Selasa, 27 Juni 2023

CERITA DEWASA NGENTOT DI TOILET


http://202.95.10.206/


saat itu aku sedang diminta menjaga rumah adik,karena keluarganya akan pergi hingga sore dan dewi tinggal dirumah,karena kondisi perutnya yang kurang baik. Menjelang keberangkatan keluarga adik, aku sudah datang disana.

"mas..dewi di rumah, perutnya agak kurang beres. Mis yang tak bawa'',adikku memberi tahu.
"Oo..ya",jawabku. Tak berapa lama mereka telah berangkat. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah. Dewi lalu mengunci pagar. Aku masuk rumah lalu cepat-cepat duduk di depan komputer,browsing,karena suami adikku memasang internet untuk mendukung pekerjaannya. Mengecek email; cari info ini itu dan.. tentunya get into DS..he3x. 10 menit kemudian dewi menyajikan segelas es teh untukku. 

"makasih ya dew",ucapku. "iya pak..silahkan diminum",kata Dewi. Pembantu-pembantu adikku memang dibiasakan memanggil "pak" pada saudara saudara majikannya, padahal terdengar sedikit asing di telinga.

Dewi lalu kembali ke dapur,aku lalu meminum es tehnya, "hah..segernya",cuaca sedikit panas walau agak mendung. Dewi kembail memasuki ruang keluarga, merapikan mainan-mainan anak adikku. Posisi meja komputer dan mainan yang bertebaran di lantai selisih dua kotak. Semula aku belum ngeh akan hal itu. Semula mataku menatap layar komputer di situs DS. Saat Dewi mulai memasukkan kembali mainan-mainan ke keranjang,baru aku menyadarinya.

sesekali aku meliriknya. "sedikit putih ternyata anak ini.Body nya biasa aja sih,langsing dan kayaknya masih padat. Wah..ini gara-gara masuk situs DS jadi mikir macem-macem..hi3x", pikiranku berkata-kata. Karena jarak kami yang lumayan dekat maka ketika Dewi bersimpuh dilantai merapikan mainan di keranjang,otomatis kaosnya yang sedikit longgar memperlihatkan sebentuk keindahan yang terbungkus penutup warna biru. Dewi jelas tidak tahu kenakalan mataku yang sedang menatap sebagian keindahan tubuhnya.Pkv game

"Andaikan aku..uhh..ngayal ih". Tak terasa penisku mulai membesar, "ke kamar mandi mbetulin posisi penis nih..sambil kencing".Komputer kutinggal dengan layar bergambar Maria Ozawa sedang disetubuhi di kamar mandi. Aku lalu masuk kamar mandi,membuka jins dan CD lalu mengeluarkan penis. Agak susah juga kencing dengan penis yang sedikit tegang. "Lah...pintu lupa tak tutup",aku terkejut."terlanjur...gak ada orang lain kok",aku mendinginkan diri.

Aku keluar dari kamar mandi dan kembali duduk di depan komputer,melanjutkan ngubek-ubek DS."Cari camilan di meja makan ah...jadi lapar". Aku mencari apa yang bisa dimakan untuk menemani kesibukan nge net. "Ada roti sama biskuit nih....asyik".Royi kusemir mentega dan selai kacang dan diatasnya kulapis dengan selai blueberry,"Hemm..eanknya. Nanti bikin lagi ah...masih banyak rotinya". Rumah adikku tipe agak kecil,jadi jarak antar ruangan agak dekat.Letak meja makan dengan kamar pembantu hanya 3 meter-an. Kulihat dengan ujung mata,Dewi sedang dikamarnya entah beraktifitas apa. Selesai menyelesaikan semiran roti, aku kembali keruang keluarga yang melewati kamar pembantu dan kamar mandi mereka.2detik aku dan Dewi bertatapan mata,tidak ada sesuatu,biasa saja. Kumakan roti sambil main DS lagi. 

Terdengar gemercik air di belakang.Mungkin Dewi sedang mencuci perabotan atau sedang mandi. "Belum ambil air putih nih", tak ada maksud apa-apa dengan suara air tersebut. Hanya kebetulan aku belum minum air putih,Walau telah ada es teh.Aku ke ruang makan lagi dan mengambil gelas lalu menuju dispense. Mata dan pikiran hanya tertuju pada air yang mengucur dari dispenser.

