Tampilkan postingan dengan label CINTA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label CINTA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Januari 2025

HILANGNYA KEPERJAKAANKU

https://heylink.me/Jaguar.QQ/

               JaguarQQ : Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar




FORUM DEWASA - Aku kini benar-benar terbangun setelah mendengar dengkuran Mas Har beberapa lamanya. Kuperhatikan dada dan perutnya yang padat lemak itu naik-turun seirama dengan suara dengkur yang makin menjengkelkanku. Aku turun dari ranjang dan berjalan menuju cermin besar di kamar tidur kami. Kupandangi dan kukagumi sendiri tubuh telanjangku yang masih langsing dan cukup kencang di usiaku yang tigapuluhan. Kulitku masih cukup mulus dan putih, payudaraku tetap bulat dan kenyal, pas benar dengan bra 37B warna pink favoritku saat kuliah. Dan wajahku masih halus, semua terawat oleh kosmetik yang aku dapatkan dari uang Mas Har.

Ah, aku masih sangat menarik. Tentu saja, tanda-tanda ketuaan tak bisa dihindari, namun tubuhku belum pernah melar karena hamil, apalagi melahirkan. Aku masih ingin meniti karierku, aku ini wanita yang menikmati kekuasaan. Dan menikah dengan Mas Har membuka lebar-lebar kesempatan untuk meraih ambisi itu. Kualihkan pandangan pada sosok lelaki tambun di ranjangku. Mas Har yang dulu tampil sangat jantan, bisa sangat berubah dalam waktu 12 tahun. Rambut halus di dada dan perutnya dulu yang selalu membuatku bergairah bila dipeluknya, kini tumbuh makin lebat dan liar, sedangkan Mas Har tidak pernah mau mencukurnya. Perutnya yang kokoh dulu kini ditutupi oleh selimut lemak yang sangat tebal. Memang otot dada dan tangannya yang kekar masih bertahan. Namun kalau aku bercinta dengan Mas har sekarang, rasanya aku sedang ditiduri oleh seekor gorilla. Memuakkan.DominoQQ

Mas Har memuaskan nafsuku Meski begitu, hasratku akhir-akhir ini makin tak tertahankan. Seringkali, akulah yang meminta duluan ke Mas Har untuk memuaskan nafsuku. Namun gara-gara stamina Mas Har yang loyo di usianya yang setengah abad lebih, aku hampir pasti tidak terpuaskan dan kebanyakan aku sendiri yang menyelesaikan “tugas” Mas Har. Sama seperti yang terjadi sore ini, tinggal sebentar lagi aku merasakan orgasme, tiba-tiba Mas Har keluar, dan dengan napas tersengal-sengal ia membelai-belai tubuhku kemudian tertidur lelap di sampingku.

Lagi-lagi harus jari-jariku sendiri yang memuaskanku. Aku sudah tak tahan. Aku tidak peduli lagi pada nilai dan norma yang berlaku bagiku sebagai perempuan. Kubulatkan tekadku, kemudian aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dari bekas cumbuan suamiku yang memuakkan.
Selesai sarapan Mas Har pamit padaku dan mengatakan betapa menyesalnya dia harus meninggalkanku akhir pekan ini ke Singapura, demi kepentingan lobby perusahaannya. Mas Har memang pernah menawarkan padaku untuk pergi bersamanya, tapi aku menolak dengan alasan aku lelah dengan pekerjaan kantorku dan sedang tidak ingin pergi begitu jauh hanya untuk berbelanja. Dan kesempatan ini akan aku gunakan sebaik-baiknya. Sore ini aku akan punya kegiatan yang lebih menarik dari sekedar berbelanja, di Singapura sekalipun. Supir kami mengantar Mas Har pergi dan 30 menit kemudian aku pergi menuju kantor membawa sedanku sendiri.

Angga membawa sebotol minuman Setelah makan siang aku kembali ke kantor dan menyelesaikan sebagian pekerjaanku hari itu dan dua jam sebelum waktu pulang, aku menyerahkan sisa pekerjaan itu ke bawahanku. Mereka tidak terlalu senang dengan tugas mendadak itu, tapi nampaknya mereka sudah terbiasa dengan perangaiku. Mereka paham bahwa aku tidak ingin menjadi lelah, karena sepulang kerja nanti aku akan pergi bersama teman-temanku, eksekutif wanita muda yang lain. Hanya saja mereka tidak tahu kalau hari itu, aku sudah membatalkan acara jalan-jalan kami.

Kukemudikan sedanku ke arah rumahku, namun kemudian berbelok menuju tempat lain. Sekitar 15 menit kemudian aku berhenti di samping sebuah lapangan basket di dalam suatu perumahan. Di sana sejumlah remaja SMU sedang bermain. Aku turun dari mobilku dan duduk di samping lapangan tempat tas-tas mereka diletakkan, lalu menyaksikan permainan mereka. Salah satu dari mereka, mengenakan kostum basket warna merah, yang kemudian melihatku, tersenyum dan melambaikan tangannya. Aku membalas dengan cara serupa. Dia adalah Angga, anak salah satu bawahanku yang sedang kutugaskan pergi ke luar kota selama beberapa hari. Hubunganku dengan keluarga mereka cukup akrab untuk mengetahui bahwa Angga mengikuti latihan basket dua kali seminggu di sana.
Sepuluh menit kemudian permainan berakhir dan sejumlah remaja itu menuju ke tas mereka, yaitu ke arahku. Aku berjalan menuju Angga membawa sebotol minuman yang sudah kusiapkan pagi tadi.BandarQ

