Rabu, 28 Juni 2017

Kisah Pilu, Beban Mental Seorang Wanita Tak Bisa Hamil


JaguarQQ-Org- Menikah tiga tahun, tapi belum juga diberi momongan. Hal seperti ini tentu banyak terjadi 
di sekitar kita. Jangankan tiga tahun, pasangan Surya Saputra dan Cynthia Lamusu 
bahkan harus menunggu delapan tahun untuk akhirnya menimang bayi kembar mereka. 
Jangan ditanya bagaimana perasaannya, karena kebahagiaan itu tentu tak bisa ditukar 
dengan apapun.

Kembali ke kisah pasangan yang sudah menikah tiga tahun, tapi belum juga mendapat 
anak.Sebut saja dia Rini, wanita kuat yang selalu sabar menghadapi pertanyaan dari 
keluarga dan orang-orang sekitarnya tentang anak. Tentu saja dia sudah ingin sekali bisa 
menggendong bayi, dan tentu saja dia sudah berusaha, melakukan berbagai cara untuk 
bisa mendapatkan anak.

Banyak pertanyaan dan terutama nasihat yang ditujukan kepadanya. Rini hanya 
menerimanya dengan senyum, menjawab pertanyaan dengan sabar, dan menanggapi 
nasihat-nasihat itu dengan terbuka. Namun apakah kita tahu bagaimana perasaan dia 
yang sebenarnya? Dalam kamarnya, dia menangis sendiri, merasa tertekan karena semua 
orang mempermasalahkan hal ini.

"Wah, kalau aku dulu ngelahirin normal. Berat bayiku 3,55 kilo, panjangnya 52 centimeter. 
Nggak ribet kok lahirannya," ungkap seorang ibu muda pertama.
"Wih! Gede banget ya anaknya. Aku waktu itu juga lancar dan nggak ribet lahirannya. 
Cuman anakku 2,8 kilo aja beratnya," ibu muda kedua menimpali.
"Alhamdulillah aku juga nggak ribet... Waktu lahiran anak-anak kucing di rumahku," Rini 
ikut nimbrung obrolan tentang kelahiran anak, tampak bercanda.
Menurut kamu, apa benar dia hanya bercanda dengan ungkapannya itu, ladies? Tentu 

saja tidak! Hatinya selalu tercabik-cabik mendengar percakapan semacam itu. Dia kembali 
menangis sendiri di dalam kamarnya, kecewa akan nasibnya yang memang masih belum 
dikaruniai anak hingga tiga tahun usia pernikahannya. Dia yang sabar pun, makin hari 
makin merasa tak berguna.

Keesokan paginya, sang suami sudah selesai mandi. Sarapan pun sudah tersaji rapi di 
atas meja makan. Ruangan kecil itu sungguh rapi dan selalu bersih. Karena waktu sudah 
menunjuk pukul 8, tanpa menunggu Rini, pria itu pun langsung makan roti bakar cokelat 
keju kesukaannya, dan lalu menandaskan segelas cokelat hangat yang takarannya selalu 
pas di lidahnya.

Beranjak ke beranda, sang suami masih belum melihat bayangan kekasih hatinya itu. Dia 
lalu menuju taman belakang, tempat di mana Rini selalu asyik menyemprot air atau 
menyiangi bunga-bunga yang mereka tanam. Tak nampak juga wanita itu di sana. Hanya 
ada secarik kertas di atas meja bundar kecil, di samping bangku tempat mereka biasa 
menghabiskan sore sambil ngeteh. Agen Domino99

"Dear Abang Aldo,

Maafkan Rini yang hingga hari ini tak kunjung bisa memberikan keturunan untukmu. 
Maafkan Rini yang menjadi akar masalah dari olok-olokan keluarga dan teman-teman kita. 
Maafkan Rini yang tak berguna ini.
Sudah banyak cara Rini lakukan demi bisa mendapatkan buah hati, namun apa hasilnya? 
Nol belaka. Rini pun sudah lelah dengan gunjingan mereka. Rini merasa tak pantas 
menjadi pendamping hidup abang.
Abang... Rini sangat mencintai abang. Rini sayang sama abang, dan akan selalu begitu. 
Rini tahu, abang menginginkan buah hati untuk teman bermain saat weekend. Rini tahu, 
abang merindukan tawa anak kecil di rumah ini.
Rini pergi, abang. Di rumah orang tua abang, ibu sudah punya calon lain untuk abang. 
Abang tak perlu bingung menceraikan Rini. Rini rela dimadu kalau memang itu bikin 
abang bahagia setelah nanti punya anak.
Rini pergi, abang. Sebentar saja, untuk sedikit menenangkan pikiran. Supaya saat Rini 
kembali nanti, Rini sudah siap untuk kembali melayani abang, meski ada wanita lain dalam 
kehidupan keluarga kita.
Rini pergi, abang. Bukan untuk lari dari masalah. Hanya sekedar ingin sendiri sesaat, 
membangun kekuatan batin dan mental. Abang tahu, Rini pasti kembali.
Salam sayang,

Rini."


Sejak surat itu diterima Aldo, tak ada lagi sosok Rini yang punya peran penting di rumah 
itu. Di rumah yang selalu bersih, rapi, dan harum. Tak ada lagi sarapan dan makan malam 
yang tersaji manis di atas meja. 

Tak ada lagi lagu Michael Buble yang berkumandang 
mengundang badan untuk bergoyang, yang selalu diputar Rini di hari Minggu pagi. Tak 
ada lagi senyum manisnya.

Rini memang pulang. Tapi dia pulang berupa kenangan. Tubuh yang terbujur kaku, 
dikirim dari rumah sakit, beberapa jam setelah sebuah kecelakaan nahas menimpa bis yang 
ditumpangi Rini dari Yogyakarta menuju kota tempat Aldo menunggunya.
 Aldo yang sudah memutuskan untuk tak menerima saran dari ibunya. Aldo yang hanya ingin Rini, 
bukan wanita lain, meski tanpa buah hati. Domino99

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,