Minggu, 28 Oktober 2018

Kamar Mandi Penuh Cinta




Agen BandarQ - Ini judul bukan sembarang judul lho,  Sobs, tapi baru aja kejadian tadi siang! *Aih, elu ML di toilet, Al?* 
Eits!  Enak aja, jangan sembarangan nuduh, ya, Sobs! Daku dan si kekasih hati (suami) belum pernah, lho,  ya ML di sembarang toilet,  kecuali di bathroom kamar hotel keren yang memang asyik untuk berasyik masyuk, itu mah sering, hehe. *malah buka rahasia*.

Well, back to the topic,  tentang ML di toilet, ceritanya emang masih fresh from the oven nih,  Sobs! Jadi,  siang tadi,  aku,  Intan,  Dijah,  Bibah (anaknya Dijah)  plus Ama,  sohibku, berencana naik Bandross,  itu lho,  bus dua tingkat yang jadi salah satu icon keren kota Bandung. Nah, sebelum naik Bandross, kami makan siang dulu donk di sebuah resto Sunda, di seputaran situh. 

Nah, setelah pilih meja, duduk manis sambil milih menu dan menanti menu pilihan disajikan, kamipun secara bergantian ke toilet. Dimulai dengan Dijah. Agak lama memang, adik angkatku ini di toilet sana, tapi karena asyik ngobrol, kami jadi ga terlalu peduli, sih.  Apalagi tadi Dijah bilang bahwa dia mau ganti pembalut, jadi wajar donk kalo lama.
Etapi,  nongol-nongol, si emaknya Bibah ini malah muncul dengan wajah merah padam seraya merepet (ngedumel).

'Gilak aja,  masak di resto besar kayak gini, ada yang main di WC! hih, bikin malu aja! pake jilbab pula itu perempuannya!'
Kami langsung melongo. Kata 'main'di dalam kalimat Dijah itu sebenarnya cukup jelas menggambarkan apa yang dimaksudkannya, tapi takut salah, aku pertegas lagi. Dan Dijah malah lebih memperjelasnya.

'Iya, kakak. ML di atas kloset, lupa ngunci pintu. Aku kan ga tau kalo ada orang di dalam, aq putar handlenya dan kebuka deh. Ealah, mereka lagi indehoi di atas kloset. Masih berjilbab, rok kebuka setengah,  dada juga.  Hadeuh! Kayak ga ada tempat lain ajah! Masak di warung seh? Di toilet pulak! Pake jilbab pulak! Bikin malu wanita muslimah lain ajah!'

Aseli, kami hanya bisa melongo, kaget. Dan ikutan penasaran menanti Dijah menunjukkan pasangan yang berasyik masyuk di wc tadi. Pastinya mereka akan melewati meja kami donk nanti kalo akan keluar dari resto ini, secara kami kan duduk di dekat pintu keluar.
Etapi, yang dinanti tak kunjung muncul, bahkan sampai makanan yang kami pesan tinggal separuh, pasangan mesum itu belum juga nongol. Dijah udah bolak balik melontarkan keheranannya. 
'Apa ada jalan keluar lain selain dari pintu ini ya, Mbak?'

Aku dan Ama juga penasaran sih, pengen lihat pasangan mesum itu siapa atau kayak mana seh? Tapi kemana mereka, ya? Apa memang ada pintu lain untuk akses keluar masuknya?
Sedang bertanya-tanya seperti itu, tiba-tiba Dijah berseru sambil menunjuk ke sepasang orang muda dua puluh limaan tahun gitu deh, yang berjalan terburu-buru ke sebuah Honda Jazz, di area parkir.

'Ya ampun, Mbak,  itu mereka. Haha, buka jilbab ceweknya! Biar ga kukenali lagi kali ya? Tapi aku ingat banget muka cowoknya juga pakaian yang mereka pakai kok! Ckckck. Naik mobil keren tapi masak seh ga punya duit untuk sewa kamar?'

Celoteh Dijah membuat mata kami mengarah ke pasangan yang telah masuk ke mobil itu dan terburu-buru melaju keluar area parkir.
Hm...,  bener juga. Ga mungkin deh ga punya duit untuk sewa kamar, dan yang pasti, pasangan ini bukanlah suami istri. Ya iyalah, kalo pasutri,  ga mungkin aja numpang ML di warung orang,  di wc pulak,  hehe.

Aji gile emang, apa enaknya,  ya, Sobs? ML di tempat2 seperti itu. Kan ga nyaman, yak? Sebersih2nya toilet sebuah resto, tetap aja ga akan asyik lah,  ya? Etapi, gimana kalo ternyata...,  ini karena pengaruh kejiwaan? Akan ada sensasi tersendiri yang mereka dapatkan jika berhasil ML di toilet seperti itu mungkin? *Hayyah, dibahas!  Hehe.*

Well, apa pun itu, memang itu urusan mereka seh, tapi rasanya malu kan kalo sampai ketahuan seperti itu. Sampai harus buka jilbab segala saking malunya. Hihi. *ga kukuw deh ngebayangin betapa malunya mereka tadi saat Dijah tiba-tiba datang membuka pintu toilet itu dan mendapati mereka sedang ehem-ehem begituh.*

Nah,  Sobats,  begitu deh ceritaku hari ini. Kalo Sobats sendiri, punya cerita apa nih hari ini?



