Senin, 10 Juli 2023

ANTARA PERIH DAN NIMAT


http://202.95.10.206/

Memiliki rupa yang cantik tidak selamanya menguntungkan. Memang banyak lelaki yang tertarik, atau mungkin hanya sekedar melirik. Ada kalanya wajah menentukan dalam mendapatkan posisi di suatu pekerjaan. Atau bahkan wajah dapat dikomersiilkan pula. Tapi aku tidak pernah mengharapkan wajah yang cantik seperti yang kumiliki saat ini.

Aku juga tidak pernah menghendaki tinggi badan 163 centimeter dengan berat 52 kilogram. Tidak juga kulit putih merona dengan dada ukuran 36B. Tidak! Sungguh, semua itu justru membawa bencana bagiku. Bagaimana tidak bencana. Karena postur tubuh dan wajah yang bisa dinilai delapan, aku beberapa kali mengalami percobaan pemerkosaan.

Paling awal ketika aku masih duduk di bangku SMP kelas tiga. Aku hampir saja diperkosa oleh salah seorang murid laki-laki di toilet. Murid laki-laki yang ternyata seorang alkoholik itu kemudian dikeluarkan secara tidak hormat dari sekolah. Tapi akupun akhirnya pindah sekolah karena masih trauma.

Di sekolah yang baru pun aku tak bisa tenang karena salah seorang satpamnya sering menjahilin aku. Kadang menggoda-goda, bahkan pernah sampai menyingkap rokku ke atas dari belakang. Sampai pada puncaknya, aku digiring ke gudang sekolah dengan alasan dipanggil oleh salah seorang guru. Untung saja waktu itu seorang temanku tahu gelagat tak beres yang tampak dari si Satpam brengsek itu.

Ia dan beberapa teman lain segera memanggil guru-guru ketika aku sudah mulai terpojok. Aku selamat dan satpam itu meringkuk sebulan di sel pengap. Dua kali menjadi korban percobaan pemerkosaan, orang tuaku segera mengadakan upacara ruwatan. Walaupun papa mamaku bukan orang Jawa Tulen (Tionghoa), tapi mereka percaya bahwa upacara ruwatan bisa menolak bahaya.

Selama dua tahun aku baik-baik saja. Tak ada lagi kejadian percobaan pemerkosaan atas diriku. Hanya kalau colak-colek sih memang masih sering terjadi, tapi selama masih sopan tak apalah. Tapi ketika aku duduk di bangku kelas tiga SMU. Kejadian itu terulang lagi. Teman sekelasku mengajakku berdugem ria ke diskotik.

Aku pikir tak apalah sekali-kali, biar nggak kuper. Ini kan Jakarta, pikirku saat itu. Aku memang tak ikut minum-minum yang berbau alkohol, tapi aku tak tahu kalau jus jeruk yang aku pesan telah dimasuki obat tidur oleh temanku itu. Waktu dia menyeretku ke mobilnya aku masih sedikit ingat.

Waktu dia memaksa menciumku aku juga masih ingat. Lalu dengan segala kekuatan yang tersisa aku berusaha berontak dan menjerit-jerit minta tolong. Aku kembali beruntung karena suara teriakanku terdengar oleh security diskotik yang kemudian datang menolongku. Sejak itu aku merasa tak betah tinggal di Jakarta. Akhirnya aku segera dipindahkan ke Yogyakarta, tinggal bersama keluarga tanteku sambil terus melanjutkan sekolah.

Awalnya ketenangan mulai mendatangiku. Hidupku berjalan secara wajar lurus teratur. Tanpa ada gangguan yang berarti, apalagi gangguan kejiwaan tentang trauma perkosaan. Aku sibuk sekolah dan juga ikutan les privat bahasa Inggris. Tapi memasuki bulan kelima peristiwa itu benar-benar terjadi.

Aku benar-benar diperkosa, dan yang lebih kelewat batas. Bukannya lelaki yang memperkosaku, tapi wanita. Yah, aku diperkosa lesbian!! Dan lebih menyakitkan, yang melakukannya adalah guru privatku sendiri. Namanya Mishel Kofl. Umurnya 25 tahun, tujuh tahun diatasku. Ia orang Wales yang sudah tujuh tahun menetap di Indonesia. Jadi Mishel, begitu aku memanggilnya, cukup fasih berbahasa Indonesia. Mishel tinggal tak sampai satu kilometer dari tempatku tinggal.

