Kamis, 12 Desember 2019

Gesekan Hangat Membuat ku Kepayang


Agen BandarQ - Malam itu aku dinner dengan clientku di sebuah cafe, Sebuah band tampil menghibur pengunjung cafe dengan musik jazz, Lagu “I’m Old Fashioned” dimainkan dengan cukup baik. Aku memperhatikan sang penyanyi. Seorang gadis berusia kira-kira 26 tahun. Suaranya memang sangat jazzy.

Gadis ini wajahnya tidak terlalu cantik. Tingginya kurang lebih 160 cm/55 kg. Tubuhnya padat berisi. Ukuran payudaranya sekitar 36B. Kelebihannya adalah lesung pipitnya. Senyumnya manis dan matanya berbinar indah. Cukup seksi. Apalagi suaranya. Membuat telingaku fresh.

“Para pengunjung sekalian.. Malam ini saya, Felicia bersama band akan menemani anda semua. Jika ada yang ingin bernyanyi bersama saya, mari.. saya persilakan. Atau jika ingin request lagu.. silakan”.

Penyanyi yang ternyata bernama Felicia itu mulai menyapa pengunjung Cafe. Aku hanya tertarik mendengar suaranya. Percakapan dengan client menyita perhatianku. Sampai kemudian telingaku menangkap perubahan cara bermain dari sang keyboardist. Aku melihat ke arah band tersebut dan melihat Felicia ternyata bermain keyboard juga.

Felicia bermain solo keyboard sambil menyanyikan lagu “All of Me”. Lagu Jazz yang sangat sederhana. Aku menikmati semua jenis musik dan berusaha mengerti semua jenis musik. Termasuk jazz yang memang ‘brain music’. Musik cerdas yang membuat otakku berpikir setiap mendengarnya. Felicia ternyata bermain sangat aman. Aku terkesima menemukan seorang penyanyi cafe yang mampu bermain keyboard dengan baik. Tiba-tiba aku menjadi sangat tertarik dengan Felicia. Aku menuliskan request laguku dan memberikannya melalui pelayan cafe tersebut.

“The Boy From Ipanema, please.. And your cellular number. 081xx. From Boy.”, tulisku di kertas request sekaligus menuliskan nomor HP-ku. Aku melanjutkan percakapan dengan clientku dan tak lama kemudian aku mendengar suara Felicia.

“The Boy From Ipanema.. Untuk Mr. Boy..?”
Bahasa tubuh Felicia menunjukkan bahwa dia ingin tahu dimana aku duduk. Aku melambaikan tanganku dan tersenyum ke arahnya. Posisi dudukku tepat di depan band tersebut. Jadi, dengan jelas Felicia bisa melihatku. Kulihat Felicia membalas senyumku. Dia mulai memainkan keyboardnya. Sambil bermain dan bernyanyi, matanya menatapku. Aku pun menatapnya. Untuk menggodanya, aku mengedipkan mataku. Aku kembali berbicara dengan clientku. Tak lama kudengar suara Felicia menghilang dan berganti dengan suara penyanyi pria. Kulihat sekilas Felicia tidak nampak. Tit.. Tit.. Tit.. SMS di HP-ku berbunyi.

“Felicia.” tampak pesan SMS di HP-ku. Wah.. Felicia meresponsku. Segera kutelepon dia.
“Hai.. Aku Boy. Kau dimana, Felicia?”
“Hi Boy. Aku di belakang. Ke kamar mandi. Kenapa ingin tahu HP-ku?”
“Aku tertarik denganmu. Suaramu sexy.. Sesexy penampilanmu” kataku terus terang. Kudengar tawa ringan dari Felicia.
“Rayuan ala Boy, nih?”
“Lho.. Bukan rayuan kok. Tetapi pujian yang pantas buatmu yang memang sexy.. Oh ya, pulang dari cafe jam berapa? Aku antar pulang ya?”
“Jam 24.00. Boleh. Tapi kulihat kau dengan temanmu?”
“Oh.. dia clientku. Sebentar lagi dia pulang kok. Aku hanya mengantarnya sampai parkir mobil. Bagaimana?”
“Okay.. Aku tunggu ya.”
“Okay.. See you soon, sexy..”

Aku melanjutkan sebentar percakapan dengan client dan kemudian mengantarkannya ke tempat parkir mobil. Setelah clientku pulang aku kembali ke cafe. Waktu masih menunjukkan pukul 23.30. Masih 30 menit lagi. Aku kembali duduk dan memesan hot tea. 30 menit aku habiskan dengan memandang Felicia yang menyanyi. Mataku terus menatap matanya sambil sesekali aku tersenyum. Kulihat Felicia dengan percaya diri membalas tatapanku. Gadis ini menarik hingga membuatku ingin mencumbunya.

Dalam perjalanan mengantarkan Felicia pulang, aku sengaja menyalakan AC mobil cukup besar sehingga suhu dalam mobil dingin sekali. Felicia tampak menggigil.

“Boy, AC-nya dikecilin yah?” tangan Felicia sambil meraih tombol AC untuk menaikkan suhu. Tanganku segera menahan tangannya. Kesempatan untuk memegang tangannya.
“Jangan.. Udah dekat rumahmu kan? Aku tidak tahan panas. Suhu segini aku baru bisa. Kalau kamu naikkan, aku tidak tahan..” alasanku.
Aku memang ingin membuat Felicia kedinginan. Kulihat Felicia bisa mengerti. Tangan kiriku masih memegang tangannya. Kuusap perlahan. Felicia diam saja.
“Kugosok ya.. Biar hangat..” kataku datar. Aku memberinya stimuli ringan. Felica tersenyum. Dia tidak menolak.
“Ya.. Boleh. Habis dingin banget. Oh ya, kamu suka jazz juga ya?”
“Hampir semua musik aku suka. Oh ya, baru kali ini aku melihat penyanyi jazz wanita yang bisa bermain keyboard. Mainmu asyik lagi.”
“Haha.. Ini malam pertama aku main keyboard sambil menyanyi.”
“Oh ya? Tapi tidak terlihat canggung. Oh ya, kudengar tadi mainmu banyak memakai scale altered dominant ya?” aku kemudian memainkan tangan kiriku di tangannya seolah-olah aku bermain piano.
“What a Boy! Kamu tahu jazz scale juga? Kamu bisa main piano yah?” Felicia tampak terkejut. Mukanya terlihat penasaran.
“Yah, dulu main klasik. Lalu tertarik jazz. Belum mahir kok.” Aku berhenti di depan rumah Felicia.
“Tinggal dengan siapa?” tanyaku ketika kami masuk ke rumahnya. Ya, aku menerima ajakannya untuk masuk sebentar walaupun ini sudah hampir jam 1 pagi.
“Aku kontrak rumah ini dengan beberapa temanku sesama penyanyi cafe. Lainnya belum pulang semua. Mungkin sekalian kencan dengan pacarnya.”

Felicia masuk kamarnya untuk mengganti baju. Aku tidak mendengar suara pintu kamar dikunci. Wah, kebetulan. Atau Felicia memang memancingku? Aku segera berdiri dan nekat membuka pintu kamarnya. Benar! Felicia berdiri hanya dengan bra dan celana dalam. Di tangannya ada sebuah kaos. Kukira Felicia akan berteriak terkejut atau marah. Ternyata tidak. Dengan santai dia tersenyum.

“Maaf.. Aku mau tanya kamar mandi dimana?” tanyaku mencari alasan. Justru aku yang gugup melihat pemandangan indah di depanku.
“Di kamarku ada kamar mandinya kok. Masuk aja.”
Wah.. Lampu hijau nih. Di kamarnya aku melihat ada sebuah keyboard. Aku tidak jadi ke kamar mandi malah memainkan keyboardnya. Aku memainkan lagu “Body and Soul” sambil menyanyi lembut. Suaraku biasa saja juga permainanku. Tapi aku yakin Felicia akan tertarik. Beberapa kali aku membuat kesalahan yang kusengaja. Aku ingin melihat reaksi Felicia.  Daftar Poker Online

“Salah tuh mainnya.” komentar Felicia. Dia ikut bernyanyi.
“Ajarin dong..” kataku.
Dengan segera Felicia mengajariku memainkan keyboardnya. Aku duduk sedangkan Felicia berdiri membelakangiku. Dengan posisi seperti memelukku dari belakang, dia menunjukkan sekilas notasi yang benar. Aku bisa merasakan nafasnya di leherku. Wah.. Sudah jam 1 pagi. Aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Aku memalingkan mukaku. Kini mukaku dan Felicia saling bertatapan. Dekat sekali. Tanganku bergerak memeluk pinggangnya. Kalau ditolak, berarti dia tidak bermaksud apa-apa denganku. Jika dia diam saja, aku boleh melanjutkannya. Kemudian tangannya menepis halus tanganku. Kemudian dia berdiri. Aku ditolak.


