Jumat, 12 Mei 2023

I LOVE YOU AYU


http://202.95.10.206/


Malam itu Ayu sedang menangis di hadapanku. Kisah selingkuh kami ketahuan oleh istriku. Aku yang sangat mencintai istriku telah berjanji untuk berhenti selingkuh, dan malam ini adalah kesempatanku untuk menjelaskan pada Ayu Ayu adalah wanita berjilbab yang masih single, berusia 22 tahun. Dulunya dia adalah rekan kerja dari sahabatku. Hobi fotografi membuat kami saling kenal, karena dia bersedia untuk difoto olehku yang masih sangat pemula.

Tidak lama setelah berkenalan, Ayu mulai menceritakan kisah cintanya yang ternyata tidak bahagia. Meskipun telah berencana menikah, calon suaminya ternyata sering berlaku keras dan berkata kasar. Akupun sering bercerita tentang masalah keluargaku. Pernikahan di usia muda membuatku dan istri sering bertengkar. Sementara ketika menghadapi Ayu yang sabar dan penyayang, aku merasa sangat nyaman. Begitu juga yang Ayu rasakan ketika bertemu aku. Tanpa sadar, kami pun sering ber sms dan mulai mengatakan saling menyayangi. Hanya saja, sebuah sms yang salah kirim membongkar semua. Kini Ayu bersedia datang menemuiku di kamar kosan tempat kami biasa berduaan.

Ayu yang mencoba memahami situasi ini terlihat sangat sedih. Katanya dia takut kehilangan aku. Oh, betapa tangis wanita selalu bisa melumpuhkan dunia, begitupun aku saat itu. Wanita ini sangat baik, sabar, penyayang, dan memiliki keinginan kuat. Matanya yang sembab membuatku sangat ingin memeluknya, mungkin untuk yang terakhir kali. Akhirnya kuraih tangannya dan meletakkan kepalanya di pundakku. Isak tangisnya pun meledak, tak lagi sanggup dibendung. Entah mengapa aku sangat merasa bersalah, meskipun aku merasa itu salah kami berdua. Semakin erat pelukanku kepadanya, dan kurasakan dia melakukan hal yang sama. Kemudian kuangkat wajahnya, kudekatkan kewajahku, aku tak sanggup menahan bibir untuk bicara, “I Love You, Ayu ”. Dalam isak tangisnya dia juga berkata, “Love You Too, Ari…”. Sungguh bergetar hatiku saat itu, dan tidak terasa aku mengecup bibirnya perlahan.

Kulihat untuk sesaat Ayu memejamkan matanya, sepertinya dia merasakan getaran perasaan hingga ke hati. Kurasakan jantungku berdetak semakin cepat. Rasa sayang ini menyatu bersama kekecewaan mendorongku untuk memagutnya lebih dalam. Kukulum bibirnya yang ranum dan jarang disentuh laki-laki, dan kurasakan bibirnyapun membalas ciumanku. Sepertinya “pertemuan terakhir” ini menjadi luapan segala emosi yang pernah kita jalani bersama. Pertemuan sembunyi-sembunyi, memasak untukku, makan bareng, ciuman-ciuman kecil, dan menghabiskan malam berdua meskipun hanya memandang bulan. Dan sedikit pelukan tentunya.

Malam ini Ayu terasa seperti kehilangan rem. Lidahku mulai menjelajah liang mulutnya, meraba deretan giginya, dan sesekali dihisapnya. Ketika kutemukan lidahnya, kuelus dengan lidahku dan bertarung dahsyat. Bibir dan kepala kamipun mulai bergerak liar. Pelukan yang tadinya kencang mulai mengendur, karena satu tanganku tidak lagi memeluk. Dia telah berpindah ke depan untuk memegang lembut dadanya. Sebuah reflek yang biasa kulakukan ketika berciuman dengan istriku, tapi ini yang pertama kali kulakukan pada Ayu . Awalnya aku kaget dan takut membuat Ayu marah, namun anehnya Ayu tidak bereaksi apapun kecuali melanjutkan aksi ciuman kami. Karena merasa dia memberikan ijin, tanganku mulai meraba kedua perhiasan yang selama ini dijaganya itu. Payudaranya memang tidak besar, namun menyentuhnya membuat darahku makin memanas.

Di saat itu sepertinya rem kami berdua makin blong. Kurebahkan Ayu yang masih berbusana lengkap plus jilbab di kasurku, supaya aku bisa leluasa menciumnya sambil menjelajahi dua bukit muda yang jarang dijamah itu. Terasa makin lama nafas Ayu pun makin memburu, seolah mengisyaratkan kepadaku bahwa dia ingin kumiliki. Ciuman kami dan rabaanku semakin liar hingga jilbabnya mulai berantakan. Karena makin menggangu, maka kulepas saja jilbab itu, namun agak sulit karena banyak peniti disana sini. Jilbab itu akhirnya tanggal setelah dia membantunya. Tampaklah wajah dan rambutnya yang baru pertama ini kulihat. Wajah putihnya yang cantik ditambah rambutnya yang acak-acakan semakin membuatku menjadi bernafsu. Untuk sementara kulupakan rasa bersalahku, kulupakan rasa hormatku, dan kulupakan istriku. Yang ada hanya nafsu yang memuncak.

Tak tahan lalu kucoba mencari kancing bajunya, dan ingin kulepaskan. Aku menjelajah ke seluruh tubuhnya, namun tak kutemukan. Aku ternyata kurang akrab dengan baju seperti ini. Ayu yang mengetahui kebingunganku tersenyum kecil dan membuka resleting baju yang ada di bagian samping, dan membiarkan aku melakukan sisanya. Tanpa lama-lama lagi, kubuka baju itu, dan terpampang sebuah pemandangan yang sangat indah yang seperti baru pertama kali kulihat. Hamparan kulit putih bersih dan tercium wangi yang biasa ditutup sangat rapat sekarang terbuka lebar di hadapanku untuk kunikmati. Kuelus lembut perutnya, dan ternyata sangat sangat halus dan lembut. Payudara yang tersembul tertutupi bra warna hijau adalah puncak keindahan pemandangan itu. Namun aku yakin ada yang lebih indah di dalamnya.

Kulepas paksa bra itu, diiringi rintihan penolakan kecil yang tak berarti dan tidak menghentikan aku untuk melakukannya. Tak perlu usaha keras, bra itupun tak lagi menutupi keindahan itu. Dua buah payudara yang putih dan sangat mulus, berujungkan puting kecil berwarna merah muda yang menegang. Warnanya yang merah muda segar menandakan area ini belum pernah dijamah pria manapun. Sungguh makin tak kuasa aku menahan gejolak ini. Kuremas payudara itu dengan lembut, dan kuhisap putingnya. Gerak lidahku bermain membuat Ayu mendesah-desah pendek, sambil menggerak-gerakkan kakinya. Aku tahu dia gelisah, terjadi pertarungan antara ketakutan karena ini adalah pengalaman pertama, sekaligus dorongan nafsu yang sudah di ubun-ubun. Kurasakan tangannya menyentuh bagian belakang kepalaku dan membantunya bergerak. Dia menikmati itu. Pasti.

Ciumanku kembali ke atas, menjamah leher dan kemudian telinganya. Aku sempat bertanya, “Kenapa mau Rin?”. Sambil menyentuhkan payudaranya ke dadaku yang kini bersentuhan, dia berbisik, “Beginilah kalau wanita sudah cinta, Ari..”. Karena terbawa suasana, tanganku kini menjelajah pangkal pahanya yang masih tertutup rok panjang warna hitam. Untuk sejenak kucari celah kecil dari luar rok, dan kurasakan Ayu melonggarkan kakinya dan menikmati itu. Tak lama kuangkat rok itu hingga pinggang, namun masih ada stocking yang menggangguku. Pertahanan wanita ini sungguh berlapis. Maksudnya memang untuk menjaga diri dari godaan lelaki. Apa daya malam ini dia benar-benar takluk padaku. Kulepaskan stockingnya dengan terburu-buru dan kulemparkan entah kemana. Celana dalam sebagai pertahanan terakhirpun segera kutanggalkan. Aku sangat tidak tahan.

Setelah kupastikan celah itu sudah basah melalui sentuhan jariku, kupindahkan kepalaku menuju vagina nya. Tercium aroma khas yang agak asam dan wangi, dan berbulu tidak terlalu lebat. Wanita ini benar-benar merawat aset pribadi nya. Kucium dan kujilat-jilat pintu vaginanya, membuat Ayu mengerang lebih keras. Terdengar rintihannya, “Ariiii, oh, Ariiiii… shhhh…”. Rintihan yang seperti penyemangat ku untuk mengeksplor lebih, kucari klitorisnya, kujilat dan kukulum. Lidahku kumainkan berirama, cepat dan lambat bergantian. Tidak lama, kurasakan pahanya bergetar dan tangannya mencengkeram rambutku sekitar 3 detik, lalu melemas. Sepertinya dia orgasme. Barangkali untuk yang pertama kali sepanjang hidupnya.

