Kamis, 21 Desember 2023

JANDA SUPER MONTOK

 

http://202.95.10.206/

Namaku Yudha, sungguh pengalamanku kali ini sangat konyol sekali dan sangat tak pernah aku duga dan aku rencanakan. Semua seakan terjadi karena waktu yang tepat dan mungkin karena keberuntungan yang berpihak kepadaku karena banyak yang mengejarnya namun tak ada satupun yang diterimanya. Sebut saja namnya Cindy. Janda kembang sebelah rumah yang sangat menggoda. Tubuhnya sangat seksi sekali, payudaranya montok, pantatnya yang bahenol, ditambah dengan wajahnya yang sangat menggairahkan membuat orang-orang dikomplek tempat tinggalku selalu mengejar-ngejar cintanya. Namun sayang dari semua yang mengejarnya tidak ada yang bisa mendapatkannya.

Karena umurku yang masih muda, aku memanggilnya tante Cindy. Memang tante Cindy ini jika dirumah dia selalu berpakaian sangat menarik. Dengan kaos strit dan rok pendek membuat semua mata lelaki melihatnya. Meski sudah mempunyai satu anak, tubuh tante Cindy masih sangat bahenol dan terawatt dengan kulitnya yang putih bersih. Tante Cindy mempunyai usaha warung kecil-kecilan dan menyediakan kopi juga. Sehingga setiap malam warungnya selalu dipenuhi oleh orang-orang tua yang betah memandangi tubuh seksi tante Cindy itu. Kalau aku pas beli rokok diwarung tante Cindy, aku pun juga melirik tubuh bahenol tante Cindy, sungguh menggoda sekali.

Hingga akhirnya suatu malam hujan turun sangat lebat sekali. Aku saat itu sedang santai dikamar sambil dengerin music dan bermain game, teman game ku hanyalah rokok. Ketika aku mengambil bungkus rokokku, ternyata isi rokokku sudah habis lalu dengan cepat aku melihat jam. Dan waktu itu waktu menunjukkan jam 9 malam hujanpun sudah mukai reda, segera aku mengambil uang dan segera berlari menuju ke warung tante Cindy. Setelah sampai diwrung tante Cindy, terlihat warungnya sangat sepi sekali gak seperti biasanya yang sangat ramai dengan pembeli. Mungkin karena hujan tadi jadi para mata keranjang yang biasa nongkrong di warung Cindy pada males keluar. Dan aku panggil-panggil tante Cindy.

“Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.
Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi.., Tante Cindy?”.
“Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

Yang keluar ternyata Tante Cindy, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

“Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krisna mana?
“O.., Krisna sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Yudha Tante pake’ pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich”.

“Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Cindy, soalnya biasanya Tante Cindy selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Cindy tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

“Malam gini kok belum tutup Tante..??”
“Iya Mas Yudha, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pakek pakaian dulu?
“Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

“Wah ngerepoti Mas Yudha kata Tante Cindy.., sini biar Tante ikut bantu juga”. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.
“Trimakasih lho Mas Yudha..?”.
“Sama-sama..”kataku.
“Tante saya lewat belakang saja”.

Saat aku dan Tante Cindy berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Cindy terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Cindy menjerit sambil secara reflek memelukku.

“Mas Yudha.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante”, kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hCindym rambut-rambut halus di sekCindyr vaginanya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari Penisku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.
“Mas Yudha.., Penisnya bangun ya..?”.
“Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..”

“Ah tidak apa-apa kok Mas Yudha itu wajar..”.
“Eh ngomong-ngomong Mas Yudha kapan mo nikah..?”.
“Ah belum terpikir Tante..”.
“Yah.., kalau mau nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kayak mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Yudha.. kebutuhan batin..”.
“Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..”, tanyaku usil.

“Yah.., Tante tahan-tahan saja..”.
Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Cindy.., ough.., pikiranku tambah usil.
Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.
“Mas Yudha Penisnya masih bangun ya..?”.
Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Cindy meraba Penisku.
“Wow besar juga Penismu, Mas Yudha.., Penisnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?”.
“Belum..!!”, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

“Mas.., boleh dong Tante ngeliatin Penismu bentarr saja..?”, belum sempat aku menjawab, Tante Cindy sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.
“Oh.., sampe’ keluar gini Mas..?”.
“Iya emang kalau Penisku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang Penisku..?”, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Cindy.
“Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Yudha pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Yudha..”, kata tante sambil terus mengocok Penisku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Cindy sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena Penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

“Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..”, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan Penisku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan Penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.

Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi Penisku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Cindy naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

“Mas Yudha.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!”.

Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Cindy sudah punya anak, aku langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.

“Ough Mas.., ough..”, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.
“Terus Mas.., Maas..”, aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.
Kemudian Tante Cindy membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

“Ayo Mas Yudha.., Tante sudah tidak tahan.., mana Penismu Mas.. Penismu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Yudha.., Penis Mas Yudha kalau bangun dongak ke atas ya..?”. Aku hampir tidak dengar komentar Tante Cindy soal Penisku, aku melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan Penisku dibibir vaginanya.

“Aughh..”, teriak tante.
“Kenapa Tante..?”, tanyaku kaget.
“Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..”, aku masukkan kepala Penisku di vaginanya, sempit sekali.
“Tante.., sempit sekali Tante.?”.
“Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..”.
Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari Penisku amblas.., Tante Cindy sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.
Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..”.

Begitu juga aku.., walaupun Penisku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini Penisku sudah amblas dimakan vagina Tante Cindy. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Cindy. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku. 

"Oughh Mas..,ough...,luar biasa...,oughh...,Mas Yudha.."katanya sambil merem melek. "Kayaknya ini yang namanya orgasme...ough...,",Penisku tetap di vagina Tante Cindy. "Mas Yudha sudah mau keluar ya...?" Aku menggeleng.kemudian Tante Cindy telentang kembali,aku seperti kesetanan menggerakkan badanku maju mundur,aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku,aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan.Tante Cindy semakin mendesah,"Ough...,Mas..",tiba-tiba Tante Cindy memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

"Oughh Mass...,aku keluar lagi..",kemudian dari kewanitaannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar,tapi denyutannya semakin terasa,aku dibuat terbang rasanya.Ach rasanya aku sudah mau keluar,sambil terus goyang kutanya Tante Cindy. "Tante...,Aku keluarin dimana Tante...?,didalam boleh nggak...?". "Teerrrrrsssseeerrraaaah..",desah Tante Cindy.Ough...aku percepat gerakanku,Penisku berdenyut keras,ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh penisku.Akhirnya semua terasa enteng,badanku serasa terbang ,ada kenikmatan yang sangat luar biasa.Akhirnya spermaku aku muntahkan didalam vagina Tante Cindy,masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Cindy orgasmu kembali,dia gigit dadaku.
"Mas Yudha...,Mas Yudha....,hebat kamu Mas"

Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku.Tante Cindy masih tetap telanjang telentang diatas meja.

"Mas Yudha...,kalau mau beli rokok lagi yah..,jam-jam begini saja ya..,nah kalau sudah tutup digedor saja...,tidak apa-apa...,malah kalu tidak digedor Tante jadi marah...",kata Tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.

"Tante ingin Mas Yudha sering bantuin tutup warung",kata Tante sambil tersenyum genit.Lalu aku pulang...,Baru terasa lemas sekali badanku,tapi itu tak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat.Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor,saat didepan warung Tante Cindy,aku dipanggil tante.