Aku cukup berjalan kaki jika ingin ke rumah kontrakannya. Kejadian itu bermula pada saat aku datang untuk les privat ke tempat Mishel. Kadangkala aku memang datang ke tempat Mishel kalau aku bosan belajar di rumahku sendiri, itupun kami lakukan dengan janjian dulu. Sebelum kejadian itu aku tidak pernah berpikiran macam-macam ataupun curiga kepada Mishel. Sama sekali tidak! Memang pernah aku menangkap basah Mishel yang memandangi dadaku lekat-lekat, pernah juga dia menepuk pantatku.

Tapi aku kira itu hanya sekedar iseng saja. Siang itu aku pergi ke tempat Mishel. Ditengah jalan tiba-tiba hujan menyerang bumi. Aku yang tak bawa payung berlari-lari menembus hujan. Deras sekali hujan itu sampai-sampai aku benar-benar basah kuyup. Sampai di rumah Mishel dia sudah menyongsong kedatanganku.

Heran aku karena Mishel masih mengenakan daster tipis tak bermotif alias polos. Sehingga apa yang tersimpan di balik daster itu terlihat cukup membayang. Lebih heran lagi karena Mishel menyongsongku sampai ikut berhujan-hujan. “Aduh Mel, kehujanan yah? Sampai basah begini..” sambutnya dengan dialek Britishnya. “Mishel, kenapa kamu juga ikut-ikutan hujan-hujanan sih, jadi sama-sama basah kan.” “Nggak apa-apa nanti saya temani you sama-sama mengeringkan badan.”

Kami masuk lewat pintu garasi. Mishel mengunci pintu garasi, aku tak menaruh kecurigaan sama sekali. Bahkan ketika aku diajaknya ke kamar mandinya, aku juga tak punya rasa curiga. Kamar mandi itu cukup luas dengan perabotan yang mahal, walau tak semahal milik tanteku. Di depanku nampak cermin lebar dan besar sehingga tubuh setiap orang yang bercermin kelihatan utuh. “Ini handuknya, buka saja pakaian you. Aku ambilkan baju kering, nanti you masuk angin.” Mishel keluar untuk mengambil baju kering.

Aku segera melepas semua pakaianku, kecuali CD dan BH lalu memasukkannya ke tempat pakaian kotor di sudut ruangan. “Ini pakaiannya,” Aku terperanjat. Mishel menyerahkan baju kering itu tapi tubuh Mishel sama sekali tak memakai selembar kain pun. Aku tak berani menutup muka karena takut Mishel tersinggung. Tapi aku juga tak berani menatap payudara Mishel yang besar banget. Kira-kira sebesar semangka dan nampak ranum banget, tanda ingin segera dipetik.

Berani taruhan, milik Mishel nggak kalah sama milik si superstar Pamela Anderson. “Lho kenapa tidak you lepas semuanya?” tanya Mishel tanpa peduli akan rasa heranku. “Mishel, kenapa kamu nggak pakai baju kayak gitu sih?” Mishel hanya tersenyum nakal sambil sekali-sekali memandang ke arah dadaku yang terpantul di cermin.

Kemudian Mishel melangkah ke arahku. Aku jadi was-was, tapi aku takut. Aku kembali teringat pada peristiwa percobaan pemerkosaanku. Mishel berdiri tegak di belakangku dengan senyum mengembang di bibir tipisnya. Jemarinya yang lentik mulai meraba-raba mengerayangi pundakku. “Mishel! Apa-apaan sih, geli tahu!” Aku menepis tangannya yang mulai menjalar ke depan. Tapi secepat kilat Mishel menempelkan pistol di leherku. Aku kaget banget, tak percaya Mishel akan melakukan itu kepadaku. “Mishel, jangan main-main!” aku mulai terisak ketakutan. “It’s gun, Mel and I tak sedang main-main. Aku ingin you nurut saja sama aku punya mau.” Ujar Mishel mendesis-desis di telinga. “Maumu apa Mishel?” “Aku mau sama ini.. ini juga ha..ha..” “Auh..”