Kuhentikan semua aktifitasku. Kubiarkan dia telentang agak ngangkang dengan mata terpejam dan nafas yang masih memburu. Hanya rok yang tersingkap di pinggang yang tersisa di tubuhnya. Kupandangi sekujur tubuhnya yang putih mulus tanpa cacat. Sungguh sayang badan seperti ini selalu ditutup. Betapa beruntung laki-laki yang memilikinya nanti, pikirku. Namun tiba-tiba aku berpikir, bukankah aku lebih beruntung jika berhasil merasakannya untuk yang pertama kali? Seketika hasratku kembali memuncak. Kulepaskan seluruh pakaianku tanpa sisa. Senjataku yang mengeras tampak tegang menantang. Ayu  melihat itu tidak terlihat kaget. Mungkin dia pernah melihatnya di bokep atau di tempat lain. Segera kudekatkan ke mulutnya dan dengan sigap Ayu mengulum dan menghisapnya.

Dari caranya memperlakukan itu, sepertinya itu bukan yang pertama. Mungkin calon suaminya pernah memaksa melakukan itu. Atau memang dia sangat berbakat, entahlah. Yang pasti dari bentuk dada dan responnya terhadap rangsanganku, calon suaminya itu seperti tidak berani bertindak jauh dalam menjamah Ayu . Ah, sudahlah, tidak perlu memikirkan orang lain. Yang jelas kuluman ini terasa sangat nikmat, pinggangku otomatis mengikuti gerak maju mundur. Sesekali mata Ayu melirik mataku dan tersenyum ketika melihat aku keenakan.

Tak lama kulepaskan senjataku dari mulutnya. Aku rasa inilah saatnya. Segera badanku menindihnya, langsung mengulum bibir Ayu dan meremas-remas dadanya. Ayu seperti belum siap untuk kembali terangsang, tapi aku tidak peduli. Kulitku telah menyentuh kulit putih mulusnya, dan senjataku bergerak-gerak di depan liang kenikmatan itu. Aku menatap matanya seolah bertanya, dan spontan kepala Ayu menggeleng. Namun ketika kupagut lagi bibirnya, gelengannya berhenti, berganti dengan ciuman balasan yang maut, pelukan ke pundak, dan lutut yang kini menekuk. Karena kuanggap dia lengah, maka nekat saja kudorong kepala senjataku memasuki liang vaginanya. Keningnya mengrenyit, ciumannya berhenti, dan kembali menggeleng. Namun badannya tidak bereaksi apapun. Maka kudorong lagi pinggangku lebih dalam. Ayu terpejam dan memalingkan mukanya. Tangannya yang masih melingkar di pundakku terasa menegang. Tak tahan lagi, maka kucoba masukkan lebih dalam. Dan, blessssssss… separuh senjataku pun masuk diiringi lenguhan tertahan dari Ayu .

Kurasakan senjataku mentok tertahan tidak bisa masuk lagi, maka kugoyangkan saja separuh yang di dalam itu. Aku merasa sangat sangat nikmat. Kehangatan vagina wanita yang disetubuhi pertama kali memang tak tergantikan. Tak ada lagi bentuk penolakan apapun dari Ayu . Dia hanya terpejam dan keningnya mengrenyit. Maka kupagut lagi lehernya, kutinggalkan cupang kecil untuk kenang-kenangan. Ketika pinggang Ayu mulai ikut bergerak, kucabut lagi senjataku dari liangnya, lalu kumasukkan kembali perlahan-lahan. Masuk-keluar ini berlangsung beberapa kali hingga secara refleks tiba-tiba pinggangku menghentak dan mendorong lebih dalam. Bleessssssss!!!!!

“Aaaaahhhhh…..” Ayu kini memekik. “Aaaarrriiiii…”. Senjataku sudah ada di dalam sepenuhnya. Ayu lalu melingkarkan kakinya di pinggangku. Entah apa yang ada di pikirannya kini. Yang jelas posisi ini membuatku leluasa untuk memaju mundurkan pinggangku. Vagina nya yang basah dan hangat benar-benar nikmat dan membuatku terbang. Seorang wanita berjilbab yang biasa menutupi tubuhnya dengan pertahanan berlapis sedang berada di bawahku, kutindih, kusetubuhi, kunikmati, dan kutusuk vagina nya dengan senjata ampuhku hingga membuatnya keenakan. Kugerakkan pinggangku tanpa ampun. Senjataku pun keluar-masuk dengan sangat bebas dan berirama. Kadang cepat dan kadang lambat. Ayu benar-benar terbawa suasana dan menikmati permainan ini.

Kulihat sekarang Ayu mulai on fire. Nafasnya yang memburu, wajahnya yang memerah, dan pinggulnya yang ikut bergerak menandakan dia sedang bergerak menuju titik nikmat itu. Kuhentikan gerakanku, kusuruh dia pindah ke atas. WOT. Sebuah posisi yang agak aneh untuk wanita berjilbab, namun aku yakin itu akan membuatnya bahagia. Meskipun agak ragu, Ayu menuruti juga. Aku yang telentang dengan senjata mengacung tegak menunjuk langit segera didudukinya. Dengan senjataku ada di dalam vaginanya, Ayu bergerak bergoyang mencari iramanya sendiri. Tanganku membantunya dengan meremas dua bukit nikmatnya dan meremas pantatnya yang sangat kenyal dan padat, sambil sesekali meraih kepalanya untuk melumat bibirnya. Setelah beberapa menit bergoyang, Ayu  tiba-tiba bergerak tak beraturan sambil mengerang tak jelas. Tangannya menggenggam lenganku dengan kuat. Gerakan ini berlangsung sekitar 10 detik. Ayu orgasme. Lagi.

Ketika Ayu  sudah lemas, kini giliranku untuk menghabisinya. Kubiarkan dia telentang ngangkang tanpa tenaga, dan ku eksplorasi liang vaginanya dengan senjataku yang sudah tegang sejak awal permainan tadi. Dengan wajah sayu dan mata terpejam, Ayu menerima begitu saja sodokan-sodokanku di vaginanya. Sambil merem keluar beberapa suara dari mulutnya. “Hmmmpfh..”, “Ariiii…”, “Sayaaaangh…”, “Eeemmmhhh…”, “Ssssh…”. Aku merasakan nikmat tiada tara yang makin lama makin memuncak. Gerakan pinggangku makin lama makin cepat, dan senjataku terasa makin peka. Kupercepat saja goyangan itu karena sodokan itu makin enak, dan rupanya Ayu menyambutnya dengan kembali melingkarkan tangan di pundak serta kakinya di pinggangku. Spontan kusambut dengan pelukan juga, dengan dadaku menyentuh payudaranya yang lembut.

Setelah beberapa detik goyanganku mencapai titik tercepat, aku berhenti. “Ayuuuu… oooooh… Ouch, Ergh, ssssh.. Akkkkuuuuu keellluaaaaar…”. Semburan sperma tak sanggup kutahan terlepas ke dalam rahim Ayu . Aku tak ingat apapun termasuk kemungkinan Ayu hamil. Aku benar-benar larut dalam kenikmatan. Spermaku keluar hingga tujuh kali. Setiap kali sperma keluar, Ayu sedikit melenguh sambil menolehkan kepala ke sisi yang lain. Di semprotan ke empat terasa pelukan Ayu kembali menguat dengan kepalanya bergerak tak teratur dan erangan tipis. Tampaknya Ayu orgasme untuk yang ketiga kali, namun kali ini tidak terlalu kuat. Setelah semua spermaku kurasakan keluar, akupun terjatuh lemas di sebelah Ayu . Kasur kosku yang tidak luas sangat pas untuk tubuh telanjang kami berdua. Sungguh kenikmatan luar biasa yang kurasakan saat itu. Terlebih lagi karena mampu membuat Ayu bahagia.

Beberapa menit setelah kami mulai bisa mengumpulkan kewarasan, Ayu kembali terisak. Kali ini tidak ditahannya. Dibiarkan air mata itu mengalir di pipinya. Aku tahu dia menyesal, aku tahu dia marah, aku tahu dia kecewa, namun aku tahu bahwa ini adalah luapan cinta kami yang sangat indah meskipun salah arah. Selamat tinggal Ayu , kenanglah aku selalu. Kutunggu kabar darimu, dan tak sabar aku melihat seperti apa wajah anakmu kelak.

http://202.95.10.206/


Senin, 08 Mei 2023

MAS BOY PACAR KAKAK KU

 



http://202.95.10.206/

Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Sari mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Sari aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Sari dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tsb.

Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara.

Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.

Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.

Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin VCD player tanpa ngeluarin discnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Boy pacar Mbak Sari dari Bandung. “Halo Ulfa sayang, Mbak Sarinya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta. Emang nggak telpon Mas Boy dulu?” “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.” “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya. Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Boy . Mas Boy menyetujui usulku. Ternyata Mbak Sari cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Boy mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng. Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Boy yang keren, kubayangkan Mas Boy sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Boy ama Mbak Sari lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh. “Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba. “Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting. “Mas Boy nonton TV aja nggak papa kan?” “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar.

Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur.

Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari VCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Boy menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar. Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Boy  di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri. Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Boy . Mas Boy tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu. “Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?” Mas Boy tampak salting, kemudian dia hendak mematikan VCD player.” Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku. “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya. “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba. “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Boy agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku. Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas. “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Sari lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!” “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Boy tersipu mendengar ledekanku. Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Sari lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas. “Ehh glek bagusan punyamu.” “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi. “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Boy tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang. “Sekarang giliran aku liat punya Mas Boy !” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Boy . Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil.

http://202.95.10.206/

Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Boy dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir. “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF. “Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Boy akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku. “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa.

Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat. “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat. “Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku. “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh”. Mas Boy terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..” Mas Boy lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya.

Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku. “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan. “Au.. sakit” Mas Boy tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Sari tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya. “Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Boy memompa pantatnya maju mundur. “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu. “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan.

http://202.95.10.206/


Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Boy malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. cerita sex selingkuh bisa anda baca di ceritaserudewasa.info Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku, “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku. “Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas” “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat.

Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Boy merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu. “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Boy duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan. Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat. “Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Boy mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya. “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu. Makin lama makin cepat cepat cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

http://202.95.10.206/


Minggu, 07 Mei 2023

TERIMASIH UNTUK PERAWANMU

http://202.95.10.206/

Bayu adalah namaku, OB di salah satu perusahaan swasta kecil di Ibukota. Tiga bulan pertama ada karyawan baru yang masuk untuk bagian resepsionis. Namanya Dewi. Wanita cantik, tinggi kurang lebih 165cm, berat 50kg, bibir sensual, ramah, suka senyum, senang pakai rok mini dan sepatu hak tinggi, kulit bersih dan rambut sebahu.perawan

Suatu siang, aku sedang terburu-buru karena dipanggil Boss untuk menyiapkan sajian kepada tamu yang datang dari Kalimantan, tanpa sadar aku berpapasan dengan Dewi yang sedang berjalan sambil melihat hape tanpa memerhatikan jalan sehingga terjadi tabarakan tanpa sengaja antara aku dan Dewi. Tubuhnya tinggi bila dibanding wanita biasa kira-kira 170 cm plus sepatu, soalnya tubuhku juga sekitar itu, secara reflek aku memeluknya karena takut terjatuh. Dalam dekapanku terasa harum parfum yang membuat darahku berdesir mengalirkan hawa nafsu hingga keubun-ubun.

“Duh, maaf mas Bayu . Aku gak liat, ini sambil baca e-mail kerjaan dari bapak.” Ucap Dewi memelas.

“Iya, Mbak Dewi gapapa. Aku juga lagi buru-buru dipanggil si bapak soalnya hehehe.” Jelas ku sambil pamit untuk ke ruangan bapak boss.

Setelah itu kamipun kembali bekerja dengan kesibukan masing-masing dan tidak memikirkan lagi kecelakaan tadi. Kira-kira setengah jam sebelum jam kerja berakhir, aku hubungi dia lewat telephone untuk mengajak nonton dan kebetulan filmnya bagus sekali. Eh ternyata dia setuju kalau nontonnya hanya berdua saja.

Selama dalam perjalanan ke tempat tujuan kami ngobrol ngalor-ngidul tidak karuan dan tertawa dan kutanya apakah dia sudah punya pacar? Dijawab baru putus tiga bulan yang lalu makanya dia memutuskan untuk pindah tempatku. Kupikir dia ini lagi labil dan kebetulan sekali aku mau mendekatinya.

Setelah membeli karcis dan makanan kecil kami masuk ke dalam gedung yang masih sepi… biasanya juga sepi sih…. aku mengambil posisi di tengah dan boleh pilih tempat kata penjaganya.

Sesaat filmpun dimulai… tanganku mulai menyentuh tangannya… dia masih membiarkan… Mulailah pikiran kotorku… kuremas secara halus…. dia hanya membalas dengan halus…. Kudekatkan wajahku ketelinganya… nafasku mulai masuk melalui lubang telinganya yang sedikit terhalang oleh rambutnya yang harum.

Kuberanikan untuk mencium leher… dia hanya mendesah, “aaahhhhh……” kuarahkan ke pipi lalu ke mulutnya….. pertama kali dia menutup mulutnya tetapi tidak kuasa untuk membukanya juga karena aku terus menempelkan mulutku pada bibirnya…. “Ssssshhhhh……” Tanganku tetap meremas jemari tangannya lalu pindah ke leher dan sebelah lagi ke pinggang… lama kelamaan naik ke buah dada yang masih terbungkus oleh pakaian seragam kantor… lidahku mulai memainkan lidahnya begitu pula sebaliknya…. Ku perhatikan matanya mulai terpejam… jemarinya mulai agak kuat meremas tubuhku…. kami tidak memperhatikan lagi film yang sedang diputar.

Aku raba kebagian paha…. tetapi terhalang oleh stokingnya yang panjang sampai perut… sudah tidak sabar aku untuk meraba kemaluannya… dia menarik tanganku agar jangan meraba barangnya… kuraba terus akhirnya dia mengalah…. kubisikan untuk melepaskan stockingnya, kami lepas semua permainan sejenak… hanya untuk melepas stocking yang dia pakai… setelah itu kembali lagi ke permainan semula…. kurogoh dengan tanganku yang kekar dan berbulu selangkangannya yang masih terbungkus dengan cdnya… tanganku mulai kepinggulnya. Ternyata dia memakai cd yang diikat disamping, kubuka secara perlahan agar memudahkan untuk melanjutkan kememeknya, yang terdengar cuma suara nafas kami berdua, sampailah aku kepermukaan pusar lalu turun kebawah, betapa kagetnya aku raba-raba ternyata bulunya hanya sedikit.

Kulepas mulutku dari mulutnya dan bertanya, “Wi, bulunya dicukur ya?” Bukan jawaban yang aku terima tetapi tamparan kecil mendarat dipipiku… plak! Ku lanjutkan lagi…. sampai akhirnya film sudah selesai.

Kubisikan lagi, “Saya ikatkan lagi ya, Wi.” Tidak dijawab, kuikatkan kembali, filmpun berakhir kita semua bubar. Melangkah dianak tangga ke tujuh, dia menarik aku lalu membisikan “yu , talinya lepas….” buru-buru aku pepet samping kiri pinggulnya agar orang tidak menyangka.

Turun lagi keanak tangga kesembilan eh dia bisikan lagi “yu satunya juga, kamu sih, ikatnya nggak kencang”

“Sory dech…” Kataku.

Akhirnya dia menuruni tangga dengan merapatkan kaki dan memegang samping kiri roknya. Cepat cepat aku ambil motor sementara dia berdiri menunggu.

“Sampai juga akhirnya…….” kita berdua hanya cekikikan saja.

“Mau kemana lagi kita sekarang….” kataku

“Terserah aja soalnya mau pulang males, lagi ribut sama mama.” Jawab Dewi singkat. Lalu kupercepat laju motorku menuju pondok tirta di Halim.

Begitu sampai, langsung masuk ke kamar, ngoborol-ngobrol sebentar, lalu aku kekamar mandi untuk mencari kondom berwarna hitam yang selalu aku siapkan di dalam tas dan kembali lagi terus kuciumi dia sampai nggak bisa nafas. “Eeeggghhhhh……” sambil mencabut mulutnya, “Pelan-pelan dong,yu.”

Mulailah aku menciumi secara perlahan sambil membuka baju dan behanya.

Teteknya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, putingnya mungil berwarna coklat gelap. Kuciumi teteknya, “Sssshhhhh……” sambil menjambak rambutku. Kumainkan lidahku di putingnya yang satu sementara yang satu lagi meremas tetek lainnya. “Ssssshhhhhh……. “, nafas yang memburu.

Kuturunkan roknya lalu celana dalamnya dan kubaringkan ketempat tidur sambil terus menyusu, “sssshhh……ooohhh….. yu…” Desah Dewi.

Aku tak peduli dengan suara itu, dan benar saja bulu jembutnya hanya sedikit dan halus-halus lagi, kubelai-belai meski hanya sedikit, lalu kumainkan itilnya yang sudah basah, dia agak kaget.

“Aaauuu, ahhhh…” ku perhalus lagi permainkanku, mau kumasukan jemariku kememeknya tapi, “Aaaaauu, sakit yu !” Teriak Dewi. Lho anak ini masih perawan rupanya, pikirku.

Kujilati terus pentilnya sambil kubuka seluruh pakaianku, tampaklah dua insan manusia tanpa benang sehelaipun, dia memperhatikan kontolku sejenak lalu tertawa, “Hahaha,” kenapa kataku, “Bentuknya lucu…” katanya polos sambil meremas pelan kontolku dengan tangan kirinya. Lalu pelan pelan ku geser pahanya agar merengang.

Ku pasangkan kondom yang baru ku beli tadi pagi, harganya gak terlalu semahal yang lainnya, tapi kondom berbungkus hitam ini selalu jadi andalan untuk urusan ranjang. Setelah itu, kuatur posisi untuk siap menerobos lubang memeknya.