Kamis, 25 Oktober 2018

Bersenang Senang Dengan Adikku


Fina di sekolahny termasuk gadis, cewek yang sangat populer karena kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Aq sebagai seorang kakaknya selalu membayangkan jika adikku yang manis dan cantik itu aku setubuhi sendiri. Pasti kontolku bakalan nut-nutan.AGEN BANDARQ
Singkat kata, adikku fina memang seorang gadis yang sangat cantik dan merupakan kebanggaan orang tuaku. Selain itu dia juga sangat pandai membawa diri di hadapan orang lain sehingga semua orang menyukainya. Namun di balik semua itu, sang “putri” ini sebetulnya tidaklah perfect. Kepribadiannya yang manis ternyata hanya topeng belaka. Di dunia ini, hanya aku, kakak laki-lakinya, yang tahu akan kepribadiannya yang sesungguhnya. Kedua orang tuaku yang sering keluar kota untuk berbisnis selalu menitipkan rumah dan adikku kepadaku. Tapi mereka tidak tahu kalau aku kesulitan untuk mengendalikan adikku yang bandelnya bukan main. Di hadapanku, dia selalu bersikap membangkang dan seenaknya. Bila aku berkata A, maka dia akan melakukan hal yang sebaliknya. Pokoknya aku sungguh kewalahan untuk menanganinya.
Suatu hari, semuanya berubah drastic. Hari itu adalah hari Sabtu yang tak akan terlupakan dalam hidupku. Pada akhir minggu itu, seperti biasanya kedua orang tuaku sedang berada di luar kota untuk urusan bisnis. Mereka akan kembali minggu depannya. Kebetulan, aku dan adikku juga sedang liburan panjang. Sebetulnya kami ingin ikut dengan orang tua kami keluar kota, tapi orang tuaku melarang kami ikut dengan alasan tak ingin kami mengganggu urusan bisnis mereka. Biarpun adikku kelihatan menurut, tapi aku tahu kalau dia sangat kesal di hatinya. Setelah mereka pergi, aku mencoba untuk menghiburnya dengan mengajaknya nonton DVD baru yang kubeli yaitu Harry Potter and the Order of Pheonix. Tapi kebaikanku dibalas dengan air tuba. Bukan saja dia tidak menerima kebaikanku, bahkan dia membanting pintu kamarnya di depan hidungku.
Inilah penghinaan terakhir yang bisa kuterima. Akupun menonton DVD sendirian di ruang tamu. Tapi pikiranku tidaklah focus ke film, melainkan bagaimana caranya membalas perbuatan adikku. Di rumah memang cuma ada kami berdua. Orang tua kami berpendapat bahwa kami tidak memerlukan pembantu dengan alasan untuk melatih tanggung jawab di keluarga kami. Selintas pikiran ngawur pun melintas di benakku. Aku bermaksud untuk menyelinap ke kamar adikku nanti malam dan memfoto tubuh telanjangnya waktu tidur dan menggunakannya untuk memaksa adikku agar menjadi adik yang penurut.
Malam itu, jam menunjukan pukul sebelas malam. Aku pun mengedap di depan pintu kamar adikku. Daun telingaku menempel di pintu untuk memastikan apa adikku sudah tertidur. Ternyata tidak ada suara TV ataupun radio di kamarnya. Memang biasanya adikku ini kalau hatinya sedang mengkal, akan segera pergi tidur lebih awal. Akupun menggunakan keahlianku sebagai mahasiswa jurusan teknik untuk membuka kunci pintu kamar adikku. Kebetulan aku memang mempunyai kit untuk itu yang kubeli waktu sedang tour ke luar negeri. Di tanganku aku mempunyai sebuah kamera digital.
Di kamar adikku, lampu masih terang karena dia memang tidak berani tidur dalam kegelapan. Akupun berjalan perlahan menuju tempat tidurnya. Ternyata malam itu dia tidur pulas terlentang dengan mengenakan daster putih. Tanganku bergerak perlahan dan gemetar menyingkap dasternya ke atas. Dia diam saja tidak bergerak dan napasnya masih halus dan teratur. Ternyata dia memakai celana dalam warna putih dan bergambar bunga mawar. Pahanya begitu mulus dan aku pun bisa melihat ada bulu-bulu halus menyembul keluar di sekitar daerah vaginanya yang tertutup celana dalamnya.
Kemudian aku menggunakan gunting dan menggunting dasternya sehingga akhirnya bagian payudaranya terlihat. Di luar dugaanku, ternyata dia tidak mengenakan kutang. Payudaranya tidak begitu besar, mungkin ukuran A, tapi lekukannya sungguh indah dan menantang. Jakunku bergerak naik turun dan akupun menelan ludah melihat pemandangan paling indah dalam hidupku. Kemudian dengan gemetar dan hati-hati, aku pun membuka celana dalamnya. Adikku masih tertidur pulas.
Pemandangan indah segera terpampang di hadapanku. Sebuah hutan kecil yang tidak begitu lebat terhampar di depan mataku. Sangking terpesonanya, aku hanya bisa berdiri untuk sekian lamanya memandang dengan kamera di tanganku. Aku lupa akan maksud kedatanganku kemari. Sebuah pikiran setanpun melintas, kenapa aku harus puas hanya dengan memotret tubuh adikku. Apakah aku harus mensia-siakan kesempatan satu kali ini dalam hidupku? Apalagi aku masih perjaka ting-ting. Tapi kesadaran lain juga muncul di benakku, dia adalah adik kandungku., For God Sake. Kedua kekuatan kebajikan dan kejahatan berkecamuk di pikiranku.
Akhirnya, karena pikiranku tidak bisa memutuskan, maka aku membiarkan “adik laki-lakiku” di selangkangku memutuskan. Ternyata beliau sudah tegang siap perang. Manusia boleh berencana, tapi iblislah yang menentukan. Kemudian aku meletakan kamera di meja. Aku pun menggunakan kain daster yang sudah koyak untuk mengikat tangan adikku ke tempat tidur. Sengaja aku membiarkan kakinya bebas agar tidak menghalangi permainan setan yang akan segera kulakukan. Adikku masih juga tidak sadar kalau bahaya besar sudah mengancamnya. Aku pun segera membuka bajuku dan celanaku hingga telanjang bulat.
Kemudian aku menundukan mukaku ke daerah selangkangan adikku. Ternyata daerah itu sangat harum, kelihatan kalau adikku ini sangat menjaga kebersihan tubuhnya. Kemudian aku pun mulai menjilati daerah lipatan dan klitoris adikku. Adikku masih tertidur pulas, tapi setelah beberapa lama, napasnya sudah mulai memburu. Semakin lama, vagina adikku semakin basah dan merekah. Aku sudah tak tahan lagi dan mengarahkan moncong meriamku ke lubang kenikmatan terlarang itu. Kedua tanganku memegang pergelangan kaki adikku dan membukanya lebar-lebar.
Ujung kepala penisku sudah menempel di bibir vagina adikku. Sejenak, aku ragu-ragu untuk melakukannya. Tapi aku segera menggelengkan kepalaku dan membuang jauh keraguanku. Dengan sebuah sentakan aku mendorong pantatku maju ke depan dan penisku menembus masuk vagina yang masih sangat rapat namun basah itu. Sebuah teriakan nyaring bergema di kamar,” Aaaggh, aduh….uuuhh, KAK ADI, APA YANG KAULAKUKAN??” Adikku terbangun dan menjerit melihatku berada di atas tubuhnya dan menindihnya. Muka adikku pucat pasi ketakutan dan menahan rasa sakit yang luar biasa. Matanya mulai berkaca-kaca. Sedangkan pinggulnya bergerak-gerak menahan rasa sakit. Tangannya berguncang mencoba melepaskan diri. Begitu juga kakinya mencoba melepaskan diri dari pegangannku. Namun semua upaya itu tidak berhasil. Aku tidak berani berlama-lama menatap matanya, khawatir kalau aku akan berubah pikiran. Aku mengalihkan pandangan mataku ke arah selangkangan. Ternyata vagina adikku mengeluarkan darah, darah keperawanan.
Aku tidak menghiraukan semua itu karena sebuah kenikmatan yang belum pernah kurasakan dalam hidupku menyerangku. Penisku yang bercokol di dalam vagina adikku merasakan rasa panas dan kontraksi otot vagina adikku. Rasanya seperti disedot oleh sebuah vakum cleaner. Aku pun segera menggerakan pinggulku dan memompa tubuh adikku. Adikku menangis dan menjerit:” Aduhh..aahh..uuhh..am..pun..ka k…lep..as..kan..pana ss…sakitt!!” “Kak..Adii..mengo..uuhh..yak.. aduh…tubuhku!!! ” Aku tidak tahan dengan rengekan adikku, karena itu aku segera menggunakan celana dalam adikku untuk menyumpal mulutnya sehingga yang terdengar hanya suara Ughh..Ahhh.
Setelah sekitar lima belas menit, adikku tidak meronta lagi hanya menangis dan mengeluh kesakitan. Darah masih berkucuran di sekitar vaginanya tapi tidak sederas tadi lagi. Aku sendiri memeramkan mata merasakan kenikmatan yang luar biasa. Aku semakin cepat menggerakan pinggulku karena aku merasa akan segera mencapai klimaksnya. Sesekali tanganku menampar pantat adikku agar dia menggoyangkan pinggulnya sambil berkata:’ Who is your Daddy?” Sebuah dilema muncul di pikiranku. Haruskah aku menembak di dalam rahim adikku atau di luar? Aku tahu kalau aku ingin melakukannya di dalam, tapi bagaimana bila adikku hamil? Ahh… biarlah itu urusan nanti, apalagi aku tahu di mana ibuku menyimpan pil KBnya. Tiga menit kemudian..crott..crottt..akupu n menembakan cairan hangat di dalam rahim adikku. Keringat membasahi kedua tubuh kami dan darah keperawanan adikku membasahi selangkangan kami dan sprei tempat tidur.
Aku membiarkan penisku di dalam vagina adikku selama beberapa menit. Kemudian setelah puas, aku mencabut keluar penisku dan tidur terlentang di samping adikku. Aku kemudian membebaskan tangan adikku dan membuka sumpalan mulutnya. Kedua tanganku bersiap untuk menerima amukan kemarahannya. Namun di luar dugaanku, dia tidak menyerangku. Adikku hanya diam membisu seribu bahasa dan masih menangis. Posisinya masih tidur dan hanya punggungnya yang mengadapku. Aku melihat tangannya menutup dadanya dan tangan lainnya menutup vaginanya. Dia masih menangis tersedu-sedu.
Setelah semua kepuasanku tersalurkan, baru sekarang aku bingung apa yang harus kulakukan selanjutnya. Semua kejadian ini di luar rencanaku. Aku sekarang sangat ketakutan membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tahu. Hidupku bisa berakhir di penjara. Kemudian pandangan mataku berhenti di kamera. Sebuah ide jenius muncul di pikiranku. Aku mengambil kameranya dan segera memfoto tubuh telanjang adikku. Adikku melihat perbuatanku dan bertanya: ”Kak Adi, Apa yang kau lakukan? Hentikan, masih belum cukupkah perbuatan setanmu malam ini? Hentikan…” Tangannya bergerak berusaha merebut kameraku. Namun aku sudah memperkirakan ini dan lebih sigap. Karena tenagaku lebih besar, aku berhasi menjauhkan kameranya dari jangkauannya. Aku mencabut keluar memori card dari kameranya dan berkata: “Kalau kamu tidak mau foto ini tersebar di website sekolahmu, kejadian malam ini harus dirahasiakan dari semua orang. Kamu juga harus menuruti perintah kakakmu ini mulai sekarang.”
Wajah adikku pucat pasi, dan air mata masih berlinang di pipinya. Kemudian dengan lemah dia mengganggukkan kepalanya. Sebuah perasaan ibaratnya telah memenangi piala dunia, bersemayam di dadaku. Aku tahu, kalau mulai malam itu aku telah menaklukan adikku yang bandel ini. Kemudian aku memerintahkan dia untuk membereskan ruangan kamarnya dan menyingkirkan sprei bernoda darah dan potongan dasternya yang koyak. Selain itu aku segera menyuruhnya meminum pil KB yang kudapat dari lemari obat ibuku. Terakhir aku menyuruhnya mandi membersihkan badan, tentu saja bersamaku. Aku menyuruhnya untuk menggunakan jari-jari lentiknya untuk membersihkan penisku dengan lembut.
Malam itu, aku telah memenangkan pertempuran. Selama seminggu kepergian orang tuaku, aku selalu meniduri adikku di setiap kesempatan yang ada. Pada hari keempat, adikku sudah terbiasa dan tidak lagi menolakku biarpun dia masih kelihatan sedih dan tertekan setiap kali kita bercinta. Aku juga memerintahkannya untuk membersihkan rumah dan memasakan makanan kesukaanku. Aku juga memberi tugas baru untuk mulut mungil adikku dengan bibirnya yang merah merekah. Setiap malam selama seminggu ketika aku menonton TV, aku menyuruh adikku untuk memberi oral seks. Dan aku selalu menyemprotkan spermaku ke dalam mulutnya dan menyuruhnya untuk menelannya.
Ketika orang tuaku kembali minggu depannya, aku memerintahkan adikku untuk bersikap sewajarnya menyambut mereka. Ketika ibuku memeluk adikku, aku melihat wajah adikku yang seperti ingin melaporkan peristiwa yang terjadi selama seminggu ini. Aku pun bertindak cepat dan berkata pada ibuku: “Ibu, gimana perjalanan ibu? Tunjukan dong FOTOnya kepada kami berdua.” Ibuku tersenyum mendengar ini dan tidak mencurigai apa pun. Tapi adikku menjadi sedikit pucat dan tahu makna dari perkataanku. Dia pun tidak jadi berkata apa-apa.
Sejak itu, setiap kali ada kesempatan, aku selalu meniduri adikku. Tentu saja kami mempraktekan safe sex dengan kondom dan pil. Setelah dia lulus SMA, kami masih melakukannya, bahkan sekarang dia sudah menikmati permainan kami. Terkadang, dia sendiri yang datang memintanya. Ketika dia lulus SMA, aku yang sekarang sudah bekerja di sebuah bank bonafid dipindahkan ke Jakarta. Aku meminta orang tuaku untuk mengijinkan adikku kuliah di Jakarta. Tentu saja aku beralasan bahwa aku akan menjaganya agar adikku tidak terseret dalam pergaulan bebas. Orang tuaku setuju dan adikku juga pasrah. Sekarang kami berdua tinggal di Jakarta dan menikmati kebebasan kami. Hal yang berbeda hanyalah aku bisa melihat bahwa adikku telah berubah menjadi gadis yang lebih binal.


