencabut batang kemaluannya dari mulut Indah.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Indah. Demikian pula halnya dengan mulut Indah yang nampak basah oleh cairan yang sama. Indah meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Hendro seperti itu.
“Sudah Pak.. Sudahh..” Indah menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Hendro yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Indah. Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Hendro membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Hendro kemudian memegang tubuh Indah yang masih menangis terisak-isak. Indah sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Indah bergetar ketika Hendro menidurkan tubuh Indah di lantai gudang yang kotor itu, Indah yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Hendro. Setelah Indah terbaring, Hendro menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Indah hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Hendro memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Indah. Kedua mata Hendro pun melotot tajam ke arah kemaluan Indah. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.  JaguarQQ 

“Aaiihh..”, Indah melengking keras disaat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Hendro. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Indah. “Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Hendro mendesis nikmat. Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Hendro langsung menggenjot tubuh Indah dengan kasar. “Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Indah mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Hendro yang keras dan kasar. Sementara Hendro yang tidak peduli terus menggenjot Indah dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Indah yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Hendro menggagahi Indah yang semakin kepayahan itu, sepertinya Hendro sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Indah, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Hendro kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Hendro pun berejakulasi.
“Aahh..” Hendro memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Indah yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Hendro.
Dan akhirnya kedua tubuh itu pun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Hendro. Hendro puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya. Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Hendro dengan becaknya kembali mengantarkan Indah yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Indah tak mampu lagi berjalan normal hingga Hendro terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.

Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Hendro dengan leluasa menuntun tubuh lemah Indah hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Indah bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Hendro pun kemudian meninggalkan Indah dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Indah yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

JaguarQQ

Selasa, 12 Mei 2020

Merindukan Sentuhan yang Dulu Hilang

JaguarQQ


Ini menceritakan tentang hubungan sex dengan teman lamaku yang cantik dan mempunyai tubuh mulus dan seksi yang bernama Sarah. Aku dan Sarah sudah lama sekali tak bertemu. Setelah sama-sama lepas dari pasangan masing-masing, keinginan bertemu besar sekali. Mungkin karena banyaknya kecocokan kami dahulu, dari mulai curhat sampai ML yang boleh dibilang sudah sama-sama hapal kesukaan masing-masing. Pada suatu kesempatan, kami bertemu kembali di telepon, dan langsung janjian bertemu di kantornya hari sabtu siang, yang kebetulan juga ada pekerjaan yang harus diselesaikannya.  

Meluncurlah aku kekantornya di sebuah building di jalan utama ibu kota. Karena hari itu hari sabtu, praktis sebagian besar kantor tutup. Demikian juga di lantai tempat kantor Sarah, hanya kantornya yang buka, itupun sudah tidak ada karyawan piket karena memang cuma setengah hari. Karenanya, Sarah sendiri yang membukakan pintu dan menyambutku dengan penuh semangat. Akupun demikian, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin cantik, sensual dan sexy, apalagi dengan penampilannya siang itu yang mengenakan blazer merah, rok mini ketat dan sepatu tinggi hingga menampakkan kejenjangan kakinya serta kemulusan kulitnya yang mulus, walaupun tubuhnya tetap tidak berubah, yaitu mungil dan ramping. bandarq online

“Aku selesai’in kerjaanku dulu ya., abis itu baru kita jalan..”, Kata Sarah sambil mengajakku ke mejanya setelah kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu. Sarah lalu duduk di kursinya sambil menyelesaikan pekerjaan di komputernya.
“Aku pijetin yah..,” Kataku sambil berdiri di belakang kursinya berbarengan dengan mampirnya kedua tanganku di pundaknya untuk memijat. 
“Hmm.., enaknya.., udah lama ya kamu nggak mijet aku.., aku kangen sama tanganmu..,” katanya lagi sambil menggeliat manja. 
“Kangen sama bibirku juga nggak?,” bisikku kemudian yang kubarengi dengan ciumanku di kupingnya. Sarah langsung menggeliat, apalagi waktu kerah blousenya agak kusingkap dan ciumanku menjalar ke leher dan tengkuknya yang mulus.
Aroma tubuhnya yang alami kurasakan lagi setelah sekian lama tak berjumpa dengannya. 
“Ssshh.., kamu nggak berubah yah..,” Rintih Sarah kenikmatan sambil mematikan computernya. 
“Kaya’nya kita nggak perlu keluar dari sini deh.., sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” katanya lagi. Agak lama Sarah mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya, mataku terbelalak melihat Sarah hanya tinggal mengenakan blazer merahnya yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa bicara, Sarah langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yang hanya berisi meja bulat dan beberapa kursi. “Aku kangen melihat tubuhmu,” katanya lagi. Sementara aku buka pakaianku semua, Sarah mendekatiku dan tiba-tiba melumat bibirku yang langsung kusambut dengan meneroboskan lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum lidahnya.