“Eeghhh… egghhh….” belum bisa juga, dua kali baru kepalanya yang masuk, aku tidak kehilangan akal, kujilat terus puting susunya dan secara perlahan ketekan pantatku agar masuk seluruh kontolku dan “Ssssssshhhhhh… Eeeeggghhhh… Sssshhhh…” barulah masuk seluruhnya dan mulai kuayunkan secara perlahan sekali, “Sssssshhhhhh…. Ssssshhhhh… Aaakkhhhh….. yu…..”

yu……. “hanya itu suara yang terdengar, makin lama makin cepat ayunan pantatku dan kurasakan seluruh persendianku mau copot, “Sssssshhhhhh… Ooohhhh… My god…” Katanya.

Aku hentikan permainan karena aku mau keluar jadi kuhentikan sesaat, eh dia malah membalikkan tubuhku, kuatur posisi kontolku agar pas dilobang memeknya dan bbbllleeess, masuk lagi kontolku dalam lumatan memeknya yang masih kencang. Dia menaikan dan menurunkan badannya, “Ssshhhh…. Sshhhh… Aahhhh…..” Mulut ku disumpalnya dengan susunya dan putingnya sudah menegang semua seperti kontolku yang menegang dari tadi.

“Ssssshhh… Aaaaahhhhh…. Ooohhhhh… Sssssshhh…” lima menit kemudian, dia menjambak rambutku dan mejatuhkan tubuhnya ketubuhku. “yu… Aaaakkkkkhhhh… J… Sssshhhhh….” Rupanya dia mencapai klimaks, dan aku merasakan kejutan dari lubang memeknya seperti empot ayam.

“Sssshhhhhh… Aaahhhhhh… yuuuuuuu…” Pejuku nyemprot didalam liang memeknya kira-kira empat atau lima kali kejutan, untung pakai kondom kalau tidak bisa repot, begitu pikirku.

Akhirnya kami berdua lemas dan bermandikan keringat. Sesaat tubuhnya masih menindih tubuhku dan kuciumi dia dengan mesra. Lalu dia menggeser ke kasur, kuambil sebatang rokok untuk kuhisap, ternyata dia ingin menghisap kontolku lagi.

“Aaahhh…..”, sambil memijat-mijat kontolku… “Jangan dikepalanya…” kubilang

“Emangnya kenapa??” Tanya Dewi.

“Ngilu tau, he… he… he…”

Kutanya secara perlahan,“Wi, hhmmm, cowok kamu dulu suka begini nggak?”

“Nggak berani…” Jawabnya singkat sambil menyudahi hisapannya di kontolku.

“Jadi ini yang pertama?” Tambahku.

Dewi hanya mengangguk, aku tidak memperhatikan kalau dikontolku itu ada tetesan darah dari memeknya. Dia berjalan menuju kamar mandi, lalu berteriak kecil, “Aaauuuu!”

“Kenapa Dewi?!” Tanyaku sedikit bingung.

“Kencingnya sakit.” Jawab Dewi.

Lalu kami mandi dan membersihkan badan berdua. Tanpa terasa sudah jam delapan tiga puluh, kami memesan makan malam dan disantap tanpa busana.

Setelah santap malam kujilati lagi puting susunya sampai menegang kembali, aku meminta untuk mengulum kontolku tapi Dewi hanya menggeleng, kuraba memeknya juga mulai basah.

Kubalikkan dia, kuarahkan kontolku keliang memeknya dari belakang, “Aaaauu…..” Teriaknya kaget dan terus kuayunkan daari pelan sampai begitu cepat.

“Sssshhhhh… ssshhhhh… ssshhh… Enakkk yuuuuu…”

Lalu dia minta aku berbalik dengan posisi terlentang sedang dia mulai menaki tubuhku sambil susunya disodorkan untuk dilumat lagi.

Kuarahkan lagi tanpa melihat dimana posisi lobangnya dan bless, dia mulai mengayunkan tubuhnya.

“Sssssshhhhhh… Sssshhhhh… Aaaahhhh… yu…” Lima menit kemudian tubuhnya kembali mengejang dan “Aaaahhhhh……. yu…” Sambil merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kini giliran aku yang tidak bisa bernafas karena tertutup rambut, kuhentakkan pantatku kuat-kuat dan kuayunkan pantatku terus lalu, “Ssssssshhhhhhh….. Dewiiii………” pejuku yang kedua keluar.

Kami istirahat sejenak lalu mandi air hangat lagi dan kutengok jam tanganku sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Kuantarkan dia pulang kerumahnya dibilangan tebet timur.

Keesokan harinya kami bekerja seperti biasanya, tetapi dia menghubungiku, “yu, masih sakit kalau pipis. Tuh sampai tadi pagi juga sakit.”

“Nggak apa-apa, tapi enak kan? Mau nambah?” Tanya ku menggoda.

“Nanti ya…” Jawab Dewi singkat. Aku hanya tersenyum membaca pesan singkatnya.

Semenjak saat itu aku secara rutin menyetubuhi Dewi, baik karena kemauan aku, atau karena libido Dewi yang sedang naik. Kita bahkan sempat beberapa kali melakukannya di kantor secara diam-diam bila memang nafsu sudah tidak bisa tertahankan.

http://202.95.10.206/



Kamis, 04 Mei 2023

HIDUPKU TERJERUMUS SEXS BEBAS DAN DUNIA MALAM

 http://202.95.10.206/


Namaku Tina (bukan nama sebenarnya). Usiaku 17 tahun. Aku sekolah di sebuah SMA swasta favorit di Kota Surabaya. Sudah setengah setahun ini hidupku penuh berisi dengan kesenangan-kesenangan yang liar. Seperti sering Dugem, ineks dan bahkan ketagihan seks bebas.

Sampai akhirnya aku terjerumus dalam ambang batas kehancuran. Terombang-ambing dalam dilema dan serba ketidak pastian. Aku merasa bingung apa yang kucari. Aku bingung harus kemana arah dan tujuan hidupku. Semua yang selama ini kulakukan tidak memberikan kemajuan yang positif. Bahkan aku nyaris gila.

Siapakah aku ini? Sejujurnya aku menyesali kondisiku yang seperti ini. Keterlibatanku dgn narkoba telah membawaku ke dalam kehidupan yang kelam. Sungguh kejam! Aku jadi berangan-angan ingin kembali ke kehidupan lamaku dimana aku belum mengenal narkoba. Ketika itu begitu indah. Orang tuaku sayang padaku. Andrew pacarku dgn setia berada disisiku. Dan dia selalu datang untuk menghibur dan menemaniku.

Aku jadi ingat pada hari-hari tertentu, teman-teman sekolahku datang main ke rumah untuk mengerjakan tugas atau hanya sekedar berkumpul. Kalau lagi ada pacarku, mereka selalu menggoda kami sebagai pasangan serasi. Padahal menurutku kami bertolak belakang. Aku pemalu dan mudah merajuk.

Sedang pacarku biang kerok di sekolah dan tidak tahu malu. Aku berprestasi dalam pelajaran tapi kurang menguasai bidang olah raga. Sedangkan dia berprestasi dalam olah raga namun malas belajar. Tinggiku sedang dan badanku agak kurus. Sedangkan dia tinggi dan besar. Pokoknya beda banget. Tapi teman sekolah mengatakan kami pasangan serasi. Entah apanya yang serasi..

Aku masih ingat ketika-ketika terakhir dia meninggalkan aku untuk sekolah ke Amerika. Ada setitik firasat bahwa itu adalah ketika terakhir aku bersamanya. Aku menangis tiada henti di bandara seperti orang bodoh. Tidak ada kata yang terucap, hanya sedu sedan lirih terdengar dari mulutku.

Orang tuanya sampai sungkan pada orang tuaku dan berusaha menghiburku dgn mengatakan bahwa Andrew akan sering pulang ke Indonesia untuk menengokku. Orang tuaku pun tak kalah dan berjanji padaku akan menyekolahkan aku ke Amerika selepas SMU. Kata orang cinta akan lebih terasa ketika terpisahkan oleh jarak.

Aku tidak sabar untuk membuka e-mail setiap malam. Telepon internasional seminggu sekali menjadi pelepas dahaga bila aku rindu suaranya. Setiap malam menjelang tidur, aku melihat-lihat foto kami berdua. Dan tak lupa aku mendoakan dia.

Kini Andrew tidak akan mau memandangku lagi. Laporan dari teman-temannya yang melihat aku berkeliaran di diskotik-diskotik dgn lelaki lain membuatnya murka dan tidak mempercayai aku. Dia mengadili aku yang hanya bisa menangis dan berjanji akan menghentikan perbuatanku.

Tapi apa daya, di belahan dunia lain, Andrew tidak akan bisa melihat keseriusanku. Dia meminta untuk mengakhiri hubungannya denganku meski aku menangis meraung-raung di telepon. Aku tak berdaya. Dia begitu kerasnya tidak mengampuni kesalahanku. Yah memang semua itu memang salahku.