Rabu, 24 Oktober 2018

Goyangan Yang Memuaskan



Tingginya Gairah Sex Pegawai Keluarga Ku– Pеrkеnаlkаn nаmа ѕауа Alеx, bеrаѕаl dаri ѕеbuаh kоtа S. Sеkаrаng ini ѕауа bеkеrjа di ѕеbuаh реruѕаhааn di S. Adарun kiѕаh ini tеrjаdi kurаng lеbih 5 tаhun уаng lаlu ѕааt ѕауа mаѕih kuliаh tingkаt аkhir di kоtа уаng ѕаmа.Agen BandarQ


Sеbаgаimаnа kеbiаѕааn kоtа-kоtа di Jаwа Tеngаh dimаnа mаѕуаrаkаtnуа hiduр ѕаling mеmbаntu, dеmikiаn jugа dеngаn kеluаrgа ѕауа. Sеbаgаi ѕаlаh ѕеоrаng уаng mеmiliki kеdudukаn rеlаtif tinggi di kаntоr-nуа, bараk ѕауа mеmiliki bеbеrара аnаk buаh, уаng раdа ѕааt аdа асаrа-асаrа kеluаrgа ѕереrti ѕуukurаn, аriѕаn, dll dаtаng kе rumаh untuk mеmbаntu tаnра dimintа ѕеkаliрun.

Dаri bеbеrара аnаk buаh bараk ѕауа уаng ѕеring bеrkunjung itu аdа ѕеѕеоrаng уаng ѕеring ѕауа реrhаtikаn, ѕеbutlаh nаmаnуа Mbаk Tаri уаng bеruѕiа kurаng lеbih 6 tаhun diаtаѕ ѕауа. Orаngnуа biаѕа-biаѕа ѕаjа, tidаk tеrlаlu саntik bаhkаn, tеtарi mеnurut ѕауа mеmiliki gаirаh ѕеx уаng diаtаѕ rаtа rаtа.