“Ang, minum dulu nih. Ternyata tadi di mobil Tante masih ada sebotol”, tawarku.
“Oh iya, Tante, makasih!”, jawabnya tersengal.
Nampaknya ia masih kelelahan. Angga mengambil botol dari tanganku dan segera menghabiskan isinya. Kami berjalan menuju tasnya. Dan ia mengeluarkan handuk untuk menyeka keringatnya. Aku mengintip sebentar ke dalam tasnya dan bersyukur aku memberikan botol minumanku kepada Angga sebelum ia sempat mengambil minuman bekalnya sendiri.
Sebagai pemain basket, Angga cukup tinggi. Dari tinggi badanku yang 168 cm kuperkirakan kalau tinggi Angga sekitar 180-an cm. Bisa kuperhatikan tangan Angga cukup kekar untuk anak seusianya, sepertinya olahraga basket benar-benar melatih fisiknya. Figur badannya menunjukkan potensinya sebagai atlet basket. Aku beralih ke wajahnya yang masih nampak imut walau basah oleh keringat. Dengan kulit yang kuning, wajahnya benar-benar manis. Aku tersenyum.
Setelah menyeka wajahnya, Angga memperhatikanku sebentar dan berkata, “Tante Nia dari kantor? Kok pake ke sini?”
“Nggak, males aja mau ke rumah, enggak ada temannya sih. Om Harry lagi ke Singapura. Jadi tante jalan-jalan.. terus ternyata lewat deket-deket sini, sekalian aja mampir..” ujarku setengah merajuk.
Ia beralih sebentar untuk ngobrol dan bercanda dengan temannya.
“Sama dong Tante, Angga lagi males nih di rumah, nggak ada orang sih!”
“Nggak ada orang? Ibu sama adik kamu ke mana?”
“Nginep di rumah nenek, besok sore pulang. Aku disuruh jaga rumah sendirian”. Angga menaruh handuknya dan duduk di sampingku.
“Oh, kebetulan banget ya..” kata-kata itu tiba-tiba terlepas dari mulutku.
Yang dikatakan Angga benar-benar di luar dugaanku, tapi justru membuat keadaan jadi lebih baik. Aku tidak perlu bersusah payah untuk mencari tempat ber..
“Kenapa, Tante? Kebetulan gimana?”
“Iya, kebetulan aja kita sama-sama cari teman..” Angga tersenyum.
“Sebenarnya.. Ehh.. Tante ada perlu sih ke rumahmu. Ada file laporan penting yang harus diambil segera, padahal papa kamu masih di luar kota. Kira-kira bisa nggak ya, tante ke rumahmu ngambil file itu? Tante sudah bilang kok sama Papa kamu, katanya tante disuruh ngambil aja di rumah..”
“Oh, nggak apa-apa kok. Cuma mungkin agak lama ya, Tante. Soalnya aku musti cari-cari kunci cadangannya lemari papa. Biasanya selalu dikunci sih, kalau pergi-pergi. ”
“Nggak masalah, Tante nggak buru-buru. Kita pergi sekarang?”.
Angga mengangguk lalu kami berjalan menuju mobilku. Angga melambaikan tangan pada teman-temannya dan meneriakkan kata-kata perpisahan. Kuperhatikan teman-teman Angga saling berbisik dan tertawa-tawa kecil melihat kami pergi.
“Di rumah benar-benar nggak ada orang yah, Ang?”
“Cuma aku doang, Tante. Untungnya sih Mama ngasih uang lumayan buat cari makan.”
“Aduh.. Kaciann..” kataku manja. “Tapi biasanya seumuran kamu pasti ada pacar yang nemenin kemana-mana kan..”
Angga menoleh dan tersenyum padaku. “Wah, Angga nggak punya Tante. Belum ada yang mau!”
“Ah, masa? Cowok keren kaya kamu gini loh!” Kutepuk pelan lengannya, mencoba merasakan sejenak kekokohannya. “Kalau Tante sih, sudah dari dulu Angga tante sabet!”
Angga hanya tertawa ramah, ia sudah biasa dengan gaya bercandaku yang agak genit itu. Padahal sebenarnya, sosok Angga benar-benar sudah mempesonaku saat ia diperkenalkan padaku dan Mas Har setahun yang lalu.
Dosis ekstra pada minuman Angga Perjalanan ke rumah Angga memakan waktu sekitar 30 menit karena jalanan sudah penuh oleh mobil-mobil orang lain yang menuju rumah masing-masing. Dalam perjalanan aku tetap memperhatikan Angga. Aku ingin tahu apakah minuman yang tadi Angga minum sudah menunjukkan reaksinya.
Biasanya aku menggunakan obat itu untuk memancing nafsu Mas Har dan mempertahankan staminanya. Aku mungkin sudah gila.. Mencoba untuk tidur dengan bocah SMU anak pegawaiku sendiri.. Tapi biarlah.. Gelegak di diriku sudah tak mampu lagi aku bendung.
Tadi pagi aku memberikan dosis ekstra pada minuman yang kuberikan pada Angga, dan sekarang aku penasaran akan efeknya pada tubuh muda Angga. Bisa kulihat sekarang napas Angga mulai naik-turun lagi setelah sempat tenang duduk dalam mobil. Duduknya juga nampak sedikit gelisah. Aku menepi. Kami sudah sampai.
Ia membuka pintu dan mempersilahkan aku masuk. Aku duduk nyaman di sofa ruang tamu dan ia menuju dapur untuk menyiapkan segelas minuman buatku. Rumah Angga tidak besar, sekedar cukup untuk tinggal empat orang. Sekali lagi aku menanyakan pada diriku sendiri, apakah aku ingin melakukan hal ini.. Dan sedetik kemudian aku menjawab: aku memang benar-benar menginginkannya..
Kutanggalkan jas dan blazerku, menyisakan sebuah tank-top putih untuk melekat di bagian atas tubuhku. Tadi pagi aku sudah mematut diri di kaca dengan tank-top ini. Sebenarnya ukurannya sedikit lebih kecil dari ukuranku, hingga cukup ketat untuk memperlihatkan dengan jelas bentuk payudaraku, bahkan puting susuku. Aku tersenyum geli ketika meihat diriku di cermin pagi itu. Rok miniku kutarik sedikit lebih tinggi, dan kusilangkan kakiku sedemikian rupa hingga Angga yang nanti kembali dari dapur akan memperhatikan pahaku yang mulus.
Angga keluar beberapa menit kemudian membawakan segelas sirup dengan batu es. Ia terdiam sejenak sebelum melanjutkan langkahnya menuju meja di depanku.
“Panas banget, Ang. Makanya Tante copot blazernya”, kataku setengah mengeluh.
“Iya, memang di sini nggak ada AC seperti di rumah Tante”.
Suara Angga sedikit terbata, nafasnya naik-turun, dan mencoba tersenyum. Kulihat Angga juga berkeringat, tapi aku tahu hal itu bukan hanya karena panas yang ada di ruang tamu ini. Aku mengambil gelas yang dingin itu dan menggosokkannya pada bagian bawah leherku yang berkeringat. Segar sekali..
“Ahh.. Seger baget Ang. ”
Angga menelan ludahnya. Kuminum sedikit sirup itu.
“Uhh.. Top banget. Enak, Ang”, ujarku setengah mendesah.
“Hmm.. Tante.. Angga.. Angga cari kunci lemarinya papa dulu ya..” kata Angga. Anak ini pemalu juga, kataku dalam hati.
“Oh, iya deh, Tante tunggu. ” Angga kemudian bergegas menuju satu lemari besar di samping sofa dan mulai membuka laci-lacinya.
Aku bersabar sedikit lebih lama. Aku tahu dari tingkah laku Angga yang makin gelisah, kalau obat itu sebentar lagi akan benar-benar memberi efek. Setelah 10 menit mencari dan belum menemukan kuci itu. Aku berjalan ke arah Angga yang masih membungkuk, mencari kunci itu di salah satu laci.
“Ang.. Apa nggak lebih baik..” Angga lalu berdiri dan membalikkan badannya menghadapku. Aku tahu dia sempat mencuri pandang ke arah dadaku sebelum melihat wajahku. Ia menelan ludahnya. Aku mendekat padanya hingga jika aku melangkah sekali lagi tubuhku akan langsung bersentuhan dengannya. Angga mencoba mundur, tapi lemari besar itu menghalanginya.
“Kenapa..? Tante..?”, nafasnya terasa menyentuh dahiku. Aku mendongak sedikit, menatap wajahnya.
“Lebih baik kamu..” Tanganku meraba otot bisepnya, padat..
“Mandi dulu..” Tanganku yang satu menyentuh tepi bawah kostum basketnya..
“Terus ganti baju..” Kedua tanganku mulai mengangkat kausnya..
“Kan, kamu keringetan gini..” Tanganku setengah meraba otot-otot perutnya yang keras sambil terus membawa kausnya ke atas..
“Nanti.. Kuncinya.. Dicari lagi..” Dadanya cukup kokoh, dan terasa sekali paru-parunya mengembang dan mengempis semakin cepat, jantungnya berdegup kencang.. Wajahku terasa panas, jantungku ikut berdetak cepat.
Angga mengangkat lengannya dan berkata, “Ya Tante..”
Tapi suara Angga lebih mirip desahan berat. Kuangkat lagi kausnya ke atas dan Angga dengan cepat meneruskan pekerjaanku dan kemudian melemparkan kausnya ke samping. Angga sekarang bertelanjang dada, dengan celana selutut masih dikenakannya. Aku merapatkan badanku padanya namun tiba-tiba aku berhenti setelah merasakan sesuatu mengenai perutku. Aku mundur sedikit dan melihat ke arah dari mana sentuhan di perutku berasal.
“Oh..!”, bisikku sedikit terkejut.
Dari dalam celananya terlihat tonjolan yang cukup panjang dan besar. Penis Angga.. Siluetnya terlihat jelas dari celana basketnya yang longgar. Aku melihat wajah Angga. Ia juga melihat tonjolan di celananya itu, sedikit terkejut, kemudian melihatku. Napasnya menderu.
“Eh, maaf tante.. aku.. Nggak pernah.. Pake..”
“Celana dalam? Nggak.. Pernah..?” potongku.
Ia hanya menggeleng dan kembali menatapku.
Aku tersenyum. “Nggak apa-apa.. Lebih baik gitu..”
Wajah imutnya memperlihatkan keterkejutan. Tapi aku segera kembali merapatkan tubuhku dan maju lebih berani. Kucengkram batang kemaluannya dari luar celananya. Angga napak semakin terkejut dan badannya berguncang sedikit. Kemudian semua berjalan menuruti nafsu kami yang bergelora.
Angga memelukku, membawa bibirku rapat ke bibirnya dan melakukan ciuman paling bernafsu yang pernah aku terima dalam satu dekade ini. Lidahnya bergelut liar dengan lidahku, bibirku digigitnya pelan.. Kupegang kepalanya dan kurapatkan terus dengan wajahku. Kuacak-acak rambutnya seakan aku ingin seluruh tubuhnya masuk ke dalam ragaku.
Angga mencoba menyudahi ciuman itu. Aku khawatir ia akan menolak untuk bertindak lebih jauh, hingga aku tidak membiarkannya. Tapi aku sudah sulit mengatur napasku, dan akhirnya kulepaskan wajahnya. Aku tersengal, mencoba menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ternyata Angga sama sekali tidak berhenti. Saat aku ditaklukkan nafsu saat berciuman tadi, Angga sudah berhasil melepaskan tank-topku tanpa sedikitpun aku menyadarinya. Tank-top itu kini berada di bawah kakiku. Dan kini Angga mulai menghisap dan menjilati leherku dengan buas.
“Ohh.. Anngghh..” ini dia yang selama ini kudambakan, gairah dan energi yang begitu meluap..
Lidah Angga bergerak lagi ke bawah.. Membasahi belahan dadaku.. Berputar sebentar di sekitar puting kiriku, memberikan sensasi geli yang nikmat.. Kemudian Angga melahap payudaraku.Domino99

“Ouuhh.. Kamu.. Ahh.. Kurang ajar yahh.. Hmmpphh.. Terusin Anngg.. Ahh.. Mmmhh..”
Bocah ini.. Benar-benar bernafsu.. Ia lalu melakukan hal sama pada payudaraku yang sebelah kanan dan segera membawaku ke ambang orgasme.. Aku merasakannya.. Sedikit lagi.. Tapi ia tiba-tiba berhenti, membuatku melihat ke bawah, ingin tahu apa yang terjadi. Ia berlutut, dan mencoba melepaskan rok miniku. Tanganku bergerak cepat membantu Angga dan dua detik kemudian rok itu sudah jatuh ke lantai. Aku mencoba melepaskan pula celana dalamku, namun Angga lebih cepat.. Ia merobeknya.. Sejurus kemudian lidahnya beraksi lagi.. Dalam liang kewanitaanku..
“Anggahh.. Kamuhh.. Nggak sopann..”
Kumajukan pinggulku, rasanya aku ingin membenamkan seluruh wajah Angga ke dalam vaginaku.. Lidah Angga yang tak terlatih, membuatku harus membantunya menyentuh daerah yang tepat dengan menggerakkan kepala bocah itu.
“Uuuhh.. Di sini Anngghh.. Ohh.. Yeeaahh..!!”
Angga terus bergerilya dalam gua-ku hingga aku merasakan gelombang kenikmatan yang hebat.
“Angghh.. Tante.. Mau.. Aaahh!!”
Tubuhku menggeliat seiring dengan orgasme yang melandaku. Angga dengan liar menjilati cairan-ku sampai tetes yang terakhir. Kakiku terasa lemas.. Pelan-pelan aku terduduk.. Dan kemudian berbaring di lantai.. Merasakan sisa-sisa kenikmatan yang telah Angga berikan sambil terengah-engah..
Aku melihat ke arah Angga. Ia juga sedang terengah-engah. Badannya berdiri kokoh di hadapanku. Badan kekarnya yang berkeringat, berkilat oleh pantulan matahari sore yang menerobos jendela kamar. Dan.. Tak ada lagi celana basket yang melekat di badan itu. Pistolnya.. Mengacung tegak ke arahku. Batangnya begitu besar.. Pasti lebih dari 20 cm, dan tebal. Rambut tipis dari kemaluannya berlanjut ke atas menuju pusarnya. Oh.. Begitu muda dan gagah..
“Tante.. Aku..”
“Giliran Tante, Ang!”