Tapi apakah aku tidak punya kesempatan untuk memperbaiki kesalahan? Apakah setiap orang tidak pernah khilaf? Apakah sama sekali tidak ada ampun untukku? Dia dulu mengatakan apa pun yang terjadi akan selalu mencintaiku. Akan selalu menjagaku. Semakin hari cintanya padaku akan semakin besar. Ternyata, bohong! Itu semua hanya bohong belaka!

Ketika ini aku jadi ceweq bodoh, sering melamun dan mudah stres. Bukan hanya hubunganku dgn Andrew yang hancur. Hubunganku dgn ayah ibuku juga memburuk. Mereka sudah menyerah menghadapi aku yang hampir setiap hari pulang pagi. Mereka bahkan mengancam akan mengusir aku bila terus menerus seperti ini.

Aku jadi sering membolos sekolah. Prestasiku di sekolah makin hari makin memburuk. Aku telah kehilangan minat untuk belajar dan meraih ranking tinggi di sekolah. Hubungan sosial dgn teman sekolahku juga semakin buruk. Aku malas bergaul dgn mereka. Aku takut mereka mengetahui siapa aku sebenarnya. Aku takut mereka menyebarkan tingkah lakuku sebenarnya. Aku takut..

Aku jadi paranoid! Aku jadi mudah curiga dgn semua orang. Aku jadi sulit tidur dan melamun yang tidak-tidak. Aku jadi sering mimpi buruk dan makin sulit membedakan mana mimpi dan kenyataan. Lama-lama aku bisa gila! Aku ingin berhenti menggunakan narkoba dan sesegera mungkin meninggalkan dunia gemerlap yang selama setahun ini kugeluti. Tapi aku sulit meninggalkannya.

Aku terperangkap di dalamnya! Ineks! Semua ini gara-gara pil setan itu! Badanku semakin kurus. Mataku cekung dihiasi garis hitam dibawahnya. Aku tidak mengenali wajahku sendiri di hadapan cermin. Bahkan Mamaku sudah mengecap aku sebagai wanita nakal. Yah.. wanita nakal.. aku memang telah jadi wanita nakal. Aku telah melepaskan keperawananku pada seorang pria yang bukan suamiku.

Aku malu pada diriku dan pada orang tuaku. Diriku bukan Tina yang dulu. Tina yang selalu meraih prestasi di sekolah. Tina yang selalu membanggakan orang tua. Tina yang rajin ke gereja. Tina yang lugu dan pemalu. Tina yang selalu jujur dan berterus terang..

Malam itu entah malam keberapa aku ke diskotik dgn Martin. Setelah triping gila-gilaan bersama teman-teman, aku pulang bersama Martin. Sebenarnya aku malas pulang krna masih dalam keadaan on berat. Gara-gara Bandar gede dari Jakarta datang, semua jadi kebanyakan ineks.

Badanku terus bergetar tiada henti, dan rahangku bergerak-gerak ke kiri dan kekanan. dgn eratnya aku peluk lengan Martin seakan-akan takut kehilangan dirinya.Tidak seperti biasanya Martin mengajakku putar-putar keliling kota. Mungkin dia kasihan melihat aku masih on berat dan tidak tega membiarkan aku sendirian di rumah.

Aku sih senang-senang saja. Kuputar lagu-lagu house music agak kencang, meski aku tahu akibatnya bisa fatal.Tak sampai lima menit, lagu house music dan hembusan hawa AC yang dingin membuat aku on lagi! Aku menggerak-gerakkan badan, kepala dan tanganku di bangku sebelah.

Rasanya asyik sekali triping dalam mobil yang melaju membelah kota! Martin tertawa melihat aku memutar-mutar kepala seperti angin puyuh. “Untung kaca film mobilku gelap. Jadi aku tidak perlu takut orang-orang melihat tingkahmu!” ujarnya. Hahaha.. rasanya ketika itu aku tidak peduli mau dilihat orang, polisi, hansip atau siapa pun juga, aku tidak akan peduli! Lagipula ini masih jam 3 pagi.

Setelah setengah jam kami putar-putar kota, akhirnya kami sampai di daerah sekitar rumah Martin. Martin menyarankan agar aku meneruskan tripingku di rumahnya. Sebab terlalu riskan bila triping di jalanan seperti itu. Kalau sedang sial bisa ketangkap polisi. Aku yang sudah tidak bisa berpikir lagi Cuma mengiyakan semua omongannya.

Sampai di rumahnya, aku langsung diantar ke kamarnya. Sambil meletakkan kunci mobil, Martin menyalakan ac dan memutar lagu house music untukku. Wah dia benar-benar ingin membuat aku on terus sampai pagi! Ok, Aku layani! Kurebut remote ac dari tangannya dan ku setel dgn temperatur paling rendah. Martin yang sudah drop, begitu mencium bau ranjang langsung hendak merebahkan badannya yang besar itu ke tempat tidur.

Tentu saja aku tidak ingin tripping sendiri! Kutarik tangannya dan kuajak dia goyang lagi. Martin mengerang dan tetap menutup wajahnya dgn bantal. Tingkahnya dibuat manja seperti anak kecil. Tidak habis pikir aku segera mencari koleksi minumannya di mejanya. Kusambar sebotol Martell VSOP dan kupaksa dia minum.

Mulanya Martin menolak dgn alasan besok harus kerja. Namun aku memaksa terus hingga dia tak berkutik. Beberapa teguk Martell membuahkan hasil juga. Martin bangun dan duduk didepanku. Aku segera memeluknya dari belakang dan menggodanya dgn manja. “Kalau kamu mau nemenin aku tripinng.. hari ini aku jadi milikmu.” “Milikku sepenuhnya..? Ehm.. I love it!” Balas Martin nakal.

“Ya..ehm.. jadi milikmu..” gumamku di dekat telinganya. Aku memeluknya dari belakang dan menciumi telinganya sampai dia kegelian. Aku terus menggodanya dgn menciumi leher dan bahunya. Tiba-tiba dia membalikkan badan dan menyergapku! Aku kaget juga dan berteriak kecil. Martin mendekapku erat-erat dan balas menciumi wajah, leher dan telingaku. Aku menjerit-jerit kegelian oleh tingkahnya.

Cerita Dewasa, Aku Memang Telah Jadi Wanita Nakal Yang Melepaskan Keperawananku Karena NapsuLama-lama ciuman Martin semakin turun ke bawah. Dia melorotkan tali tank-topku dan menciumi buah dadaku dgn ganas sambil mendengus-dengus. Aku bergetar menahan geli dan rangsangan yang hebat.

Otot-otot badan dan kakiku terasa kaku semua. Tidak puas menciumi dadaku, Martin meloloskan bra yang menutupi dadaku sehingga kedua buah dadaku tersembul keluar. “Woow.. aku paling suka payudaramu!” desisnya. Aku paling suka kalau keindahan tubuhku dipuji. Dia mengucapkan kata-kata itu dgn mata berbinar-binar sehingga membuatku tersanjung. Tentu saja aku langsung menutupi dadaku dgn kedua tanganku seakan-akan melarangnya untuk melihat.

Sedetik setelah itu dia membuka kedua tanganku dan membungkuk kearah dadaku lalu mendekatkan mulutnya ke puting kananku. Dengusan napasnya yang mengenai putingku sudah bisa membuatku menggelinjang. Pelan-pelan lidahnya menjilat putingku sekilas, lalu berhenti dan memandang reaksiku.

Aku memejamkan mata dan mendengus. Perasaanku melambung sampai ke awang-awang! Ketika kubuka mataku, dia memandangku sambil tersenyum nakal. Aku memukulnya. Setelah itu dia menjilat puting kiriku sekilas. Aku kembali menggelinjang-gelinjang. Aku merasa detik-detik penantian apa yang akan dilakukan Martin pada putingku membuat aku makin penasaran. Aku mengerang-erang ingin agar Martin meneruskan aksinya.

Aku sudah sangat terangsang hingga memohon-mohon padanya agar memuaskan aku. Martin tersenyum manis sekali lalu mulai memasukan putingku ke mulutnya. Putingku dipermainkan dgn mulut dan lidahnya yang hangat. Aku bergetar dan menggelinjang menjadi-jadi.

Kepiawaian Martin merangsang dan memuaskan aku sudah terbukti. Rangsangan yang hebat melupakan segala janji yang pernah kubuat. Martin sangat terangsang rupanya. Aku merasa ada yang mengganjal di bagian bawah perutku dan menyodok-nyodok kemaluanku. Aku membuka kedua kakiku lebar-lebar dan merubah posisi pinggulku agar kemaluanku bergesekan dgn penisnya.

Tiap kali penisnya menggesek klitorisku aku mengerang dan merenggut apa saja yang bisa kurenggut termasuk rambutnya. Napas kita yang mendengus-dengus bersahut-sahutan bersaing dgn lagu house music yang memenuhi ruangan.

Martin meneruskan aksinya sambil melepas pakaianku satu persatu hingga aku telanjang bulat. Aku menatap wajahnya dgn perasaan tak karuan. Lalu dia membuka pakaiannya sendiri dan mulai menyerangku dgn ganas. Aku diciumi mulai mulut turun ke leher lalu ke buah dadaku. Setelah itu turun lagi melewati pusar dan bulu kemaluanku. Dia berhenti seketika sambil melihat aku yang sudah terangsang berat.