Seketika aku menjerit ketika Mishel menyambar payudaraku kemudian meremas kemaluanku dengan kanan kirinya. Tahulah aku kalau sebenarnya Mishel itu sakit, pikirannya nggak waras khususnya jiwa sex-nya. Buah dadaku masih terasa sakit karena disambar jemari Mishel. Aku harus berusaha menenangkan Mishel. “Mishel ingat dong, aku ini Melinda. Please, lepaskan aku..” “Oh.. baby, aku bergairah sekali sama you.. oh.. ikut saja mau aku, yah..” Mishel mendesah-desah sambil menggosok-gosokkan kewanitaannya di pantatku. Sedangkan buah dadanya sudah sejak tadi menempel hangat di punggungku.

Matanya menyipit menahan gelegak birahinya. “Mishel, jangan dong, jangan aku..” Muka Mishel merah padam, matanya seketika terbelalak marah. Nampaknya ia mulai tersinggung atas penolakanku. Ujung pistol itu makin melekat di dekat urat-urat leherku. “You can choose, play with me or.. you dead!” Aah.. Dadaku serasa sesak. Aku tak bisa bernafas, apalagi berfikir tenang. Tak kusangka ternyata Mishel orang yang berbahaya. “Okey, okey Mishel, do what do you want. Tapi tolong, jangan sakiti aku please..” rintihku membuat Mishel tertawa penuh kemenangan. Wajah wanita yang sebenarnya mirip dengan Victoria Beckham itu semakin nampak cantik ketika kulit pipinya merah merona. Mishel meletakkan pistolnya di atas meja.

Kemudian dia mulai menggerayangiku. Mishel mulai mencumbui pundakku. Merinding tubuhku ketika merasakan nafasnya menyembur hangat di sekitar leherku, apalagi tangannya menjalar mengusap-usap perutku. Udara dingin karena CD dan BHku yang basah membuatku semakin merinding.

Jemari Mishel yang semula merambat di sekitar perut kini naik dan semakin naik. Dia singkapkan begitu saja BHku hingga kedua bukit kembarku itu lolos begitu saja dari kain tipis itu. Setiap sentuhan Mishel tanpa sadar aku resapi, jiwaku goyah ketika jari-jari haus itu mengusap-usap dengan lembut.

Aku tak tahu kalau saat itu Mishel tersenyum menang ketika melihatku menikmati setiap sentuhannya dengan mata tertutup. “Ah.. ehg.. gimana baby sweety, asyik?” kata Mishel sambil meremas-remas kedua buah dadaku. “Engh..” hanya itu yang bisa aku jawab. Deburan birahiku mulai terpancing. “Engh..” aku mendongak-dongak ketika kedua puting susuku diplintir oleh Mishel “Juude..ohh..” Aku tak tahan lagi kakiku yang sejak tadi lemas kini tak bisa menyangga tubuhku.

Akupun terjatuh ke lantai kamar mandi yang dingin. Mishel langsung saja menubrukku setelah sebelumnya melucuti BH dan CDku. Kini kami sama-sama telah telanjang bagai bayi yang baru lahir. “You cantik banget Mel, ehgh..” Mishel melumat bibirku dengan binal. “Balaslah Mel, hisaplah bibirku.” Aku balas menghisapnya, balas menggigit-gigit kecil bibir Mishel. Terasa enak dan berbau wangi.

Mishel menuntun tanganku agar menyentuh buah dadanya yang verry verry montok. Dengan sedikit gemetar aku memegang buah dadanya lalu meremas-remasnya. “Ah.. ugh.. Mel, oh..” Mishel mendesis merasakan kenikmatan remasan tanganku. Begitupun aku, meletup-letup gairahku ketika Mishel kembali meremas dan memelintir kedua bukit kembarku. “Teruslah Mel, terus ..” Lalu Mishel melepaskan ciumannya dari bibirku. “Agh.. Oh.. Juude..” Aku terpekik ketika ternyata Mishel mengalihkan cumbuannya pada buah dadaku secara bergantian.

Buah dadaku rasanya mau meledak. “Ehg.. No!!” teriakku ketika jemari Mishel menelusuri daerah kewanitaanku yang berbulu lebat. “Come on Girl, enjoy this game. Ini masih pemanasan honey..” Pemanasan dia bilang? Lendir vaginaku sudah mengucur deras dia bilang masih pemanasan.

Rasanya sudah capek, tapi aku tak berani menolak. Aku hanya bisa pasrah menjadi pemuas nafsu sakit Mishel. Walau aku akui kalau game ini melambungkan jiwaku ke awang-awang. Mishel merebahkan diri sambil merenggangkan kedua pahanya. Bukit kemaluannya nampak jelas di pangkal paha. Plontos licin. Lalu Mishel memintaku untuk mencumbui vaginanya.