Aku berdiri, menghimpit tubuhnya dan menjilati badan remaja itu. Tangannya yang kuat mengelus mendekapku sambil mengusap punggungku. Saat kugigit-gigit putingnya, Angga mendesah perlahan dan rambutku diacaknya. Tanganku dengan mudah mendapati penisnya, kemudian kukocok pelan. Sementara itu lidahku mengembara di otot-otot perut Angga.DominoQQ

Penis Angga terlalu besar Kini aku sampai pada pusarnya. Lidahku terus bergerak turun dan kulahap pucuk batang kejantanan Angga. Angga menggeram. Kukulum batangnya dan aku puas mendengar Angga terus mendesah.
“Ooohh.. Tante.. Ahh..”
Kucoba untuk menelan lebih dalam, tapi ukuran penis Angga terlalu besar. Sudah saatnya..
“Ayo Ang, biar tante ajarin caranya jadi lelaki..”
Kuajak dia berbaring di lantai, lalu pelan-pelan aku duduk di perutnya sambil memasukkan pistol Angga ke ’sarung’-nya, memastikan agar aku mendapatkan kenikmatan yang aku mau.
“Aaahh.. Angga.. Punya kamuhh.. Besaarr.. Uuhh..”
Aku membelai dadanya, dan mulai bergerak naik-turun. Angga melenguh dan memejamkan mata, meresapi setiap gerakan yang kubuat.
“Uuuhh.. Eegghh.. Aduhh.. Nggak pernah.. Angga.. Ngerasain.. Enak kaya ginihh..”
Setelah mulai terbiasa dengan ritmeku, Angga membuka matanya. Tangannya memegang kedua payudaraku yang naik turun.
“Tante Nia.. Oohh.. Seksi banget.. Ahh..”
Ia memerasnya.. Dan terasa sangat nikmat.. Kini aku yang menghayati permainan Angga. Tapi aku segera tersadar, kali ini AKU yang akan memuaskan Angga.
Aku mempercepat gerakanku, sambil sesekali memutar-mutar pinggulku.
“Ohh.. Tante.. Terusiinn.. Enaakk.. Aahh.. Mmmhh..” Tangannya beralih ke pantatku, mencoba ikut mengatur ritmeku. Kuberikan apa yang Angga minta, kujepit batangnya dan aku semakin bergoyang menggila.
“Gini kan.. Mau kamu, Angghh.. Ehh..”
“Uhh.. Yaa.. Ohh.. Aaagghh.. Kenceng bangett.. Ayo tante..”
Aku bagai lupa daratan, kenikmatan yang kurasa benar-benar membius, dan sebentar lagi.. Tinggal sebentar..
“Tantee.. Oooaagghh!! Oh, yeaahh!!”
“Annggaa.. Aaagghh.. Ohh.. Ohh..”
Aku merasakan kenikmatan paling dahsyat dalam hidupku, bersamaan dengan ejakulasi Angga. Kami berpelukan, berguling sementara Angga masih meneruskan tikaman penisnya dalam vaginaku, membawaku semakin jauh dari dunia ini..
“Ohh.. Anggaa.. Ohh.. Kamu.. Udahh.. Bukan perjaka.. Lagi.. Ahh..”
Ia menciumiku, memanjakan payudaraku, membelai-belai rambutku..
Dengan napas yang tersengal-sengal Angga berbisik di telingaku,
“Duhh.. Nggak nyangkah.. Tante.. Nakal banget.. Ahh.. Tapi Angga.. Suka.. Dinakalin..
Tante.. Ehh.. Kontol Angga masih ngaceng nihh.. ehh.. Mau Tante apain lagi..?”

https://heylink.me/Jaguar.QQ/


Selasa, 31 Desember 2024

MENIKMATI TUBUH PEMBANTU MONTOK

https://heylink.me/Jaguar.QQ/

          JaguarQQ : Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar




FORUM DEWASA - Hari Minggu siang ini aku sedang santai membaca buku Anthony De Mello yaitu Kicauan Burung, ketika aku mendengar suara mobil istriku berhenti didepan garasi. Suaranya yang nyaring itu, terdengar ketika ia memanggil pembatuku untuk membuka pintu garasi. Aku melongokkan kepalaku kearah garasi ketika dia masuk dengan membawa bebarap kantung belanjaan.

“Anindi, masukkan barang-barang ini ke kulkas segera ya..” perintahnya kepada pembantuku. Anindi adalah pembantuku satu-satunya, setelah kemarin Nurul minta ijin untuk berhenti karena mau dikawinkan oleh kedua orang tuanya.. Tak lama kemudian istriku datang menghampiriku yang sedang santai membaca sambil nonton acara TV.. “Pa ini pembantu baru yang gantiin si Nurul, aku baru ambil dari yayasan di Depok.DominoQQ

Namanya Anindi pa,” jelas istriku.Dibelakangnya berjalan dengan kepala tertunduk si pembantu baru ini. Sosok tubuhnya cukup tinggi, dengan wajah yang mencerminkan gadis dari desa dan perawakan yang cukup bagus. Yang membuat aku agak memberikan perhatian lebih lama adalah bongkahan daging yang sangat menonjol didadanya itu. Aku memang gak bisa menahan diri, jika melihat buah dada yang membusung seperti itu. Wah enak nih kalau bisa meremas dan mengulum buah dada seperti ini, pikirku..

“Umurnya baru 22 pa, tapi dia dah pengalaman jadi TKW ke Arab,” jelas istriku. “Ini bapak ya di, kamu mesthi layani Bapak dengan baik lho..” “Iya bu, saya akan lakukan,” jawabnya sambil tetap menundukkan kepalanya, sehingga membuatku lebih leluasa untuk mengamati tonjolan buah dadanya yang bulat itu. “Ya sudah sana,” kataku, “kamu bantu Anindi di belakang. Yang penting kamu kerja yang baik.”“Iya pak, terima kasih saya boleh kerja disini..” sahutnya sambil membalikkan badan dan berjalan kearah dapur. Sempat aku perhatikan perawakannya dari belakang, ternyata dia punya pantat yang cukup bundaar dan sekal, paha dan betisnya sangat bagus bentuknya walau kulitnya tidak terlalu putih. Ini jenis body yang sangat membangkitkan selera nafsu birahiku. Tak terasa adikku sudah mulai bangun dan menggeliat ketika membayangkan pembantu baruku tanpa sehelai benang ditubuhnya.. Aaaargghh….!!!

Pekerjaanku sebagai konsultan lepas untuk beberapa perusahaan membuatku lebih sering berada dirumah, dan mengerjakan segala sesuatunya dirumah. Aku keluar rumah ketika ada klien atau mitra yang harus kutemui, selebihnya aku lebih senang menghabiskan waktuku dengan bermain bersama anak-anaku. Sehari-hari setelah mengantar anak-anakku kesekolah, aku kembali kerumah dan mulai mengerjakan tugas-tugasku .Aku sedang diruang kerjaku menulis analisa tentang perusahaan telekomunikasi T yang merupakan kompetitor dari klien utamaku, ketika Anindi melewatiku dengan membawa peralatan pembersih, “Permisi pak, mau bersihin kamar dan kamar mandi Bapak..” jelasnya lirih sambil menundukkan kepalanya.BandarQ

Kupandangi wajahnya yang masih tetap menunduk, an kemudian turun kedadanya yang membusung, padat dan tegak.“Kamu umur berapa sih sekarang Di?” tanyaku sambil tetap tidak melepaskan pandanganku dari dadanya. “Saya 22 tahun pak, tahun ini,” jawabnya sambil masih tetap menundukkan kepalanya. “Kamu dah kawin ya,” tebakku sambil bersuara agak tegas, walau ngakunya pada istriku masih gadis. “Jangan bohong kamu sama aku ya..” tegasku. Dia makin menundukkan kepalanya dan kemudian menjawab lemah, “Sudah pak, tapi jangan bilang ibu ya pak, saya sangat butuh banget kerjaan ini pak. Anak saya sangat perlu uang untuk beli susu dia pa..” “Ya sudah, sana.. Tapi kerja yang baik dan nurut disini ya, sama aku.. Jangan bantah..