Katanya mau ke kamar mandi?” tanyannya sambil tersenyum. Oh ya.. Aku melupakan alasanku membuka pintu kamarnya.
“Oh ya..” aku berdiri.
Ada rasa sesak di dadaku menerima penolakannya. Tapi aku tak menyerah. Segera kuraih tubuhnya dan kupeluk. Kemudian kuangkat ke kamar mandi!
“Eh.. Eh, apa-apaan ini?” Felicia terkejut. Aku tertawa saja.
Kubawa dia ke kamar mandi dan kusiram dengan air! Biarlah. Kalau mau marah ya aku terima saja. Yang jelas aku terus berusaha mendapatkannya. Ternyata Felicia malah tertawa. Dia membalas menyiramku dan kami sama-sama basah kuyup. Segera aku menyandarkannya ke dinding kamar mandi dan menciumnya!

Felicia membalas ciumanku. Bibir kami saling memagut. Sungguh nikmat bercumbu di suhu dingin dan basah kuyup. Bibir kami saling berlomba memberikan kehangatan. Tanganku merain kaosnya dan membukanya. Kemudian bra dan celana pendeknya. Sementara Felicia juga membuka kaos dan celanaku. Kami sama-sama tinggal hanya memakai celana dalam. Sambil terus mencumbunya, tangan kananku meraba, meremas lembut dan merangsang payudaranya. Sementara tangan kiriku meremas bongkahan pantatnya dan sesekali menyelinap ke belahan pantatnya. Dari pantatnya aku bisa meraih vaginanya. Menggosok-gosoknya dengan jariku.


“Agh..” kudengar rintihan Felicia. Nafasnya mulai memburu. Suaranya sexy sekali. Berat dan basah. Perlahan aku merasakan penisku ereksi.
“Egh..” aku menahan nafas ketika kurasakan tangan Felicia menggenggam batang penisku dan meremasnya.

Tak lama dia mengocok penisku hingga membuatku makin terangsang. Tubuh Felicia kuangkat dan kududukkan di bak air. Cukup sulit bercinta di kamar mandi. Licin dan tidak bisa berbaring. Sewaktu Felicia duduk, aku hanya bisa merangsang payudara dan mencumbunya. Sementara pantat dan vaginanya tidak bisa kuraih. Felicia tidak mau duduk. Dia berdiri lagi dan menciumi puting dadaku!

Ternyata enak juga rasanya. Baru kali ini putingku dicium dan dijilat. Felicia cukup aktif. Tangannya tak pernah melepas penisku. Terus dikocok dan diremasnya. Sambil melakukannya, badannya bergoyang-goyang seakan-akan dia sedang menari dan menikmati musik. Merasa terganggu dengan celana dalam, aku melepasnya dan juga melepas celana dalam Felicia. Kami bercumbu kembali. Lidahku menekan lidahnya. Kami saling menjilat dan menghisap.

Rintihan kecil dan desahan nafas kami saling bergantian membuat alunan musik birahi di kamar mandi. Suhu yang dingin membuat kami saling merapat mencari kehangatan. Ada sensasi yang berbeda bercinta ketika dalam keadaan basah. Waktu bercumbu, ada rasa ‘air’ yang membuat ciuman berbeda rasanya dari biasanya.

Aku menyalakan shower dan kemudian di bawah air yang mengucur dari shower, kami semakin hangat merapat dan saling merangsang. Aliran air yang membasahi rambut, wajah dan seluruh tubuh, membuat tubuh kami makin panas. Makin bergairah. Kedua tanganku meraih pantatnya dan kuremas agak keras, sementara bibirku melumat makin ganas bibir Felicia. Sesekali Felicia menggigit bibirku. Perlahan tanganku merayap naik sambil memijat ringan pinggang, punggung dan bahu Felicia. Dari bahasa tubuhnya, Felicia sangat menikmati pijatanku.

“Ogh.. Its nice, Boy.. Och..” Felicia mengerang. 
Lidahku mulai menjilati telinganya. Felicia menggelinjang geli. Tangannya ikut meremas pantatku. Aku merasakan payudara Felicia makin tegang. Payudara dan putingnya terlihat begitu seksi. Menantang dengan puting yang menonjol coklat kemerahan.

“Payudaramu seksi sekali, Felicia.. Ingin kumakan rasanya..” candaku sambil tertawa ringan. Felicia memainkan bola matanya dengan genit.
“Makan aja kalo suka..” bisiknya di telingaku.
“Enak lho..” sambungnya sambil menjilat telingaku. Ugh.. Darahku berdesir. Perlahan ujung lidahku mendekati putingnya. Aku menjilatnya persis di ujung putingnya.
“Ergh..” desah Felicia. Caraku menjilatnya lah yang membuatnya mengerang.

Mulai dari ujung lidah sampai akhirnya dengan seluruh lidahku, aku menjilatnya. Kemudian aku menghisapnya dengan lembut, agak kuat dan akhirnya kuat. Tak lama kemudian Felicia kemudian membuka kakinya dan membimbing penisku memasuki vaginanya.

“Ough.. Enak.. Ayo, Boy” Felicia memintaku mulai beraksi.

Penisku perlahan menembus vaginanya. Aku mulai mengocoknya. Maju-mundur, berputar, Sambil bibir kami saling melumat. Aku berusaha keras membuatnya merasakan kenikmatan. Felicia dengan terampil mengikuti tempo kocokanku. Kami bekerja sama dengan harmonis saling memberi dan mendapatkan kenikmatan. Vaginanya masih rapat sekali. Mirip dengan Ria. Apakah begini rasanya perawan? Entahlah. Aku belum pernah bercinta dengan perawan, kecuali dengan Ria yang selaput daranya tembus oleh jari pacarnya.

“Agh.. Agh..” Felicia mengerang keras. Lama kelamaan suaranya makin keras.
“Come on, Boy.. Fuck me..” ceracaunya.

Rupanya Felicia adalah tipe wanita yang bersuara keras ketika bercinta. Bagiku menyenangkan juga mendengar suaranya. Membuatku terpacu lebih hebat menghunjamkan penisku. Lama-lama tempoku makin cepat. Beberapa saat kemudian aku berhenti. Mengatur nafas dan mengubah posisi kami. Felicia menungging dan aku ‘menyerangnya’ dari belakang. Doggy style. Kulihat payudara Felicia sedikit terayun-ayun. Seksi sekali. Dengan usil jariku meraba anusnya, kemudian memasukkan jariku.

“Hey.. Perih tau!” teriak Felicia. Aku tertawa.
“Sorry.. Kupikir enak rasanya..” Aku menghentikan memasukkan jari ke anusnya tetapi tetap bermain-main di sekitar anusnya hingga membuatnya geli.
Cukup lama kami berpacu dalam birahi. Aku merasakan saat-saat orgasmeku hampir tiba. Aku berusaha keras mengatur ritme dan nafasku.
“Aku mau nyampe, Felicia..”
“Keluarin di dalam aja. Udah lama aku tidak merasakan semburan cairan pria” Aku agak terhenti. Gila, keluarin di dalam. Kalau hamil gimana, pikirku.
“Aman, Boy. Aku ada obat anti hamil kok..” Felicia meyakinkanku. Aku yang tidak yakin. Tapi masa bodoh ah. Dia yang menjamin, kan? Kukocok lagi dengan gencar. Felicia berteriak makin keras.
“Yes.. Aku juga hampir sampe, Boy.. come on.. come on.. oh yeah..”
Saat-saat itu makin dekat.. Aku mengejarnya. Kenikmatan tiada tara. Membuat saraf-saraf penisku kegirangan. Srr.. Srr..
“Aku orgasme. Sesaat kemudian kurasakan tubuh Felicia makin bergetar hebat. Aku berusaha keras menahan ereksiku. Tubuhku terkejang-kejang mengalami puncak kenikmatan.
“Aarrgghh.. Yeeaahh..” Felicia menyusulku orgasme.


Dia menjerit kuat sekali kemudian membalikkan badannya dan memelukku. Kami kemudian bercumbu lagi. Saatnya after orgasm service. Tanganku memijat tubuhnya, memijat kepalanya dan mencumbu hidung, pipi, leher, payudara dan kemudian perutnya. Aku membuatnya kegelian ketika hidungku bermain-main di perutnya. Kemudian kuangkat dia. Mengambil handuk dan mengeringkan tubuh kami berdua. Sambil terus mencuri-curi ciuman dan rabaan, kami saling menggosok tubuh kami. Dengan tubuh telanjang aku mengangkatnya ke tempat tidur, membaringkannya dan kembali menciumnya. Felicia tersenyum puas. Matanya berbinar-binar.

“Thanks Boy.. Sudah lama sekali aku tidak bercinta. Kamu berhasil memuaskanku..”
Pujian yang tulus. Aku tersenyum. Aku merasa belum hebat bercinta. Aku hanya berusaha melayani setiap wanita yang bercinta denganku. Memperhatikan kebutuhannya.
Aku sangat terkejut ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka. Sial, kami tadi lupa mengunci pintu!! Seorang wanita muncul. Aku tidak sempat lagi menutupi tubuh telanjangku.
“Ups.. Gak usah terkejut. Dari tadi aku udah dengar teriakan Felicia. Tadi malah sudah mengintip kalian di kamar mandi..” kata wanita itu. Aku kecolongan. Tapi apa boleh buat. Biarkan saja. Kulihat Felicia tertawa.