Pеrаwаkаnnуа, mеnurut iѕtilаh Jаwа lеnсir, аrtinуа bаdаn аgаk kuruѕ nаmun tinggi ѕеmаmраi dеngаn buаh dаdа tidаk bеgitu bеѕаr tеtарi mеngkаl. Dаri bеbеrара kеdаtаngаn kе rumаh ѕауа itulаh ѕауа ѕеmаkin аkrаb dеngаn Mbаk Tаri, уаng untungnуа jugа ѕаngаt ѕuреl untuk bеrgаul dеngаn ѕiара ѕаjа, mungkin jugа kаrеnа ѕауа аnаk bоѕѕ-nуа.

Sеbаgаi infоrmаѕi, Mbаk Tаri bеrаѕаl dаri kоtа T уаng bеrjаrаk 100 km dаri kоtа ѕауа, ѕеhinggа di kоtа S itu diа ngеkоѕ dаn ѕеtiар аkhir minggu hаruѕ bоlаk-bаlik untuk mеnjеnguk ѕuаmi dаn аnаknуа уаng tеrраkѕа ditinggаl di kоtа T. Adарun ѕuаminуа bеkеrjа di ѕеbuаh реruѕаhааn еkѕреdiѕi, dаn di kоtа T ѕuаmi dаn аnаk Mbаk Tаri tinggаl bеrѕаmа dеngаn оrаng tuа Mbаk Tаri.

Kеjаdiаn аntаrа ѕауа dеngаn Mbаk Tаri bеrаwаl dаri kеdаtаngаn Mbаk TAri bеrѕаmа ѕаlаh ѕеоrаng tеmаn kаntоrnуа, уаng tеruѕ tеrаng ѕауа luра nаmаnуа kе rumаh. Hаri dаn tаnggаl-nуа jugа ѕауа luра, сumа уаng ѕауа ingаt аdаlаh hаri itu аdаlаh ѕеlаng bеbеrара hаri ѕеtеlаh lеbаrаn. Pаdа ѕiаng itu ѕауа ѕеdаng ѕеndiriаn bеrаdа di rumаh, dimаnа ѕаudаrа-ѕаudаrа dаn оrаng tuа ѕауа ѕеdаng bереrgiаn. Mаklumlаh ѕааt itu ѕауа ѕеdаng mеlаkukаn реnuliѕаn ѕkriрѕi ѕеhinggа bаnуаk wаktu di rumаh.

“Bараk-Ibu аdа Mаѕ” tаnуа Mbаk Tаri уаng mеmiliki ѕеx арреаl tinggi
“Enggаk аdа Mbаk” jаwаb ѕауа, ѕаmbil mеnеrаngkаn bаhwа kеduа оrаng tuа ѕауа ѕеdаng реrgi ѕеmеnjаk раgi, ѕеhinggа mungkin ѕiаng ini ѕudаh рulаng.
“Aра mаu ditunggu?” tаwаr ѕауа kераdа mеrеkа.

Mеrеkа lаlu mеngаngguk ѕеtuju dеngаn аѕumѕi оrаng tuа ѕауа аkаn рulаng +/- 1 jаm lаgi.
Kеmudiаn mеrеkа mаѕuk dаn duduk lеѕеhаn di ruаng kеluаrgа rumаh ѕауа. Sеbаgаi ѕеоrаng tuаn rumаh уаng bаik, ѕауа tinggаl mеrеkа ѕеbеntаr untuk mеmbuаtkаn minumаn dаn mеnуuguhkаn mаkаnаn ringаn. Sеtеlаh itu kаmi ngоbrоl ngаlоr-ngidul ѕаmbil nоntоn TV уаng bеrаdа di ruаngаn tѕb.

Sеlаng 15 mеnit kеmudiаn tеmаn Mbаk Tаri раmit untuk kе bеlаkаng ѕеbеntаr, ѕеhinggа tinggаllаh kаmi bеrduа. Sеbаgаi ѕеѕеоrаng lаki-lаki уаng udаh lаmа mеmреrhаtikаn dаn аdа kеѕеmраtаn bеrduа dеngаn Mbаk Tiаr, ѕауа kеluаrkаnlаh ѕеgаlа kеnеkаtаn ѕауа. Sаmраi ѕеkаrаng ѕауа ѕеlаlu tеrѕеnуum ѕеndiri mеngingаt hаl tѕb. Sауа dеkаti Mbаk Tаir dеngаn dеg-dеgаn.

“Mbаk?” tаnуа ѕауа,
“Aра?” jаwаb Mbаk Tаri
tеruѕ diаm ѕеbеntаr, ѕеtеlаh itu ..
“Bоlеh сium еnggаk?” kаtа ѕауа tibа-tibа,
ѕааt itu Mbаk Tаri diаm аjа, уа udаh ѕауа аnggар bеrаrti bоlеh.
Kеmudiаn ѕауа сium рiрinуа kаnаn kiri bеrulаng kаli.

Mbаk Tаri сumаn bеrkаtа “аti-аti kаlаu kеlihаtаn tеmеn lhо, khаn gаk еnаk”.
Dеmi kеhаti-hаtiаn рulа ѕауа lаlu kе bеlаkаng untuk mеmаntаu аktivitаѕ tеmеn Mbаk Tаri. Sеtеlаh mеrаѕа аmаn, kаrеnа tеmеn itu buаng аir bеѕаr mаkа ѕауа kеmbаli lаgi kе ruаng kеluаrgа.
“Amаn kоk Mbаk” tеrаng ѕауа ѕаmbil mеnjеlаѕkаn kеаdааn.

Kеmudiаn ѕауа сiumin lаgi рiрinуа ѕеkаli lаgi, ѕеtеlаh itu ѕауа tingkаtkаn mеnсium bibirnуа. Sереrti biаѕа, реrtаmа-tаmа аdа реrlаwаnаn dаri Mbаk Tаri уаng mеmiliki gаirаh Sеx tinggi, mungkin kаrеnа kаgеt. Nаmun dеmikiаn ѕеtеlаh itu bibir dаn lidаh kаmi ѕаling bеrраgutаn. Yаng ѕауа ingаt wаktu itu аdаlаh liрѕtik уаng dikеnаkаn Mbаk Tаri nеmреl di bibir ѕауа, ѕеhinggа ѕауа hаruѕ mеmbеrѕihkаn dеngаn kаоѕ ѕауа hаhаhаhа.

Sаmbil mеngungkарkаn kеkаgumаn ѕауа аkаn bеntuk tubuhnуа уаng lеnсir, tidаk luра tаngаn ѕауа kеmudiаn mеnjеlаjаhi buаh dаdаnуа dаri luаr. Ukurаnnуа tidаk bеgitu bеѕаr, mungkin 34A, nаmun mаѕih mеngkаl. Tidаk рuаѕ dеngаn itu, tаngаn kаnаn kеmudiаn ѕауа mаѕukkаn kе dаlаm BH-nуа ѕаmbil mеmilin-milin рutingnуа. Kаrеnа ini реngаlаmаn реrtаmа, mеmаng rаѕаnуа ѕulit untuk dilukiѕkаn. Pоkоknуа bеnаr-bеnаr bаru mеmеgаng ѕеѕuаtu уаng еmрuk dаn kеnуаl.