Tolong klosetnya jangan lupa kamu gosok yang bersih, ya Di..” kataku, sambil tak lepas menatap dadanya yang nampak lebih membusung hari ini dengan kaus oblong putih yang agak kekecilan itu.. “Makasih pak, saya akan nurut bapak, tapi jangan bilang ibu ya pak..” pintanya lirih. He….he…he.. ada kartu AS ni buat aku untuk muasin sikecil yang sudah mulai tegak.. Oke untuk hari ini kamu aku biarkan lolos dari incaranku, sambil mulai memikirkan cara untuk dapat menikmati tubuhnya, terutama dadanya sang sangat tegak, padat dan sekal itu..Pagi itu aku sedang mengetik kerjaan didepan komputer ketika Anindi lewat untuk membersihkan kamarku.. Hemmhh.. Masiih dengan kaus yang agak ketat, dadanya tampak sangat membusung dan menggairahkan.. “maaf pak mau bersihkan kamar dan kamar mandi bapak..” pintanya sambil masih menunduk.. “Ya sudah sana,” jawabku sambil tak lepas menatap buah dadanya yang indah..Aku melanjutkan pekerjaanku sambil memikirkan cara yang tepat untuk menikmati buah dada pembantu baruku ini.. Ketika kudengar dia memasuki dan membersihkan kamar mandiku, aku segera bangkit dan menyusul masuk ke kamar mandi.. “Di tolong kamu potongi bulu rambut slot yang ada ditelingaku ini ya.. Hati-hati tapi kamu, jangan sampai luka..” kataku. Dengan hati-hati dia mulai memotongi rambut di telingaku, dan dengan sengaja kuangkat sikuku, sambil berpura-pura meringis kesakitan, hingga menyentuh tonjolan didadanya..Dia agak mundur sedikit, tapi kembali sikuku mengejar buah dada yang kesat itu. Wah masih padat dan kenyal sekali, sehingga adikku mulai tegak.. Ketika kusuruh dia pindah kekuping kiriku, sekarang dengan telapak tanganku kananku kusentuh, kutekan, dan mulai kuremasi buah dada yang sudah beberapa hari ini menghantuiku.. Dia menjauhkan tubuhnya dan berhenti memotong rambut kupingku.. “Paakk, jangan pak..”pintanya lemah.. Tapi aku segera menghardiknya “Ayo, lanjutkan motongnya!!!” Dengan takut-takut dia melanjutkan kegiatannya dengan hati-hati, dan kembali aku menjulurkan telapak tanganku untuk meremas dadanya.

Meski dia berusaha menghindar tapi aku malah berusaha untuk memasukkan tanganku kebalik kaus ketatnya, dan akhirnya berhasil kusentuh dan kuremas dengan nikmat buah dadanya yang sebagian lagi masih tersembunyi dibalik BHnya. “Pakk, jangan pakk.. nanti dimarahin ibu pakk…”pintanya lirih sambil berusaha lari keluar kamar mandi.. Karena takut nanti dia berteriak, akhirnya ku biarkan di keluar dari kamar mandi.. Uhh… ini buah dada yang terkenyal dan terpadat yang pernah kurasakan… Awas kamu nanti Anindi, janjiku pada diriku sendiri.. Aku harus bisa menikmati lebihhh…..Biasanya anak-anak memang tidak tidur bersama aku dan istriku..Dan Anindi setiap malam tidur dikamar tidur anakku, dan menemani mereka ketika mereka tidur dikamar itu.. Tapi malam itu anak-anak tidur dikamarku, jam 21.30 mereka sudah terlelap dikeloni oleh istriku. Aku masih didepan komputer, ketika kudengar suara langkah kaki Anindi menaiki tangga dan masuk kekamar anakku..Ah.. malam ini aku harus menikmati lagi kenyalnya buah dada si Anindi pikirku.. Tiga jam kemudian, setelah yakin istriku lelap dalam tidurnya, aku mengendap-endap mendekati kamar anakku dan menempelkan kupingku kepintu.. Aku yakin Anindi sudah tidur, karena dari dalam kamar anakku hanya suara desis AC saja yang terdengar..

Kunci pintu kamar anakku memang sengaja aku sembunyikan, sehingga dengan leluasa aku masuk dan segera menutup kembali pintu..Kulihat Anindi tidur dengan nyenyaknya, dan dada yang membusung itu nampak dengan jelas dibalik setelan dasternya yang longgar.. Kucoba untuk membuka kancing atas dasternya, ternyata dia tidak mengenakan BH malam ini.. Waaahh….pucuk dicinta ulam tiba, pikir ku.. Setelah lima kancing terbuka semua, maka menyembullah buah dada yang bulat dan tegak.. Aku yakin ukurannya tidak kurang dari 36c, dan yang membuatku tambah terangsang karena buah dadanya tetap tegak kencang walau dia dalam posisi telentang.. Kutangkupkan telapak tangan ku pelan-pelan diatas dada indah itu, dan pelan-pelan aku mulai meremasnya.. Wahhh adikku sudah mengeras dengan cepatnya, dan nafsuku makin tak tertahan..Segera kuhentikan remasanku, ketika dia bergerak hendak pidah posisi walau masih dalam keadaan tidur. Ternyata posisinya malah makin membuatku spaneng.. Sekarang dia telentang sepenuhnya, dan kedua kakinya membuka agak lebar, dengan buah dadanya membusung tegak tanpa tertutupi daster atasnya yang telah kubuka kancingnya.. Aku sudah tak dapat menahan lagi nafsuku yang memuncak, segera kuaposisikan kedua lututku diantara kedua pahanya dan kutindih dia seraya mulutku tanpa basa-basi lagi segera mengulum dan mengisapi buah dadanya..Anindi terbangun tapi masih belum sadar apa yang terjadi, dan ketika kesadarannya pulih keadaan sudah terlambat karena buah dadanya sudah sepenuhnya tenggelam dalam kuluman mulutku dan kedua tanganku segera menahan kedua tangannya yang hendak mendorong kepalaku.. Ahhhhh memang enak benar susu pembantu baruku ini.. Benar-benar kenyal dan padat sekali, pantas tetap tegak walau dia dalam posisi telentang dan tanpa penyangga apapun.. Inilah buah dada yang selama ini kuidam-idamkan.. Mulutku tak henti mengulum dan mengisap susu Anindi, putingnya kekecap-kecap dengan lidahku..Awalnya Anindi masih berusaha memberontak, tapi ketika kukunci pinggangnya dengan pinggangku yang berada diantara kedua pahanya, dan kedua tangannya kutahan dengan tanganku, akhirnya dia pasrah dan mengendurkan pemberontakannya.. Aku makin menggila dan mulutku makin gencar menghajar kedua buah dadanya bergantian.. Nampaknya dia tak bisa menghindar dari rangsangan yang timbul dari kuluman dan isapanku pada kedua buah dadanya, sebab matanya muai memejam dan dia seakan menggigit bibirnya sendiri menahan rangsangan itu.. Nafsuku juga makin memuncak melihat ekspresi wajahnya yang mencoba menahan rangsangan yang timbul, dan akhirnya aku coba untuk menarik celana pendek longgar yang dia kenakan sedikit..Dia menahan tanganku yang mencoba menarik turun celana pendeknya, tapi segera kutingkatkan serangan mulut dan lidahku pada buah dada yang membuncah itu. Dari susunya yang kanan, aku berpindah lagi kekiri dan terus tidak berhenti, sambil kembali aku berusaha menarik turun celana pendeknya.. Akhirnya dengan masih tetap menindihnya aku berhasil menarik turun celana pendek sekaligus celana dalamnya hingga ke pergelangan kakinya, dan akhirnya lepaslah celana itu dari tubuhnya.. Yeessss….. terpampanglah tubuh bugil pembantu baruku tetap dibawah tindihanku, dan masih juga mulut dan tangan ku bergantian menghajar kedua buah dadanya tanpa henti..Kuhentikan sebentar kegiatanku dengan masih dalam posisi dimana aku duduk diantara bentangan pahanya yang sudah telanjang, dan mulai aku melepaskan kaus dan celana pendek dan celana dalam hingga akhirnya aku dalam keadaan telanjang bulat.. Anindi nampak kaget dan agak ketakutan melihat kelakuanku, tapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena aku masih tetap mengunci posisinya dibawahku.. Aku mulai lagi mengulum susu Anindi bergantian kiri kanan, sambil menindihnya aku mulai menempatkan kontolku tepat diatas vaginanya..Sambil meningkatkan seranganku pada susunya, kontolku yang sudah mengeras dengan sempurna kutekankan pada mulut vaginanya.. “Paakkk….jangaaann paaakkk….” keluh Anindi agak lirihhh.. Nafsuku yang sudah diubun-ubun membuatku gelap mata dan tak menghiraukan desah lirihnya.. Kupegang kontolku dengan tangan kananku, dan mulai kutekankan kemulut vaginanya pelan-pelan.. “Aaahhhh …..sakiiiittt paaakkkkk..” jerit Anindi lirih dengan berusaha menggeser pinggangnya kekiri menghindari tekanan kontolku dimulut vaginanya..DominoQQ