Baru setelah melewati kamar mandi pembantu ada yang special disana. "Lah...pintunya kok sedikit buka. Dew lupa dan sedang apa di dalam...moga gak mandi. Bisa dilaporin ngintip aku". Masih tak terlihat kegiatannya,setelah  tangan sedang menggapai gayung dan kaki yang diguyurnya baru aku ngeh...Dewi sedang mandi 

"Duhh...kesempatan sangat sangat langka ini..tapi..kalo dia teriak dan nanti lapor adikku..bisa gawat bin masalah. Berlagak gak lihat aja "Ahh...ada kecoa...hush..hush..Aduh...gimana nih",terdengar keributan di sana . "He3x...ternyata dia takut kecoa toh", aku tersenyum sambil pegang gelas saat melewati kamar mandi.
"Pak...pak",dewi memanggilku."Walau...malah panggil aku. Gimana nih". Tolong ambilkan semprotan serangga di gudang ya pak...cepet ya pak..atau..",tidak terdengar lanjutan kalimatnya.

Sejak dewi bersuara,aku sudah berhenti dan diam di dekat pintu kamar mandi. "atau...bapak yang masuk pukul kecoaknya...mumpung masih ada",lanjutnya. Deg...''ini...antara khayalan yang jadi nyata dan ketakutan kalo dilaporkan",aku berpikir. "Cepet pak...kecoaknya di dekat kloset. Bapak masuk aja...nggak papa.

Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu",Dewi tahu keraguanku."Jangan ah...nanti kalo ada yang tau atau kamu laporin bisa rame",jawabku. "Nggak Pak bener.Aduh pak cepet pak...dia mau pindah lagi",Dewi kembali meyakinkan ku dan meminta aku cepat masuk karena kelihatannya si kecoak mau lari lagi. "Ya udah kalo gitu. Bentar...ambil sandal dulu ". Sambil tetap menimbang, take it or leave it. Aku menaruh gelas di meja makan lalu mengambil sandal untuk membunuh kecoak nakal itu.

Entah rejeki atau kesialan bagiku tentang kemunculannya. "Aku masuk ya Dew",masih ragu diriku. "masuk aja pak", Dewi tetap membujukku. Kubuka pintu kamar mandi sedikit,Lalu ku intip letak kecoaknya,belum terlihat . Pintu dibuka lebih lagi oleh Dewi.

Kepalanya sedikit terlihat dari balik pintu dan tangannya menunjuk letak kecoa,"...tuh Pak mau lari lagi". Aku melihatnya dan mulai masuk. Dewi berdiri dibalik pintu dengan menutupi sedikit bagian tubuhnya dengan handuk. Terliha paha; pundak dan bagian susunya. Serta rambut yang diikat di belakang kepalanya,walau hanya sedikit semua. Handuknya menutupi bagian paha ke atas perut hingga bagian dada,warna biru ,yang di sangga tangan kirinya.

Semua hal itu dari ekor mataku,karena fokusku pada sang kecoak. "Memang mulus dan cukup putih",masih sempat aku memikirkannya. Bagaimana tidak,jarak kami hanya 2-3 langkah,tidak ada orang lain selain dirumah.

"Plak...plak",kecoa pun mati dengan sukses. Aku guyur dengan air agak masuk ke lubang pembuangan. T anpa memikirkan lebih lanjut, aku lalu melangkah ke luar kamar mandi. "Terima kasih ya pak"... sudah nolongin."Oh iya..",sambil ku tatap dia dan Dewi tersenyum. "Bapak nggak cuci tangan sekalian..disini saja", tawar Dewi. "Wah...ini makin bikin dag dig dug". "Emm...iya deh". Aku akan mencuci tangan dengan sabun,yang ternyata posisi sabun ada di belakang tubuh Dewi.

Aku menengok ke kebelakang tubuhnya. Rupanya dia baru  sadar, lalu mengambilkan sabun,"maaf Pak...ini sabunnya". Dewi mengulurkan sabun dengan tersenyum. Sabun yang sedikit basah berpindah dan tangan kami mau tidak mau bersentuhan. "Makasih ya",ujarku..."