"Rokoknya sudah habis ya...ntar malam beli lagi ya...?",katanya penuh pengharapan,padahal pembeli sedang banyak-banyaknya,tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Cindy tadi,akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

http://202.95.10.206/


Rabu, 20 Desember 2023

MELAYANI NAFSU TANTE YANG DITINGGAL SUAMI

http://202.95.10.206/

 

Diawali ketika aku masuk menjadi mahasiswa salah satu sekolah tinggi komputer yang ada di Bandung. Pada saat itu tahun 2000, aku pindah dari Jakarta Barat yang panas ke kota dingin Bandung dan tinggal di daerah perumahan yang dulu pernah ditinggali kedua orang tuaku. Dan sekarang ini karena orang tuaku telah pindah dinas, aku hanya tinggal bersama seorang pembantuku.

Beranjak dari kehidupan dewasaku yang jauh dari kedua orang tua, aku mulai terbiasa dengan kehidupan bertetangga. Salagh satu tetangga dekatku adalah tante Ana, seorang wanita sexy beranak satu yang suaminya jarang di rumah karena kesibukan bisnis. Usianya kira-kira 32 tahun, namun badannya terlihat sangat mulus dan sexy seperti gadis umur 17 tahunan.

Satu tahun sudah aku tinggal, di akhir tahun 2001 aku mulai merasakan gejolak nafsu yang amat sangat terhadap wanita. Pada suatu malam aku mulai merasa ingin sekali bermain/bertamu ke rumah tante Anna namun aku selalu tidak berani dan merasa takut kalau nanti suaminya akan datang dan aku akan dikomentari tidak baik.

Bulan itu adalah bulan Januari 2002, usiaku pada saat itu baru 19 tahun dan tepat pada bulan Januari tanggal 20 aku genap 20 tahun. Di sini aku mengkisahkan hal sangat nyata yang terjadi dalam diriku. Malam itu malam Jum’at, cuaca sangat tidak mendukung dan tiba-tiba hujan sangat deras dengan diikuti angin kencang.

Aku sangat sedih dengan kesendirianku, karena malam ini adalah malam kelahiranku. Aku duduk-duduk seorang diri sambil menghisap rokok kesukaanku, namun malam semakin tidak mendukung karena cuacanya. Aku berusaha mencari kesibukan dengan membaca-baca buku pelajaran, tiba-tiba aku dikejutkan dengan bunyi pagar samping yang khas, seorang wanita menghampiriku yang ternyata adalah tetangga sebelahku (Tante Anna).

“Ada apa tante?” aku mulai bertanya.

“Bob, (namaku) tolong dong pasangin lampu kamar saya di rumah,”

Ternyata lampu kamar tante Anna putus dan aku disuruh memasangkannya. Lalu aku mengikutinya dari belakang menuju rumahnya melalui pintu belakang. Di saat aku mengikutinya aku sempat terangsang dengan sentuhannya pada saat memasuki pintu belakang, karena ternyata dia tidak menggunakan bra dan aku sempat gemetar.

Sementara ini aku berkonsentrasi dengan permintaanya agar aku memasangkan lampu di dalam kamarnya. Setelah selesai kukerjakan, cepat-cepat aku keluar kamarnya dan berusaha tenang, kemudian aku diminta untuk duduk dulu minum kopi karena kopinya sudah disuguhkan. Aku duduk sambil melihat tayangan TV dan aku lihat anaknya yang baru satu sedang tidur pulas di depan TV. Kemudian tidak berapa lama baru anaknya dipindahkan ke kamar. Sekarang tinggal aku dan tante Anna berdua di ruangan tengah.

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 dan aku minta izin untuk pulang namun aku dicegah, ia memintaku menemaninya ngobrol. Lama kelamaan aku mulai mengantuk dan dimintanya aku untuk rebahan dan diambilkannya bantal dan aku menurut saja. Ia bercerita bahwa tadi ada telepon dari temannya, katanya ia ditakut-takuti karena sekarang malam Jum’at ada hantu kalau sendirian di rumah.

Asyik juga lama-lama acara mengobrolnya hingga tanpa kusadari tante Anna mulai mendekatiku dan meletakkan kepalanya di paha sebelah kiriku, karena aku rebahan agak di belakang dari tante Anna. Perasaanku mulai tak karuan, jantungku berdebar sangat keras serta sekujur tubuhku dingin. Karena baru pertama kali ini aku diperlakukan seperti itu (aku masih perjaka). Tiba-tiba tangan tante Anna mulai bergerak menuju selangkanganku, dan meremasnya kemudian mengusapnya. Saat itu aku memakai celana pendek berbahan lemas.

“Hei, Bob!, ini kamu kok bangun?” tanya tante Anna.

Saat itu aku sangat malu dan tidak bisa berkata-kata lagi. Kemudian Tante mematikan lampu dan memintaku pindah ke kamarnya dengan menarikku ke atas tempat tidur. Pikiranku sangat kacau dan sangat gugup saat tiba-tiba aku dipeluk dan ditindih kemudian diciumi. Hingga pada saat bibirku dikulumnya aku mulai panas dan terangsang amat sangat.

Lama aku dibuatnya terlena dalam kemelut yang dibuatnya. Hingga tante itu mulai menuruni lekuk tubuhku sampai pada selangkanganku dan membuka celanaku. Sesaat kemudian seluruh pakaianku sudah terlepas dan apa yang terjadi ternyata penisku dimasukkan ke mulutnya. Aku merasa sangat tegang dan memang baru pertama kali aku mengalami hal seperti ini. Dengan lembut dan penuh penghayatan, penisku dipegangnya, kadang dijilatnya kadang dihisapnya namun juga kadang digigitnya hingga sampai pada buah zakarku juga di kulumnya.

“Bob, jangan keluar dulu ya?” ujarnya dengan mulutnya yang tertutup oleh penisku.

“Akh.. Mmnyamm”

Aku sudah dapat membaca bahwa tante sangat haus akan sex. Seperti orang yang lama tidak bersetubuh hingga dengan ganasnya aku mulai ditindihnya dan aku mulai merespons. Dengan naluri rangsangan, aku dorong Tante Anna kemudian aku buka pakaiannya secara perlahan sambil menciuminya, kemudian kulumat teteknya yang tidak begitu besar namun masih kencang. Aku hisap dan kumain-mainkan lidahku di sekitar puting susunya, Tante Anna mulai terangsang sambil menggeliat-geliat dan menekan kepalaku agar aku lebih keras lagi menghisapnya. 

Lama aku bermain di sekitar payudaranya sampai akhirnya aku disuruh menjilat bagian yang sensitif di antara selangkangannya. Aku mulai sedikit mengerti. Dengan dibantu tangannya, aku mengerti yang mana yang harus aku jilat dan kulumat. Hingga pada akhirnya aku ditariknya kembali ke atas sampai aku menindihnya dan dadaku menekan toketnya yang semakin agak keras. Lalu aku didorong ke sampingnya dan aku mulai ditindihnya kembali namun sekarang tante Anna memegang penisku yang semakin keras kemudian dengan perlahan tante Anna membimbingnya memasuki liang kenikmatannya.

Posisi tante Anna berada di atas seperti orang naik kuda, menggoyang-goyangkan pinggulnya dan kadang menaik turunkan bokongnya. Lama sekali dia bertahan pada posisi itu, hingga akhirnya Tante menjerit kecil menahan sesuatu namun sambil mencengkeram bahuku..


Kemudian aku membalikkan tubuhnya dan sekarang aku ganti berada di atasnya dengan penisku masih menancap di liang kenikmatan itu. Aku mulai menyerang, dan sekarang aku mengeluarmasukkan penisku. Lalu aku mengambil posisi duduk di antara selangkangannya sambil mengocoknya. Suara yang keluar dari mulut Tante Anna membuatku sangat terangsang

“Bob, yang keras dong, lebih cepat kamu kocoknya,” kata tante sambil memegang kedua tanganku. Aku merasa belum akan sampai, tapi tiba-tiba tante Anna mulai menggeliat-geliat sangat kasar hingga aku dipeluknya.