“Kenalin, dia Gladys. Mbak.. Dia Boy.” aku menganggukkan kepalaku padanya.
“Hi Gladys..” sapaku.
Kemudian aku berdiri. Dengan penis lemas terayun aku mencari kaos dan celana pendek Felicia dan memakainya. Gladys masuk ke kamar. Busyet, ni anak tenang sekali, Pikirku. Sudah jam 2 pagi. Aku harus pulang


Rabu, 11 Desember 2019

Memuaskan Jiwa Yang Haus Sexs


Agen BandarQ - Aku benar-benar lemas mendengar keputusan pihak manajemen perusahaan hari ini, Bulan lalu perusahaan sudah menyampaikan rencananya untuk mengurangi sejumlah karyawan, termasuk pengemudi. Hari ini aku tahu aku termasuk yang kena PHK.

Aku benar-benar lemas mendengar keputusan pihak manajemen perusahaan hari ini, Bulan lalu perusahaan sudah menyampaikan rencananya untuk mengurangi sejumlah karyawan, termasuk pengemudi. Hari ini aku tahu aku termasuk yang kena PHK.

Istriku tak banyak bicara ketika kutunjukkan surat pemutusan hubungan kerja itu. Ia hanya memandangi bayi kami yang baru berusia 3 bulan. Terbayang di benak kami bagaimana cara menghidupi bayi ini tanpa pekerjaan. Pesangon yang tak seberapa jumlahnya pasti tak akan bertahan lama.

Selama seminggu penuh aku menyibukkan diri dengan iklan lowongan pekerjaan di koran dan mendatangi berbagai macam perusahaan untuk mencari kerja. Hasilnya nihil. Untungnya sorenya istriku membawa kabar gembira.

Pak Sulaiman, lelaki tua yang tinggal tak jauh dari rumah kami kena stroke. Ia harus istirahat total dan berhenti menyupir untuk majikan nya. Kata istriku, majikan pak Sulaiman butuh supir baru segera. Istriku mengangsurkan secarik kertas bertuliskan nama dan alamat majikan Pak Sulaiman.

Esok paginya aku langsung meluncur ke rumah Pak Tan, mantan majikan Pak Sulaiman. Rumah Pak Tan luar biasa besar dan mewah. Pembantu Pak Tan membukakan pintu gerbang dan mempersilakan aku menunggu di beranda. Sejenak kemudian Pak Tan menemuiku. Ia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan peralatan masak di Surabaya.

“Kamu tetangga Pak Sulaiman?” Tanya Pak Tan.
“Benar, Pak. Nama saya Andi”
“Kamu kelihatan muda sekali. Berapa umurmu?” Tanya Pak Tan.
“24tahun, Pak”
“Sudah lama jadi supir?”
“3 tahun, Pak”

“Oke, Andi. Langsung saja. Kamu akan menjadi supir pribadi istri saya. Istri saya adalah Area Manager perusahaan. Ia harus banyak berkeliling ke cabang-cabang perusahaan di kota-kota lain di Jawa Timur dan di Indonesia,” jelas Pak Tan. “Gaji tiga bulan pertama Rp 1,2 juta. Setuju?”

“Setuju, Pak”
“Kamu mulai kerja hari ini!” kata Pak Tan.

Seminggu sudah aku menjadi supir Nyonya Tan. Dari karyawan kantor, aku tahu nama Nyonya Tan adalah Yena, sebuah nama yang elok. Di kantor, para karyawan demikian segan dan hormat padanya, dan tak pernah ada yang bicara buruk tentang perempuan luar biasa ini.

Di mobil, ketika tak sedang menelepon, Bu Yena tak banyak bicara. Seperti pagi ini dalam perjalanan ke Malang, menuju ke kantor cabang. Ia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat atau terlalu pelan mengemudi.

Kami sampai di Malang sebelum tengah hari. Bu Yena majikan ku langsung memimpin rapat para karyawan. Aku sendiri langsung menuju warung makan di depan kantor. Setelah 3 jam menunggu, perutku mulas. Pasti itu karena sambal pecel lele yang kumakan di warung tadi. Aku mencari WC. Kata karyawan kantor, WC supir ada di bagian belakang. Aku segera menyelinap ke belakang mencari WC yang dimaksud, melewati lorong-lorong sempit tumpukan stok barang perusahaan.

Setelah selesai dengan urusanku di kamar kecil, aku bermaksud kembali ke depan melewati lorong-lorong sempit itu. Dinding salah satu lorong itu ternyata adalah kaca salah satu ruang kantor. Tirai dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tak sengaja dari celah kecil itu aku melihat sebuah adegan seru, yang sudah pasti bukan kegiatan kantoran pada umumnya

Seorang lelaki muda sedang asyik memeluk, mencium dan dengan lidahnya menelusuri dada perempuan yang aku kenal betul, yakni Bu Yena. di atas sebuah sofa di ruang kantor kepala pemasaran cabang Malang.

Bagian atas blus Bu Yena majikan ku terbuka lebar, menampakkan dadanya yang penuh di balik BH yang terurai sebelah. Bu Yena tampak begitu menikmati itu. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka. Kalau tak ada dinding kaca ini, aku pasti bisa mendengar desah-desah nikmatnya. Aku terpaku menikmati adegan kecil di celah sempit itu.

Tak sengaja lututku menyentuh tumpukan stok barang pecah belah. Setumpuk piring jatuh berhamburan, menimbulkan suara yang pasti terdengar dari dalam ruangan. Kulihat aksi Bu Yena dan lelaki itu terhenti seketika. Aku lari menjauh, tak perlu repot-repot menata ulang piring-piring yang berserakan.

Satu jam kemudian Bu Yena keluar dari kantor dan minta balik ke Surabaya. Aku tak berani banyak bicara dalam mobil. Bu Yena juga tidak, tapi ia kelihatan santai sekali. Aku bertanya-tanya dalam hati apakah ia tahu aku mengintipnya tadi. Dua puluh menit kemudian, masih dalam perjalaan balik ke Surabaya, ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“Andi, berapa umurmu?” Tanya Bu Yena tiba-tiba.
“24 tahun, bu”
“Sudah menikah?”
“Sudah, Bu. Saya punya bayi usia 3 bulan”

Tiba-tiba Bu Yena melemparkan satu amplop tebal ke kursi di sebelahku. Sejumlah lembaran seratus ribuan tampak dari ujung amplop yang terbuka.

“Itu untuk kamu dan anakmu. 5 juta rupiah!” kata Bu Yena.
“Untuk saya?” tanyaku heran.
“Ya, untuk kamu,” tegas Bu Yena.
“Wah, untuk apa ini, ya, bu?” tanyaku tak mengerti. Aku melihatnya dari kaca spion. Bisa kulihat Bu Yena majikan ku tersenyum dari kaca itu.

“Ini uang tutup mulut. Aku tahu kamu mengintip aku sedang bermesraan dengan Alex tadi. Tidak boleh ada yang tahu ini. Kalau Pak Tan tahu, itu berarti dari kamu. Dan kau pasti akan kehilangan pekerjaan. Kunci mulutmu dengan uang 5 juta itu, dan kau tetap bisa bekerja. Faham?” ujar Bu Yena tegas.

Aku terdiam sejenak. Kuberanikan bicara, “Ibu tidak perlu memberi saya uang itu. Saya akan tutup mulut. Ibu bisa pegang kata-kata saya” “Tidak! Ambil saja! Dan jangan bicara lagi!” itulah kalimat terakhir bu Yena. Selebihnya, ia tidak bicara lagi. Besoknya aku menyetorkan uang ke tabunganku tanpa bilang-bilang istriku. Dan selanjutnya, aku menutup mulut rapat-rapat. Hari-hari berjalan seperti biasa, tak banyak yang berubah.


Yang sedikit berubah adalah suasana di dalam mobil. Belakangan ini Bu Yena kerap kali bergeser tempat duduk. Kalau biasanya ia duduk tepat di belakangku, kali ini ia lebih sering bergeser ke kiri. Ia acap kali mencuri pandang ke arahku dari duduknya di mobil. Entah kenapa ia begitu. Yang jelas aku tak pernah berani menatapnya dari balik spion.

Pagi ini aku mengantar Bu Yena ke bandara Juanda. Ia akan bertugas memeriksa cabang Bali selama seminggu. Jadi, selama seminggu ini aku akan stand-by di kantor Pak Tan sebagai sopir cadangan. Tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku. Itu dari Bu Yena. Bunyinya, : Sopir cabang Bali sakit. Kamu ke Bali siang ini. Sudah saya kirim uang buat beli tiket pesawat. Kamu langsung ke kantor Cabang Denpasar”.

Segera aku mendapatkan uang tiket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Surabaya. Senang juga rasanya naik pesawat untuk pertama kalinya. 4 jam kemudian aku sudah berada di Kantor Cabang Denpasar. “Saya lebih nyaman kalau kamu yang nyupir,” kata Bu Yena begitu duduk di kursi belakang di mobil Cabang Denpasar. “Kamu banyak tahu jalan-jalan di Denpasar, kan?” tanya Bu Yena.
“Ya, Bu. Saya menempuh SMA saya di sini,” kataku.
“Baiklah, langsung ke Hotel Santika Kuta Beach,” perintah Bu Yena.