Aku mencuci tangan dan mengembalikan tangan dan mengembalikan sabun padanya. "Bapak nggak...sekalian mandi, tanya Dewi. "Waduh...tawaran apa lagi ini. Tambah gawat". "Iya...nanti dirumah". "Nggak disini saja pak?"."Kalo di sini yaa dikamar mandi depan". "Di kamar mandi ini saja pak..."."Nggak lah...jangan. Di depan aja. Kalo disini ya habis kamu mandi"."Maksud saya sekalian sekarang sama saya. Hitung-hitung bapak sudah nolongin saya". Matanya memohon. Deennngg, sebuah lonceng menggema dikepala.

"Ini ajakan yang membahayakan,juga menyenangkan",pikirku. "Bapak nggak usah mikir. Saya nggak akan bilang siapa-siapa. Ya pak...disini saja", dia memahami kekhawatiranku. "Emm...ya udah kalo kamu yang minta gitu", jawabku. 

Entah mengapa aku merasa canggung saat akan membuka kaosku. Padahal tidak ada orang lain dan juga sesekali ke pijat plus. Aku buka jam tanganku dulu,lalu aku keluar dari kamar mandi dan ku letakkan di meja makan.Posisi Dewi masih tetap dibelakang pintu, dengan tangan kanan menahan pintu agar tetap terbuka.

Kembali ke kamar mandi, kubuka kaos ku dan kusampirkan di cantolan yang menempel di tembok. "Pintunya nggak di tutup aja Dew?",tanyaku. Pertanyaanku sesungguhnya tidak memerlukan jawaban,hanya basa basi. "Nggak usah pak...kan nggak ada siapa siapa",jawab Dewi.

Lalu kubuka jins ku,kusampirkan pula. Sesaat aku masih ragu melepas kain terakhir penutup tubuhku,cd ku. "Bapak nggak lepas celana dalem ? "tanyanya. "Heh..ya iya", ku jawab dengan nyengir. Penisku sebisa mungkin kutahan tidak mengembang, tapi hanya bisa kutahan mengembang 1/4- nya

Sengaja ku tatap matanya saat melepas cd - ku. Mata Dewi sedikit membesar. Kusampirkan juga cd - ku. Lalu dengan tenang Dewi menyampirkan handuk biru yang sedari dari tadi menutup sebagian tubuhnya. "Duh...pantatnya masih ok. .Pinggangnya tidak berlemak.Sabar ya nak...kita liat situasi dulu",kataku pada sang penis sambil ku elus

Dewi lalu membalikkan badan. Cegluk,suara ludah yang ku telan. "Uhh..susu yang masih bagus juga. Pentilnya nggak terlalu besar,areolanya juga,warnanya pas...nggak item banget. Perutnya swdikit rata dan...hmm..rambut bawahnya sedikit". Mau tidak mau,penisku makin mengembang dan itu jelas dilihat Dewi. Kembali sebisa mungkin ku tahan perkembangannya. Dewi lalu menggosok gigi dahulu. Karena aku tidak membawa sikat gigi, hanya berkumur dengan obat kumur.

"Bapak saya mandiin dulu ya",kata Dewi. "Tersersah kamu",jawabku sambil tersenyum. Dewi lalu mengambil segayung air,diguyurkan ke badan dari leher dan pundak.

Mengambil lagi segayung,di guyurkan ke perut dan punggung ditambah senyum manisnya. ia lalu meraih sabun,di gosokkan ke leher,pundak,dada dan tangan kanan k.

Dibasahinya sabun dengan diguyur air lalu di goskokkan ke tangan kiri,perut,penis,bola-bolaku."Uhh..gimana bisa nahan penis nggak ngembang".Bagaimana tidak,saat menggosok penis dan bola-bolaku sengaja digosok dan di urutnya.Di tatap nya senjata kebangganku,lalu menatapku dan tersenyum. Aku hanya bisa membalasnya dengan senyum juga. Diambilnya lagi segayung air,sabun dibasahi dan sisanya di guyurkan ke paha dan kaki lalu digosoknya.

Sabun kemudian diletakkan di pinggir bak mandi,kemudian mengambil segayung air dan di guyurkan ke badan depanku. Ambil segayung lagi dan diguyurkan lagi,tidak lupa senjataku dibersihkan dari sisa-sisa sabun.Sedikit diremas oleh Dewi.Kutahan keinginanku untuk membalas perlakuannya,"biar Dewi yang pegang kendali".