Lalu aku disuruhnya mencabut penisku dan tante Anna keluar menuju kamar mandi. Tidak berapa lama dia kembali dan membawa kain basah lalu mengusapkannya di penisku yang mulai lengket. Kemudian, tante Anna mulai menaiki tubuhku kembali dan memasukkan penisku ke vaginanya yang ternyata sudah kering. Ia memulai dengan gerakan lambat dengan menggoyangkan pinggulnya maju mundur dan aku kemudian diminta berposisi di atas.

Sekarang aku yang mencoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya dan mulai bereaksi namun sangat seret dan terasa penisku dijepitnya. Aku mencoba memasukkannya lebih dalam dan menekan penisku agar lebih masuk kemudian aku mencoba dengan perlahan kugerakkan maju mundur diiringi goyangan pinggul Tante Anna, sesekali kedua pahanya mengapit rapat. Lama aku mulai merasakan terangsang. Dengan mengulum toketnya aku mulai bereaksi dan aku mulai merasa ingin keluar. Akhirnya aku keluar dengan diiringi jeritan kecil tante Anna yang ternyata juga keluar bersamaan sampai aku tak bisa menahan diri. Kemudian aku langsung dipeluknya erat-erat dan tidak boleh mencabut penisku sampai aku tertidur.

Terdengar suara samar-samar dari kejauhan, orang sudah ramai di luar seperti tukang roti dan lainnya. Aku terbangun dan kulihat tak ada seorangpun di sampingku dengan pintu kamar masih tertutup rapat dan hordeng jendela masih tertutup. Aku sempat kaget dan kulihat diriku dalam keadaan tanpa sehelai benang pun yang menempel di kulitku. Aku berusaha mencari pakaianku yang tadi malam dilempar ke sisi spring bed Tante Anna. Tak berapa lama kemudian Tante Anna membuka pintu dan masuk kembali ke kamar.

“Bobby! Kamu sudah bangun?”

“Ya..” jawabku sambil melihat seluruh tubuh Tante Anna yang ternyata baru selesai mandi dengan hanya menggunakan handuk.

Handuk itu hanya menutupi sebatas toketnya dan pangkal pahanya yang putih merangsang. Lalu aku duduk di pinggir tempat tidur sambil memandangi pemandangan yang indah itu. Tiba-tiba saja penisku yang sudah loyo bangun kembali, namun kuurungkan niatku untuk bermain di pagi hari. Dengan cepat aku keluar dari kamar menuju kamar mandi.

Selesai dari kamar mandi aku masuk kembali ke kamar tidur untuk minta handuk, tapi ternyata yang kulihat di dalam kamar, Tante Anna belum juga berpakaian sementara handuk yang melekat di tubuhnya sudah tidak ada. Aku pandangi terus tubuh tanpa busana itu, lalu aku mendekatinya dan sempat kucium bahunya, namun dengan gerakan yang cepat sekali aku didorongnya ke atas tempat tidur oleh tante Anna dan tanpa basa basi lagi dikulumnya lagi penisku hingga basah oleh liurnya.

Pagi ini ternyata aku sudah mulai on kembali oleh kuluman,hisapan,dan belaian tante Anna pada penisku.Lalu aku dimintanya berdiri dan melumat toketnya yang sudah agak mengeras pada putingnya yang berwarna agak kemerahan. Kujilat,kuhisap kadang kuremas toket yang satunya.kembali aku didorong dan ditindihnya lalu...Bless...Slepp..Ternyata Penisku sudah digiringnya masuk kembali ke liang kenikmatannya.Dengan agresif dan penuh nafsu,digoyangkannya maju mundur pantat tante Anna hingga aku pun mengiringinya dari bawah,sambil kuremas-remas kedua toketnya dengan kedua tanganku.

"Ah...ah...Ahh...Ohh,Booby saya puas sekali.Bob,saya mau....Keeeluarr...ahhohh.."

Lalu Tante Anna mencabut penisku dari memeknya dan membersihkannya dengan kain di sekitar,kemudian aku dengan ganasnya memasukkan kembali senjataku lalu kugoyang-goyangkan lalu kutekan kembali hingga Tante Anna menjerit kecil...

"Ah...Ahh...Ahh...Ohh,Bobby saya puas seklai.Bob,saya mau...keluar...Ahhohh..."

Lama sekali aku memainkan Tante Anna,kemudian aku mencoba kembali dengan posisi doggy style.Tante Anna sambil membungkukkan badannya di atas kasur kucoba untuk memasukkan penisku dan Blees...Slepp

“Ahh, Bobb.. Terus Bob, Masukin sampai dalam, oh Bobb.. Yang kasar Bob”

Lalu dengan cepat aku memaju mundurkan pantatku hingga aku sudah tidak tahan lagi.Dan kemudian aku sudah sampai pada dimana kenikmatan itu terasa sampai ujung rambut.Dan cairan yang kukeluarkan tidak kubuang keluar.

Setelah selesai,aku mulai merasa letih dan sangat lapar.Aku mencoba beristirahat sebentar,kutatap langit-langit yang ada dikamar itu.Ku atur nafasku perlahan dan kupeluk kembali Tante Anna,kuusap-usap toketnya lalu aku mencoba menghisap-hisap pelan hingga sampai kumain-mainkan dengan tanganku.

"Bob,udah ah, nanti lagi".

Lalu aku lepaskan tanganku dan aku langsung bangun menuju kamar mandi.Pukul 07.15 aku sudah rapi,lalu aku minta izin untuk pulang.Setelah itu aku mulai dengan pekerjaan dirumah.Di dalam rumah aku sempat berfikir tentang apa yang telah terjadi semalam dengan Tante Anna.

Malam pun tiba,aku seperti biasa ada dirumah sambil menyaksikan tontonan TV. Tiba-tiba pintu samping ada yang mengetuk dan kubuka,ternyata Tante Anna membawa makanan buatku.Dengan senyumnya aku ditawari makan lalu aku diciumnya,namun tangan Tante Anna kembali menggerayangi penisku.Aku terangsang tapi niatku untuk bersetubuh lagi dengannya tertunda karena aku ada janji dengan teman.

http://202.95.10.206/


Sabtu, 16 Desember 2023

PACARKU HAUS BANGET

http://202.95.10.206/


 Pada satu waktu Ira bertanya kepadaku, ” mas mungkin Ira dalam soal seks ‘ngga normal ‘ya ? “. Aku bukannya menjawab pertanyaan Ira tersebut, malah aku balik bertanya kepada Ira, ” Ir, kamu tahu ‘ngga batasan yang disebut tidak normal di dalam soal hubungan sex ? “. Ira menjawab ” ‘ngga tahu “. Aku menjelaskan pada Ira bahwa ” segala cara, gaya dan frekuensi di dalam melakukan hubungan sex akan selalu disebut normal apabila dilakukan denganpersetujuan kedua belah pihak, dengan tujuan untuk saling memuaskan pasangannya.

Kalau pasangan kita melakukan cara-cara yang tidak kita sukai tetapi dia terus memaksakan keinginannya untuk mencapai kepuasannya sendiri, maka pasangan kita tersebut dapat dikatakan memiliki penyimpangan seksual (sexual deviation atau abnormal) “. Pada akhir-akhir ini, setiap kali aku mengentot Ira, jari-jari tanganku, khususnya jari telunjuk, sering dijilatinya dan dimasukkan kedalam mulutnya untuk dijilati dan diisapnya. Semakin liar gerakanku dalam mengentot Ira, semakin bernafsu Ira menjilati dan mengisap jari telunjukku. ” Ir, kamu sekarang ini selama ngentot sering sekali mengisap jari telunjuk mas, dan kelihatannya Ira makin sangat terangsang kalau selama ngentot Ira dapat mengisap jari telunjuk mas. Pasti kamu sangat menikmatinya ‘kan ?”, tanyaku. Ira menjawab ” Ira makin terangsang kalau Ira dapat mengisap jari telunjuk mas karena jari-jari mas sekali-kali menyentuh langit-langit mulut Ira, rasanya geli dan sangat merangsang sekali “.