Martin.. cium anuku please..” pintaku terbata-bata. “Hehehe..” Desisnya pelan.Lalu tanpa menunggu perintah kedua kalinya, dia mulai merubah posisinya agar mulutnya pas di kemaluanku. Setelah itu kakiku dibuka lebar-lebar ke atas sehingga kemaluanku menyembul di antara pahaku. Aku merasa hawa dingin menerpa bagian dalam kemaluanku yang merekah. Aku memejamkan mata berdebar-debar menunggu Martin memulai aksinya.

Martin menciumi sisi luar kemaluanku dgn perlahan. Aku mengerang tertahan dan mengerutkan dahi. Rasanya geli sekali! Ciumannya bergerak ke tengah dan berhenti di klitorisku. Klitorisku diciuminya lama sekali seperti kalau dia menciumi bibirku. Dia mengulum dan kadang menyedot kemaluanku dgn kuat.

Aku mendesah-desah keras sekali. Tak tergambarkan rasanya. Lalu ketika lidahnya ikut bermain, aku tak kuat menahan lebih lama lagi. Dibukanya bibir kemaluanku dgn jarinya, lalu lidahnya dimasukan diantaranya. Lidahnya memilin-milin klitorisku dan kadang masuk ke vaginaku dalam sekali.

http://202.95.10.206/


Rabu, 03 Mei 2023

TUBUH KU DI JUAL PACAR KU SENDIRI


http://202.95.10.206/



 Aku adalah seorang wanita yang dari kecil dipungut oleh orang tua dikarenakan anak wanita pertama. Sebenarnya wajahku ga cantik, hanya banyak yg mengira klo ada darah arab di diri aku. Tinggiku sekitar 155cm, dan jangan tanya soal BB ku, karena aku akan tersingung. Hahaha.. Tubuhku tergolong gemuk tapi dengan toket kecil. Hihihi…

Setelah sekolah SMA, aku malah menjadi sangat nakal. Sampai kecolongan keperawanan oleh pacar sendiri. Suatu hari, aku punya pacar yang berlainan sekolah. Saat pulang sekolah, aku dijemput dia, dia bilang ingin mengenalkan aku pada teman-temannya.

Tak lama kami sampai disalah 1 rumah lumayan besar. Disana ternyata ada 1 laki-laki yang sedang menunggu. Pacarku mengenalkanku padanya. Namanya Jarwo. Jarwo berperawakan tinggi besar dan berkulit hitam. Wajahnya cukup tampan dan terlihat aga sedikit sombong. Di saat aku sedang duduk berduaan dengan pacarku, dia berbisik padaku bahwa kontolnya sudah tegang sedari tadi. Dengan senyum aku membalasnya.

“Ini kan di rumah orang lain sayang.” Bisikku.

“Ga apa-apa, kita pinjam kamarnya ajah. Lagian ini basecamp temen-temenku. Kebetulan mereka belum datang kesini.” Jawab pacarku.

Aku mengangguk.

“Tunggu aku minjem kamar nya dulu.” Lanjut pacarku.

Terlihat pacarku sedikit berbisik pada Jarwo yg sedang brada diruang sebelah dan dibalas anggukan oleh jarwo. Ada sedikit senyum yang tersungging dibibirnya terarah padaku. Pacarku menuntun aku masuk kesalah 1 kamar di rumah itu. Kamar yang agak sempit, dengan kasur lantai yang kecil, mungkin nomber 3. Tapi dengan situasi yang romantis. Lampu remang-reman, musik yang menenangkan, dan kamar itu sangat harum.

“Kamar siapa ini sayang?” Tanyaku sambil duduk diatas kasur.

“Kamar siapa aja yang mau tidur.” Jawabnya.

“Oh oke.”

“Kenapa nanya gitu?” Tanya balik pacarku. Dia ikut duduk disebelahku dan menciumi leherku menuju kuping.

Aaghhh, serr serrr darahku serasa naik, sedikit terangsang. Yah, memang kelemahanku itu dileher dan kuping. Dan dia tau.

“Ga apa, cuma nyaman ajah kalo untuk bercinta.” Kataku.

“Itu ga penting sayang.” Pacarku berkata sambil melepaskan kancing bajuku satu per satu. Aku tatap wajahnya saat dia melakukan itu.

Laki-laki berumur 17tahun yang mempunyai wajah khas, mirip Ariel Peterpan yang saat itu sedang booming. Wajahnya yang sedang horny membuatku ikut horny. Selesai membuka pakaian kita berdua, aku elus wajahnya dan menyosor bibirnya duluan. Dia bilang, aku pencium yang lihai. Yah, aku memang suka berciuman. Semangatnya ciumanku ternyata membuat kontol pacarku makin tegang.

Baca Juga :  Menikmati meki kakak kelas yang bikin ketagihan

“Sayang, memekmu basah.” Katanya padaku sambil mengelus-elus memekku.

“Kamu kan tau, kalo aku ini gampang sange.” Jawabku.

Tak ingin menghambur-hamburkan waktu, aku lalu membaringkan tubuh pacarku. Aku memang lebih suka aktif.

Aku jilati lehernya, dadanya, perutnya. Sampai pada kontolnya yang yaaa standar orang Indonesia.

“Sayang, hmmm kontolmu tegang banget. Hummmm.” Aku berkata sambil menjilati kontol pacarku. “Aghh, aghhhh uhhh sayang, kamu memang paling jago kalo udah oral. Sepong yang dalem sayang. Aaghhhh. Ya, begitu sayaaangg ughh.” Ku lihat wajah pacarku yang sedang sangat menikmati kontolnya yang berada di dalam mulutku. Sekali-kali, ku cucuk lubang pipis nya oleh lidahku. Dia memegang kepalaku berusaha membuat kontolnya lebih melesak masuk kedalam mulutku, dia mendesah-desah tak merasa malu bila terdengar oleh Jarwo diluar kamar

Mendadak pacarku bangun dan dgn pelan membanting tubuhku keatas kasur. Diangkatnya kakiku lebar2, di kangkanginya aku dan sleeebbb. “Aaaghhh.” Katanya. Aku sedikit terpejam saat kontolnya masuk memekku. Ugh selalu terburu-buru, fikirku. Tak lama, dia menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggenjot memekku dengan kuat-kuat. Dengan hentakan yang kuat dan bernafsu.

“Aghhh sayang, yang dalem, lebih keras sayang, ya, ohh sayang, terussss.” Pintaku.

Aku pun tak mau kalah, ku goyangkan pinggulku kekanan kekiri membuat kontolnya serasa masuk menyilang didlm memekku. Ooghhh rasanya nikmat sekali. Ingin rasanya aku orgasme, tapi entah kenapa, rasanya sangat susah. Berkali-kali melakukan sex tapi belum pernah aku merasakan orgasme. Memang aneh.

Tiba2, aku terhenyak dari lamunan yang nikmat.

“Aaaaghhhh aku keluaaarrr sayaanng.” Teriak pacarku mendadak.

“Hah? Apa? Udah keluar? Padahal aku baru saja ingin klimax. Ahhhh sialan.” Batinku berkata.

Tubuh pacarku lalu menindihku, terkulai lemas. Ku singkirkan tubuhnya dari atasku. Klik, suara pintu kamar terbuka. Kaget, kulihat Jarwo masuk kekamar. Tersenyum dan menubrukku yang saat itu masih tertidur tanpa pakaian.

“Hey, apa ini Mas?” Jeritku.

“Tenang sayang, Sebentar kok.”Balasnya. Sambil terus menggerayangiku.

Pacarku bangun, terduduk dengan wajah tanpa dosa memandangiku. Lalu aku berusaha berontak dgn posisi terbaring aku membalikkan badan ke arah kanan dekat pacarku yang sedang duduk. Ku pegang tangan pacarku sambil menangis memohon pertolongannya. Pacarku dengan teganya hanya membalas peganganku dan tersenyum ragu. “Sudah sayang, ga apa-apa.” Jarwo memelukku erat dari samping kiri, dan terasa dari arah belakang ada kontol besar yang menusuk memek ku. Aaahhhh, aku ga bisa bergerak karna keras nya pelukan oleh Jarwo.

“Ahhh sakit, sakit massss.

“Aaghhh, mass sakittt, agghh mass.” Jeritku.

Meski memekku sebenernya licin oleh sperma pacarku tadi, tapi tetap saja rasanya sakit.

“Sebentar, gakan sakit.” Kata jarwo sambil terus memompaku dgn gaya menyamping gaya 99.

Ku tatap wajah pacarku yang tersenyum ketcub dia berbisik “Maaf sayang, ini rumahnya, jadi dia meminta imbalan untuk meminjam kamarnya.”

“Aaghhh sialan kau.” Kataku.

“Aaaghhhhhh, maaaasss, agghhh, oughh mas jangaann.” Lanjutku sembari berusaha menyingkir dari pelukannya dan melepaskan kontolnya yang menancap dalam pada memekku.