"Balik badan Pak"perintahnya. Air diguyurkan ke punggung dan bagian bawah badanku.Di gosoknya punggung,pantat,lalu paha dan kaki sisi belakang.Bonusnya,kembali menggosok penis dan bola-bolaku dan meremasnya."Duhh..ni anak. Bikin senewen..sengaja membuat panas aku"

Kembali air mengguyur badan belakangku,sebanyak3x. Dibalikkan badanku lalu mengguyur senjataku,digosok-gosoknya hingga sedikit memerah. Jantungku makin berdebar.

"Sudah selesai pak", kata Dewi."Makasih ya Dew"."Emm..kamu mau tak mandiin juga?",kepalang basah,kutawarkan permintaan seperti dia tadi."Nngg..nggak usah pak..ngerepotin Bapak".Ya enggak lah..jadi imbangkan".Langsung ku ambil segayung,lalu sabun yang tadi tergeletak di pinggir bak mandi kuambil dan aku basahi.

Kugosok leher,pundak dan kedua tangannya. Kubasahi sabun lagi dan kugosokkan ke dada kedua susu dan pentilnya serta perut. Kutatap matanya saat ku gosok kedua gunungnya yang ku mainkan sedikit pentil-pentilnya. Dewi juga menatapku.Matanya mulai sedikit sayu. 1menit-an kumainkan pentil-pentilnya,lalu sedikit kuremas susu kirinya. Bibirnya sedikit membuat huruf o kecil dan "ohh..hmm".

Kubasahi lagi sabun,dan ku gosokkan ke pinggang paha dan kedua kakinya. Vagina luar hanya ku sentuh sedikit dengan sabun,takut perih dan iritasi nanti. Itupun sudah cukup membuat matanya makin meredup. Air segayung lalu ku guyurkan ke tubuhnya 2-3x.

Ku gosok dan ku remas sedikit keras dua gunungnya. Sedikit berguncang.Dua tangan Dewi memegang pinggir bak mandi,kumainkan lagi pentil-pentilnya.

Aku merundukkan badan dan kukecup pucuk-pucuk bunganya bergantian.Tak perlu lagi ijin darinya.Tangan kiriku mengusap-usap lembut luar vaginanya."Ouhh Paak..",Dewi mulai mendesah.Ku kecup bibirnya lembut ,"nanti dilanjut lagi".Matanya seakan bernada protes,tapi Dewi diam saja.Kubalikkan tubuhnya,lalu ku guyur punggungnya sekarang.Sabun kugoskokkan ke punggung,pinggang,pantat.Sabun kubasahi lagi lalu ku gosokkan ke paha dan kaki bagian belakang.Aku menyusuri tubuh depannya lagi dari pinggang belakangnya.Dewi sedikit menggeliat geli.Kutankupkan dua tanganku di dua susunya.

Aku senang bermain-main di susu yang bagus atau masih ok.Seluruh belakang lehernya aku cium dan kecup,begitu juga dua kupingnya dan kubisikan "kamu diam saja ya...cup"."Geli paaak",Dewi mendesah lagi.Dua pucuk bunganya makin mengencang dan keras.Aku menyentil-nyentil,kuputar-putar seperti mencari gelombang radio.Dua tangan Dewi mencekram paha depanku."Aaahh...hmmppff",erangnya. Tangan kananku mengambil segayung air,kuguyur ke tubuh depannya. Kali ini kuusap-usap vagina luarnya dengan tangan kanan,sedang yang kiri tetap di susu kanan Dewi.

Pahaku makin dicekrammya.Kepalanya menggeleng ke kiri dan kanan seiring kecupan dan ciumanku dibelakang leher dan daun-daun telinganya.sesekali aku menyentuh bibir dalamnya.Terasa telah menghangat dan sedikit basah."Paaaakk..oohhh".Tubuhnya mulai menggeliat-geliat.Jari tengah kanan kumasukkan sedikit dan kusentuhkan pada dinding atas vaginanya,sedang jempol kananku kutekan-tekankan di lubang kencingnya.

"Aauuugghh Ppaaakk..eemmmmmppff".Kuku-kuku jemari Dewi terasa menggores dua paha depanku."Kenapa Dewi..hmm..kamu sendiri yang memulai kan",bisikku.Tangan kiriku meraih kepalanya dan ku palingkan ke kanan,dan kutahan lalu ku cium dengan nada 2 kecup 1 masukkan lidah.