Begitu aku bugil total, Sarah meyuruhku duduk di kursi meeting, sementara dia ambil posisi berdiri dihadapanku sambil pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis. Setelah itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah pemandangan yang amat indah. Buah dadanya yang ranum, bulat, dan padat dengan pentilnya yang merah muda itu nampak mencuat menantang, apalagi dengan tubuhnya yang makin basah oleh keringat sehingga kulitnya yang mulus makin berkilat. Belum lagi aku terkagum-kagum melihatnya, Sarah langsung duduk dipangkuanku dengan mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga posisi buah dadanya tepat persis di mukaku.

“Udah lama kamu nggak menyantap susuku, ayo dong isep”, Goda Sarah sambil meneruskan melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke atas senderan kursiku dan menyodorkan dadanya hingga kepalaku terbenam di antara dua bukitnya yang kenyal itu.

Penisku mulai berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma tubunya yang bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku untuk bermain-main dulu dengan menciumi lehernya yang jenjang dan terus ke belakang telinganya. Sarah menggeliat kegelian dan membuat hidung dan bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, setelah sebelumnya menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kuciumi sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah satu kesukaannya juga. Kegeliannya membuat kepala Sarah menengadah kebelakang sehingga buah dadanya siap dilumat dengan mulutku yang makin liar.

Kujilati mulai dari bawah buah dadanya, terus kesamping dan berlama-lama di seputar putingnya yang makin mengeras. Sarah yang nggak sabar, mendorong putingnya ke mulutku yang langsung kusambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan kemotan-kemotan halus di putingnya. Tubuhnya makin menggelinjang ketika tanganku juga beraksi mengusap-usap selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi. Jariku mulai menyusup ke vaginanya dan kugosok-gosok klentitnya. Tidak Cuma itu, jari-jarikupun menerobos masuk ke vaginanya yang terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang makin lama makin cepat, dan ..
“Aaggh..sudah dong, sudaah”, Erang Sarah yang badannya mengejang sambil mendekap erat mukaku di buah dadanya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku merasakan hangatnya cairan dari vaginanya. Rupanya Sarah baru saja mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku. Tubuhnya lalu kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku dengan posisi kedua kakinya, dari batas lutut menjuntai ke bawah, agar Sarah bisa beristirahat sebentar mengembalikan tenaganya. Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya.

Sementara beristirahat, aku yang duduk kembali di kursi mengangkat kedua kakinya, melepas sepatu tingginya, dan menaruh di pangkuanku sambil kupijat lembut dari ujung kaki hingga betisnya.
Kupandang sejenak kakinya yang bener-bener mulus bersih dengan jari-jari kakinya yang rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yang ramping berisi. Sarah menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya. 
“Aawh..sshh,..geli sayang,” Rintihnya lagi namun tetap pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan kujilati dari mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya. Selain kumainkan lidahku, tak lupa kukemot satu persatu jari kakinya yang kutahu paling dia suka. Sarah menikmati sekali permainanku ini sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan karena menahan geli dan nikmat. Walaupun kedua kakinya masih kuciumi, pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya.  



Sarah meronta-ronta, apalagi ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam menembus liang vaginanya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan maju-mundur pinngul Sarah, dan 
“aghh”..aagh!” Tubuhnya melengkung dan mengejang. Kepalanya direbahkan kebelakang dan kedua pahanya dirapatkan sehingga menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya sambil tangannya terus menekan kencang. Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas dan kutumpangkan masing-masing di pundakku, sehingga posisi penisku tepat berada di depan liang vaginanya yang persis berada di pinggir meja. 

“Ooowh ..,” teriak Sarah begitu penisku yang tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang vaginanya. Langsung kugerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Sarah menjerit-jerit kecil karena menahan geli, setelah mencapai klimaks sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan penisku yang makin lama makin cepat bergerak maju-mundur. Sarah makin pasrah waktu pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil terus menggenjot vaginanya. Baru sebentar Sarah tak tahan, dan lebih memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus menggoyang-goyang pinggulnya.

Kesempatan ini kupergunakan dengan merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan dengan tak henti menggenjot vaginanya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas gundukan buah dadanya yang ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan lehernya. Penisku menghujam makin cepat ke liang vaginanya. Kedua tanganku kemudian menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke putingnya untuk kujilat dan kukemot habis-habisan.., 

sehingga ” Aaagghh..!,” Teriak Sarah dan aku hampir bersamaan. Kedua tubuh bugil kami sama-sama menegang. Kedua kakinya kencang sekali menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan kepalaku ke buah dadanya. Kami sama-sama terdiam beberapa saat menikmati ledakan yang luar biasa. Keringat mengucur deras membasahi meja meeting itu walaupun AC terasa dingin. Kulepaskan tubuhku kemudian sambil memandangi tubuh Sarah yang indah mulus itu terlentang di atas meja. Tampangnya yang sensual itu masih tersenyum kepuasan, dan membuatku gemas. Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk liku tubuhnya dengan jilatan-jilatan nakal, Sarah cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan manja berkata lagi, ” Coba deh kamu tiap hari ke kantorku.”  JaguarQQ 

JaguarQQ


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,