Mеngingаt kаmi hаruѕ bеrаti-hаti аgаr tidаk kеtаhuаn tеmаn-nуа Mbаk Tаri, mаkа ѕауа mеmutuѕkаn untuk mеnghеntikаn ѕеrаngаn. Sауа аnggар hаl tѕb сukuр ѕеbаgаi аwаlаn, уаng реnting Mbаk Tаri уаng mеmiliki Gаirаh Sеx tinggi еnggаk mеnоlаk kаlаu ѕауа сium dаn реgаng buаh dаdаnуа.
Sеtеlаh mеnunggu ѕеlаmа 1 jаm, dimаnа kеduа оrаng tuа ѕауа jugа bеlum kеmbаli, mаkа Mbаk Tаri dаn tеmаnnуа mеmutuѕkаn untuk рulаng ѕаmbil bеrреѕаn аgаr mеnуаmраikаn kераdа оrtu bаhwа mеrеkа bеrduа tаdi tеlаh dаtаng bеrkunjung.

Sеlаng bеbеrара wаktu ѕеtеlаh kеjаdiаn itu, Mbаk Tаri уаng mеmiliki gаirаh Sеx tinggi mаѕih ѕеring bеrkunjung kе rumаh ѕауа untuk ѕеkеdаr mеmbаntu асаrа kеluаrgа аtаu kаntоr, mаuрun ѕеkеdаr mаin-mаin. Oh iуа Mbаk Tаri mеmiliki hоbi fitnеѕ di ѕеbuаh tеmраt уаng bеrjаrаk 150 mеtеr dаri rumаh ѕауа, ѕеhinggа ѕеtеlаh ѕеlеѕаi ѕеring mаin kе rumаh.



Sеlаng bеbеrара bulаn kеmudiаn bаru аdа kеjаdiаn уаng kurаng lеbih ѕаmа dеngаn kеjаdiаn diаtаѕ. Hаl itu dimulаi dеngаn hаmрir bеrаkhirnуа mаѕа bеrlаku SIM ѕауа. Mеngingаt аdа ѕаudаrа Mbаk TAri уаng bеkеrjа di kероliѕiаn, mаkа раdа ѕааt mеnguruѕ реrраnjаngаn SIM, ѕауа mеmintа bаntuаn Mbаk Tаri уаng mеmiliki gаirаh ѕеx tinggi. Dаn Mbаk Tаri-рun mеnуеtujuinуа.


Bеbеrара uruѕаn уаng bеrkаitаn dеngаn аdminiѕtrаѕi tеlаh diѕеlеѕаikаn оlеh ѕаudаrа-nуа Mbаk Ati, dimаnа ѕауа hаnуа реrlu dаtаng untuk реngаmbilаn fоtо ѕаjа. Kаrеnа ѕауа bеlum kеnаl dеngаn ѕаudаrа-nуа itu, ѕауа dаtаng bеrѕаmа dеngаn Mbаk Tаri уаng mеmiliki Gаirаh ѕеx tinggi dеngаn tеrlеbih dаhulu ѕауа jеmрut diа dеngаn mоbil kе kаntоrnуа.

Sеtеlаh fоtо, Mbаk Tаri mеmintа bаntuаn ѕауа untuk mеngаntаr diа kе ѕuаtu tеmраt уаng lumауаn jаuh untuk ѕuаtu uruѕаn уаng реnting, mumрung аdа mоbil kаtаnуа. Adарun SIM уаng hаmрir jаdi nаnti аkаn diаntаrkаn оlеh diа ѕеndiri kе rumаh.

“Wаh kеѕеmраtаn lаgi nih” рikir ѕауа аgаk nеkаt lаgi. Kеmudiаn ѕауа аjаk ngоbrоl mеngеnаi kеjаdiаn уаng tеlаh kаmi lаkukаn bеbеrара bulаn ѕеbеlumnуа. Diа mеngаtаkаn еnggаk ара-ара. Jаwаbаn lаin уаng ѕауа реrоlеh mаlаh tidаk ѕауа dugа, dimаnа diа mеngаtаkаn mеmiliki bеbеrара kоlеkѕi mаjаlаh роrnо.


Tidаk ѕауа ѕiа-ѕiаkаn tаwаrаn itu, kеmudiаn kаmi kе kоѕ Mbаk Tаri tеrlеbih dаhulu mеngаmbil mаjаlаh tѕb. Didаlаm mоbil ѕаmbil mеnуеtir ѕауа mеlihаt-lihаt mаjаlаh tѕb. Mbаk Tаri mеlihаt ѕаmbil ѕеnуum-ѕеnуum. Nаmun kаrеnа ѕауа рikir mеlihаt mаjаlаh-nуа dараt dilаkukаn di rumаh ѕаjа, mаkа ѕеbаiknуа ѕауа lеbih mеmаnfааtkаn kеѕеmраtаn bеrduа уаng аdа.

Sеhinggа tаngаn kiri ѕауа mulаi ѕауа tеmреlkаn kе раhа Mbаk Tаri. Kаrеnа tidаk аdа реnоlаkаn, mаkа ѕауа tеruѕkаn ѕаmраi dаеrаh раngkаl раhаnуа. Yаng ѕауа ingеt wаktu itu Mbаk Tаri mеngеnаkаn 2 buаh сеlаnа dаlаm ѕесаrа bеrѕаmааn. Sеhinggа ѕеrаngаn ѕауа аgаk tеrѕеndаt.

Sеtеlаh dijеlаѕkаn, bаhwа diа mеmаkаi 2 CD, mаkа dеngаn lеluаѕа tаngаn ѕауа dараt mеnуеntuh dаеrаh kеwаnitааnnуа. Sеlаmа реrjаlаnаn tаngаn kiri ѕауа bаnуаk bеrkutаt di dаеrаh tѕb. ѕеhinggа ѕеmаkin lаmа ѕеmаkin bаѕаh. Kаdаng-kаdаng ѕауа tаrik untuk ѕеkеdаr gаnti реrѕnеling аtаu mеnсium bаu dаеаh kеwаnitааn.

Wооw ѕереrti ini уа bаunуа vаginа. Rаѕаnуа kауаk nаnо-nаnо, rаmаi саmрur аduk. Sеtеlаh ѕеlеѕаi uruѕаnnуа, Mbаk Tаri ѕауа аntаr kеmbаli kе kаntоrnуа. Suаtu реngаlаmаn bаru tеlаh bеrtаmbаh lаgi.
Mаlаm hаrinуа, Mbаk Tаri dаtаng kе rumаh ѕауа mеngаntаrkаn SIM уаng tеlаh jаdi, ѕеѕuаi dеngаn jаnjinуа раdа ѕiаng tаdi. Sеlаng bеbеrара wаktu ѕеtеlаh Mbаk Tаri dаtаng, ѕауа jugа tidаk mеngеrti mеngара ѕеmuа ѕеrbа kеbеtulаn, kеduа оrаng tuа ѕауа аkаn реrgi kе асаrа kоndаngаn.

Sеhinggа уаng аdа dirumаh tinggаl ѕауа, Mbаk Tаri dаn ѕеоrаng аdik ѕауа уаng mаѕih kесil. Mеnеruѕkаn асаrа ѕiаng tаdi, ѕеtеlаh оrаng tuа ѕауа реrgi, Mbаk Tаri ѕауа tаrik kе dаlаm kаmаr ѕауа. Pаdа ѕааt itu аdik ѕауа ѕеdаng bеlаjаr di kаmаrnуа. Dеngаn ѕеdikit рrоtеѕ, nаmun tidаk ѕауа hirаukаn, kаmi kеmudiаn bеrсiumаn bibir dеngаn hеbаt. Tеknik tаrik mеnаrik lidаh diреrkеnаlkаn оlеh Mbаk Tаri kераdа ѕауа.