Dewi terkejut,matanya sedikit membesar tapi kemudian ia menikmatinya.Ganti tangan kananku melakukan hal yang sama.Dewi hanya bisa mengeluarkan suara yang tertahan "nngg..emmmppffftt..nnnnggg",begitu berulang.Vagina dalamnya makin hangat dan basah.Secara tiba-tiba kuhentikan lalu kubalikkan badannya  menghadapku.kemudian aku sandarkan tubuhnya di bak mandi.Aku kemdian berjongkok dan mulai mengecupi vaginanya.

"Jjangggann Ppakk..jorok..",dengan dua tangannya menahan laju kepalaku. Kutatap matanya dan "Sssstt..",jari telunjuk kanan ku letakkan di bibirnya. Dua tangannya ku sandingkan di samping kiri dan kanan tubuhnya.

Kukecup kecil,sekali dua kali.Kemudian lidahku mulai menjulur di pintu kenikmatan kami.Mataku kuarahkan menatapnya.Dewi agak malu rupanya,tetapi ada sedikit senyum disana.Lidahku makin intens menyerang vagina luar dan dalamnya."Ssuuuddaahh Pppaakk..aaaddduuuuhhh...oohhhh",disertai geliat tubuh yang makin menjadi.Karena tak tahan dengan seranganku,dua tangannya meremas dan sedikit menarik rambut dan kepalaku.

Cairan lavanya makin keluar.Dua tanganku mendekap erat buah pantatnya.Jari tengah kiriku sesekali ku masukkan ke vagina dari belakang lalu kusentuhkan dan kutekan sedikit ke anusnya."Aammmppuunnn pppaakkk...ooouuuggghhhh...eeemmmmmpppffss

Ssuudddaahhh...ooohhh",matanya agak membeliak ke atas dan kepala serta rambutku diremasnya kuat.Lava kepuasan dirinya mengalir deras,rasanya gurih sedikit manis.Kudekap erat Dewi dengan kepalaku di vaginanya dan pantatnya ku remas-remas.Kepalaku tetap diusap-usap oleh Dewi.

Ia menarik kepalaku dan mendiumnya ganas.Lambat laun Dewi dapat belajar dariku.Tangan kanannya meremas dan menarik-narik penisku."Panjang ya pak",tanya Dewi."Biasa kok Dew...pingin ya..."godaku."Aaah Bapak.."jawabnya dengan memainkan bola bola ku.Dewi merundukkan tubuhnya lalu tangan kirinya memegang penis dan menciumnya. Mungkin ia belum pernah meng oral suaminya dulu sebab penisku hanya dicium-cium dan diremas-remas.

"Kamu mau ngemut burungku Dew...kayak ngemut permen loly? tapi kalau belum pernah ya nggak usah..nggak pa-pa".Dewi menatapku dan kubelai rambutnya.

Dengan wajah ragu didekatkannya penisku di bibirnya.Dewi mulai membuka mulut,sedikit demi sedikit penisku memasuki mulutnya.Dewi menatapku lagi,meminta penjelasan langkah selanjutnya."Sekarang..kamu maju mundurkan dengan dipegang tanganmu.

Yaa..gitu..oohh..hhmm".Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya.Rambut dan kepalanya kubelai dan kuremas-remas."Lalu...lidahmu kamu puter-puter dikepala penis atau dilubang kencing yang bergaris panjang itu...yyyahhhh..sssuuuddddaaahh pppiiinnnttteeeerrr kkkkaaaaammmuuu Dddeeewww".

Kuangkat kepalanya dari penisku dan kami berciuman dengan panas.saling meremas susu pantat dan kelamin masing-masing.Lalu kubalikkan lagi tubuhnya menghadap bak mandi.Dua tangannya kuletakkan di pinggir bak mandi.Kembali aku bermain-main digunung Dewi. Penisku yang telah panas dan mengacung sekali kudekatkan ke vaginanya. Kukecup-kecup pundak dan leher belakangnya 

Ikat rambutnya aku lepas sehingga dirinya terlihat makin seksi kala menggeliat – geliat dan rambutnya tergerai ke sana kemari. Aku geser – geserkan penis di pintu surgawinya, sengaja aku mempermainkan rangsangan pada Tinah. ”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. ”Kamu mau burungku kumasukkin..hmm.. ”.

”Iyyyaa..Pppaakkk..aaayyyoo Pppaakk..”, rintihnya makin kencang. Kumasukkan penis pelan – pelan. ”Eemmppff..”, erangnya.