Dari jawabannya tersebut aku mulai menduga-duga jangan-jangan pikiran Ira selama ngentot pada akhir-akhir ini telah diisi dengan fantasi seksualnya yang baru. Aku memiliki keyakinan bahwa jari telujukku itu pasti dibayangkan oleh Ira sebagai kontol kedua yang dapat dinikmatinya bersama-sama dengan kontolku. Keyakinan itu timbul dari expresi Ira selama mengisap jari telunjukku. Ira begitu menikmatinya !. “Ir, kalau Ira mau bagaimana kalau kita coba untuk melakukan “threesome” dengan menambah satu orang laki-laki lagi dalam acara ngentot kita “, tanyaku. Ira tersentak kaget dengan tawaranku, dan sejenak dia hanya terdiam saja. Aku mencoba untuk menjelaskan pada Ira bahwa tawaran ini tentunya hanya sebuah tawaran yang dapat ia tolak, kalau memang Ira tidak menginginkannya.

Tapi sewaktu aku menyinggung kepada kebiasaannya pada akhir-akhir ini Ira senang menjilati dan mengisap jari telunjukku selama ngentot, Ira menimpalinya dengan mengatakan “mas memang benar, karena pada akhir-akhir ini Ira sering ber-fantasi bagaimana rasanya tubuh Ira ini dijamah dan dicumbu oleh dua orang laki-laki dan Ira dapat bermain dengan dua kontol sekaligus dalam satu tempat tidur ……… meskipun Ira takut untuk mencobanya, tapi keinginan untuk mencoba hal itu selalu muncul setiap Ira ngentot, baik itu dengan mas maupun dengan suami Ira, tapi Ira masih ragu-ragu dan takut “. Aku mencoba lagi untuk meyakinkan Ira , ” memiliki perasaan ragu-ragu dan takut untuk mencoba sesuatu yang baru adalah sangat wajar sekali, tetapi yang paling penting disini adalah keputusan dari Ira sendiri, apakah Ira mau mencobanya atau tidak “, ungkapku. ” Ira mau mas, tapi takut makin bertambah orang yang tau bahwa Ira sebagai seorang istri ternyata tidak setia pada suaminya sendiri, dimana sekarang ini ‘kan hanya mas yang tau “, ujarnya.

“Yang penting adalah keputusan Ira bahwa Ira mau mencobanya, soal Ira takut bertambahnya orang yang mengetahui selingkuhnya Ira akan menjadi tanggung jawab mas. Mas sendiri ‘kan harus dapat menjaga kerahasiahan diri mas sendiri, jadi Ira tidak usah khawatir “, kataku. Bagi aku sendiri melakukan “threesome” sudah sering aku lakukan bersama-sama dengan sahabatku yang bernama Iwan, masih bujangan meskipun sudah berumur 32 tahun. Iwan ini adalah ” lady killer” yang berpostur tinggi, tegap serta ganteng dan kontolnya untuk ukuran orang Indonesia termasuk gede.

Selain postur tubuhnya kelebihan lain dari Iwan ini adalah supel dan mudah akrab dengan orang-orang yang baru dikenalnya serta dapat dipercaya. Aku hubungi dia, dan dia setuju dan menunggu untuk dihubungi oleh aku kembali. Pada hari yang telah direncanakan aku menghubungi Ira dan mengatakan pada Ira bahwa hari ini aku akan memperkenalkan temanku kepadanya. “mas, sungguh-sungguh dengan rencana ‘ threesome’ itu ? “, tanya Ira. Aku menjawab ” itu soal nanti yang penting kita bertiga ketemu dulu dan tentunya Ira sendiri yang harus memutuskan apakah akan dilanjutkan dengan acara ‘ threesome ‘ atau tidak “. “Oke, mas, jemput Ira ditempat biasa jam 11 ‘ya “, pinta Ira. Jam 10.30 aku bersama Iwan meluncur untuk menjemput Ira. Sesampainya ditujuan, begitu Iwan melihat Ira, Iwan berkomentar ” Gila tu binor (bini orang) keren banget, mengapa baru sekarang ‘man gue dikenalin “.

Aku kenalkan Iwan pada Ira, dan kita bertiga, Ira duduk didepan disamping aku, meluncur ke arah utara kota Jakarta. Selama diperjalanan Iwan secara aktif membuka pembicaraan dengan Ira untuk membuat suasana lebih akrab lagi antara dia dengan Ira. Tujuanku adalah sebuah motel didaerah Pluit yang bernama PT, di motel ini selain kamarnya bagus juga makanannya enak-enak. Makan siang dilakukan di dalam kamar, dan selesai makan siang dilanjutkan dengan nonton laser disc sambil ngobrol-ngobrol. Pada waktu Ira selesai dari kamar mandi, dekat pintu kamar mandi aku sempat bertanya kembali kepada Ira apakah Ira mau lanjut dengan acara ‘ threesome ‘ atau Ira merasa tidak cocok dengan Iwan. Ira menjawab “

Iwan ganteng mas, dan untuk acara ………. “, Ira diam, dan hanya tersenyum penuh arti kepadaku. Aku dapat menangkap isyaratnya. Ira mau untuk mencoba ‘ threesome ‘ tetapi malu untuk mengatakannya. Kembali kekamar tidur, Ira duduk di-sofa disamping Iwan, dan aku duduk disebelah kanan Ira. Posisi duduk di-sofa itu menjadi Ira duduk ditengah diapit oleh aku disebelah kanan dan Iwan disebelah kirinya. Film yang diputar melalui laser disc cukup seru, sebuah film drama percintaan dengan diselingi adegan-adegan ranjang yang halus tetapi cukup merangsang. Obrolan diantara kita bertiga semakin hidup, dan kelihatan kekakuan Ira dengan kehadiran Iwan sebagai kenalan barunya sudah mulai hilang. Aku berpikir bahwa kini sudah saatnya untuk aku memulai berinisiatif “menyerang” Ira.

Tanganku mulai mengelus paha putih Ira, Ira melirik kepadaku dan tersenyum cantik sekali. Elusan-elusan tanganku di atas paha putih Ira terus kulakukan yang dengan sekali-kali sengaja tanganku menyusup lebih tinggi lagi mendekati pangkal paha Ira. Hal itu aku lakukan dengan mataku tetap menatap layar tv, dan sekali-kali aku mencuri pandang melihat kepada Iwan. Sampai tahap ini Iwan masih belum bereaksi, pandangannya tetap mengikuti film yang tertayang di tv. Rok mini Ira makin tersingkap, dan tanganku dengan leluasanya merambah dan mengelus naik turun sampai kesekitar pangkal pahanya, Ira mulai sering menggelinjang menahan rangsangan akibat dari apa yang aku lakukan ini.

Kesempatan ini aku pergunakan untuk terus lebih merangsang Ira dengan mulai menyusupkan tangan kananku kedalam blues Ira, pangkal toketnya mulai aku sentuh dan Ira mendesis sambil tetap berusaha mempertahankan posisi dirinya agar tidak semakin doyong bersandar ketubuh Iwan. Tanganku masih belum begitu leluasa untuk meremas dan memainkan toket Ira karena masih terhalang oleh BH yang dipergunakannya.

Maka kembali tangan kananku kuturunkan untuk kembali mengelus paha Ira dan kali ini tanganku mulai menyelinap ke balik CD-nya. Ira tersentak menahan rangsangan ketika tanganku menyentuh clit-nya, dan tanpa sadar kepala Ira jatuh didada Iwan. Dengan sigap tangan kiri Iwan menyangga kepala Ira dan tangan kanannya mulai meraba toket Ira. Ira mulai merintih lirih menahan nikmat. Dengan tangan kanannya Iwan mulai melepaskan kancing baju atas Ira satu persatu. Sedangkan aku sendiri makin ganas memilin clit Ira dengan tanganku. Erangan Ira semakin keras, ketika tangan Iwan berhasil menyusup kebalik BH Ira dan mulai meremas toket Ira dengan remasan-remasannya yang mampu membuat Ira sangat terangsang.