Udah Di jangan gerak-gerak lagi…” bujukku pelan, sambil kembali menempatkan kontolku pada posisi yang tepat dimulut vaginanya dan kebali kutekan hingga masuk kepalanya saja.. “Addduuuhhh paakk… sakkiiitt paakk..” Kembali Anindi hendak menggeser pinggangnya, dan segera aku menahannya sambil sedikit membentaknya dengan galak “Diaamm aja kamu Di…” Dengan ketakutan akhirnya dia menghentikan usahanya untuk menggeser pinggangnya, dan dengan nikmatnya kembali aku menekankan kepala kontolku kedalam mulut vaginanya.. Yeeessss…. mulai masuk setengahnya, rasanya luar biasa enaakkk..Kulihat dia memejamkan kedua matanya dan gigi atasnya menggigit bibir bawahnya menahan sakit dan nikmat ketika kontolku yang berdiameter 3 cm dan panjang 16cm mulai menyeruak makin kedalam… Akhirnya dengan sentakan yang agak kuat akhirnya kontolku masuk sepenuhnya kedalam vagina Anindi… Ahhhh.. Benar-benar nikmattt cengkraman vagina Anindi, dia mengejan menahan rasa sakit ketika seluruh batang kontolku masuk menghunjam kedalam vaginanya… Rasa-rasanya seperti dipijat dan disedot-sedot.. Akhirnya pelan-pelan aku mulai menggerakan kontolku mundur separo, berhenti sedetik dan mulai maju lagi hingga habis tenggelam dalam cengkeraman nikmat vagina Anindi..Kutingkatkan pelan-pelan kecepatan gerakan maju-mundurku, dan nampaknya Anindi mulai merasakan nikmat yang luar biasa ketika batang kontolku menggesek bagian dalam vaginanya.. Rasa sakit ketika kontolku yang besar habis tenggelam dalam vaginanya, mulai tergaintikan dengan rasa nikmat tadi… Mulai kupacu keras dan cepat hunjaman batang kontolku kedalam vaginanya..”Adduhh… ppaaakkk…” desahnya lirih yang makin meningkatkan nafsuku, sehingga sambil tetap mengayunkan batangku kembali kedua susunya menjadi bulan-bulanan mulut dan tanganku.. “Aaahhhh ….. ini bener-bener enak Di…” kataku…Setelah lebih 15 menit aku mengayun dengan kecepatan yang bervariasi, akhirnya kuhentikan ayunanku dan kulepaskan kontolku dari cengkeraman vaginanya yang luar biasa peret… “Ayo kamu telungkup dan agak nungging dii..” perintahku agak galak, sambil membantunya telungkup dan menarik agak keatas pantatnya yang sekal, indah, dan membulat itu.. Kuposisikan kembali kontolku yang masih keras kearah mulut vaginanya, dan “…bblleesss…” suara itu mengiringi amblesnya lagi batang kontolku kedalam vagina Anindi.. Dan kembali rasa seperti disedot dan dicengkeram otot-otot vagina Anindi yang kencang dan masih sempit itu melanda seluruh rangsang syarafku.. Mungkin dia kembali mengejan untuk menahan rasa sakit yang masih terasa dari sodokanku kedalam vaginanya…Pelan kembali kuayun pinggangku kedepan dan kebelakang, sambil tanganku menahan dan meremas pantat Anindi yang bulat, sekal, dan padat itu.. Pemandangan itu membuat nafsuku makin kuat, apalagi ketika melihat susunya terayun-ayun tegas mengikuti ayunan pinggangku ke pantat sekalnya, serta erangannya ketika aku menekan habis batang kontolku kedalam vaginanya.. “Aaahhhhh….aahhhhh…. paak sudaaahhh…. paakkk….”erangnya lirih… Justru erangannya menambah nafsuku untuk menghajar dengan cepat dan kuat pantat dan vaginanya, dan kembali kuremas-remas susunya dari arah belakang… Luaaarrrr…biaaassaa……… ..!!!!!!!!!!!Setelah lebih dari dua puluh menit aku menghajar pantat dan vaginanya dari belakang, sambil meremas-remas susunya yang indah, aku lepaskan lagi batang kontolku dari cengkeraman vaginanya yang masih erat dan kuat pelan-pelan.. AAHhhhh.. benar-benar nikmat.. Kembali kubalikan tubuh Anindi telentang dan kuangkat kakinya sedikit keatas, kembali kudekatkan batang kontolku yang masih keras kemulut vaginanya… Anindi sudah benar-benar pasrah dan membiarkan aku mengatur seluruh posisinya dalam persetubuhan ini, walau masih terdengar kembali erangan lirihnya memintaku menyudahi permainan nikmat ini.. “Paakk….suudaaahh ..paakkk..”Kuacuhkan permintaannya, dan kembali kuhantamkan batang kontolku kedalam vagina peret dan seret itu.. Ayunanku semakin cepat dan kadang bervariasi dengan ayunan pelan, tiada henti dengan diiringi erangan dan desahannya bercampur dengan suara indah beradunya pangkal kontolku menghantam pangkal pahanya “..plookkkhh…ploookkkhhh…” Pemandangan ayunan tegas kedua susu Anindi, seirama dengan ayunan pinggangku, membuat nafsuku memuncak cepat..Apalagi cengkeraman otot vagina dan raut wajahnya yang mengejan menahan rasa sakit dan rangsangan yang timbul, membuatku tak dapat menahan lagi untuk meremasi dan mengulumi kembali kedua susunya.. Kadang kugigit kecil karena tak mampu menahan rasa nikmat dan gemasku atas kekenyalan susunya.. Akhirnya setelah lebih dari 20 menit dalam posisi MOT, rangsangan itu memuncak dan kepala kontolku terasa luuaar biiaasssaa nikmat..Gerakan ayunanku semakin cepat dan akhirnya aku tak dapat menahan lebih lama lagii, persis ketika air maniku sampai diujung mulut kontolku, segera kutarik keluar dan kumuntahkan air maniku diatas perut, dada busung, dan sebagian wajahnya..”croott..crooot…cr oottttt…crrrooottt thhh ….” ”Aaahhhh….. niikmmaaaaaaatttttt……”eran gku tak dapat menahan rasa luar biasa yang timbul ketika air maniku keluar deras menyemprot perut, dada, dan wajahnya… Setelah habis air maniku keluar, aku rebahkan diriku disamping tubuh Anindi yang lemah tergolek telentang setelah kugarap hampir satu jam penuh..Domino99

Baca Juga Senam Ranjang Bersama Mertua Yang Seksi
Dia segera menarik selimut yang tergeletak disampingnya, dan menutupi tubuh telanjangnya dengan selimut itu.. Sepintas sempat kulihat dia menitikkan air mata, dan suara tangis yang ditahannya beradu dengan napasnya yang tersengal.. “Udah Di, gak usah nangis segala..” kataku, seraya mengenakan celana dalam dan pakaianku.. Dia berusaha menahan tangisnya, dan segera kutinggalkan kamar anakku kembali ke kamar kerja untuk mematikan komputer dan masuk kekamar tidurku..Kulihat istri dan anakku masih tertidur dengan nyenyaknya, kala kulihat jam telah menunjukkan pukul 1.. Kurebahkan diriku disamping anakku, dan kucoba untuk tidur.. Tapi kenikmatan yang baru saja kurasakan masih membayang jelas dalam pikiranku, dan menghalangiku untuk segera tidur.. Kapan-kapan aku harus mengulanginya lagi, pikirku…

https://heylink.me/Jaguar.QQ/


Minggu, 29 Desember 2024

BERCINTA DENGAN TANTE GIRANG

https://heylink.me/Jaguar.QQ/

            JaguarQQ : Agen DominoQQ BandarQ dan Domino99 Online Terbesar



FORUM DEWASA -  Namaku Taro Umurku 20tahun. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku di Kota M tapi tahun ini aku dipindahkan ke Kota P karena aku ada perkerjaan yang harus kuselesaikan jadi berhubung aku tidak ada tempat tinggal maka aku tinggal ditempat tanteku sementara sampai Pekerjaanku selesai

Ketika aku datang kerumah tante aku melihat tante sedang tidak badan, jadi aku masuk kedalam kamarnya dan melihatnya dia terbaring diatas ranjang ditutupi oleh selimut.DominoQQ

“Tan apa kabar? tante sakit yah?”Tanyaku

“Eh kamu ro kapan sampai disini? Iyah nih udah 1minggu” Jawabnya

“Udah Check ke dokter tan?”Tanyaku

“Udah Ro kata dokter tante kecapean dan kurang darah”Jawab Tante Vina

“Yasudah tante istirahat dulu, ntar kalau ada apa2 panggil taro yah tan” kataku menutup pintu kamar tante

aku pun pergi dan kembali kekamarku, Sekitaran jam 9 malam Tante Lili memanggilku

Malam itu, Cuma aku berdua dengan tante karena suaminya sedang pergi dengan anak anak.
“Taroo kemarii sebentar!” teriaknya.

“Tante Kenapa?” kataku.

“Tante mau mandi tapi tante belum bisa banya gerak, kamu bisa mandiin tante?” katanya sambil membuka selimutnya.

aku hanya bisa diam seperti patung melihat tubuh tante yang sexy hanya terbalut CD DaN BH saja bisa lihat dengan jelas kemaluannya yang tertutup bulunya yang agak lebat.

Dan terlihatlah tubuh tante yang molek itu, meskipun dia masih memakai BH dan CD. Tapi samar-samar puting buah dadanya dan bulu kemaluan tante terlihat jelas. Melihat pemandangan itu, kontolku menjadi tegang. aku hanya memakai Celana Jersey Otomatis kalau tegang sudah jelas terlihat.BandarQ

“Ayuk! lap lapin tubuh tante, bersihin sampai kecelah mananapun yah Ro” katanya.