Mulanya aku jijik, tapi karena Mishel mendorong kepalaku masuk ke selakangannya akupun segera menciumi kewanitaan Mishel. Aroma wangi menyebar di sekitar goa itu. Lama kelamaan aku menciuminya penuh nafsu, bahkan makin lama aku makin berani menjilatinya. Juga mempermainkan klitnya yang mungil dan mengemaskan. “Ahh.. uegh..” teriak Mishel sedikit mengejan.

Lalu beberapa kali goa itu menyemburkan lendir berbau harum. “Mel, hisap Mel.. please..” rengek Mishel. Sroop.. tandas sudah aku hisap lendir asin itu. Suur.. kini ganti vaginaku yang kembali menyemburkan lendir kawin. “Mishel aku keluar..” ujarku kepada Mishel. “Oya?” Mishel segera mendorongku merebah di lantai.

Lalu kepalanya segela menyusup ke sela-sela selakanganku. Gadis bule itu menjilati lendir-lendir yang berserakan di berbagai belantara yang tumbuh di goa milikku. Aku bergelinjangan menahan segala keindahan yang ada. Mishel pandai sekali memainkan lidahnya. Menyusuri dinding-dinding vaginaku yang masih perawan. “Aaah..” kugigit bibirku kuat kuat ketika Mishel menghisap klit-ku, lendir kawinkupun kembali menyembur dan dengan penuh nafsu Mishel menghisapinya kembali. “Mmm.. delicious taste…” Gumamnya.

Mishel segera memasukkan batang dildo yang aku tak tahu dari mana asalnya ke dalam lubang kawinku. “Ahh..!! Mishel sakit..” “Tahan sweety.. nanti juga enak..” Mishel terus saja memaksakan dildo itu masuk ke vaginaku. Walaupun perih sekali akhirnya dildo itu terbenam juga ke dalam vaginaku. Mishel menggoyang-goyangkan batang dildo itu seirama.

Antara perih dan nikmat yang aku rasakan. Mishel semakin keras mengocok-ngocok batang dildo itu. Tiba-tiba tubuhku mengejang, nafasku bagai hilang. Dan sekali lagi lendir vaginaku keluar tapi kali ini disertai dengan darah. Setelah itu tubuhku pun melemas. Air mataku meleleh, aku yakin perawanku telah hilang.

Aku sudah tak pedulikan lagi sekelilingku. Sayup-sayup masih kudengar suara erangan Mishel yang masih memuaskan dirinya sendiri. Aku sudah lelah, lelah lahir batin. Hingga akhirnya yang kutemui hanya ruang gelap. Esoknya aku terbangun diatas rajang besi yang asing bagiku. Disampingku selembar surat tergeletak dan beberapa lembar seratus ribuan.

Ternyata Mishel meninggalkannya sebelum pergi. Dia tulis dalam suratnya permintaan maafnya atas kejadian kemarin sore. Dan dia tulis juga bahwa dia takkan pernah kembali untuk menggangguku lagi. Aku pergi dari rumah kontrakan terkutuk itu seraya bertekad akan memendam petaka itu sendiri.


http://202.95.10.206/


CERITA NGEWE DENGAN ANAK BOS BODY MONTOK

http://202.95.10.206/

Namaku Fritanto Umur25 tahun aku bekerja diperusahaan Proyek pembangunan Mall dan Hotel aku masih lajang aku masih memiliki nafsu yang sangat mengebuh2 dikarenakan hanya bisa melampiaskan dengan coli, Tetapi semenjak kenal dengan Dita Aku menjadi berubah dan melalukan hubungan tubuh hampir setiap hari.

Dita adalah anak Bosku, umurnya maish 22 tahun dia kuliah diuniversitas ternama Dibandung, tubuhnya Bagus, Mulus, Dadanya montok, Pantatnya bahenol Semua serba Padat dan sintal siapa yang tidak tahan melihat tubuhnya. ditambah lagi setiap Dita kekantor aku melihat dia sering memakai rok yang hampir naik sampai pangkal pahanya membuat kontolku setiap pagi selalu ngaceng, tak jarang aku berusaha mengintip isi dalaman roknya.