Tapi ternyata tenaga Jarwo lebih kuat. Dia malah lebih terlihat semangat dan keenakan dgn rontaanku. Tapi, ada yang aneh. Aaghhh gila, aku mulai merasakan keenakan disaat aku meronta-ronta berusaha melepaskan pelukannya. Aaghhh enaaakk, enak rasanya memekku di kocok oleh Jarwo, kontolnya serasa penuh didalam memekku. Oughhh apa ini? Rasanya akan ada yang meledak.

“Aaghhhh aghhh masss, jangan masss, mas oughhh mas jaa.. jaangg.. jangan.” Desahku. Tetap berusaha berontak. “AAAGHHHHHHHHH.” Akhirnya aku teriak lumayan keras, serasa terbang saat itu. Baru rasanya aku menikmati Ngentod seenak ini. Apa ini yang namanya orgasme? Fikirku.

Agh apa ini yang namanya orgasme? Baru rasanya aku ngentod seperti ini. Dalam rontaan, dalam penolakan, ada kenikmatan yang tak terkira. Orgasme pertama yang ga akan aku bisa lupakan.

“Oughhhh saaayyy, tah,, tahhaannnn. Aku keluaarrrrrr” Teriak Jarwo sambil menghentakan kontolnya lebih dalam ke memekku. Crottt,, croot,,

crooottt,, entah berapa kali spermanya keluar menembak memekku.

Oughhhh enaaaaknyaaaaaaaa. Benar-benar aku baru merasakan enaknya ngentot. Gila, ini benar-benar gila. Perlahan dilepaskannya konton Jarwo dari dalam memekku. Plop. Tanpa basa basi, Jarwo pergi keluar kamar.

Aku bangun, terduduk. Masih tak menyangka bisa mendapatkan kenikmatan yang sangat besar seperti itu dalam paksaan. Aku hampir lupa, kalau disana ada pacarku. Aku sadar dan meminta pulang. Dalam hati, aku berkata “Jarwo adalah cowok yang bisa puasin aku. Lebih baik aku dengan Jarwo daripada dengan cwokku yang sekarang ini


http://202.95.10.206/


Selasa, 02 Mei 2023

PERIH DAN NIKMAT


http://202.95.10.206/


Memiliki rupa yang cantik tidak selamanya menguntungkan. Memang banyak lelaki yang tertarik, atau mungkin hanya sekedar melirik. Ada kalanya wajah menentukan dalam mendapatkan posisi di suatu pekerjaan. Atau bahkan wajah dapat dikomersiilkan pula. Tapi aku tidak pernah mengharapkan wajah yang cantik seperti yang kumiliki saat ini.

Aku juga tidak pernah menghendaki tinggi badan 163 centimeter dengan berat 52 kilogram. Tidak juga kulit putih merona dengan dada ukuran 36B. Tidak! Sungguh, semua itu justru membawa bencana bagiku. Bagaimana tidak bencana. Karena postur tubuh dan wajah yang bisa dinilai delapan, aku beberapa kali mengalami percobaan pemerkosaan.

Paling awal ketika aku masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Aku hampir saja diperkosa oleh salah seorang murid laki-laki di toilet. Murid laki-laki yang ternyata seorang alkoholik itu kemudian dikeluarkan secara tidak hormat dari sekolah. Tapi akupun akhirnya pindah sekolah karena masih trauma.

Di sekolah yang baru pun aku tak bisa tenang karena salah seorang satpamnya sering menjahilin aku. Kadang menggoda-goda, bahkan pernah sampai menyingkap rokku ke atas dari belakang. Sampai pada puncaknya, aku digiring ke gudang sekolah dengan alasan dipanggil oleh salah seorang guru. Untung saja waktu itu seorang temanku tahu gelagat tak beres yang tampak dari si Satpam brengsek itu.

Ia dan beberapa teman lain segera memanggil guru-guru ketika aku sudah mulai terpojok. Aku selamat dan satpam itu meringkuk sebulan di sel pengap. Dua kali menjadi korban percobaan pemerkosaan, orang tuaku segera mengadakan upacara ruwatan. Walaupun papa mamaku bukan orang Jawa Tulen (Tionghoa), tapi mereka percaya bahwa upacara ruwatan bisa menolak bahaya.

Selama dua tahun aku baik-baik saja. Tak ada lagi kejadian percobaan pemerkosaan atas diriku. Hanya kalau colak-colek sih memang masih sering terjadi, tapi selama masih sopan tak apalah. Tapi ketika aku duduk di bangku kelas tiga SMU. Kejadian itu terulang lagi. Teman sekelasku mengajakku berdugem ria ke diskotik.

Aku pikir tak apalah sekali-kali, biar nggak kuper. Ini kan Jakarta, pikirku saat itu. Aku memang tak ikut minum-minum yang berbau alkohol, tapi aku tak tahu kalau jus jeruk yang aku pesan telah dimasuki obat tidur oleh temanku itu. Waktu dia menyeretku ke mobilnya aku masih sedikit ingat.

Waktu dia memaksa menciumku aku juga masih ingat. Lalu dengan segala kekuatan yang tersisa aku berusaha berontak dan menjerit-jerit minta tolong. Aku kembali beruntung karena suara teriakanku terdengar oleh security diskotik yang kemudian datang menolongku. Sejak itu aku merasa tak betah tinggal di Jakarta. Akhirnya aku segera dipindahkan ke Yogyakarta, tinggal bersama keluarga tanteku sambil terus melanjutkan sekolah.

Awalnya ketenangan mulai mendatangiku. Hidupku berjalan secara wajar lurus teratur. Tanpa ada gangguan yang berarti, apalagi gangguan kejiwaan tentang trauma perkosaan. Aku sibuk sekolah dan juga ikutan les privat bahasa Inggris. Tapi memasuki bulan kelima peristiwa itu benar-benar terjadi.

Aku benar-benar diperkosa, dan yang lebih kelewat batas. Bukannya lelaki yang memperkosaku, tapi wanita. Yah, aku diperkosa lesbian!! Dan lebih menyakitkan, yang melakukannya adalah guru privatku sendiri. Namanya Mishel Kofl. Umurnya 25 tahun, tujuh tahun diatasku. Ia orang Wales yang sudah tujuh tahun menetap di Indonesia. Jadi Mishel, begitu aku memanggilnya, cukup fasih berbahasa Indonesia. Mishel tinggal tak sampai satu kilometer dari tempatku tinggal.

Aku cukup berjalan kaki jika ingin ke rumah kontrakannya. Kejadian itu bermula pada saat aku datang untuk les privat ke tempat Mishel. Kadangkala aku memang datang ke tempat Mishel kalau aku bosan belajar di rumahku sendiri, itupun kami lakukan dengan janjian dulu. Sebelum kejadian itu aku tidak pernah berpikiran macam-macam ataupun curiga kepada Mishel. Sama sekali tidak! Memang pernah aku menangkap basah Mishel yang memandangi dadaku lekat-lekat, pernah juga dia menepuk pantatku.

Tapi aku kira itu hanya sekedar iseng saja. Siang itu aku pergi ke tempat Mishel. Ditengah jalan tiba-tiba hujan menyerang bumi. Aku yang tak bawa payung berlari-lari menembus hujan. Deras sekali hujan itu sampai-sampai aku benar-benar basah kuyup. Sampai di rumah Mishel dia sudah menyongsong kedatanganku.

Heran aku karena Mishel masih mengenakan daster tipis tak bermotif alias polos. Sehingga apa yang tersimpan di balik daster itu terlihat cukup membayang. Lebih heran lagi karena Mishel menyongsongku sampai ikut berhujan-hujan. “Aduh Mel, kehujanan yah? Sampai basah begini..” sambutnya dengan dialek Britishnya. “Mishel, kenapa kamu juga ikut-ikutan hujan-hujanan sih, jadi sama-sama basah kan.” “Nggak apa-apa nanti saya temani you sama-sama mengeringkan badan.”

Kami masuk lewat pintu garasi. Mishel mengunci pintu garasi, aku tak menaruh kecurigaan sama sekali. Bahkan ketika aku diajaknya ke kamar mandinya, aku juga tak punya rasa curiga. Kamar mandi itu cukup luas dengan perabotan yang mahal, walau tak semahal milik tanteku. Di depanku nampak cermin lebar dan besar sehingga tubuh setiap orang yang bercermin kelihatan utuh. “Ini handuknya, buka saja pakaian you. Aku ambilkan baju kering, nanti you masuk angin.” Mishel keluar untuk mengambil baju kering.

Aku segera melepas semua pakaianku, kecuali CD dan BH lalu memasukkannya ke tempat pakaian kotor di sudut ruangan. “Ini pakaiannya,” Aku terperanjat. Mishel menyerahkan baju kering itu tapi tubuh Mishel sama sekali tak memakai selembar kain pun. Aku tak berani menutup muka karena takut Mishel tersinggung. Tapi aku juga tak berani menatap payudara Mishel yang besar banget. Kira-kira sebesar semangka dan nampak ranum banget, tanda ingin segera dipetik.