“Ya tante..” kataku sambil memeras air di kain dan mulai menbasahi leher sampai ke dada.

“Ro pelan pelan yah, tante agak ngilu soalnya masih sakit” katanya sambil melepas Bhnya

Terpampanglah Payudara yang masih sintal dan bulat didepan mataku, kubersihakan perlahan kuusap sekujur daerah payudaranya sesekali pentilnya kusenggol
“Akh.. jangan disengol dong.. uhh..!” kata tante ngelu sambil melintir pentilnya lembut.

“yah maaf tan, namanya juga gak sengaja” kataku.

Lalu kugosok bagian perutnya yang putih mulus. Gue menggosok dengan lembut tapi mataku tetap terpanah oleh payudaranya yang montok
“Kamu kok ngelihatin toket tante mulu sih?” katanya sambil mendesis tangannya masih melintir putingnya.

“Nggak kok tante,” Gue jawab dengan pura-pura.

“Sudah jangan bohong kamu sukaan dengan pentil mungil ini?” tanyanya

“Ehmm iyah sih tan, Taro pengen ngejilat pentil tante” kataku langsung

“Awwoow, Kamu mau nyoba?” katanya manja.

Gue hanya mengangguk dan mulai menjilat dan mengemut pentilnya yang mengeras.
“Aaah Kamu pandai sekali!” kata Tante.Domino99

“Pentil tante enak bener,” kataku.

“Aaaihh kamu bisa saja” kata tante.

“Tante suka nggak kalau Taro Ngentotin memek tante.

“Nggak masalah malah tante sukaloh”

Sekarang Gue dapat melihat gundukan bukit kemaluanya yang menerawang dari balik kain tipis CD-nya itu. Aku sengaja menempelkan Kemaluaanku di bagian sela vaginanya aku merasahkan ada cairan hangat yang keluar dari vaginanya dan membasahi celana dalam tante

Kubuka celanaku dan terpangpanglah kontolku yang besar sudah mengacung tegak keluar yang membuat tante kaget
“Wahh kontolmu besar dan keras sekali Ro” katanya memuji kagum tapi justru melihat yang begini makin memburu nafsunya.

Kubuka celana dalam tante tanpa seizinya karena aku sudah tidak tahan lagi terlihatlah hutan kemaluannya yang menggoda itu, Aku disuruh tante naik keatas ranjang Tante lili naik dan jongkok diatas tubuhku disuruhnya aku untuk mengosok gosok kepala penisku di belahan bibir memek tante yang becek.

Kugosok-gosok kepala kontolku di bibir lubang memeknya yang sudah terbuka lebar itu, menambah semakin tegang dalam nafsu diri Gue.
“Ahh.. aduh.., sayang.. nikmatnya..,” katanya menjerit geli.

“Masukin to tante udah gak kuat, tante pengen ngerasain nikmatnya kontol kamu” katanya kuarahkan kontolku memasuki lubang memeknya.

Belssshhhh!! sekali dorongan langsung masuk sepenuhnya ditelan oleh lubang pepeknya yang nikmat tiada tara!

Kusodokan kontolku dimemeknya dari bawah dan kugoyang-maju mundur, putar kanan-kiri untuk menusuk lebih dalam. tante ikut juga mempompa dari atas kebawah seirama dengan goyanganku.
Terus Gue genjot batang kemaluan Gue ke dalam liang kenikmatannya yang indah itu.

Dan akhirnya, “Hghh.., oo.. Donn.. yeess.., oohh..!” dgn erangannya, ternayta dia sudah orgasme karena nikmatnya kena hujam oleh kontol besar anak abg sekolahan
“aaahh Aaah enakan Sayang Taro Entot memek tante semua ini punya kamu” katanya mendersah liar

“Aduh tante enak sekali, Bisabisa taro ketagiha pepek nikmat tante nih” kataku mabil mejambak rambut tante dan mengeyot pentil tante dengan kasar.

“baru kali ini tante ngerasain kontol besar abg muda kaya kamu, Rasanya pepek tante sudah penuh dengan kontolmu sayang” katanya.DominoQQ

Kamipun tergeletak lemas menikmati sisa sisa orgasme kami, Kontolku masih kutancapkan di pepek tante sange minta ngentot ini ohh sungguh nikmat
Hampir setiap hari aku minta ngentot dengan tante binal suka kontol ini karena memeknya nikmat sekali aku tidak bosan menghujam memeknya yang sempit

https://heylink.me/Jaguar.QQ/


Sabtu, 21 Desember 2024

KENIKMATAN BERCINTA DENGAN PERAWAN



FORUM DEWASA - Perkenalkan namaku Bica, saya wanita usia 28 tahun dan tinggiku 169 cm dengan berat badanku 56 kg memiliki ukuran payudaraku 36B disupport dengan wajah cantikku yang putih. Saya dulu kerap kali jadi SPG (Sales Promotion Girl) pada acara pameran kendaraan karena kecantikanku.

Saya memiliki suami namanya Roni berusia 30 tahun dan kami sendiri setuju untuk memiliki anak setelah menikah. Masalah seks, kami baik-baik saja, Suamiku dapat dibilang Hypersex dalam sehari meminta jatah 3 kali.

Ini bermula dari kesuksesan Roni memperoleh kepercayaan dari atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini sering membuat ia bekerja overtime, mulanya saya dapat menahannya tapi kelamaan keperluanku ingin dipenuhi juga. Itulah yang bikin kami sering berantem sebab kadang Roni harus pergi pagi sekali bahkan kadang lewat tengah malam baru pulang.

Dikala Roni memperoleh tanggung jawab untuk menangani proyek besar dan ia dibantu oleh rekan kerjanya Faiz dari luar kota. Saat dikenalkan, Faiz tampak terkesima denganku dan sering menatapku saat Roni tidak ada, hal itu membuatku merasa risih.DominoQQ

Faiz sendiri gagah dan kekar dan saya yakin banyak wanita yang menyukai. Sebab tuntutan dan agar lebih efisensi, kantor Roni memutuskan Faiz untuk tinggal di rumah kami untuk sementara. Mereka berdua pun sering bekerja sampai larut malam di rumah.

Tempat tidur Faiz tepat di seberang kamar kami. Sering kali Faiz mencuri pandang diantara sela-sela pakaian tidurku saat saya berpamitan tidur. Saya sendiri memang senang tidur bertelanjang supaya kalau Roni datang dapat segera bercumbu.

Pernah suatu pagi hari, saya dan Roni bercumbu di dapur dengan posisiku sedang duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Faiz muncul dan memperhatikan kami. Ia menyuruh diam supaya saya tak menghentikan aktivitas kami, sebab kami sedang dalam puncaknya dan saya juga tak tega menghentikan Roni.

Walhasil ku biarkan saja Faiz memperhatikan kami bercumbu tanpa Roni sadari sampai kami berdua orgasme. Saya tahu Faiz pasti memperhatikan tubuh telanjangku dikala Roni melepaskan penisnya dari vaginaku dan terjongkok di bawah meja.

Sesudah kejadian itu, Faiz lebih sering melihat lekuk tubuhku. Hingga saat Roni sibuk sekali sehingga hampir seminggu tak menyentuhku. Di hari Jum’at, tempat Roni bekerja sedang mengadakan pesta bersama di rumah atasan Roni.

Rumahnya terdiri dari dua lantai yang betul-betul mewah, lantai 2 terdapat galeri berisi barang-barang antik. Kami datang bertiga, saya menggunakan gaun warna merah yang terbuka di belakang cuma dihubungkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tak mungkin bisa pakai BH.

Bagian bawah gaunku terdapat sobekan panjang sampai sejengkal di atas lutut yang membuatku merasa betul-betul seksi, Faiz bahkan sempat terpana dengan penampilanku. Sebelum berangkat saya dan Roni sempat bercumbu di kamar dan ternyata Faiz mengintip tanpa kami ketahui melalui pintu yang tak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untuk melihat aksi kami dari pantulan cermin. Sayangnya karena letih atau terburu-buru,  Roni orgasme dulu dan saya dibiarkan menahannya dan Faiz mengetahuinya.

Malam itu dikala acara betul-betul ramai, Roni tiba-tiba dipanggil oleh atasannya untuk dikenalkan dengan customer. Roni berkata padaku untuk menunggunya sejenak dan saya pun memutuskan untuk menunggu di lantai 2 sambil memperhatikan barang-barang antik. Di lantai 2 terbukti kondisi cukup sepi cuma ada 3 orang di ruangan yang besar itu.

Saya sendiri sangat tertarik dengan sebuah cermin besar yang terdapat pojokan ruangan. Saya sangat mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin dan tanpa ku sadari Faiz berada di sampingku.

“Udah, nanti kacanya pecah lho.. gak tahan dengan kecantikanmu..!”, canda Faiz

“Ah bisa aja kau Faiz”, balasku.

Malam itu dikala acara betul-betul ramai, Roni tiba-tiba dipanggil oleh atasannya untuk dikenalkan dengan customer. Roni berkata padaku untuk menunggunya sejenak dan saya pun memutuskan untuk menunggu di lantai 2 sambil memperhatikan barang-barang antik. Di lantai 2 terbukti kondisi cukup sepi cuma ada 3 orang di ruangan yang besar itu.BandarQ

Saya sendiri sangat tertarik dengan sebuah cermin besar yang terdapat pojokan ruangan. Saya sangat mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin dan tanpa ku sadari Faiz berada di sampingku.