Goyangan kepala Ira semakin liar, dan dengan tangan kirinya Iwan mengangkat muka Ira keatas sehingga posisi bibir Ira sangat dekat dengan mulut Iwan. Tanpa menunggu lagi, Iwan melumat bibir Ira dengan bernafsunya dan Irapun membalasnya dengan tidak kalah buasnya. Aku angkat kedua kaki Ira keatas pahaku, kemudian kaki kanannya aku sandarkan disandaran sofa. Dengan posisi seperti ini tanganku semakin bebas memainkan clit Ira yang sudah mulai basah.

Aku melihat kepada Iwan, ternyata tangan kanannya masih terus meremas-remas toket Ira, dan bibirnya sibuk mengulum bibir Ira. Begitu Iwan melepaskan lumatannya, Ira berteriak ” Pindah ke tempat tidur …….. Ira ingin lebih bebas menikmati kalian berdua “. Iwan dan aku bersama-sama mengangkat Ira ketempat tidur. Aku lepaskan rok mini Ira berikut CD-nya sedangkan Iwan melucuti baju dan BH-nya. Ira sekarang telah telanjang bulat dan badan yang putih serta montok itu seakan menantang untuk dirajah oleh aku dan Iwan. Aku lebarkan kaki Ira, sehingga tampak jelas menonjol clit Ira yang merah kecoklatan.

Kuturunkan kepalaku untuk mulai melumat dan mengisap clit Ira. “Oh…. oh…. mas, Ira suka banget isepan mas pada clit Ira “, Ira mengerang menahan rasa gairah yang aku berikan. Iwan mulai turut dalam permainan ini, dia menekukan lututnya diantara kepala Ira sehingga posisi kontolnya jatuh tepat di atas mulut Ira. Disodorkan kontolnya mendekati mulut Ira dan aku lihat Ira sempat melihat ke wajah Iwan sambil tersenyum dan langsung mulai menjilati kontol Iwan. Tangan Iwan dengan leluasanya meremas dan memilin toket Ira.

Sedangkan aku sendiri terus melumat clit Ira. Sekarang tangan kananku yang memilin clit Ira, sedangkan dua jari tangan kiriku aku masukkan kedalam memeknya. Ira mengelinjang dan menggerak-gerakan pantatnya naik-turun seolah-olah dia sedang ngentot.

Aku bertanya kepada Ira ” Apakah kamu suka dengan cara kita berdua ini ? “, Ira hanya mampu menjawab dengan cara mengangukkan kepalanya, karena mulutnya masih berusaha untuk dapat mengisap kontol Iwan sampai pada pangkalnya. Kontol Iwan memang besar, kelihatan Ira kesulitan untuk mengisap kontol tersebut sampai kepangkalnya.

Aku lihat akhirnya Ira melepaskan isapan atas kontol Iwan dan berkata ” Wan, kontol kamu luar biasa gedenya, Ira susah ngisepnya….. “. Aku menimpalinya dengan berkata ” tapi kamu suka ‘kan sama kontol Iwan ? “, Ira teriak “suka banget, mas” Aku berkata pada Iwan ” Wan, sekarang kamu entot Ira dulu supaya dia bisa ngerasain gedenya kontol kamu “. Tanpa menunggu lebih lama lagi Iwan langsung menempelkan kontolnya di bibir memek Ira dan mulai menggesek-gesekannya. Ira merintih menahan nikmat dan aku sendiri sangat terangsang melihat adegan itu. Kontolku berdiri keras sekali tetapi sementara ini aku tetap ingin menjadi penonton dulu. Kontol Iwan agak kesulitan untuk menembus memek Ira. Baru ujung kontolnya masuk Ira sudah menjerit ” Wan….. gila…. sakit….. rasanya kaya lagi waktu Ira dulu diperawanin

“. Aku memancing fantasi Ira dengan mengatakan ” itu bukan Iwan tetapi Dodi “. Pancingan ku berhasil, Ira mendesis sambil merintih ” mas Dodi, Ira mau diperawanin ‘ya “. Iwan adalah partner aku yang baik dan sudah terbiasa dengan situasi semacam ini dan dia menjawab ” Ira sayang mas Dodi ‘kan ?,….. biarkan kontol mas Dodi masuk ke memek Ira “. Iwan menekan kontolnya agar dapat masuk lebih dalam lagi. Ira bereaksi dengan berteriak ” ach…..achh… sakit mas….pelan-pelan “.

Aku melihat dengan jelas bagaimana sulitnya memek Ira untuk menerima kontol Iwan, dan adegan ini membuat aku semakin terangsang, tetapi aku mencoba untuk menahan diri untuk tidak segera berpartisipasi agar tidak kehilangan adegan yang merangsang ini. Ira mengerang ” acchhhh……. pedih… mas Dodi ……please fuck me slowly……. ..I like your cock…..so big…acchhh….. . slowly darling ……”, separuh dari kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira, dan Ira sendiri berontak liar menahan rasa pedih dan nikmat yang dirasakannya. Aku justru mendorong Iwan agar lebih menancapkan kontolnya di memek Ira dengan berkata ” ayo Dod…. fuck her….. Ira minta di-entot sama kontol kamu “, dan akupun bertanya sama Ira ” bener ‘kan Ir, ……kamu senang ‘kan di-entot

Dodi…….. jawab dong….. kalau tidak nanti Dodi cabut lagi kontolnya dari memek Ira “, Ira berteriak ” yessss…….. Ira pengen banget kontolnya mas Dodi …..”. Mendengar teriakan Ira tersebut, Iwan langsung menekan kontolnya lebih dalam lagi ke memek Ira, dan Ira menjerit ” addduuuhhhhh…… so big….. painfull but nice…… fuck me deeply mas Dodi “. Ira meronta-ronta kenikmatan mendapatkan kontol yang jauh lebih besar dari punyaku.

Jeritan-jeritan Ira semakin keras, dan badannya meronta liar tak terkendali ketika Iwan membalikkan badan Ira pada posisi doggy style. Iwan sendiri kelihatan begitu bernafsu mengentot Ira dari belakang, dia tidak mengurangi sama sekali genjotan kontolnya kedalam memek Ira meskipun Ira terus merintih antara sakit dan nikmat. Aku sudah tidak tahan lagi melihat adegan semacam itu, segera aku berdiri didepan kepala Ira dengan posisi kaki yang kurentangkan sehingga kepala Ira berada diselangkanganku.

Aku sodorkan kontolku kemulut Ira untuk dijilati dan diisapnya. Ira sudah diluar kendali, “mas Dodi……. ini kontol siapa laag ………”, belum selesai Ira berkata, kontolku sudah masuk dimulut Ira dan Ira dengan bernafsunya menjilati dan mengisap kontolku. Hentakan kontol Iwan dari belakang membuat Ira lebih tidak terkendali lagi di dalam mengisap kontolku sehingga rasa nikmat yang aku rasakan sulit untuk diungkapkan. Ira melepaskan isapannya atas kontol aku, dan mengerang serta berteriak keras sekali “…… mas Dodi……… Ira coming……….. Ira engga tahan lagi….. addduhhhhh ohhhhh…. so nice……. “, badannya sejenak bergetar liar……. dan kemudian melorot rebah seperti tidak berdaya menahan rasa nikmat yang baru saja diperolehnya. Iwan menarik kontolnya dari memek Ira secara perlahan-lahan diiringi dengan lirihan Ira ” aaaduuuhhhh ….. nikmat sekali…….”.