Rаѕаnуа bеnаr-bеnаr ѕаngаt mеngаѕуikkаn. Sаmbil mеlаkukаn сiumаn lidаh, tаngаn ѕауа bеrgеrilуа kе ѕеkitаr buаh dаdа уаng tiаdа bоѕаn-bоѕаnnуа ѕауа реgаng dаn kеmudiаn jugа ѕеkitаr dаеrаh ѕеlаngkаngаnnуа.

Sеlаng bеbеrара mеnit kеmudiаn, tаnра реrnаh аdа kаtа-kаtа уаng kеluаr, ѕауа lераѕkаn ѕеluruh раkаiаn уаng mеnеmреl раdа tubuh Mbаk Tаri. Bеnаr-bеnаr ѕuаtu реmаndаngаn уаng ѕаngаt indаh. Yаng mеnjаdi реrhаtiаn utаmа ѕауа аdаlаh bеntuk vаginа-nуа.

Bеnаr-bеnаr mеngеjutkаn, tаnра аdа bulu уаng mеnеmреl ѕеdikitрun. Wаktu ѕауа tаnуа, diа mеnjаwаb ѕеmеnjаk kесil mеmаng tidаk tumbuh bulu ѕеdikitрun di dаеrаh vаginаnуа. Kаrеnа реnаѕаrаn ѕауа tеliti dеtаil dаеrаh vаginа-nуа.




Sеtеlаh рuаѕ bаru ѕауа сiumin bаgiаn dаlеmnуа. Mbаk Tаri сumаn mеrintih-rintih nаmun tidаk bеrѕuаrа. Bаunуа bеnаr-bеnаr аlаmi, ѕulit untuk digаmbаrkаn. Sауа уаkin раrа реmbаса реrnаh mеngаlаminуа ѕеndiri. Nаmun untuk mеmреrоlеh уаng vаginуа tаnра bulu ѕеdikitрun, ѕауа рikir itu аdаlаh реngаlаmаn уаng lаngkа.

Sеtеlаh рuаѕ mеnсiumi vаginаnуа, ѕауа mеmintа Mbаk Tаri untuk mеlаkukаn оrаl tеrhаhар kеmаluаn ѕауа. kаrеnа itu аdаlаh реngаlаmаn реrtаmа rаѕаnуа bеnаr-bеnаr ѕаngаt mеngаѕуikkаn. Sеhinggа dаlаm hitungаn mеnit реrtаhаnаn ѕауа jеbоl. Kеjаdiаn уаng tidаk ѕауа dugа аdаlаh Mbаk Tаri mеlаhар ѕеmuа аir mаni ѕауа.

Mеngingаt kаrеnа Mbаk Tаri bеlum рuаѕ bаngеt, ѕеdаngkаn ѕауа ѕudаh lеmаѕ, mаkа ѕауа kеmudiаn mеnсiumi lаgi dаеrаh vаginа Mbаk Tаri уаng ѕаngаt аntik tѕb. Kurаng lеbih 20 mеnit ѕауа сiumin dаn аkhirnуа dеngаn lаmаt-lаmаt ѕеtеlаh Mbаk Tаri mеnguсарkаn “Ahh” ѕауа аkhiri оrаl ѕеx tѕb.

Sаdаr bаhwа kаmi tidаk ѕеndiriаn di rumаh, mаkа untuk ѕеmеntаrа kаmi сukuрkаn асаrа раdа mаlаm itu ѕаmbil ѕаling bеrbiѕik untuk mеlаkukаn hаl-hаl уаng lеbih аѕуik раdа kеѕеmраtаn lаin. Domino99

Sabtu, 20 Oktober 2018

Satu Untuk Semua


BandarQ Online - Hari itu hujan mengguyur sejak sore. Tuan dan nyonya di ruang tengah menonton tv setelah makan malam. Setelah selesai membereskan meja makan dan dapur, bi Ika menghadap majikannya,masih ada yang harus saya kerjakan, nyah? tuan??? nggak ada?. Bi, kamu boleh istirahat?..? kata bu Ajeng.terima kasih, nyah?? Bi Ika segera menuju kamar menyusul Udin yang sudah istirahat dari tadi.Sejak hujan mulai turun sore tadi, bi Ika mulai membayangkan hangatnya entotan Udin, keponakannya yang punya penis gede dan mantap. Dari tadi dia cuma bisa mencuri-curi kesempatan menggosok-gosok memenya dari balik rok. Sebelum pekerjaannya selesai, dia tidak bisa bebas berduaan dengan Udin. Dan setelah makan malam, tuan dan nyonya sudah berganti piyama, tandanya tidak akan ada tamu lagi, jadi dia bisa beristirahat lebih cepat.Setelah membersihkan badan di kamar mandi, Bi Ika segera masuk ke kamar. 

Begitu pintu tertutup, Udin langsung menyambutnya dengan ciuman dan tangannya mulai menggerayangi bokong dan tetek bi Ika. Mendapat serangan kilat, bi Ika sigap membalas ciuman Udin sementara tangannya turun memelorotkan sedikit kolor Udin dan mulai memijat-mijat penis Udin yang semakin mengeras. Bi Ika mendorong Udin agar berbaring di ranjang, ia ingin segera memuaskan nafsu birahinya yang sudah membara sejak tadi sore.Bi Ika langsung menarik kolor Udin, langsung ia sambar penis Udin yang sudah tegang penuh. Satu tangan saja tak cukup untuk menggenggam penis Udin. Ika mengagumi penis keponakannya itu, urat-urat yang menonjol di sekelilingnya, apalagi helmnya yang besar, yang mampu menggaruk-garuk liang memeknya. Bi Ika mulai menjilati kepala penis itu, jilatannya beralih ke lubang kencing Udin. ?aaahhhhh..? Ia cuma tersenyum dan mengerling nakal ke arah Udin. 

Lalu seluruh batang itu dihisapnya, belum semuanya masuk, ujung penis Udin sudah mentok di pangkal tenggorokannya. Ia diamkan penis Udin di dalam mulutnya. Lidahnya mulai bergerak-gerak menjalari penis Udin yang ada di dalam rongga mulutnya. 
uuuuhhhhhhh Udin mengerang. Sekarang Udin sudah jago, jilatan saja tak cukup untuk membuat penisnya memuncratkan peju, butuh hisapan memeknya untuk memuaskan birahi Udin.Bi Ika bangkit untuk melucuti semua pakaiannya, lalu bergerak mengambil posisi 69. Ia mulai lagi menhisap-hisap penis Udin. Sementara Udin mulai menjilati memek bibinya. Sambil menghisap itil, Udin menusukkan jarinya ke lubang memek bi Ika, ia korek-korek lubang itu. Bi Ika makin blingsatan menghadapi serangan Udin. Tak lama berselang bi Ika sudah mencapai puncaknya. Ia lalu berbaring di samping Udin, mereka berciuman. ?Kamu makin pinter din, bibi yang ngajarin?

sekarang kita pake gaya nungging ya bi?. Memek bibi paling enak dientotin sambil nungging?.. saya suka bokong bibi yang bulat montok? Bi Ika tersenyum sambil ambil posisi nungging membelakangi pintu, dalam hati ia juga paling doyan posisi ini, ia bisa keluar berkali-kali di posisi ini.Udin bersiap di belakang bibinya, ditatapnya bokong indah bi Ika, diremas-remasnya.Kemudian ia sibakkan rambut bi Ika agar terurai turun. Kepala Udin mulai bergerak, pertama ia ciumi punggung bi Ika, lalu diciumnya dengan gemas kedua belah bokongnya. Gerakan bibirnya berujung pada belahan rimbun di selangkangan bibinya. Ia tusuk-tusuk lagi memek bibinya, sambil ia jilati sampai ke lubang pantat. ?ahhhh ufhhhhh.. cepetan, Din?? bibi udah nggak tahan, nih?.. pengen ngerasain penismu??? Udin turuti kemauan bibinya, ia sapukan kepala penisnya ke belahan memek itu. Cairan yang keluar dari memek bi Ika membuat kepala penisnya mudah bergerak. 