“Udah, nanti kacanya pecah lho.. gak tahan dengan kecantikanmu..!”, canda Faiz

“Ah bisa aja kau Faiz”, balasku.

“Saya dapat membuatmu tampak lebih seksi”, katanya yang langsung memegang rambutku dengan lembut.

Tidak bisa mengelak, ia sudah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang mulus dan saya sangat terpikat dengan kondisi diriku yang seperti itu yang tampak membuatku lebih seksi.

Saat saya sedang terpikat, tiba-tiba Faiz menyentuh leherku dan membuatku geli. Selanjutnya Faiz menempelkan bibirnya di leher belakangku yang langsung membuatku lemas karena daerah itu paling sensitif. Masih dalam keadaan memegang gelas, Faiz sudah menyudutkanku di dinding dan mencium leherku dari depan.

“Faiz apa yang kau lakukan..segera lepaskanku Faiz..lepas..!”, rontaku namun Faiz tahu saya tak akan berteriak di suasana ini sebab akan mempermalukan seluruh orang.

Faiz terus menyerangku tubuhku dengan bebas dengan kedua tanganku yang masih memegang gelas. Ia meraba buah dadaku dari luar dan terus mencium leherku, sambil meronta-ronta saya merasa gairahku meningkat, apalagi Faiz tiba-tiba mulai menyentuh belahan bawah gaunku sampai ke selangkanganku.

“Faizz..hentikan Faiz… saya mohon..Faiz..tolong jangan lakukan itu..”, rintihku. Namun Faiz tidak menghirauku dan terus menyerangku hingga jari tengah tangannya sampai di vaginaku yang terbukti sudah berair sebab serangan Faiz.

Ia menyadari saya cuma mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, ia lalu menariknya dengan sekali sentakan dan terlepaslah G-stringku. Saya takut apalagi merasakan benda keras di pahaku.

Dikala Faiz semakin liar dan saya pun tak bisa berbuat apa-apa, tiba-tiba Roni memanggil dari pinggir tangga yang membikin pegangan himpitan Faiz terlepas, lalu saya segera lari sambil memberesi baju ku menuju Roni yang tak memperhatikan kami dan meninggalkan Faiz dengan G-string hitamku.

Saya sungguh kaget dengan kejadian itu namun tanpa disadari saya menikmati gairah yang cukup tinggi menikmati tantangan mengerjakan di daerah lazim walau dalam klasifikasi diperkosa.

Rupanya pesta malam itu berlangsung sampai larut malam dan Roni mengatakan ia sepatutnya mengerjakan meeting dengan customer dan atasannya dan ia mempertimbangkan saya untuk pulang bersama Faiz.

Tanpa dapat menolak hasilnya malam itu saya ditemani Faiz, diperjalanan ia cuma mengakatakan

“Maaf Bica..kau sungguh menawan malam ini.” Sepanjang jalan kami tak mengobrol apaun. Sampai hingga dirumah saya segera masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, saya menikmati hal yang aneh antara malu saya baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa saya terstimulus hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

Tanpa sadar terbukti Faiz sudah mengunci seluruh pintu dan masuk ke dalam kamarku, saya kaget dikala mendengar suaranya’,

“Bica saya berkeinginan mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri saya ambil G-stringku dengan pesat, namun dikala itu juga Faiz sudah menyergapku lagi dan segera menciumiku sambil segera menarik kaitan gaun malamku, karenanya bugilah saya diahadapannya.

Tanpa menunggu banyak waktu saya segera dijatuhkan di daerah tidur dan ia segera menindihku.

Saya meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Faizz..lepaskan saya Faiz..ingat kamu sahabat suamiku Faiz..jangan..ahh..saya mohon”, erangku ditengah rasa kebingungan antara nafsu dan malu, namun Faiz terus menekan sampai saya berteriak dikala penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, terbukti ia telah siap dengan cuma menerapkan celana pendek saja tanpa celana dalam.Domino99

“Ahhhh?Faizz..kamu..:’ Lalu mulailah ia memompaku dan lepaslah perlawananku, hasilnya saya cuma menutup mata dan menangis perlahan..clok..clok..clok..saya mendengar bunyi penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang telah betul-betul berair sampai mempermudah penisnya bergerak.

Lama sekali ia memompaku dan saya cuma meringkuk mendengar desah napasnya di telingaku, tidak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Hingga kurang lebih satu jam saya hasilnya melenguh panjang

“Ahhh?..” terbukti saya orgasme terutamanya dulu, sungguh saya betul-betul malu mengalami perkosaan yang saya nikmati.

Sepuluh menit kemudian Faiz mempercepat pompaannya lalu terdengar bunyi Faiz di telingaku “Ahhh..hmmfff?” saya menikmati vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Faiz terkulai di atasku.

“Maaf Bica saya tidak kuasa membendung nafsuku..”bisiknya perlahan lalu berdiri dan meninggalkanku meringkuk dan menerawang. hinga tertidur Saya tidak tahu jam berapa Roni pulang sampai pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti awam saya berenang di kolam renang belakang Roni dan Faiz berpamitan untuk nerangkat ke kantor.
Sebab tidak ada seorang bahkan saya memberanikan diri untuk berenang tanpa baju. Ketika asiknya berenang tanpa disadari, Faiz terbukti berdalih tak nikmat badan dan kembali pulang, sebab Roni betul-betul mempercayainya karenanya ia izinkan Faiz pulang sendiri.

Faiz masuk dengan kunci milik Roni dan memperhatikan saya sedang berenang tanpa baju. Lalu ia bergerak ke kolam renag dan melepaskan segala bajunya, dikala itulah saya sadari kedatangannya,

“Faizz..mengapa kamu ada di sini?” tanyaku,

“Hening Bica suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, saya memperhatikan tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk dikala ia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

“Pantes saja, semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Saya buru-buru berenang menjauh tetai tak berani keluar dr dalam kolam sebab tak mengenakan baju apa saja juga. Ketika saya bersandar di pingiran sisi lain kolam, saya tak memperhatikan ada tanda2 Faiz di dalam kolam.

Saya mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba saya menikmati vaginaku hangat sekali, terbukti Faiz ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil membatasi kedua kakiku tanpa dapat meronta.

Walhasil saya cuma dapat menikmati lidahnya merayapai segala sisi vaginaku dan menjelang liang senggamaku..saya cuma menggigit bibir membendung gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama ia mengerjai vaginaku, napasnya kuat sekali pikirku.

Detik selanjutnya yang saya tahu ia sudah berada di depanku dan penisnya yang besar sudah meneyruak menggantian lidahnya?

“Arrgghh..” erangku membendung sedap yang telah seminggu ini tak tersentuh oleh Roni. Walhasil saya membolehkan ia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.

Kini saya cuma memeluknya saja dan membolehkan ia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.

Malah dikala ia tarik saya ke luar kolam saya cuma menurutinya saja, edan saya mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, namun terbukti gairahku sudah menutupi kenyataan bahwa saya sedang diperkosa oleh sahabat suamiku.

Dan di pinggir kolam ia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kamu betul-betul menawan dan seksi Bica..ahh” bisiknya ditelingaku.

Saya cuma memejamkan mata berpura-pura tak menikmatinya, meskipun seandainya saya jujur saya betul-betul berkeinginan memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Cuma bunyi eranggannya dan bunyi penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..ia tahu bahwa saya telah berada dalam kekuasaannya.

Sebagian dikala kemudian kembali saya yang mengalami orgasme dimulai eranganku

“Ahhh..” saya menggigit keras bibirku sambil membatasi keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari saya mengalami orgasme. Sejenak kemudian Faiz lah yang berteriak panjang,

“Kamu hebat Bica..saya cinta kamu..AAHHH..HHH” dan saya menikmati semburan kuat di dalam vaginaku.

Edan hebat sekali ia dapat membuatku menikmatinya pikirku. Sesudah ia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, saya reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Saya tidak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau sebab ia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

Sesudah Roni pulang herannya saya tak menyebutkan kejadian malam lalu dan pagi tadi, saya berkeinginan Roni bisa memberikan kepuasan padaku.

Dengan cuma menggenakan kimono dengan tali depan saya dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu saya buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berkeinginan da berbalik dan menyerangku.

Ternyta yang kudapatkan merupakan hardikannya “Bica..apakah kau tidak dapat memperhatikan seandainya saya sedang sibuk?

Jangan kamu ganggu saya dahulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Saya yakin Faiz juga mendengar teriakannya. Saya kaget dan menangis, lalu saya keluar kamar dengan membanting pintu, lalu saya pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan membendung nafsu.

Dari kolam saya dapat memperhatikan bayang-bayang di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Faiz. Nampak samar-samar Faiz keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Sebab di luar gelap tidak mungkin ia melihatku.

Tanpa sadar saya mendekat ke jendelanya dan melihat Faiz mengeringkan tubuh. Edan kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku merupakan penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.

Saya malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.

Pelan saya membelai-belai vaginaku sampai terasa berair, hasilnya saya mempertimbangkan untuk memintanya pada Faiz, dengan hati yang berdegub pesat dan nafsu yang telah menutupi kesadaran, saya nekat masuk ke dalam kamar Faiz dan segera mengunci pintu dari dalam.