Untuk beberapa saat kita bertiga tidak ada yang bersuara. Keheningan terpecahkan ketika Ira berkata ” sorry ‘ya ‘Wan, tadi Ira teriak manggil-manggil nama mas Dodi ….. abis waktu kontol mas Iwan mau masuk ke memek Ira, rasa sakit dan pedihnya sama banget sewaktu Ira diperawanin oleh mas Dodi …. jadi Ira inget dia….. “. ” yang penting buat mas Iwan, Ira puas dan justru sewaktu Ira mulai menyebut-nyebut nama mas Dodi, mas Iwan semakin terangsang karena ngebayangin diri mas Iwan sebagai Dodi yang lagi merawanin Ira “, jawab Iwan. Ira melirik ke Iwan dan sambil loncat kekamar mandi Ira berkata ” giliran kalian berdua ‘ya untuk coming ……be back soon “. Keluar dari kamar mandi, Ira berdiri menghadap kekaca rias sambil menyisir rambutnya.

Aku harus mengakuinya bahwa postur tubuh Ira memang indah, putih dengan bentuk buah dada yang tegak menantang. Dalam posisi Ira masih berdiri menghadap kaca, aku sudah berdiri memeluknya dari belakang, secara perlahan kutelusuri tengkuknya dengan bibirku. Ira menggelinjang geli. Ciuman-ciuman kecil terus aku lakukan disekitar tengkuknya sambil tanganku dengan halusnya mulai mengelus buah dadanya. Tampak dikaca Ira berusaha untuk tidak memejamkan matanya, Ira berusaha untuk dapat melihat buah dadanya di-elus dan diremas oleh kedua tanganku. Ira kelihatannya menikmati sekali adegan ini. ” ‘Wan, …. lets joint with us …… “, ajakku.

Iwan beranjak dari tempat tidur dan langsung berjongkok diantara kaki Ira menghadap ke clit-nya Ira. Iwan mulai memainkan lidahnya menjilati sekitar bibir memek Ira, dan Ira tetap bertahan untuk terus menatap ke kaca . Tangan Ira memegang rambut Iwan, dan kepala Iwan digoyang-goyangkannya seolah-olah Ira menuntun lidah Iwan agar jilatannya jatuh ditempat yang diinginkannya. Nafas Ira memburu, desahan rasa nikmat yang dialaminya mulai terdengar ” ….. ohhh ….acchhhh shhhhhn….. adduhhhh…… “. Tanganku masih terus meremas dan memilin puting toket Ira. ” Ir, lihat dikaca, ….. lihat…clit kamu lagi di-isap dan dijilati Iwan, dan toket kamu sedang mas remas-remas…..lihat…..” , bisikku. Ira menatap kaca dan merintih lirih ” ……. keep on doing……. Ira suka baaangeeet……. enak…..”.

Aku basahi dengan ludah jari telunjukku, dan secara perlahan-lahan kutusukan kedalam anus Ira. Ira meronta, dan sambil tetap memegangi rambut Iwan untuk supaya tetap menjilati clit-nya, Ira mulai menggoyangkan pantatnya dengan maksud agar jariku dapat masuk lebih dalam lagi di anusnya. Ira sudah lepas kendali, berteriak dan meronta menuntut yang lebih dari yang sedang dirasakannya saat ini. Aku basahi sekitar anus Ira dengan ludahku demikian pula kontolku. Perlahan tapi pasti, kontolku aku tekan ke anusnya, Ira menjerit ketika kontolku berhasil masuk ke anusnya.

Dengan posisi berdiri, Iwan mulai berusaha untuk memasukkan kontolnya ke memek Ira. Tekanan-tekanan kontol Iwan yang berusaha untuk masuk ke memek Ira, secara tidak langsung menekan lebih dalam lagi kontolku terbenam di memek Ira, rasanya luar biasa nikmat. Kontol Iwan berhasil masuk ke memek Ira dan gerakan Ira semakin tidak terkendali karena setiap tekanan yang aku lakukan membuat kontol Iwan masuk semakin dalam, demikian sebaliknya kalau Iwan yang melakukan tekanan. Rintihan, teriakan dan gerakan Ira luar biasa sekali, Ira benar-benar menikmatinya.

Ira merintih, ” ohhhhhhhhhh, I’m coming again…… shhhhehhhhh,…aaddduuuuhhhh, aaacchhh …” , melihat Ira meronta-ronta aku tidak tahan lagi, aku tekan dengan dalam kontolku di anus Ira, diam tanpa gerakan untuk dapat merasakan sepenuhnya jepitan anus Ira di kontolku akibat kontraksinya lubang anus Ira. ” ooohhhh…Ira……. mas mau keluar……. auuuuccchhhh….. shhhiiiiittttt……. I’m coming …Ira “, teriakku sambil meremas kencang toket Ira. Kudekap Ira dengan kedua lenganku, sedangkan Iwan dengan ritme yang pelan tetap masih mengentot Ira, Ira sudah tidak mampu lagi untuk membuka matanya, bibirnya terkatup menahan rasa nikmat.

Perlahan-lahan kucabut kontolku dari anus Ira dan membiarkan Iwan sambil berdiri meneruskan mengentot Ira Aku duduk di sofa memperhatikan mereka berdua ngentot.Iwan mengangkat Ira ke tempat tidur,dengan posisi kaki Ira terjuntai ke lantai,Iwan berusaha untuk memasukkan kontolnya lagi ke memek Ira.Kontol Iwan yang begitu gede berhasil masuk separuhnya ke memek Ira,dan Ira pasrah menerimanya ketika Iwan menekankan kontolnya sampai masuk seluruhnya."adduhhhhh..." hanya itu yang dapat diucapkan Ira.Gerakan Iwan dalam ngentot Ira tetap stabil,perlahan,tetapi setiap menekan Iwan selalu menekan kontolnya sampai masuk semuanya.

Reaksi dari entotan Iwan ternyata luar biasa sekali,setiap Iwan menekankan kontolnya Ira pasti merintih "Mas Iwannnn....ampun....ampun mas....Ira puas bangeeeetttt-bangeeeeettt", tanpa sadar kontolku berdiri lagi tetapi aku merasa kasihan kepada Ira kalau harus menangani kontolku lagi.Aku mendekat kepada Ira dan dengan halus ku-usap dan kuremas-remas buah dadanya.Remasan-reamsan yang aku lakukan membuat Ira makin merintih,dan rintihan Ira yang semakin keras tersebut merangsang Iwan untuk lebih mempercepat entotannya.

"Mas Iwan...Ira ampun.....Ira mau keluar lagi.....aaaacchhhhhh....Ira keluar......oocchhhh",teriak Ira,dan bersamaan dengan teriakan tersebut kulihat Iwan memperlambat entotannya dan menanamkan seluruh kontolnya dalam-dalam ke memek Ira sambil teriak "Irrrrrr,mas....mau keluar...accchhh adduuhhhhh",badan Iwan meregang tegang menahan nikmat dan beberapa saat kemudian merebahkan badannya memeluk Ira sambil mencium bibir Ira dengan mesranya.Ira tidak bersuara,demikian pula Iwan dan aku,kita masing-masing jalan dengan pikiran dan lamunannya sendiri-sendiri.

Jam 19.00 kita bertiga meninggalkan motel PT,ditengah jalan Ira berkata "...mas Iwan kontolnya ko bisa gede begitu sih...rasanya sampai sekarang masih mengganjal saja di memek Ira" ,Iwan hanya tertawa dan sambil berseloroh menjawab kamu salah Ir,yg gede bukan kontol mas Iwan...tapi memek kamu yang terlalu sempit",kita bertiga tertawa lepas dan sepakat melakukannya lagi......next time.....

http://202.95.10.206/


Kamis, 14 Desember 2023

JANDA BERANAK SATU

http://202.95.10.206/


 Perkenalakan Namaku Rahmat, usiaku saat ini 24 tahun, status ku Saat ini adalah sebagai Mahasiswa. Kalau menurut teman-temanku, aku ini termasuk orang yang ulet dan Mandiri, selain kuliah aku juga bekerja. Disini aku akan menceritakan kisah mesum-ku dengan seorang janda muda dan hot sekali. Awal mula ini bermula pada saat aku jalan-jalan dengan teman-temanku.