Lalu kuhentakkan pelan hingga penisku terasa menyentuh dinding belakang. ”Ooouuggghh..Pppaakkkk..mentok Pppaakk”. Aku menggerakkan tubuh pelan – pelan, kunikmati jepitan dinding – dindingnya yang masih kuat. Dua tanganku tak henti bermain di dadanya. Kumainkan irama di vaginanya dengan hitungan 1 – 2 pelan 3 kuhentakkan dalam – dalam. Lalu tangan kananku meraih kepalanya seperti tadi dan kucium panas bibirnya. Dinding vagina Tinah makin hangat dan banjir sepertinya. Dua tangannya mencengkeram erat pinggir bak mandi.

Sekarang tanpa hitungan, kumasuk keluarkan penis cepat dan kuat. ”Oohh.. oohh…hhmmppffftt..”, erang Tinah berulang. Sedang aku sedikit menggeram dan ”oouugghhh..hhmmppff..mpekmu enaknya Tttiinn..”. ”Bbuurrruunnggg Bbbaapppakk jjjuugggaaa”. Jarak pinggangku dan pantat Tinah makin rapat. Tangan kanan kuusap – usapkan di vaginanya. Dalam kamar mandi hanya ada suara tetes air satu – satu serta desah, bunyi beradunya paha dan pantat dan erangan kami.

”Pppaaakkk..sssaaayyyaa mmaaauu..ooohhh..”. ”Tttuunnggguu Tttiiinnn..aaakkkuuu jjjuuggggaa..Di dalam apa di llluuaarrr”, tanyaku.
”Dddaa lllammm aajjjaaa Pppaakkkk..oobbaattnyaa mmassihh aaddaa..”, jawab Tinah. Mendengar itu serangan makin kufokuskan.

Segala yang ada di tubuhnya aku remas. Dua tangan Tinah tak tahan di pinggir bak mandi dan mencengkeram paha serta pantatku. Bibirku dicarinya lalu ”hhhmmmpppfffttt..”. Pantatku diremas kuat – kuat.

Bibirnya dilepas dariku dan ”ooouuggghhh..”, desah Tinah panjang. Lava yang hangat terasa mengaliri penisku yang masih bekerja. Kepalanya tertunduk menghadap air di bak mandi. Kudekap erat tubuh depannya. Kukecup dan kugigit leher belakangnya.

Lalu tangan kiriku meraih kepalanya dan kucium dalam – dalam. Dengan satu hentakan dalam kumuntahkan magma berkali – kali. ”Ooouugghhh Tttiinnaahhh..hhhmmm..”. kepalaku tertunduk di pundaknya dengan tangan kiri di susu sedang yang kanan di vaginanya.

Lama kami berposisi seperti itu. ”Makasih ya Tin..kamu baik sekali. Enak banget tubuhmu”, kataku dengan membalikkan badannya dan kucium mesra bibirnya. Penis kumasukkan lagi, masih ingin berlama – lama di hangatnya vagina Tinah. ”Saya yang terima kasih Pak. Sudah lama saya pingin tapi sama orang nggak kenal kan nggak mungkin Pak. Burung Bapak pas di mpek saya”, Tinah menjawab dan mencium bibirku pula. ”Mpekmu masih kuat nyengkeramnya..dan panas”. Kubelai – belai kepalanya, ”kok bisa kamu pingin ngajak main sama aku ? Malah aku yang takut kamu laporin”. Sambil mengusap – usap punggungku, ”Tadi waktu saya bersihin mainan adik, saya liat gambar di komputer.

Terus waktu Bapak kencing tadi kan lupa nutup pintu..keliatan burung Bapak yang agak gede pas keluar dari celana”. ”Oo gitu..nakal ya kamu. Bener kamu masih nyimpen obatnya ?”, sambil kucubit pipinya. ”Masih kok Pak..sisa yang dulu”, jawab Tinah. Makin lama terasa penisku yang mengecil. Kucium dalam – dalam lagi bibirnya, ”sekarang..mandi yang beneran”. ”Heeh..iya Pak”, Tinah menjawab sambil tersenyum manis. Ia lalu memelukku erat. Aku membalasnya dengan memeluk erat dan mengusap – usap punggung serta kepalanya.


http://202.95.10.206/


0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,