Suatu hari Ketika aku sampaidi kantor, Aku melihat Dita sedang duduk sendiri tetapi tidak merapatkan kakinya malah agak sedikit dibuka lebar sehingga pahanya yang putih mulus dan memeknya yang ditutupi kegelapan rok pun terlihat, Nafsuku terpancing dan membara ingin sekali kuciumin pahanya.

Setelah beberapa hari berturut2 aku mengawasi tingkahnya dan kondisi, ini saatnya aku harus menikmati tubuhnya yang mulus idamanku sekali. Kuperkosa dia kamar mandi dan kugiring dia kedalam kantornya lalu kuentot

“Selamat pagi Dek Dita” Sapaku

“Ehh..iyah Selamat pagi pak Tanto” jawabnya

“Makin hari makin cantik aja yah dek, Malahan nambahh montok”

“Hehe, Bisa aja.. iyah nih sekarang makin berisi lihat aja rokku udah nggak muat nampung pantatku” katanya sambil mengelus2 pantatnya tetapi menghadap ke aku. Ketika kulihat sungguh indahnya bongkahan danging kenyal itu, Begitu Semok dan Padat membuatku semakin panas menikmati tubuhnya

“Iyah neng, apalagi waktu kamu jalan pantat kamu lengak-lengok” kataku

“Sudahh ahh, Yaudah aku mau kebelakang dulu pak” pamitnya langsung jalan.

Dengan penasaran kuikuti kemana dia tuju, lalu kulihat dia akan masuk kekamar mandi Niat jahatku pun mulai keluar aku ingin memperkosanya dikamar mandi karena dibelakang cukup sepi. kuikuti pelan2 sampai akhirnya aku tepat waktu dia masuk kekamar mandi lalu kututup mulutnya dan kukuci cepat pintu, kusingkapkan Roknya yang tipis ternyata dia sudah tidak memakai CD dari tadi langsung kubelai bibir memeknya yang tebal dita hanya bisa merontah tetapi tidak teriak!

“Sshhhh Jangann, Janngann!! Aaahh Jangann perkosa aku pak tanto!”mohonnya tetapi aku tidak perduli lalu mengangkatnya keatas wastafel sambil menurunkan celana dalamnya

Sudahh Dita, Kamu jangan teriak dan melawan yah.. Aku tau kamu juga pengen” kataku

“Aahh, Pakk! Kenapa harus kasar gini? kalau baik2 kan aku mau Pak!” jawabnya tak sadar sudah mengangkang

Aku tak tahan lagi langsung kujalan tubuh Dita aku pun mulai menciumi lehernya. Rina mendongakkan kepala sambil memejamkan mata, dan tanganku pun mulai meremas kedua buah dadanya.

Nafas Dita makin terengah, dan tanganku pun masuk ke antara dua pahanya. Memeknya sudah basah, dan jariku mengelus belahan yang membayang.

“Uuuhh.. mmhh..Aahhss” Dita menggelinjang.

Kesadaranku yang tinggal sedikit seolah memperingatkan bahwa yang sedang kucumbu adalah seorang gadis SMP, tapi gariah cerita bokep ku sudah sampai ke ubun-ubun dan aku pun menarik lepas dasternya dari atas kepalanya.

Aku segera mengulum puting susunya yang merah muda, berganti-ganti kiri dan kanan hingga dadanya basah mengkilap oleh ludahku. Tangan Dita yang mengelus belakang kepalaku nampaklah bukit kemaluannya yang baru ditumbuhi rambut jarang. Bulu yang sedikit itu sudah nampak mengkilap oleh cairan kemaluan Dita. Aku pun segera membenamkan kepalaku ke tengah kedua pahanya.

“Ehh.. mmaahh..Uuuhh Ashhh ooohh,” tangan Dita meremas sofa dan pinggulnya menggeletar ketika bibir kemaluannya kucium.

Sesekali lidahku berpindah ke perutnya dan mengemut perlahan.

“Ooohh.. aduuhh..,” Dita mengangkat punggungnya ketika lidahku menyelinap di antara belahan kemaluannya yang masih begitu rapat.

Lidahku bergerak dari atas ke bawah dan bibir kemaluannya mulai membuka. Sesekali lidahku akan membelai kelentitnya dan tubuh Dita akan terlonjak dan nafas Dita seakan tersedak. Tanganku naik ke dadanya dan meremas kedua bukit dadanya. Putingnya sedikit membesar dan mengeras.