Setelah check-in di hotel, aku sempat membawakan barang ke kamar Bu Yena, sebuah kamar cottage tepat di pinggir pantai Kuta. “Ini uang buat cari hotel kecil di sekitar sini. Mobil kamu bawa. HP-kamu mesti stand-by. Kalau saya perlu keluar, saya akan telepon,” kata bu Yena.

“Baik, bu!”
Aku mendapatkan hotel kecil tak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, sehabis mandi, dan mengenakan t-shirt, teleponku bergetar. Bu Yena kirim SMS. “Charger saya ketinggalan di mobil. Bisa kau antar ke hotel?” demikian bunyi SMS itu. Aku segera beranjak. Ketika sampai di hotel, SMS Bu Yena datang lagi, “Kamu sudah sampai hotel? Bisa langsung antar charger ke kamar saya?”

Dengan charger di tangan, aku bergerak ke bagian belakang hotel dan mencari cottage bu Yena. Di malam hari suasana cottage itu syahdu benar, dengan tanaman rindang, lampu redup di seputaran cottage dan deburan ombak laut tak jauh dari cottage. Aku mengetuk pintu cottage.

“Masuk saja, tidak dikunci!” terdengar suara Bu Yena. Aku tak berani langsung masuk. Ragu aku berdiri di depan pintu.
“Masuk, Andi!” suara Bu Yena agak meninggi, setengah memerintah.

Aku mendorong pintu. Bu Yena berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan segelas soft-drink dengan rambut terurai dan senyum manis. Berdebar aku melihatnya. Tank-top merah ketat yang dikenakan membiarkan lekuk-lekuk dadanya terlihat jelas. Belahan dada yang indah itupun tidak tersembunyikan. Aku menatap kakinya yang jenjang. Shorts putih yang teramat pendek itu menyajikan sepasang paha mulus yang kencang.

“Ini chargernya, Bu Yena. Saya taruh sini, ya!” kataku gugup. Bu Yena berjalan menghampiriku. Ya ampun! Cara berjalan itu, demikian menggetarkan dada. Seksi nian orang satu ini. “Kamu kelihatan gugup,” ujar Bu Yena tenang, menatapku dengan pandangan penuh. Tak pernah ia memandangku sedemikian rupa sebelumnya.

“Lihat sekeliling. Sebuah kamar yang nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Sempurna sekali, bukan?” kata Bu Yena dalam kerlingnya. Aroma farfum mahal itu menyergap hidungku. Aku tak tahu Bu Yena bicara apa, tapi aku menjawabnya.

“Ya, benar. Sempurna,” kataku. Aku mundur beberapa langkah. Bu Yena makin dekat ke arahku.
“Apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Bu Yena. Wajahnya tak jauh dari wajahku,
“Saya….eh…saya, harus segera balik. Saya tidak ingin mengganggu kesempurnaan suasana ini,” kataku.

“Begitu?” kata Bu Yena pelan, meletakkan gelas di meja di sebelahnya. “Kalau begitu, balikkan badan dan tutup pintu itu,” katanya kemudian. Aku menuruti perintahnya. Aku membalikkan badan, dan menutup pintu.

“Tidak, begitu, Andi. Tutup dari dalam, bukan dari luar!” ujar Bu Yena.
Aku terkejut. “Dari dalam? Maksud Ibu?””

“Ya, dari dalam. Dan kau tetap di sini. Kita cuma berdua di kamar yang romantis ini. Tidak bisakah kau lihat ranjang itu? Tidak kah kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini? Tidak bisakah kau lihat betapa aku menginginkanmu?”

Aku diam terpaku. Tapi ada benda yang mulai terasa mekar di selangkanganku. Bu Yena mendekatiku dan mengalungkan kedua tangannya ke leherku. “Pangil aku Yena saja. Bawa aku ke ranjang itu. Aku ingin kamu cumbui aku. Bercintalah denganku. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.

Bibir Yena telah mendarat di bibirku. Dilumatnya aku dengan rakus dan beringas. Entah kenapa aku tak lagi ragu. Kubalas lumatan bibir itu dengan tak kalah beringas. Sungguh manis dan segar bibir itu. Yena segera melepas kaosku dan melepas tank-topnya sendiri, membiarkan dada indahnya telanjang.

Aku segera menyergap dada indah itu. Kukulum dan kuhisap habis-habisan puting susu Yena. Aku yakin itu yang ia suka dan ia mau sekarang. Dan aku benar. Ia mengerang dan mendesah dan membiarku aku mengeksplorasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku.

Kukulum lembut puting merah jambu itu dan kurema-remas dengan ritme yang embut pula. Tubuh Yena bergetar hebat. Dengan ciuman bertubi-tubi dan dorongan dadanya pula, ia menggerakkan aku ke arah ranjang dan menindihku dengan gencar, masih dengan ciumannya yang makin beringas.

“Susuku. Aku mau kau hisap putingku lagi. Telusuri sekujur dadaku. Buat aku nikmat. Buat aku melayang, Andi!”
“Kau akan dapatkan yang kau mau, Yena” kataku tersengal.

Kuberi Yena jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Ia membalasanya dengan gerakan yang sangat terlatih dan terampil. Dibalasnya aku dengan menghisap dan menggigit kecil putingku. Dan debur ombak pantai Kuta seperti mendadak membimbing Yena untuk memintaku melepaskan celana pendek yang dikenakan itu, dan ia tak sabar membantu aku melepaskan celana jeansku.

“Lepas celanaku, Andi. Lepas dan beri aku kejantananmu,” Yena mendesah ketika mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan. Tempik indah dan manis perempuan Cina itu menyembul dengan kerumunan rambut halus yang menyemut di sekitarnya.

“Kamu mau aku menggerayangi ini dengan lidahku?” tanyaku.
“Itu yang aku mau. Do it!” kata Yena.

Ia membantu dirinya sendiri terlentang dan meraih kepalaku. Kubenamkan wajahku di tempik Yena dan kumainkan lidahku, merangsek sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar itu. Yeni merintih, mengerang, mendesah dan mengaduh nikmat. “Ohhhh! ooouhhhh! Ouuuhhhh, Andiiiii! That’s good. Terussss. Terusss. Ouuuh!” Yena terus mengerang di antara debur ombak pantai.

Sejenak kemudian, ia mengangkat kepala dan meraih penisku. “Sekarang kau harus merasakan balasanku,” seloroh Yena. Ia menelan bulat-bulan penisku dan mengulumnya penuh nikmat. Iapun menarik penisku maju mundur mulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan jepitan mulutnya. Aku terengah-engah dibuatnya. Sungguh ahli perempuan ini memberikan kenikmatan pada penisku. Benar-benar mabuk aku dibuatnya.


Tak sabar lagi aku. Libidoku sudah naik ke ubun-ubun. Aku menindihnya, menyerang susunya sekali lagi dan membuat Yena menggelinjang liar di tempat tidur itu. Yena lebih tak sabar lagi. Ia membetot penisku dan membantuku mencari tempik basahnya.

“Senangkan aku, bahagiakan aku, Andi. Aku mau kamu sejak pertama aku melihat kamu!
“Kamu terlalu banyak meminta, Yena,” kataku.

Kubenamkan penisku ke dalam vaginanya yang basah menantang. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Yena. Kubiarkan penisku mencari titik-titik nikmat di vagina Cina seksi ini. Kuberi ia bonus gigitan-gigitan kecil di puting dan sekujur susunya. Ini membuat Yena senang bukan main. Tak bisa kujelaskan rintihan, desahan dan erangan Yena.

Aku dan Yena bercinta semalam suntuk. Yena hanya memberiku istirahat sejenak sebelum ia mulai menyerang aku lagi. Ia punya banyak teknik permainan yang membuatku terperangah. Dan ia selalu meminta, meminta dan meminta. Ini membuat aku harus mengimbanginya terus, berapa kalipun ia memintanya.

Kami berada di Bali seminggu penuh. Yena pintar bikin alasan untuk tidak perlu datang ke kantor cabang. Ia hanya mau aku mencumbunya terus dan terus tiada habis. Pada malam terakhir sebelum balik ke Surabaya, aku dan Yena bercinta di dalam sleeping-bag selepas tengah malam di pantai yang sunyi.

Begitu balik ke Surabaya, Yena terus minta aku memuaskannya : di kamar rumahnya ketika Pak Tan dan seisi rumah sedang keluar, dan di mana saja. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan Singapura. Sering pula Yena minta aku mencumbunya di dalam mobil dan dimana saja ia menjadi horny.