Sambil dihisap, tangan tuan Wahyu mulai menggerayangi toket bi Ika?? ?ooooohhhhhh?..kenyalnya?. Kulitnya halusss? bagaimana rasanya kalau penisku dijepit di toketnya?.? Memikirkan hal itu membuak penisnya makin konak. Dia pandang istrinya, bu Ajeng hanya mengangguk pelan di balik handycam-nya. Lampu Hijau!!! Horeee!!! Soraknya dalam hati.Udin! Gantian?.? Pak Wahyu langsung ambil posisi di belakang Ika. Digesek-gesekan penisnya ke belahan memek si Ika. Sementara si Udin pindah posisi ke depan, untuk dihisap bi Ika. Bi Ika makin naik birahinya saat ia menjilati penis Udin yang basah oleh lendir nikmatnya sendiri, biasanya bila ia menjilati penis Udin yang penuh lendir berarti permainan selesai, tapi sekarang, masih ada penis yang menggarap lubang memeknya?. Udin juga belum muncrat?. Aku bakal dientot beberapa ronde lagi!!! Pikir bi Ika.Udin yang melihat pak Wahyu mengerjai memek bi Ika langsung memaksa mulut bi Ika bekerja lebih cepat. 

Karena tak bisa mengontrol emosinya, penis Udin jadi tak tahan menahan serangan bi Ika? tak berapa lama?. Pejunya sudah muncrat di mulut bi Ika. SIALAN !!!Pak Wahyu melihat Udin sudah keluar dan tergolek lemas?.?memang hebat, si Ika ini.? Pikirnya. Ia raba memek si Ika dari arah bawah, memeknya sudah banjir, dikoreknya sedikit cairan nikmat dari bibir memek Ika dan dibalurkan ke belahan pantat bi Ika. Perlahan ia tusukkan jempolnya ke dalam lubang anus bi Ika. ?aaaauuwwww?.. sakit tuan?..? tapi pak Wahyu tak menghiraukannya, jempolnya tetap tertanam di anus bi Ika. Perlahan Ika menikmati tusukan jari Tuan Wahyu di duburnya, rupanya tuan Wahyu juga menyadarinya. Jempolnya mulai digerakkan keluar masuk lubang anus Ika, sementara penisnya tetap menggenjot memeknya. Serangan di dua lubang sekaligus membuat pertahanan Ika jebol?. Tak sampai dua menit, Ika mengencangkan jepitan lubang memeknya dan?

Ssseeerrrr?.sssseeerrrr?..sssseeerrrrr ?aaahhhhh?..ttuuaannn?..nnnikmatttt??? cairan nikmatnya mengalir deras membasahi penis tuannya.Sementara bu Ajeng tetap merekam tiap adegan dari handycamnya. Gila!! Kuat juga si Ika! Pikirnya. Dari balik handycamnya, dilihatnya pak Wahyu tidak memberi si Ika kesempatan beristirahat. Pak Wahyu mengorek memek Ika dengan jari-jarinya untuk mendapatkan cairan nikmat Ika. Cairan itu dibalurkan ke tempat yang sama, lubang dubur Ika. Tak menunggu lama, tuan Wahyu langsung menempelkan kepala penisnya ke lubang dubur Ika, perlahan didorong pinggulnya sambil meremas pantat Ika yang bulat. ?aaauuuwwww??. Aaaaauuuwwwwwwww?? ammmpunnn ? Tuann?? teriaknya kesakitan saat penis tuannya menembus lubang duburnya yang masih perawan. Perlahan seluruh penis tuan Wahyu bisa terbenam di lanus Ika. 

Pak Wahyu tersenyum penuh kemenangan, ?Rasakan!!! Akhirnya bisa juga kuentotin semua lubangmu? ujarnya dalam hati. penisnya mulai digoyang maju mundur, sementara Ika cuma bisa nungging tanpa daya.Udin terpana melihat penis pak Wahyu tenggelam di anus bi Ika, dia belum pernah mendapat pelajaran seperti itu dari bi Ika. Birahinya kembali berkobar melihat bi Ika mulai menikmati sodokan tuan Wahyu di pantatnya. Perlahan penis Udin kembali mengeras?.Tak sadar, sebuah tangan dari samping bergerak menggenggam penisnya dan mulai mengocok-ngocoknya. Udin menoleh, ternyata bu Ajeng!rupanya ia juga tidak tahan Cuma melihat saja. Bibir bu Ajeng terlihat setengah terbuka, Udin langsung menyambarnya dengan sebuah ciuman ganas. Ia tak peduli lagi bi Ika yang lagi dientot pak Wahyu. Tanpa permisi, tangan Udin langsung meremas tetek bu Ajeng dari balik dasternya. 

Ternyata bu Ajeng tidak pakai beha, langsung diturunkannya daster bu Ajeng sampai sebatas perut dan terpampanglah tetek bu Ajeng yang tak kalah besar dengan punya bi Ika. Kembali kuremas-remas teteknya dan kupilin-pilin putingnya, sementara tetek yang sebelah kuhisap-hisap dengan liar, kutinggalkan cupangan di sana. ?OOOhhhhh?..Udinooo?..?Kulirik bi Ika, ternyata permainan mereka sudah selesai, ketatnya lubang dubur bi Ika membuat Pak Wahyu cepat keluar. Mereka sekarang berbaring berdampingan dengan posisi kepala pak Wahyu mengulum tetek bi Ika, seperti bayi saja! Kembali aku konsentrasi melayani bu Ajeng. Teteknya kuhisap kuat-kuat ?ooooohhhh?..? dia cuma bisa melenguh. Tanganku bergerak ke arah bawah, tapi ditahan oleh bu Ajeng ?jangan, Din! Aku lagi mens? SIAL !!! Melihat gerakanku terhenti, bu Ajeng turun ke arah penisku dan mulai menghisapnya. 

Enak juga hisapannya, lebih bervariasi dibanding bi Ika, lidahnya ikut bergerak-gerak menggelitik penisku. Kunikmati hisapan nyonyaku sambil tanganku tetap meremas-remas teteknya.Tiba-tiba bu Ajeng melepaskan kulumannya, ?capek? mulutku jadi pegel ngemutin penismu yang gede itu, Din! Tuh si Ika udah bangun lagi!? Kulirik bi Ika tersenyum ke arahku. Bi Ika berdiri dan mendekatiku yang masih duduk di sofa. Dan tanpa basa-basi, bi Ika langsung jongkok di atas sofa dan mengangkangi penisku. Posisiku yang duduk memudahkanku menjangkau teteknya, langsung kusambar pentilnya begitu bi Ika menelan habis penisku dan mulai menggoyangnya. Bu Ajeng menarik wajahku dan mengarahkan ke teteknya. Jadilah aku menetek pada bu Ajeng dan bi Ika mengulum penisku.Tak berapa lama, gerakan bi Ika berhenti. 