Ketika aku berhenti menjilat dan mengulum, Dita tergeletak terengah-engah, matanya terpejam. Tergesa aku membuka semua pakaianku, dan kemaluanku yang tegak teracung ke langit-langit, kubelai-belaikan di pipi Dita.

“Mmmhh.. mmhh.. oohhmm..,” ketika Dita membuka bibirnya, kujejalkan kepala kemaluanku.

Tanganku berganti-ganti meremas dadanya dan membelai kemaluannya.

Segera saja kemaluanku basah dan mengkilap. Tak tahan lagi, aku pun naik ke atas tubuh Rina dan bibirku melumat bibirnya.

Dengan tangan, kugesek-gesekkan kepala kemaluanku ke celah di selangkangan Dita dan sebentar kemudian kurasakan tangan Rina menekan pantatku dari belakang.

“Ohhmm, mam.. msuk.. hh.. msukin.. Omm.. hh.. ehekmm..”

Perlahan kemaluanku mulai menempel di bibir liang kemaluannya, dan Rina semakin mendesah-desah. Segera saja kepala kemaluanku kutekan, tetapi gagal saja karena tertahan sesuatu yang kenyal. Aku pun berpikir, apakah lubang sekecil ini akan dapat menampung kemaluanku yang besar ini.

Tetapi dengan dorongan nafsu yang besar, aku pun berusaha. Akhirnya usahaku pun berhasil. Dengan satu sentakan, tembuslah halangan itu. Rina memekik kecil, dahinya mengernyit menahan sakit. Kuku-kuku tangannya mencengkeram kulit punggungku. Aku menekan lagi, dan terasa ujung kemaluanku membentur dasar padahal baru 3/4 kemaluanku yang masuk.

Sebentar kemudian kernyit di dahi Rina menghilang, dan aku pun mulai menarik dan menekankan pinggulku. Rina mengernyit lagi, tapi lama kelamaan mulutnya menceracau.

“Aduhh.. sshh.. iya.. terusshh.. mmhh.. aduhh.. enak.. Oomm..”

Aku merangkulkan kedua lenganku ke punggung Dita lalu membalikkan kedua tubuh kami hingga Dita sekarang duduk di atas pinggulku. Nampak 3/4 kemaluanku menancap di kemaluannya. Tanpa perlu diajarkan, Dita segera menggerakkan pinggulnya, sementara jari-jariku berganti-ganti meremas dan menggosok dada, kelentit dan pinggulnya, dan kami pun berlomba mencapai puncak.

Lewat beberapa waktu, gerakan pinggul Dita makin menggila dan ia pun membungkukkan tubuhnya dan bibir kami berlumatan. Tangannya menjambak rambutku, dan akhirnya pinggulnya menyentak berhenti. Terasa cairan hangat membalur seluruh batang kemaluanku.

Setelah tubuh Dita melemas, aku mendorong ia telentang. Dan sambil menindihnya, aku mengejar puncakku sendiri. Ketika aku mencapai klimaks, Dita tentu merasakan siraman air maniku di liangnya, dan ia pun mengeluh lemas dan merasakan orgasmenya yang ke dua.

Sekian lama kami diam terengah-engah, dan tubuh kami yang basah kuyup dengan keringat masih saling bergerak bergesekan, merasakan sisa-sisa kenikmatan orgasme cerita bokep.

“Aduh, Maass tantttoo. Dita lemes. Tapi enak banget.”

Aku hanya tersenyum sambil membelai rambutnya yang halus. Satu tanganku lagi ada di pinggulnya dan meremas-remas. Kupikir tubuhku yang lelah sudah terpuaskan, tapi segera kurasakan kemaluanku yang telah melemas bangkit kembali dijepit liang vagina Dita yang masih amat kencang.


http://202.95.10.206/

Minggu, 09 Juli 2023

BERCINTA DENGAN GADIS BERHIJAB MEMANG NIKMAT


http://202.95.10.206/

Ini ceritaku entah beberapa bulan lalu ketika sore aku sedang menghabiskan waktu selepas bekerja disebuah mall di Jakarta.Penat bekerja seharian dan jalanan yang sangat macet membuatku untuk rilex sebentar kesebuah pusat perbelanjaan sekedar untuk minum kopi.Akupun memesan sebuah kopi dan duduk disebuah sudut restoran.