Senin, 09 Desember 2019

keperawanan si Olive


Kebetulan aku ini sudah mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi di Bandung, jadi kegiatanku pada setiap harinya hanyalah mengerjakan skripsi karena tugas-tugas dan mata kuliah sudah tidak ada lagi.
Karena terbilang aku punya banyak waktu luang, maka aku-pun sering berkunjung ketempat kakak-ku di Jakarta. Pada suatu hari aku-pun pergi ke Jakarta, sesampainya di rumah kakak-ku aku melihat ada tamu. Karena kakak-ku melihat aku yang sedang datang maka kakakku-pun menyuruhku masuk dan, aku-pun dikenalkan kakakku kepada tamu itu.
Omong punya omong ternyata rupanya tamu itu adalah teman kakak-ku semasa kuliah, teman kakak-ku itu bernama bang Rehan. Bang Rehan ini orangnya amatlah ramah dan baik kepadaku, dia berusia sepantaran dengan kakak-ku aitu 39 tahun. Dari perkenalan ketika dirumah kakak-ku itu, pada suatu hari aku-pun diundang untuk bermain kerumah bang Rehan.
Karena memang aku berniat untuk bermain, apa salahnya jika  aku mengiyakan undangan bang rehan kerumanya. Pada keesokan harinya aku-pun bermain kerumah bang Rehan, sesampainya disana seperti biasa bang Rehan menyambut aku dengan ramahnya. Setelah aku dipersilahkan masuk, maka aku-un dikenalkan bang Rehan kepada anak dan istrinya.
Shela nama istri bang Rehan, setelah berkenalan kami-pun kemudian menuju ruang tamu bang Rehan untuk mengobrol disana. Obrolan demi orolan-pun berlalu, dari obrolan kami tadi aku baru tahu kalau selisih usia teh Shela ini usianya 5 tahun lebih muda Bang Rehan. Shela dan bang Rehan telah dikaruniai 1 anak yang sudah beranjak dewasa yaitu bernama Olive.
Singkat cerita 3 hari setelah aku kenal dengan Bang Rehan, saat itu tepatnya pada hari Rabu, dimintai tolong oleh bang Rehan untuk menemani dan menjaga Olive di rumahnya. Karena pada saat itu bang Rehan dan istrinya akan pergi ke Surabaya untuk menjenguk ibu dari istri bang Rehan yang sedang sakit dukup serius dan telah dirawat dirumah sakit.

Dari kabar adik istri bang Rehan, katanya bang rehan dan istrinya harus segera kesana, karena mertua bang rehan selalu menanyakan bang Rehan dan teh Shela. Maklum karena katanya bang Rehan Teh Shela ini adalah anak kesanganya dan begitu juga bang Rehan adalah menantu kesayangan mertuanya.
Sebagai menantu kesayangan bang Rehan-pun segera meminta cuti kerja selama 1 minggu. Setelah mendapat cuti bang Rehan dan Teh Shela-pun segera berangkat, sedangkan Olive tinggal dirumah denganku karena dia harus bersekolah. Hari demi hari-pun berlalu, tidak terasa aku-pun telah tinggal dirumha bang Rehan selama 3 hari.
Tidak kusangka pada saat itu aku merasa jenuh sekali, karena ketika pagi sampai siang aku dirumah bang Rehan sendirian karean si Olive pada jam-jam itu dia bersekolah. Untuk menghilangkan kejenuhanku pada saat itu, aku-pun menyalakan DVD dan memutar sebuah kaset DVD yang berisikan film action.
Singkat cerita aku-pun telah selesai memutar 1 film action tersebut, karena sudah selesai maka aku-pun segera mencari kaset DVD lainya. Ketika aku sedang meilih-milih kaset, tidak sengaja aku menemukan bebrapa kaset porno yang nampaknya adalah koleksi dari Bang Rehan. Wah, kebetulan sekali aku sedang dirumah sendirian.
Melihat suasana yang memungkinakan itu, aku-pun segera memutar kaset BF itu, ditengah asiknya aku menonoton film dewasa itu, tidak kusangka tiba-tiba terdengar pintu depan terbuka, beteapa kagetnya aku saat itu. Dengan buru-buru aku-pun segera mematikan televisi dan menyimpan bungkus kaset DVD di bawah karpet. Ternyata yang datang adalh Olive,
“ Hallo, Bang Adly, ” ucap Olive meyapaku kemudian dia baru masuk kerumah dan tersenyum.
Sambungnya lagi,
“ Oh iya Bang, tolong bayarin ojek Olive dong bang, Olive nggak ada uang receh, abang ojeknya nggk punya kembalian nih, ” Ucapnya padaku.
“ iya bawel, ” jawabku singkat.
Kemudian aku-pun segera keluar untuk membayar ongkos ojek Olive. Setelah membayar saat itu akupun segera masuk kedalam rumah kembali. Waduh, habislah aku, pada saat itu Olive dengan santainya duduk di karpet di depan TV, dan menyalakan Tv itu. Sungguh bodoh sekali aku, aku lupa tidak mematikan DVDnya.
Alhasil diputarlah Film BF yang sedang setengah jalan tadi oleh Olive. Mengetahui aku yang telah kembali kedalam rumah, Olive-pun memandang kearahku sambil tertawa geli,
“ Oh rupanya seperti ini yang BangAdly kalau orang lagi begituan, Olive sering banget Bang diceritain sama temen-temen sekolah, tapi Olive baru ngelihat langsung film beginian kali ini, hha, ” ucap Olive denga santai dan lugunya.
Saat itu aku bingung harus menjawab apa kepada Olive,
“ Olive, apa-apan kamu ini, ayo buruan matikan !!! kamu nggak boleh nonton film kayak gtu, kamu belum cukup umur, Ayo cepetan matiin !!!, ” tegurku kepada Olive.
“ Ihhh, Bang Adly Jangan gitu dong, Tuh liat adeganya cuma begitu doing, film yang sering diceritain sama temenku di sekolah nggak ada apa-apanya sama film yang ini, huh !!!, ” ucapnya membangkang.

Entah aku harus berbuat apa saat itu, aku khawatir jika aku melarang Olive nanti justru aku akan dilaporkan kepada orangtuanya. Tanpa menjawab perkataan Olive, aku-pun pergi ke dapur untuk membuat minum dan membiarkan Olive terus menonton. Dari dapur aku duduk-duduk di belakang membaca majalah. Sekitar jam 7 malam, aku keluar dan membeli makanan.
Sekembalinya, di dalam rumah kulihat Olive sedang tengkurap di sofa mengerjakan PR, dan astaga dia mengenakan piyama yang pendek dan tipis. Tubuh mudanya yang sudah mulai matang terbayang jelas. Paha dan betisnya terlihat putih mulus, dan pantatnya membulat indah. Aku menelan ludah dan terus masuk menyiapkan makanan.
Setelah makanan siap, aku-pun memanggil Olive. Oh shit man, tidak kusangka Olive pada saat itu tidak memakai BH, karena puting payudara-nya saat itu terlihat membayang dari balik piyama-nya tipis itu. Saat it aku semakin gelisah karena penisku yang tadi sudah mulai berdenyut-denyut tak karuan, kini Peniskku sudah menegak dan mengganjal di celanaku.


Selesai makan, saat mencuci piring berdua di dapur, kami berdiri bersampingan, dan dari celah di piyamanya, buah dadanya yang indah mengintip. Saat dia membungkuk, puting susunya yang merah muda kelihatan dari celah itu. Aku semakin gelisah. Selesai mencuci piring, kami berdua duduk di sofa di ruang keluarga,
“ Bang, ayo tebak coba tebak pertanyaan aku Bang, item, kecil, keringetan, apaan coba bang, ayo tebak ?, ” ujarnya.
“ Ah, itu mah gampang, semut lagi push –up . Nah sekrang abang gentian, putih, biru, kecil, keringetan, apa hayow tebak ?, ” ujarku.
Pada saat itu Olive menjawab beberapa dengan tebakannya, namun semua jawabnya salah, lalu,
“ Ini Nih jawaban yang bener, jawabnya adalah Olive pakai seragam sekolah, yang lagi kepanasan di angkot, hha…” candaanku.
“ Ihhhh, Bang Adly ngeselin deh, masak olive di ledekin, Huh…, ” jawabnya.
Saat itu Olive-pun meloncat dari sofa dan berusaha mencubit lenganku, namun pada saat itu aku menghindar dan menangkisnya. Saat itu Olive terus mencoba mencubitku, sambil tertawa. Ditengah keisenganya itu, tiba-tiba olive-pun tersandung dan secara tidak sengaja dia jatuh ke dalam pelukanku, dengan posisi membelakangiku.
Lebih detailnya pada saat itu, secara tidak sengaja tanganku menyentuh dadanya, dan dia duduk tepat di atas batang kejannan-ku, Oughhh… saat itu kami terengah-engah dalam posisi itu.

Bau bedak bayi dari kulitnya dan bau shampo rambutnya membuatku makin terangsang. Entah setan apa yang merasukiku aku-pun mulai menciumi lehernya begitu saja.
Sementara itu Olive mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya. Nafas Olive makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Celana dalamnya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang,
“ Oughh… Eughhh… Eummm…” desah Olive.
Namun pada saat itu, gairahku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku-pun khilaf begitu saja. Tanpa banyak kata, aku-pun mulai menarik keatas piyama dari tubuh mungil Olive.
Oughhh… Olive menelentang di sofa dengan posisi tubuh hampir bugil. Lalu aku-pun segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Olive yang mengelus belakang kepalaku dan erangannya yang tersendat membuatku makin tak sabar.