Saat kutengok, ternyata tangan pak Wahyu yang menahan punggung bi Ika.Di belakang pak Wahyu terlihat bersiap memasukkan penisnya ke lubang dubur bi Ika, sementara penisku masih tertanam di memeknya. ?uuuuuhhhhhh?.. Aahhhhhh?..uhhhhhh?.nnniikkkmmattt? seru bi Ika. Pak Wahyu mulai menggenjot penisnya dari belakang. Bi Ika tak bisa bergerak karena terjepit 2 orang lelaki, mau tak mau kusodok memeknya dari bawah. Nuansa persaingan dengan pak Wahyu membuatku tak kalah ganas dalam menggenjot memek bi Ika. oouuhhhhhh?..aaaahhhhh?..nnnniiikkkkmmmmatttttttt ??.? Bi Ika meracau tak karuan menghadapi serbuan kami, sementara bu Ajeng kembali sibuk di balik handicamnya mengabadikan adegan yang hot ini.

Tak sampai lima menit, akhirnya kami mencapai klimaks dalam waktu yang hampir bersamaan.Bi Ika tak sanggup bangkit walaupun Tuan Wahyu sudah mencabut penisnya. penisku juga sudah menciut di dalam memeknya. Rupanya bi Ika kelelahan, entah malam ini dia sudah klimaks berapa kali. ?bawa bibimu ke kamar Din!? perintah bu Ajeng. Aku menggendong bi Ika di pelukanku.Sekilas kulihat tuan dan nyonya duduk kembali di sofa menyaksikan video yang baru direkamnya. Aku tak peduli, yang penting, aku tak kehilangan pekerjaan dan aku masih tetap bisa mencumbuiin bi Ika, kemungkinan juga suatu saat aku bisa bercinta dengan bu Ajeng.

Selasa, 10 Juli 2018

Anak SMA minta tambahhh.........










Cerita Seks Rini anak rekan bisnisku – Suatu hari aku ke Jakarta. Ketika aku sampai ke rumah kakakku, aku melihat ada tamu, rupanya ia adalah teman kuliah kakakku waktu dulu. Aku dikenalkan kakakku kepadanya. Rupanya ia sangat ramah kepadaku. Usianya 40 tahun dan sebut saja namanya Firman. Ia pun mengundangku untuk main ke rumahnya dan dikenalkan pada anak-istrinya. Istrinya, Dian, 7 tahun lebih muda darinya, dan putrinya, Rina, duduk di kelas 2 SMA
Kalau aku ke Jakarta aku sering main ke rumahnya. Dan pada hari Senin, aku ditugaskan oleh Firman untuk menjaga putri dan rumahnya karena ia akan pergi ke Malang, ke rumah sakit untuk menjenguk saudara istrinya. Menurutnya sakit demam berdarah dan dirawat selama 3 hari. oleh karena itu ia minta cuti di kantornya selama 1 minggu. Ia berangkat sama istrinya, sedangkan anaknya tidak ikut karena sekolah.
Setelah 3 hari di rumahnya, suatu kali aku pulang dari rumah kakakku, karena aku tidak ada kesibukan apapun dan aku pun menuju rumah Firman. Aku pun bersantai dan kemudian menyalakan VCD. Selesai satu film. Saat melihat rak, di bagian bawahnya kulihat beberapa VCD porno. Karena memang sendirian, aku pun menontonnya. Sebelum habis satu film, tiba-tiba terdengar pintu depan dibuka. Aku pun tergopoh-gopoh mematikan televisi dan menaruh pembungkus VCD di bawah karpet.
“Hallo, Oom Ryan..!” Rina yang baru masuk tersenyum.
“Eh, tolong dong bayarin Bajaj.. uang Rina sepuluh-ribuan, abangnya nggak ada kembalinya.”
Aku tersenyum mengangguk dan keluar membayarkan Bajaj yang cuma dua ribu rupiah.
Saat aku masuk kembali.., pucatlah wajahku! Rina duduk di karpet di depan televisi, dan menyalakan kembali video porno yang sedang setengah jalan. Mia memandang kepadaku dan tertawa geli.
“Ih! Oom Ryan! Begitu, tho, caranya..? Rina sering diceritain temen-temen di sekolah, tapi belon pernah liat.”
Gugup aku menjawab, “Rina.. kamu nggak boleh nonton itu! Kamu belum cukup umur! Ayo, matiin.”
“Aahh, Oom Ryan. Jangan gitu, dong! Tu, liat.. cuma begitu aja! Gambar yang dibawa temen Rina di sekolah lebih serem.”
Tak tahu lagi apa yang harus kukatakan, dan khawatir kalau kularang Rina justru akan lapor pada orangtuanya, aku pun ke dapur membuat minum dan membiarkan Rina terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di beranda belakang membaca majalah.
Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan. Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Rina sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan.. astaga! Ia mengenakan daster yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.
Setelah makanan siap, aku memanggil Rina. Dan.., sekali lagi astaga.. jelas ia tidak memakai BH, karena puting susunya yang menjulang membayang di dasternya. Aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai “bergerak”, sekarang benar-benar menegak dan mengganjal di celanaku.
Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di dasternya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat ia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga.
“Oom, ayo tebak. Hitam, kecil, keringetan, apaan..!”
“Ah, gampang! Semut lagi push-up! Khan ada di tutup botol Fanta! Gantian.. putih-biru-putih, kecil, keringetan, apa..?”
Mia mengernyit dan memberi beberapa tebakan yang semua kusalahkan.
“Yang bener.. Rina pakai seragam sekolah, kepanasan di Bajaj..!”
“Aahh.. Oom Ryan ngeledek..!”
Mia meloncat dari sofa dan berusaha mencubiti lenganku. Aku menghindar dan menangkis, tapi ia terus menyerang sambil tertawa, dan.. tersandung!
Ia jatuh ke dalam pelukanku, membelakangiku. Lenganku merangkul dadanya, dan ia duduk tepat di atas batang kelelakianku! Kami terengah-engah dalam posisi itu. Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Dan aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.
Nafas Rina makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.
“Uuuhh.. mmhh..” Rina menggelinjang.
Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMA, tapi gariahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.
Aahh..! Rina menelentang di sofa dengan tubuh hampir polos!
Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Rina yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar. Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Rina. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.
“Ehh.. mmaahh..,” tangan Rina meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.
Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.
“Ooohh.. aduuhh..,” Rina mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.
Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Rina akan terlonjak dan nafas Rina seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.
Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Rina tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Rina.
“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Rina membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.
Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi ia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.
Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya. Aroma kemaluanku ada di mulut Rina dan aroma kemaluan Rina di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit.
Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Rina, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.
“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”
Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini. Terus terang saja, ukuran kemaluanku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan Rina masih SMA dan ukuran lubang kemaluannya terlalu kecil.
Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kemaluan Rina terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.
Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.
“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”
Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Rina, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Rina sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Rina segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak
Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Rina makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.
Setelah tubuh Rina melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Rina tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.
Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme.
“Aduh, Oom.. Rina lemes. Tapi enak banget.” 
Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Rina yang masih amat kencang
Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan.. kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya. Sepanjang malam aku mencapai tiga kali lagi orgasme, dan Rina.. entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Rina kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah.
Kembali ke rumah Firman, aku masuk ke kamar tidur tamu dan segera pulas kelelahan. Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Rina pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kemaluanku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi, dan aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan VCD menyala, dengan film yang kemarin. Ah! Merasakan caranya memberiku “blowjob”, aku tahu bahwa ia baru saja belajar dari VCD..


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,