Berani taruhan, milik Mishel nggak kalah sama milik si superstar Pamela Anderson. “Lho kenapa tidak you lepas semuanya?” tanya Mishel tanpa peduli akan rasa heranku. “Mishel, kenapa kamu nggak pakai baju kayak gitu sih?” Mishel hanya tersenyum nakal sambil sekali-sekali memandang ke arah dadaku yang terpantul di cermin.

Kemudian Mishel melangkah ke arahku. Aku jadi was-was, tapi aku takut. Aku kembali teringat pada peristiwa percobaan pemerkosaanku. Mishel berdiri tegak di belakangku dengan senyum mengembang di bibir tipisnya. Jemarinya yang lentik mulai meraba-raba mengerayangi pundakku. “Mishel! Apa-apaan sih, geli tahu!” Aku menepis tangannya yang mulai menjalar ke depan. Tapi secepat kilat Mishel menempelkan pistol di leherku. Aku kaget banget, tak percaya Mishel akan melakukan itu kepadaku. “Mishel, jangan main-main!” aku mulai terisak ketakutan. “It’s gun, Mel and I tak sedang main-main. Aku ingin you nurut saja sama aku punya mau.” Ujar Mishel mendesis-desis di telinga. “Maumu apa Mishel?” “Aku mau sama ini.. ini juga ha..ha..” “Auh..”

Seketika aku menjerit ketika Mishel menyambar payudaraku kemudian meremas kemaluanku dengan kanan kirinya. Tahulah aku kalau sebenarnya Mishel itu sakit, pikirannya nggak waras khususnya jiwa sex-nya. Buah dadaku masih terasa sakit karena disambar jemari Mishel. Aku harus berusaha menenangkan Mishel. “Mishel ingat dong, aku ini Melinda. Please, lepaskan aku..” “Oh.. baby, aku bergairah sekali sama you.. oh.. ikut saja mau aku, yah..” Mishel mendesah-desah sambil menggosok-gosokkan kewanitaannya di pantatku. Sedangkan buah dadanya sudah sejak tadi menempel hangat di punggungku.

Matanya menyipit menahan gelegak birahinya. “Mishel, jangan dong, jangan aku..” Muka Mishel merah padam, matanya seketika terbelalak marah. Nampaknya ia mulai tersinggung atas penolakanku. Ujung pistol itu makin melekat di dekat urat-urat leherku. “You can choose, play with me or.. you dead!” Aah.. Dadaku serasa sesak. Aku tak bisa bernafas, apalagi berfikir tenang. Tak kusangka ternyata Mishel orang yang berbahaya. “Okey, okey Mishel, do what do you want. Tapi tolong, jangan sakiti aku please..” rintihku membuat Mishel tertawa penuh kemenangan. Wajah wanita yang sebenarnya mirip dengan Victoria Beckham itu semakin nampak cantik ketika kulit pipinya merah merona. Mishel meletakkan pistolnya di atas meja.

Kemudian dia mulai menggerayangiku. Mishel mulai mencumbui pundakku. Merinding tubuhku ketika merasakan nafasnya menyembur hangat di sekitar leherku, apalagi tangannya menjalar mengusap-usap perutku. Udara dingin karena CD dan BHku yang basah membuatku semakin merinding.

Jemari Mishel yang semula merambat di sekitar perut kini naik dan semakin naik. Dia singkapkan begitu saja BHku hingga kedua bukit kembarku itu lolos begitu saja dari kain tipis itu. Setiap sentuhan Mishel tanpa sadar aku resapi, jiwaku goyah ketika jari-jari haus itu mengusap-usap dengan lembut.

Aku tak tahu kalau saat itu Mishel tersenyum menang ketika melihatku menikmati setiap sentuhannya dengan mata tertutup. “Ah.. ehg.. gimana baby sweety, asyik?” kata Mishel sambil meremas-remas kedua buah dadaku. “Engh..” hanya itu yang bisa aku jawab. Deburan birahiku mulai terpancing. “Engh..” aku mendongak-dongak ketika kedua puting susuku diplintir oleh Mishel “Juude..ohh..” Aku tak tahan lagi kakiku yang sejak tadi lemas kini tak bisa menyangga tubuhku.

Akupun terjatuh ke lantai kamar mandi yang dingin. Mishel langsung saja menubrukku setelah sebelumnya melucuti BH dan CDku. Kini kami sama-sama telah telanjang bagai bayi yang baru lahir. “You cantik banget Mel, ehgh..” Mishel melumat bibirku dengan binal. “Balaslah Mel, hisaplah bibirku.” Aku balas menghisapnya, balas menggigit-gigit kecil bibir Mishel. Terasa enak dan berbau wangi.

Mishel menuntun tanganku agar menyentuh buah dadanya yang verry verry montok. Dengan sedikit gemetar aku memegang buah dadanya lalu meremas-remasnya. “Ah.. ugh.. Mel, oh..” Mishel mendesis merasakan kenikmatan remasan tanganku. Begitupun aku, meletup-letup gairahku ketika Mishel kembali meremas dan memelintir kedua bukit kembarku. “Teruslah Mel, terus ..” Lalu Mishel melepaskan ciumannya dari bibirku. “Agh.. Oh.. Juude..” Aku terpekik ketika ternyata Mishel mengalihkan cumbuannya pada buah dadaku secara bergantian.

Buah dadaku rasanya mau meledak. “Ehg.. No!!” teriakku ketika jemari Mishel menelusuri daerah kewanitaanku yang berbulu lebat. “Come on Girl, enjoy this game. Ini masih pemanasan honey..” Pemanasan dia bilang? Lendir vaginaku sudah mengucur deras dia bilang masih pemanasan.

Rasanya sudah capek, tapi aku tak berani menolak. Aku hanya bisa pasrah menjadi pemuas nafsu sakit Mishel. Walau aku akui kalau game ini melambungkan jiwaku ke awang-awang. Mishel merebahkan diri sambil merenggangkan kedua pahanya. Bukit kemaluannya nampak jelas di pangkal paha. Plontos licin. Lalu Mishel memintaku untuk mencumbui vaginanya.

Mulanya aku jijik, tapi karena Mishel mendorong kepalaku masuk ke selakangannya akupun segera menciumi kewanitaan Mishel. Aroma wangi menyebar di sekitar goa itu. Lama kelamaan aku menciuminya penuh nafsu, bahkan makin lama aku makin berani menjilatinya. Juga mempermainkan klitnya yang mungil dan mengemaskan. “Ahh.. uegh..” teriak Mishel sedikit mengejan.

Lalu beberapa kali goa itu menyemburkan lendir berbau harum. “Mel, hisap Mel.. please..” rengek Mishel. Sroop.. tandas sudah aku hisap lendir asin itu. Suur.. kini ganti vaginaku yang kembali menyemburkan lendir kawin. “Mishel aku keluar..” ujarku kepada Mishel. “Oya?” Mishel segera mendorongku merebah di lantai.

Lalu kepalanya segela menyusup ke sela-sela selakanganku. Gadis bule itu menjilati lendir-lendir yang berserakan di berbagai belantara yang tumbuh di goa milikku. Aku bergelinjangan menahan segala keindahan yang ada. Mishel pandai sekali memainkan lidahnya. Menyusuri dinding-dinding vaginaku yang masih perawan. “Aaah..” kugigit bibirku kuat kuat ketika Mishel menghisap klit-ku, lendir kawinkupun kembali menyembur dan dengan penuh nafsu Mishel menghisapinya kembali. “Mmm.. delicious taste…” Gumamnya.

Mishel segera memasukkan batang dildo yang aku tak tahu dari mana asalnya ke dalam lubang kawinku. “Ahh..!! Mishel sakit..” “Tahan sweety.. nanti juga enak..” Mishel terus saja memaksakan dildo itu masuk ke vaginaku. Walaupun perih sekali akhirnya dildo itu terbenam juga ke dalam vaginaku. Mishel menggoyang-goyangkan batang dildo itu seirama.

Antara perih dan nikmat yang aku rasakan. Mishel semakin keras mengocok-ngocok batang dildo itu. Tiba-tiba tubuhku mengejang, nafasku bagai hilang. Dan sekali lagi lendir vaginaku keluar tapi kali ini disertai dengan darah. Setelah itu tubuhku pun melemas. Air mataku meleleh, aku yakin perawanku telah hilang.

Aku sudah tak pedulikan lagi sekelilingku. Sayup-sayup masih kudengar suara erangan Mishel yang masih memuaskan dirinya sendiri. Aku sudah lelah, lelah lahir batin. Hingga akhirnya yang kutemui hanya ruang gelap. Esoknya aku terbangun diatas rajang besi yang asing bagiku. Disampingku selembar surat tergeletak dan beberapa lembar seratus ribuan.

Ternyata Mishel meninggalkannya sebelum pergi. Dia tulis dalam suratnya permintaan maafnya atas kejadian kemarin sore. Dan dia tulis juga bahwa dia takkan pernah kembali untuk menggangguku lagi. Aku pergi dari rumah kontrakan terkutuk itu seraya bertekad akan memendam petaka itu sendiri.

http://202.95.10.206/


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,