Aku menarik lepas celana dalamnya, dan.. nampaklah bukit kewanitaan-nya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Olive. Aku pun segera membenamkan kepalaku di tengah kedua pahanya,
“ Sssss… Oughhh… Aghhhh…,” erangnya.
Tangan Olive meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kewanitaan-nya kucium. Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan. Lalu Olive mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kewanitaan-nya yang masih begitu rapat. Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kewanitaan-nya mulai membuka.
Sesekali lidahku membelai kelentitnya dan tubuh Olive akan terlonjak dan nafas Olive seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras. Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Olive tergeletak terengah-engah, matanya terpejam.
Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kejantanan-ku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Olive,
“ Eummm… Eummm… Sssss… Oughhh…,”

ketika Olive membuka bibirnya, kujejalkan kepala kejantanan-ku. Mungkin film tadi masih diingatnya, jadi dia pun mulai menyedot. Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kewanitaan-nya. Segera saja kejantanan-ku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Olive dan bibirku melumat bibirnya.
Aroma kejantanan-ku ada di mulut Olive dan aroma kemaluan Olive di mulutku, bertukar saat lidah kami saling membelit. Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kejantanan-ku ke celah di selangkangan Olive, dan sebentar kemudian kurasakan tangan Olive menekan pantatku dari
belakang,

“ Oughhh… Eumm… masukin Bang, Eughhhh…,” ucapnya penuh gairah.
Perlahan kejantanan-ku mulai menempel di bibir liang kewanitaan-nya, dan Olive semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kejantanan-ku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kejantanan-ku yang besar ini.
Terus terang saja, ukuran kejantanan-ku adalah panjang 15 cm, lebarnya 4,5 cm sedangkan
Olive masih SMP dan ukuran lubang kewanitaan-nya terlalu kecil. Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Olive memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit.
Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kejantanan-ku membentur dasar padahal baru sedikit kejantanan-ku yang masuk. Lalu aku diam tidak bergerak, membiarkan otot-otot kewanitaan Olive terbiasa dengan benda yang ada di dalamnya.

Sebentar kemudian kerutan di dahi Olive menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Olive mengernyit lagi, tapi lama-kelamaan mulutnya menceracau,
“ Aow… Sssss… Aduhhh… Eughh… terus, enak Bang, Aghhh…” racaunya menikmati tusukan kejantanan-ku.
Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Olive, lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Olive sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak kejantanan-ku menancap di kewanitaan-nya. Tanpa perlu diajarkan, Olive segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok payudara, clitoris-nya.
Kemudian pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak. Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Olive makin menggila dan dia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kejantanan-ku.
Setelah tubuh Olive melemas, aku mendorong dia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Olive tentu merasakan semburan air maniku pada liang senggama-nya. Kemudian Olive-pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang kedua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme kami,
Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kejantanan-ku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Olive yang masih amat kencang. Aku segera membawanya ke kamar mandi, membersihkan tubuh kami berdua dan kembali ke kamar melanjutkan babak berikutnya.


Sepanjang malam aku mencapai 3 kali lagi orgasme,dan Olive entah berapa kali. Begitupun di saat bangun pagi, sekali lagi kami bergumul penuh kenikmatan sebelum akhirnya Olive kupaksa memakai seragam, sarapan dan berangkat ke sekolah. Kemudian setelah olive berangkat sekolah aku-pun kembali masuk ke kamar tidur tamu dan segera tidur pulas karena kelelahan.
Di tengah tidurku aku bermimpi seolah Olive pulang sekolah, masuk ke kamar dan membuka bajunya, lalu menarik lepas celanaku dan mengulum kejantanan-ku. Tapi segera saja aku sadar bahwa itu bukan mimpi. Saat itu aku memandangi rambutnya yang tergerai yang bergerak-gerak mengikuti kepalanya yang naik-turun. Aku melihat keluar kamar dan kelihatan DVD menyala, dengan film yang kemarin.

Ah! Merasakan caranya memberiku kenikmatan dari kulumanya, aku baru teringat Olive bisa seperti ini dari kaset porno yang ditotonnya kemarin. Singkat cerita waktu-pun sudah seminggu berlalu. Bang Rehan dan Teh Shela-pun sudah pulang kejakarta lagi. Sepulangnya Bang Rehan aku dan Olive bersikap biasa saja seolah tidak ada apa-apa dengan kami.
Karena bang Rehan sudah pulang, aku-pun segera berkemas dan segera berpamitan untuk kembali kerumah kakak-ku. Sebelum aku keluar dari rumah bang Rehan, aku diberikan uang saku dan oleh-oleh dari surabaya oleh bang Rehan. 
Bang Rehan dan Teh Shela mengucapkan banyak terima kasih padaku, sebenarnya aku merasa bersalah, tapi yasudahlah yang terjadi biarlah terjadi dan biarkan kisah ini menjadi pegalaman indah dan buruk untukku dan Olive.


Minggu, 08 Desember 2019

Saat Theraphy Sexs


Agen BandarQ - Dari beberapa rekanan saya yang sering menggunakan kegiatan rutin saya ada satu yang tetap selalu mengontak saya diwaktu jam-jam istirahat. Namanya Reni, wanita karier, berumur kurang lebih 27 tahunan, sempat menikah lalu cerai dan belum memiliki anak. 

Permasalahan masalah materi Reni tidak kekurangan karena dari penghasilan kerjanya sudah lebih dari cukup. Sebelumnya pertemuan saya dengannya melalui rekanan wanita saya yang sempat saya terapi seks dan memberitahu pada Reni jika saya bisa membantu bikin wanita berasa hidup kembali jauh dari stress dan kejenuhan hidup keluarga. 

Suaru sore saya mendapatkan SMS dari Reni yang mengatakan jika dia inginkan bertemu dengan saya di salah satu cafe minuman di Mall, karena saya tidak ada acara saya sesegera pergi dan menunggu beberapa menit sambih nikmati jus buah kesukaan saya. 

Tidak lama berlalu ada wanita celingak celinguk cari satu hal, saya berpikir sekejap dan dengan berani saya beri kode, kenyataannya benar dia yakni Reni, wanita yang tengah saya tunggu. Dengan santai kami bicara panjang lebar dan saya banyak dengarkan beberapa yang dirasa yang belakangan ini dirasakannya. 
Setelah hidangan yang ada habis saya berinisiatif untuk ajak Reni ketempat yang lebih privasi agar saya dapat berkonsentrasi pada apa jadi ganjalan-ganjalan dari hidupnya. 

Di satu tempat dibilangan tepi Jakarta kami menyewa satu kamar mungil yang demikian bersih dan alami. Terapi seks saya lakukan dengan tidak kerjakan pelecehan-pelecehan, saya berusaha untuk selalu professional dalam kerjakan kerjaan sampingan saya ini. 

Kurang lebih satu jam terapi seks saya lakukan lalu kami beristirahat, tanpa punya niat Reni hidupkan TV yang berada di kamar itu, setelah menganti beberapa kanal ada satu kanal yang menggambarkan adegan-adegan seks (Film Blue) atau filem bokep. 


Reni heran sekejap tetapi dengan tetap melihat dan dengan sedikit bernafsu, hal itu saya bisa rasakan dari gerakkan tubuh dan matanya. Jadi lelaki normal saya tidak munafik saya pegang tangannya untuk menahan gelora nafsunya walaupun begitu Reni lihat mata saya dengan penuh arti dan birahi, bibir kami bertemu saling mengisap, 

tangan saya mulai bergerilya cari arah, buah dadanya yang tetap sekel saya remas dengan penuh perasaan dan dengan sedikit keberanian saya susupkan melalui belahan pakaian dan BH, saya pilin-pilin putingnya sampai Reni mendesis, dengan tenang saya membuka satu-satu pakaian kerjanya yang tinggal hanya Cdnya yang berwarna pink. 

saya tetap memilin-milin putingnya sambil terkadang saya rengkuh buah dadanya, sekejap bibir saya tetap saling berciuman dengan hotnya. Lidah saya mulai menciumi lehernya yang step, tetap turun ke buah dadanya bolak balik saya isap pentilnya satu-satu Reni semangkin mendesis.. 

“Teruss gigit Mass…” 
Tangan saya cari arah yang beda yaitu kemaluan yang indah yang dihiasi rambut yang teratur rapi kriting, tanpa dikomando Cdnya saya lepaskan dengan mengaitkan jempol kaki waktu lalu diperosotkan kebawah. Reni semakin mendesis, 

“Mass puaskan Reni Mass… Reni sudah lama tidak rasakan kesenangan ini Mas.. Tetap Mas input jarinya Mas.. ” 
Jari saya menari-nari di bibir kemaluannya sehinga mengakibatkan cairan bening yang hangat. saya cari letak G-spotnya saya mainkan jari saya dengan mencubit-cubit kecil, tak lama kemudian Reni menggelepar seperti orang kejang, tangannya mendekap leher saya, sakit saya dibuatnya. Jari dan bibir saya tetap menari-nari seolah-olah tidak mengenal lelah. 