Ketika itu aku dan teman-temanku berjalan-jalan di tempat para berkumpulnya kalangan anak muda. Pada saat itu ketika sedang melintas di jalan Tebet aku melihat ada seorang cewek, lalu tanpa berfikir panjang aku menghentikan mobilku, lalu aku-pun menghampirinya dan akhirnya kami-pun berkenalan. Setelah berkenalan, aku-pun tahu nama cewek tersebut adalah Denisa.

Kamipun kemudian mengobrol, setelah beberapa saat kami mengobrol, akupun akhirnya tahu bahwa dia ternyata masih berumur 20 tahun. Gambaran tentang gadis itu seperti ini, tinggi badan sekitar 168 cm, berat bdan 65 kg dan ukuran BH-nya jika aku perkirakan sekitar 34B. Setelah kami selesai mengobrol, akhirnya aku menawarkan untuk mengantar pulang Denisa, dan dia-pun setuju.

Dalam perjalanan pulang kami berbicara tentang hobi, makanan kesukaan, dan lain-lain. Setelah setengah jam perjalanan akhirnya kami-pun sampai dirumah Denisa. Sebelum aku berpamitan pulang aku meminta nomer telefon Denisa, dengan alasan aku ingin komunikasi agar pertemanan kami berlanjut. Singkat cerita pada esok harinya kira-kira pada pukul 09.00 pagi, Denisa menghubungi aku by Phone

“ Pagi Rahmat, ayo bangun jangan tidur terus ? ” ucap salam Denisa padaku,

“ Iya pagi juga, Maaf… ini siapa yah ? ”, tanyaku penasaran.

“ Ihh.. masa kamu lupa sih sama aku, Aku Denisa yang semalam kenalan sama kamu… ” ucapnya mengingatkanku,

“ Oh… Denisa, iya, iya aku ingat, ngomong-ngomong kamu lagi diimana Nih ” tanyaku,

“ Aku lagi di Roxy Nih, hari ini kamu ada acara nggak Mat ? ” ucapnya,

“ Emmmm… aku nggak ada acara deh kayaknya, eMatg kenapa Niss ? ”, jawab-ku.

“ Aku mau ngerepotin kamu, boleh nggak Mat ? ” ucapnya.

“ EMatg mau ngrepotin apa sih Nis, to the point aja deh ”, jawabku.

“ Kamu mau nggak jemput aku ? ”, ucapnya.

“ EMatg kamu diimana, biar aku jemput ? ” tanyaku.

“ Aku lagi di Roxy Nih, jemput yah, jam 10.00 kamu sampai sini ya !!! ”, ucapnya.

“ Oke deh Niss, wait me !!! ”, ucapku.

Singkat cerita setelah aku telefon kami terputus, aku-pun kemudian Mandi, dan langsung meluncur ke arah Roxy. Kira-kira setelah setengah jam perjalanan, akupun sampai di roxy. Disana kami hanya ngobrol sejenak, lalu kami-pun memutuskan untuk pergi. Kemudian kami-pun meNisnggalkan tempat itu.

“ Kita mau kemana Nih Niss ? ”, tanya-ku.

“ Terserah kamu aja deh Mat, aku nurut… ”,

“ Emmm… kemana yah… Oh iya gimana kalau kita main kerumahku aja? gimana, mau nggak Nis ? ” ucapku menawarkan kepada Denisa,

“ Oke deh Mat terserah kamu aja ”, jawabnya.

“ Kamu-kan baru kenal sama aku, emangnya kamu nggak takut apa ? ”, tanya-ku

“ Takut ??? eMatg harus taku apa sama kamu, hhe… ” ucapnya dengan sedikit bercanda.

“ Kamu nggak takut kalau aku perkosa apa ? ” ucapku bercanda.

Tapi dia dengan santainya menjawab, “ Ga usah diperkosa juga mau kok… he… he… ”, sambil melirik kearahku dan mencubit Matja pinggangku.

Kemudian aku bertanya,

“ Bener Nih? ”.

“ Oke… Siapa takut … ” jawabnya dengan beraNis.

Lalu segera kita meluncur ke arah rumahku di bilangan Sudirman yang memang sehari-harinya selalu kosong. Begitu sampai aku lalu mempersilahkan Denisa untuk masuk lalu kami duduk bersebelahan dan aku menggoda dia.

“ Bener Nis kamu nggak takut diperkosa? ”,

Dengan berani Denisa malah menjawab,

“ Mau perkosa aku sekarang? ”, ujarnya sambil membusungkan dadanya yang montok itu.

Aku tidak tahu siapa yang memulai tiba-tiba bibir kami sudah saling bertemu dan saling melumat, dan memainkan lidah nya di mulutku. Tangan kirinya melepas bajuku dan aku tak mau ketinggalan, aku ikut membuka kaos ketatnya itu dan melepas BHnya. Ciumanku menjalar menyusuri leher dan belakang kupingnya.

“ Ahh… eSsss…… terus Bebs… "

Denisa udah mulai meracau tidak jelas saat lidah aku turun ke dadanya diantara kedua bukitnya. Lidahku terus menjalar ke payudaranya namun tidak sampai pada putingnya. Denisa mendesah-desah,

“ Mat isep Mat ayo Mat aku pingin Kamu isep Mat… ”,

Namun aku tidak memperdulikannya dan masih bermain di sekitar putingnya dan turun ke perut sambil perlaha-lahan tanganku membuka celananya dan masih tersisa celana dalamnya. Akhirnya kepalaku ditarik Denisa dan ditempelkannya teteknya ke mulutku.

“ Ayo Mat isep Mat jangan siksa aku Mat… ”,

Akhirnya mulutku menghisap tetek sebelah kirinya sedangkan tangan kanan ku meremas-remas tetek sebelah kanannya.

Ouhhh… Sss…. ahhh…. eSsss…… enak Mat terus sedot yang keras Mat gigit Mat ouhhh… ”, racaunya.

Sambil kusedot teteknya bergantian kiri dan kanan tanganku bergerilya di bagian pangkal pahanya sambil menggosok- gosok klitorsnya dari bagian luar celana dalamnya. Denisa-pun tidak sabar, akhirnya dia membuka celanaku termasuk celana dalamku sehingga mencuatlah torpedoku yang sudah berdiri tegak itu dan Denisa terpana.

“ Gila gede banget Mat punya Kamu… ”,

Dan tanpa dikomando langsung Denisa memasukan kejatananku ke dalam mulutnya yang mungil, terasa penuh sekali mulut itu, Denisa menjilat-jilat ujung kemaluanku terus turun ke bawah sampai selurh batangnya terjilat olehnya.

“ Sss…. ahhh…. enak Niss… terus… Nis ”,

aku pun menahan Nikmat yang luar biasa.
Akhirnya aku berinisiatif dan memutar tubuhku sehingga posisi kami menjadi 69. Sesaat aku menjilati bagian bibir kewanitaan-nya Denisa mendesah.

“ Sss…. ahhh…. enak Mat eSsss…… terus Mat… ”,
Akhirnya Denisa menggelinjang hebat ketika lidahku menyentuh bagian klitorisnya.

“ Ahh… ouh… aku sampai Mat… ”,

Sambil mulutnya terus mengelum kejantanan-ku sedotan Denisa-pun semakin cepat dan kuat pada kejantanan-ku maka aku merasakkan denyut-denyut pada kejantanan-ku.