Sambil minum aku menikmati pemandangan mall yang sungguh berbeda dari kantorku.Sangat nyaman rasanya,tapi pandanganku beralih sekitar 2 meja didepanku,duduk dua orang siswi SMU lengkap dengan baju seragamnya.Mereka tertawa-tawa ceria.Setelah kuperhatikan lebih seksama lagi ternyata mereka sungguh manis,dan astaga ternyata mereka kembar.

Sekilas aku tak bisa membedakan antara 2 gadis remaja itu.Dua-duanya berwajah cantik,putih dan mulus.Sungguh wajah yang enak dipandang.Selain itu keduanya juga punya tubuh mungil,dengan dada yang tak begitu besar namun montok dan menantang yang mereka coba sembunyikan dibalik seragam SMU lengan panjang yang agak longgar dengan jilbab tipis yang tidak terlalu panjang namun cukup menutup buah dada mereka,lengkap dengan rok panjang abu-abunya.

Uhh sungguh gadis2 berjilbab yang mungil dan sangat menggemaskan.entah kenapa aku tak bisa melepaskan pandanganku dari wajah dan payudara kedua gadis berjilbab tersebut tanpa kusangka salah satu gadis melihatku.,tampaknya dia tahu kalau dari tadi aku sedang menikmati tubuhnya,lalu dia tersenyum padaku.

Ah kesempatan pikirku,lalu kudekati saja meja mereka."Selamat siang nih adik-adik,lagi pada ngapain nih??"tanyaku. "Siang juga om"jawab mereka bersamaan sambil tersenyum."Lagi iseng-iseng aja om,abis dari sekolah"jawab yang satu."Om boleh duduk disini ga?"tanyaku dengan sopan."Boleh dong om,silahkan" jawab yang satu lagi."Om boleh kenalan kan??"tanyaku."Hihihi...iya boleh donk om..."jawabnya "Aku Yani,yang ini saudaraku Yuni"jawabnya sambil tersenyum.

Setelah kuperhatikan kedua gadis berjilbab ini mengenakan aksesoris yang lumayan mahal dari bros untuk pentil jilbab mereka,sampai cincin,gelang,jam tangan bahkan handpone seri terbaru.Wah keliatannya mereka betul2 anak2 dari kalangan atas."Kalian saudara kembar kan?" berapa nih usianya??"tanyaku penasaran."Iya om...kita sekarang 16 tahun sebentar lagi 17 tahun" "ooh... udah gede-gede ya"kataku sambil melirik payudara Yani,uh penisku perlahan-lahan mengeras,membayangkan bisa meremas remas empat buah payudara dibalik jilbab gadis ini. "yaiyalah om, kan udh sma" jawab Yuni yang tak sadar apa yang sebenarnya aku maksud."Kalian nggak pulang,udah sore begini masa gadis2 cantik seperti kalian masi belum pulang" "om bisa aja ah,masih mau minum2 dulu om bentar lagi juga pulang" jawab yani sambil ngobrol kuperhatikan kedua gadis ini,walaupun kembar namun aku mulai bisa membedakan antara Yani dan Yuni.

Yani yang berusia lebih tua beberapa menit dari Yuni ini memiliki buah dada yang sedikit lebih besar dari adiknya.selebihnya tak ada perbedaan. "ah seandainya bisa kutelanjangi kedua gadis berjilbab ini,apa mungkin rasa jepitan vagina 2 orang saudara kembae berbeda yah"kataku dalam hati yang sudah penuh nafsu."Kalian sudah punya pacar belum?"tanyaku."Yani udah tuh om,nama pacarnya adi,hihi...""Iiih apaan sih Yun,dia tuh cuman temen deket aja juga..."katanya malu kulihat ada yang aneh dengan kedua remaja berjilbab ini.

Mengapa sepertinya sangat mudah akrab dengan orang yang belum dikenal seperti aku.Aku mulai berpikir sepertinya dua gadis ini.Akupun mulai mengeluarkan jurus mautku."Kalian udah pernah pacaran kan?" "Iya udah om...tapi ya gitu deh namanya juga anak sma". jawab Yuni "Umm tapi maaf nih yah,kalian udah pernah begitu belum??" tanyaku sambil tersenyum nakal.