Beberapat waktu itu Reni membuka semua pakaian dan celana sampai saya telanjang bundar, dibuangkannya satu-satu kelantai, bibirnya mulai cari arah kebawah, setelah Reni lihat kemaluan saya. 

“Waww.. Kok besar sekali” 
Beberapa waktu Reni terbengong-bengong dengan lembut saya dorong kepalanya sampai bibirnya yang mungil ke arah sarang yang dikehendakinya, dijilatnya batang kemaluan saya dari ujung atas sampai kebuah pelir lalu diisapnya ujung batang sambil dikemot-kemot seperti makan es lilin dan tangannya mendustai biji pelr saya. Perasaan saya melayang-layang nikmat dan hampir lepas kontrol. 

saya dorong kepalanya ke belakang, gantian saya menjilati kemaluannya, saya putari bongkahan luar sambil menggigit kecil lalu saya isap bibir kemaluan yang sedikit membengkak karena darahnya sudah turun ke bawah yang menyaratkan nafsu birahinya sudah sampai pucuk, saya mainkan ujung lidah di sela surgawi, oh indahnya, kepala Reni menggeleng-geleng sambil mendesis dan teriak kecil.. 

“Mas silahkan Mas saya tidak tahann.. Silahkan Mas masukin Mas” 
Lihat keadaan sama sesuai itu lidah saya turun kebawah sampai ke duburnya saya jilati dengan penuh perasaan, mungkin saya tengah birahi sampai tidak ada rasa jijik atau mencium berbau yang tidak enak yang pasti uueennakk tenan. Reni alami orgasme yang ke dua, dijepitnya kepala saya dengan pahanya yang mulus dan teratasi sambil tangannya menjambak rambut saya sambil bibirnya bertemura. 

“Ohh… Ooh… Oohh my good.. ohh oohh my honey, my.. my.. ” Merancaulah ia dengan gilanya.
Selang beberapa menit baru saya tujukan kemaluan saya keliang surganya dengan tempat ke-2 kakinya diletakkan dipundak saya sampai bibir kemaluannya ada dan menyempit sedikit-demi sedikit saya gerakkan betang kemaluan saya maju mundur sambil tangan saya meremas ke-2 iris buah dadanya yang semakin kencang.  

Oh Mas.. Besar sekali Mas sesak rasanya punyaku ini” 
saya tetaplah kerjakan kegiatan maju-mundur dan Reni berteriak-teriak kecil sambil tangannya menarik-narik ujung sprei. Lalu saya balik badannya yang indah agar tengkurap, saya angkat sedikit pantatnya agar nungging, karena bibir kemaluannya ada saya jilat-jilat, pantatnya naik semangkin tinggi,  Daftar Poker Online

baru saya tembak dengan meriam si jagur jadi beberapa idaman beberapa wanita yang telah rasakan kesenangan dengan saya karena kemaluan saya mempunyai kekhasan kepalanya besar lalu sedikit ada urat-urat yang mengerut yang mengakibatkan sensasi jika digesekkan di kemaluan wanita, itu juga berdasarkan pada pengakuan mereka. 

saya gerakkan maju mundur sambil terkadang saya tepuk pantatnya sebab benar-benar nikmatnya. Napsu saya semakin berkobar-kobar merasakan kedutan diujung batang kemaluan yang menyaratkan akan menumpahkan lahar yang panas. 


“Ohh.. saya ingin keluaarr” 
Tanpa jawaban Reni semakin menggoyahkan pantatnya semakin kencang dan berputar-putar oohh. 

Crot.. Crot.. Crot.. Crot.. 
Menyemprotlah lahar kesenangan, dunia ini seolah-olah melayang-layang oh indahnya dunia, kudekap perutnya sambil kugigit punggungnya sampai mengakibatkan warna merah yang riil. Beberapa waktu kami ambruk ke samping sambil tetaplah memeluk erat Reni dari belakang dan Tertidur sekejap. 

saya terjaga setelah terdengar suara ribut yang disebabkan oleh seekor kucing yang melonjak, mungkin kucing itu birahi kali. Kami membersihkan diri semasing, belum pernah saya memakai pakaian dan celana saya ditubruk kembali oleh Reni, 

batangku di oralnya dengan tempat jongkok dan saya berdiri, saya berpikir biarkanlah Reni cari kesenangan sendiri agar dapatkan jati dirinnya dan lepas dari semua beban dibenaknya, tangannya menari-nari di lubang anus dan seputar biji kemaluan ku yang mengakibatkan mata saya merem meleh tidak tertahankan.. 

“Oohh, tetap sayang tetap sayang untukku melayang jauh ke dunia beda, dunia yang penuh mesteri kesenangan, oohh” 
Semakin menjadi-jadi jilatannya di batang kemaluanku. Kujambak rambutnya yang terurai sambil meremas-remas meredam kesenangan yang demikian, dikulumnya ke-2 biji saya smbil matanya menyoroti sendu ke muka saya, ooh bidadariku merasakan inginkan terbang. 

Tempat saya duduk karena tidak tahan berdiri sambil menimati kesenangan sampai dengkul ini merasakan lemas tidak bertulang. Beberapa menit lalu saya tidak tahan dan kedutan diujung kemaluan saya mulai merasakan dengan tenaga yang terkumpul di ujung kemaluan saya muntahkan lahar panas saya di dalam rongga mulutnya yang seksi, sampai semprotan terakhir, ditelannya habis dan bersih, dan Reni mengatakan. 
“Enak Mas, spermamu gurih supaya saya awet muda.. Ohh my baby” 
Memang sperma bisa buat jadi wanita awet muda dan dapat singkirkan bercak-bercak pada kulit muka jika dikasih bagian yang berbecak. Sperma tidak jadi racun karena sperma yakni sama juga dengan telur ayam dengan kandungan protein yang tinggi, tetapi untuk menikmatinya perlu birahi yang tengah naik agar tidak berasa jijik dan geli. 

Dari pertemuan itu saya demikian kali melakukan terapi seks, tetapi sekarang Reni dipindahkan diseberang pulau sampai kecil kemungkinan untuk bertemu. Yang pasti kunci dari kesenangan bersetubuh yakni keiklasan keduanya jangan sampai ada dusta antara kita jika inginkan ngesek yang indah. 

Dari beberapa pertemuan yang telah saya lakukan kecuali Reni memang mempunyai kekhasan sendiri, semua memang hampir sama tetapi kesenangan berbeda, saya lebih gemari ngentot dengan wanita 1/2 baya, karena rata-rata mereka tidak tabu serta munafik, 

jika kemauannya inginkan kerjakan yah kerjakan tanpa berpura-pura dan yang paling saya gemari yakni kedewasaan jadi dapat menyimpan rahasia walau itu sulit ditangani dan yang paling berkesan wanita 1/2 baya sudah tahu apa yang butuh ia lakukan jika pasangannya sudah mulai naik, dan tidak beberapa malas kerjakan oral bila perlu tanpa diminta atau disuruh. 

Sampai saat ini kadang saya alami demikian nikmatnya terapi seks dengan wanita yang isi rongga dunia lelaki, dan yang pasti semua yang dikatakan wanita yang berkencan dengan saya memberi komentar.. Waw besar bangett sih punyamu seperti terong bule.


Sabtu, 07 Desember 2019

Tips Foreplay yang Tidak Membosankan


Agen BandarQ - Sesi bercinta seringnya tidak direncanakan alias spontan saja terjadi. Jika ini yang biasa Anda lakukan bersama pasangan, kini tidak ada salahnya meluangkan waktu untuk melakukan “aksi pembuka” atau foreplay sebelum benar-benar masuk ke sesi panas seks. Tak perlu bingung, yuk, cermati beragam cara foreplay berikut ini untuk lebih merangsang pasangan!

Begini cara foreplay yang tepat agar seks lebih menggairahkan
Sama seperti olahraga yang perlu pemanasan, seks pun demikian. Selain memberi pengalaman baru dalam episode intim Anda berdua, foreplay juga akan membantu membangkitkan hasrat seksual agar nantinya klimaks lebih mudah tercapai. Terutama bila Anda dan pasangan selama ini cenderung melakukan sesi seks yang itu itu saja, tanpa pernah melakukan pemanasan di awal.

Debra Herbenick, PhD, MPH, seorang direktur di Pusat Promosi Kesehatan Seksual Indiana University, Amerika Serikat, membeberkan bahwa foreplay bisa membantu wanita lebih terangsang sehingga otot-otot di sekitar vagina pun melebar. Artinya, proses penetrasi akan lebih mudah terjadi karena vagina menyediakan ruang yang lebih banyak.

Secara garis besar, foreplay membantu membangun seksualitas kedua pasangan agar seks yang tercipta makin intim. Tertarik untuk mencobanya malam ini? Berikut serangkaian cara foreplay yang bisa Anda contek.

1. Mulai dengan ciuman
Sebelum masuk ke sesi yang lebih jauh, ciuman bisa jadi kunci pemanasan yang tepat. Tak perlu terburu-buru, minta pasangan untuk menempatkan posisi saling berhadapan. Selanjutnya, mulai lah dengan melakukan ciuman lembut hingga berangsur-angsur memanas secara bertahap.