“ Nis, aku juga mau sampai Nis ahh… ”,

“ Barengan ya… ”

Mendengar itu Denisa makin bernafsu menyedot-nyedot dan menjilati kejantanan-ku dan akhirnya…

“ Aachh… Sss… ahhh… … ”

“ Crottt… Crottt… Crottt… ”

Akhirnya kejantanan-ku menyemprotkan air mani dalam mulut Denisa dan dia menelan semuanya sehingga kamipun keluar secara bersamaan. Akhirnya Denisa-pun menggelimpang disampingku setelah menjilati seluruh kejantanan-ku hingga bersih.

“ Makasih ya Mat aku dah lama nggak ngerasain klimaks sejak suami aku kabur… ”, kata Denisa

“ Emang suami kamu kemana? ”,

“ Nggak tau tiba-tiba dia menghilang setelah aku ngelahirin anak aku ”,

“ Lho… kamu udah punya anak? ”,

“ Iya Mat.. anakku udah umur 1 tahun, Mat ”,

Kemudian Denisa memeluk aku dengan eratnya. Lalu dia mendongakkan kepalanya ke arah aku, lalu aku cium bibirnya lembut dia-pun membalasnya tapi lama-kelamaan ciuman itu berubah menjadi ciuman penuh nafsu. Kemudian Denisa memegang kemaluan aku yang masih terbuka dan meremas-remasnya sehingga secara otomatis torpedo-ku langsung berdiri dan mengeras.

Kemudian Denisa menaiki tubuh aku lalu menjilati habis seluruh tubuh aku mulai dari mulut hingga ujung kaki.

“ Sss… ahhh… … ”, desahku sejalan dengan jilatan di tubuhku.

Kemudian Denisa mengulum kejantanan-ku terlihat jelas dari atas bagaiMata kejantanan-ku keluar masuk mulutnya yang mungil itu.

“ Ah. Ssss…… enak Bebs terus sedot Bebs… Sss… ahhh… ouhhh… ”, desahanku semakin mengeras.

Lalu kuputar tubuhku sehingga posisi 69 dengan Denisa diatas tubuhku lalu aku menjilati kewanitaan Denisa dan aku hisap klitoris Denisa.

“ Ahh… enak… sss ahhh.. terus Bebs, aku Bebs…. kamu Sss… ahhh… ouhh… ”, desah Denisa.

Kemudian Denisa memutar tubuhnya kembali dan dia memegang torpedo-ku yang sudah siap tempur itu, dipaskannya ke liang kewanitaan- setelah pas perlahan-lahan diturunkannya pantat Denisa. Sehingga perlahan-lahan masuklah kejantanan- aku ke liang senggama Denisa

“ Aow… Ssss…… ohh… geede banget sih punya kamu yang ”, lirih Denisa.

“ Punya kamu juga sempit banget Yang, enak… Sss…. ahhh…. ”, kataku.

Perlahan-lahan aku tekan terus kejantanan-ku ke dalam kewanitaan-nya yang sempit itu. Akhirnya setelah amblas semuanya Denisa mulai mengerakan pinggulnya naik turun sehingga membuat kejantanan- aku seperti disedot-sedot. Denisa berada diatasku sekitar 15 menit sebelum akhirnya dia mengerang.

“ Ahh… Bebs aku keluar, ahhhhhhhhh… ”, racaunya.

Setelah itu tubuh dia melemas dan memeluk aku namun karena aku sendiri juga mengejar puncak ku maka langsung kubalik tubuhnya tanpa melepas kejantananku yang ada didalam kewanitaannya.Setelah aku berada diatasnya maka langsung ku genjot Denisa dari atas terus menerus hampir kurang lebih 20 menit hingga akhirnya Denisa mengalami klimaks yang ketiga kali dalam waktu yang singkat ini.

"Ahh...Bebs aku keluar lagi Bebs ahh..." Desah Denisa.

"Kamu lama banget sih Bebs",desah Denisa sambil terus menggoyangkan pinggulnya memutar.

"Ahh...Ouh...terus Bebs Ssss...Ahhh....enak Bebs terus....",racaunya.

"Iya aku juga enak Bebs terus Bebs ahh...enak Bebs mentok banget Sss...ahhh...".racauku tak kalah hebatnya.

Akhirnya setelah aku menggenjot Denisa selama kurang lebih 40 menit aku merasakan seperti ada yang mendesak ingin keluar dari bagian kejantananku.

"Bebs,aku mau keluar Bebs",

"Mau di dalam atau diluar Bebs".kataku.

“ Bentar Bebs aku juga mau keluar lagi ahh… ”, desah Denisa.

“ Di dalem aja Bebs biar aku tambah puas ”, desah Denisa lagi.

“ Ahh… Ssss…… Bebs aku keluar Bebs ahh… ”, racauku

“ Barengan Bebs aku juga sampai Sss…. ahhh…. ahh… oh… ”, desah Denisa.

“ Ahh… Bebs aku keluar Bebs ahh… Ssss…… ohh… ”, desahku.

“ Aahh ”, menyemprotlah air maniku sebanyak 9 kali.

“ Emmhh… ”, saat itu juga si Denisa mengalami klimaks.

“ Makasih ya Bebs ”, kata Denisa sambil mencium bibirku mesra.

Setelah itu kami langsung membersihkan diri dikamar mandi dan didalam kamar mandi pun kami sempat main lagi ketika kami saling membersihkan punya pasangan kami masing-masing tiba-tiba Denisa jongkok dan mengulum punyaku kembali dan au dalam posisi berdiri mencoba menahan nikmatnya.Namun aku tidak tahan menahan gejolak yang ada maka aku duduk di ws dan Denisa duduk diatasku dengan posisi menghadapku dan dia memasukkan kembali kejantanannya kedalam kewanitaannya.

“ Bless… ahh… Ssss…… enak Bebs ahh… ”, racaunya mulai meNikmati permainan.

Namun setelah 15 menit aku merasa bosan dengan posisi seperti itu maka aku suruh memutar tubuhnya membelakangi aku dan aku angkat perlahan tanpa melepas kejantananku dan aku suruh Denisa menungging dengan berpegangan pada tepian bak mandi dan ketika dia menungging langsung aku genjot maju mundur sambil meremas-remas payudaranya yang mengayun-ayun.

"Sss...ahhh...Mat aku mau keluar mat....",desahnya.

"Mat,ahhh...."terasa lendir kasin Denisa kembali membasahi kejantananku.

Karena kondisi Denisa yang lemas maka aku memutuskan untuk melepaskan kejantananku dan Denisa melanjutkannya dengan mengulum kejantananku hingga akhirnya....

"Nis aku mau keluar Bebs...Sss...ahhh....",sambil kutekan dalam-dalam kepalanya ke arah kejantananku sehingga terlihat kejantananku amblas semua ke mulutnya yang mungil itu.

Dan ketika Denisa menyedot kejantananku maka....

“ Sss…. ahhh…. Nis… ”,

Dan pada akhirnya aku semprotkan seluruh air maniku ke mulut Denisa dan aku lihat Denisa menelan semua air maniku tanpa ada yang tumpah dari mulutnya bahkan dia membersihkan kejantananku dengan menjilati sisa-sisa seluruh air mani yang ada.

Setelah itu kami saling membersihkan tubuh kami masing-masing dan kami kembali ke kamar dengan tubuh yang sama-sama telanjang bulat dan kami tiduran sambil berpelukan tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuh kami dan kami saling mencium dan meraba serta ngobrol-ngobrol sejenak.

Tanpa terasa kami sudah berada dirumahku hampir selama 4 jam.Maka akhirnya kami mengenakan baju kami masing-masing dan setelah itu aku menghantarkan Denisa pulang ke kostsannya di daerah Roxy dan berjanji untuk saling menghubungi.Kami masih sering berhubungan dan melakukan hubungan intim.

http://202.95.10.206/


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,