Faiz betul-betul kaget “Tyas..apa yang kau lakukan?”, saya cuma merekatkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat supaya tak bersuara sebab Roni ada di kamar seberang.

Seketika saya membuka baju tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Faiz cuma terperangah dan menatap terpukau pada tubuhku. Faiz tersenyum sambil menunjukkan penisnya yang kian membesar dan kelihatan berotot.

Dengan seketika saya segera berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Faiz yang masih kaget dengan kejadian ini cuma mendesah pelan menikmati penisnya saya kulum dan hisap dengan nafsuku yang telah memuncak.

Sambil mulutku konsisten di dalam penisnya saya pelan naik ke atas daerah tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Faiz yang telah meringkuk, ia paham maksudku dan segera saja lidahnya melahap vaginaku yang telah betul-betul berair, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Roni yang dapat saja tiba-tiba datang saya segera mengambil inisiatif untuk mengubah posisi dan pelan duduk di atas penisnya yang telah mengacung tegang dan besar panjang.

Pelan saya arahkan dan usulan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan dikala saya diperkosanya, pelan namun pasti saya merasaskan suatu sensasi yang benar-benar besar hingga hasilnya keseluruhan batang penis Faiz masuk ke dalam vaginaku

“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku pelan membendung bunyi gairahku supaya tak terdengar, saya menikmati segala penisnya memenuhi vaginaku dan meraba rahimku. Titan Gel Murah Meriah

Sungguh suatu sensasi yang tidak terbayangkan, dan sensasi itu kian bertambah dikala saya mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Faiz dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku sampai berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian erangan kami pelan mengiringi bunyi penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tidak bendung dengan nafsunya mendadak Faiz duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Saya sungguh tidak bisa membendung gairah yang selama ini terpendam. Mungkin sebab nafsu yang telah betul-betul terbendung atau takut Roni mendengar tidak kuasa saya melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Faiz dan menggigit pundaknya supaya tak bersuara.

Kudekap erta Faiz seakan tidak bisa dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Faiz menikmati penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa saya mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya betul-betul erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.DominoQQ

Selesai saya orgasme sekiat 30 detik, Faiz membalikan saya dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Faiz mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku pelan, entah kenapa saya kembali bernafsu dan membalas kecupannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Faiz menikmati penisnya kembali bisa keluar masuk dengan gampang sebab vaginaku telah kembali berair dan siap mendapatkan serangan selanjutnya.

Dan Faiz segera memompa penisnya dengan motivasi dan pesat membikin tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh bunyi yang muncul antara erangan kami berdua yang terbendung derit daerah tidur dan bunyi penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan saya bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Faiz.

Dan benar saja 10 menit kemudian saya hingga pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras bokongnya sampai penisnya meraba rahimku. Kupeluk Faiz dengan erat yang membolehkan saya merasakan deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali berbarengan keluarnya cairanku.

Kugigit bibirku supaya tak mengeluarkan bunyi, cukup lama saya dalam kondisi ini dan anehnya sesudah selesai saya berada dalam puncak terbukti saya telah kembali mengimbangi gerakan Faiz dengan menaik turunkan pantatku.

Ketika itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik selanjutnya pintu kamar Faiz diketuk Roni, “Faizz..kamu telah tidur?”, demikian ketuk Roni.

Seketika saja Faiz melepaskan pelukannya dan menyuruhku mengumpet di kamar mandi. Sempat menyambar baju tidurku yang tergolek di lantai saya segera lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.

Sungguh hatiku berdegub dengan kerasnya membayangkan apa jadinya kalau saya ketahuan suamiku. Faiz dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat kaget memperhatikan Faiz telanjang,

”Sedang apa kau Faiz” tanpa curiga dengan daerah tidur yang semrawut yang seandainya diamati dari dekat ada cairan kenikmatanku.

Faiz cuma tersenyum dan mengatakan,”Ingin tau aja..”

Dasar Roni ia segera mendiskusikan suatu hal profesi dan mereka terlibat diskusi itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka mengobrol dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdegub-debar namun anehnya dengan kondisi ini nafsuku sungguh kian menjadi-jadi.

Sesudah Roni keluar, Faiz kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi pelan,”Bica buka pintunya..telah aman”.

Itu saya buka pintunya Faiz segera menarik saya dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, segera saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.

“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar pelan sambil terus menggoyangkan bokongnya maju mundur Faiz melahap buah dadaku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyang Faiz kian pesat sehingga saya tahu ia akan menempuh puncaknya, dan akupun menikmati hal yang sama.

“Faizz lebih pesat sayang saya telah hampir keluar..” desahku

“Bendung sayang kita berbarengan keluarnya”, dan benar saja dikala kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku saya mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan merasakan puncak gairah itu berbarengan.

“Faizzz..,” desahku terbendung.

“Ahhh Bica..kamu hebat..” demikian katanya.

Walhasil kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang betul-betul melelahkan. Ketika kulirik jam terbukti telah dua jam kami bergumul.

“Terima beri Faiz..kamu hebat..” kataku dengan ciuman mesra dan segera menerapkan baju tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Roni tak curiga sama sekali dan konsisten berkutat dengan komputernya dan tak menghiraukanku yang segera terbaring tanpa melepas pakaianku seperti umumnya sebab saya tahu ada bekas kecupan Faiz di sekujur buah dadaku.

Malam itu saya merasa betul-betul bersalah pada Roni namun di lain sisi saya merasa betul-betul puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti awam di hari Pekan saya dan Roni berenang di pagi hari tapi mengingat adanya Faiz.

Kami yang umumnya berenang bertelanjang hasilnya mempertimbangkan menerapkan baju renag, saya syukuri sebab hal ini bisa menutupi buah dadaku yang masih memar sebab gigitan Faiz. Ketika kami berenang saya menyadari bahwa Faiz sedang menatap kami dari kamarnya.

Dan dikala Roni sedang asyik berenang kulihat Faiz memanggilku dengan tangannya dan yang membikin saya kaget ia menunjukan penisnya yang telah mengacung besar dan tegang. Aku di hipnotis saya nekat berjalan ke dalam.

”Ron saya berkeinginan ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Roni, ia cuma mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang betul-betul hobi berenang dapat 2 jam nonstop tanpa stop.

Saya dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Faiz. Di sana Faiz telah menunggu dan tidak tabah ia melucuti pakain renangku yang memang cuma memakai tali sebagai pengikatnya.

“Edan kau Faiz..dapat ketahuan Roni lho,” protesku tanpa konfrontasi sebab saya sendiri betul-betul bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar ia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

“Sinting kau menikmatinya khan?!,” goda Faiz sambil mengecup leher belakangku.

Dan saya cuma mendesah membendung sedap dan tantangan ini. Yang lebih edan Faiz menarikku ke jendela dan masih dari belakang ia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung sampai pantatku,

“Edan kamu Faiz, Roni dapat memperhatikan kita,” namun anehnya saya tak berontak sama sekali dan melihat Roni yang benar-benar betul-betul menikamti renangnya.

Di kamar Faiz bahkan saya betul-betul merasakan sentuhan Faiz.

“Bica kau menyukai ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.

“AHH..Faiz..” teriakku terkejut dan sedap, kini saya berani bersuara lebih pesat sebab tahu Roni tak akan mendengarnya.

Seketika saja Faiz memaju mundurkan penisnya di vaginaku.

”Ahh.. Faiz lebih pesat..fuck me Faiz..puaskan saya Faiz..penismu sungguh luar awam..Faiz saya sayang kau..” teriakku tidak keruan dengan masih melihat Roni.

Faiz mengimbangi dengan gerakan yang liar sampai vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,

”Bicaa..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, seandainya saja Roni memperhatikan sebentar ke kamar Faiz karenanya ia akn betul-betul kaget meilhat panorama ini, istrinya sedang bercumbu dengan rekan kerjanya.

Rupanya kami memang dapat saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami telah menempuh puncak secara berbarengan

“Teruuus Faiz lebih khheeenncang..ahhhh saya keluar Faizzz”, teriaku.

“Aaakuu juga Bicaa..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya berbarengan dengan puncak kenikmatan yang datang berbarengan.

Sesudah itu saya segera mengecup bibirnya dan kembali mengenakan baju renangku dan kembali berenang bersama Roni yang tak menyadari kejadian itu.

Sesudah itu hari-hari selanjutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercumbu bersama Faiz.

Pernah suatu dikala dikala hasilnya Roni berkeinginan bercumbu denganku di suatu malam sampai hasilnya ia tertidur kelelahan, saya hendak mengambil susu di dapur dan sebab telah larut malam saya nekat tak mengenakan baju apa saja.

Ketika saya membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayang-bayang di belakangku sebelum saya menyadari Faiz telah di belakangku dan segera menubruku dari belakang.

Penisnya segera menikam vaginaku yang membuatku cuma tersedak dan membendung sedap tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu ia mengambil tempat duduk dan duduk di atasnya sambil memangku saya.

“Faizz kau badung” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercumbu sampai hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Faiz kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

Walhasil dikala proyek kantor Roni selesai Faiz sepatutnya pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi saya dan Faiz melowongkan bercumbu kembali. 

https://heylink.me/Jaguar.QQ/


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,