Demi foreplay yang lebih berkesan, cobalah untuk tidak hanya fokus di satu titik saja. Beri variasi dengan melakukan ciuman yang menjalar ke bagian tubuh seperti leher, dada, telinga, dan bagian sensitif lainnya.


2. Rangsang payudara
Supaya cara foreplay yang dilakukan makin panas, pria dapat memberikan rangsangan pada payudara wanita sembari masih saling berciuman. Wanita pun bisa bantu mengarahkan tangan pria untuk lebih merangsang zona sensitif seksual ini.

Perlahan tapi pasti, awali dengan menelusuri bagian areola tanpa harus menyentuh puting payudara. Lanjutkan dengan meremas dan memijat payudara  Trik ini akan membantu membangkitkan gairah seksual wanita.

Ingin sesi foreplay lebih menyenangkan? Jangan hanya berhenti sampai di situ. Anda bisa mencoba cara lain yang mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya, misalnya menjilati lingkaran kecil di sekitar puting atau bahkan mengisap puting. Dijamin, sensasi intim akan semakin menyelimuti diri Anda berdua.

3. Jangan hanya sekadar memberikan sentuhan biasa
Sentuhan demi sentuhan yang Anda lakukan di setiap jengkal tubuh pasangan, sebenarnya bisa menjadi perantara khusus untuk memperoleh foreplay dan seks yang menggairahkan nantinya.

Pastikan Anda tidak hanya “menyentuh” sekadarnya saja, ibaratkan tangan Anda sebagai bulu yang lembut tapi bisa membuat pasangan terbawa nikmatnya aktivitas pemanasan ini.

Ya, manfaatkan sentuhan halus nan menggoda dari ujung jari serta telapak tangan sambil tetap memberikan rangsangan sepenuh hati. Lakukan hal tersebut seolah Anda sedang menelusuri semua bagian tubuh pasangan.

4. Beri stimulasi pada klitoris
Klitoris merupakan salah satu organ pada vagina yang tersusun dari banyak saraf. Tak heran, klitoris dianggap sebagai pusat kenikmatan seksual bagi wanita karena mudah sekali mendapat rangsangan.

Nah, atas dasar inilah, Stephen Snyder, M.D., seorang terapis seks di New York sekaligus penulis buku Love Worth Making, menganjurkan Anda untuk menyisipkan stimulasi klitoris sebagai bagian dari pemanasan seks. Anda bisa memanfaatkan sentuhan dari jari tangan, maupun gerakan lidah mirip seperti melakukan oral seks.

5. Biarkan pasangan memegang kendali
Jika selama ini pasangan cenderung diam dan pasrah saja menerima perlakuan serta perintah Anda saat berhubungan intim, mulai sekarang beri ia kesempatan untuk mengatur “kemudi” keberjalanan seks.

Mungkin pasangan akan terlihat canggung di awal, tapi Anda bisa membantu dengan memintanya untuk menyentuh bagian-bagian sensitif tubuh. Biarkan pasangan melakukan variasi lain sebagai bentuk ekspresi diri, dan nikmati perjalanan foreplay Anda berdua sampai memasuki sesi seks yang sesungguhnya.

Jumat, 06 Desember 2019

Fakta Selaput Dara


Agen BandarQ - Selaput dara merupakan selaput membran yang menutupi liang vagina. Selama ini, masih banyak orang yang menghubungkan keperawanan seseorang dengan robeknya selaput dara. Padahal, anggapan yang kadung beredar luas itu, sama sekali salah kaprah. Anggapan mengenai selaput dara dan hubungannya dengan keperawanan, sudah menggeser fungsi sebenarnya dari selaput dara yang semata-mata hanya sebagai pelindung vagina.

Beberapa fakta lain mengenai selaput dara, yang perlu anda ketahui :

1. Bentuknya berbeda - beda
Bentuk selaput dara tidak seragam. Bentuk selaput dara berbeda pada setiap wanita. Ada selaput dara yang terlalu tebal sehingga menutupi keseluruhan bukaan vagina, dan ada pula yang sangat tipis, hingga sudah robek tanpa disadari, bahkan sebelum terjadi penetrasi alat kelamin. 

2. Robeknya selaput dara tak selalu karena penetrasi seksual  
Anggapan selama ini yang menyebut bahwa penetrasi seksual yang mengakibatkan robeknya selaput dara, tidak sepenuhnya benar. Berbagai faktor dapat menyebabkan robeknya selaput dara, di antaranya penggunaan speculum untuk memeriksa liang vagina, penggunaan tampon, aktivitas fisik yang terlalu berat, cidera, trauma, hingga adanya penetrasi seksual. 


3. Utuh tidaknya selaput dara hanya bisa dilihat dengan pemeriksaan medis
Ya, robek atau tidaknya selaput dara seseorang tidak bisa terlihat dari luar.  Hanya melalui pemeriksaan medis secara langsung yang bisa mengetahui secara pasti apakah selaput dara seseorang masih utuh atau tidak.  Daftar Poker Online

4. Tidak semua wanita memiliki selaput dara
Banyak yang belum mengetahui fakta ini: tidak semua wanita memiliki selaput dara sejak lahir. Bahkan perbandingannya, sekitar satu dari seribu wanita tidak memiliki selaput dara sejak lahir.

Jadi, selaput dara tidak selayaknya menjadi ukuran keperawanan seorang wanita. 

5. Tidak selalu berdarah
Hal lain yang mematahkan mitos seputar selaput dara adalah fakta, bahwa tidak semua wanita mengalami perdarahan pada pengalaman seknya yang pertama. Perlu Anda ketahui, hanya 43% wanita yang benar-benar mengalami perobekan selaput dara hingga berdarah, pada pengalaman seks pertamanya, dan 57% lainnya tidak mengalami perdarahan.

Robekan selaput dara umumnya tidak akan menyebabkan perdarahan berat; Anda dapat mengompres vagina dengan es untuk membantu menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Hindari penggunaan tampon dan jangan melakukan interaksi seksual hingga robekan benar-benar sembuh.  Jika perdarahan terus berlanjut, berkonsultasilah ke dokter karena ada kemungkinan terjadinya perobekan vagina dan kanker serviks. Waspada juga berbagai kemungkinan kondisi penyakit kelamin seperti gonore, polip serviks, cervical dysplasia, klamidia, infeksi yeast vagian, polip uterine, vaginitis, trichomoniasis, endrometritis dan tumor fibroid. (PA)

Kamis, 05 Desember 2019

Agar Tak Bosan, Ini 7 Cara Ciuman yang Harus Kamu Coba


Agen BandarQ - penelitian yang dilakukan oleh Departemen Psikologi Eksperimental di Universitas Oxford menunjukkan, berciuman memainkan peran penting dalam membantu orang memutuskan pasangan mereka. Sama seperti yang lainnya, semakin banyak jenis ciuman yang Anda tahu, semakin baik bagi Anda.

Nah, melansir situs The Health Site, berikut beberapa ciuman yang harus Anda coba.

Ciuman kupu-kupu

Cara ini tidak benar-benar melibatkan ciuman, secara penuh, tetapi sangat romantis. Untuk melakukannya, Anda dan pasangan harus mendekatkan wajah satu sama lain, dengan cara bahwa bulu mata mereka bersentuhan. Mereka kemudian menempelkan bulu mata ini dengan lembut terhadap satu sama lain.

French Kiss

Ini merupakan salah satu bentuk ciuman yang paling terkenal, french kiss sangat sempurna untuk momen yang sangat bersemangat. Ciuman ini dimulai dengan mengunci bibir, kemudian diikuti dengan membuka mulut mereka untuk mengakses lidah masing-masing dengan intensitas.

Pecks

Pecks dilakukan dengan menggosokan bibir di beberapa bagian tubuh pasangan seperti di pipi, bibir, leher atau bahkan punggung. Biasanya, ciuman ini dilakukan sebagai bagian dari foreplay, karena dapat membangun gairah untuk melakukan ciuman yang lebih intens. Daftar Poker Online

Cupang

Cupang atau gigitan cinta adalah bentuk ciuman lain yang terkenal. Selain melakukan ciuman, biasanya pasangan akan mengisap bagian tubuh mereka untuk waktu yang lama dan meninggalkan area merah untuk beberapa waktu. 

Ciuman Eskimo

Ini merupakan salah satu bentuk ciuman yang paling lucu. Caranya, dengan menggosok hidung satu sama lain untuk membangun keintiman. Baru setelah itu ciuman dilakukan secara perlahan.

Ciuman earlobe

Ciuman ini dilakukan dengan cara mengigit-gigit kecil cuping telinga pasangan lain. Ciuman ini juga sangat sensual, karena daun telinga adalah area sensitif.

Spiderman kiss

Ciuman ini terinspirasi dari adegan terkenal dari seri Spiderman, yang melibatkan kedua pasangan berbaring dalam arah yang terbalik, dengan hanya wajah atau bibir mereka yang bersentuhan. Agar menambah sensasi, sang wanita juga bisa mengelus pipi dari pasangannya.



luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,