Yani sedikit kaget “begitu gimana om??” “umm begini.. kayak ciuman pelukan, dan main2 itu sama pacar kalian belum” Sejenak mereka kaget dengan pertanyaanku lalu gita balas menjawab “Iiiih…om apaan sih…kok nanyanya begituan” “Ya kan om mau tau ??” Mereka terdiam sejenak kemudian saling berbisik. “Emang bener om mau tau ???” tanya Yani menggoda. “ya iya dong dik Yani yang cantik” kataku sambil mengedipkan mata sepertinya mereka sadar maksud gerak gerikku, lalu dengan tersenyum nakal Yuni menjawab. “om, kalau mau kita bisa jalan2 sama om tapi kaloo…” Yuni berhenti berbicara lalu mengambil handponnya dan mengetik lalu memberikan handponnya padaku.

Astaga pikirku,inilah saatnya.saat yang dari tadi kunantikan.Yuni ternyata meminta sejumlah uang dan persyaratan.kesempatan ini tak boleh kulewatkan.Akupun tersenyum lebar dan jantungku semakin berdegup kencang.Tiba2 aku tersadar suatu hal "eh maaf ya yani,yuni,kalo kalian mau nemenin om kok kenapa kalian memakai jilbab""oh ini,ini kan ketentuan wajib disekolah harus pakai jilbab om" jawab yuni oh aku menyadari segala sesuatunya,kenapa menjelang malam hari kerja kedua gadis berjilbab ini masi dipusat perbelanjaan,kenapa mereka memakai barang mahal,kenapa mereka mudah sekali untuk diajak ngobrol sampai ke hal2 yang nakal. "ok kalo gitu yuk kita pergi,om ke atm dulu  ngambil uang saku untuk gadis2nya om"kataku sambil mengedipkan mata yang dijawab dengan sedikit tawa dan tatapan nakal.

Sekitar jam 6 sore,aku bersama kedua gadis berjilbab ini keluar dari mall dan menuju sebuah atm dibasement mall tersebut.Ternyata basement tersebut agak sepi,hanya berisi mobil2 dan beberapa supir,tukang parkir dan satpam yang sempat memandangku iri,karena aku asyik bercanda dengan kedua gadis berjilbab ini.

Atm tersebut ternyata cukup tertutup,dengan ruangan cukup besar.Akupun mulai mengakses mesin tersebut sambil berbincang2 dengan kedua gadis berjilbab ini.Sambil memencet tombol2 aku lirik keadaan diluar,tampaknya posisiku cukup tertutup dan tak ada orang yang melihat,ah aku yang sudah tak tahan dari tadi mulai melancarkan aksiku.

Kedua gadis berjilbab ini berdiri dikanan kiriku, sambil menunggu mesin atm bekerja, aku tarik kedua tanganku kebelakang lalu meremas2 kedua buah pantat gina dan gita yang kenyal itu. “ iihh om nakal, masi dibasement juga” jawab gita dan sebuah cubitan kecil dipinggangku oleh gina. “Iya deh iya deh om nggak nakal” jawabku sambil menarik tanganku dari pantat kedua gadis ini, lalu kurangkul pinggang kedua gadis berjilbab ini dan menarik mereka kearah tubuhku, uhhhh payudara payudara dibalik jilbab kedua gadis berjilbab ini sungguh sama kenyal dan nikmatnya. “ihhh si om ini nakal banget sih” kata mereka dengan senyum manja.

Lalu tanganku mulai meraba naik kepunggungnya lalu bergeser masuk keketiak mereka menyelusup kebelakang jilbab mengikuti alur bh mereka dan menggenggam payudara payudara gadis gadis ini yang tidak bersentuhan dengan dadaku.” iiiiihh si ooomm daritadi bandel banget sihhh” kata gina sambil kedua gadis ini mencoba melepaskan diri dari genggaman tanganku pada buah dada mereka. “duh gina gita, jangan begitu dong, ini uangnya” kataku ketika tiba2 mesin atm tersebut mengeluarkan uang beberapa juta rupiah” akupun mengambil uang tersebut lalu memperlihatkan uang tersebut kepada mereka, tampaknya kali ini mereka luluh dan mata mereka tampak berbinar2 melihat uang yang cukup banyak tersebut dan mulai tersenyum genit.

Akupun dengan nakalnya menyampirkan jilbab gina dan gita kepundaknya lalu membuka 3 buah kancing paling, dan kulihat yang daritadi membuat penisku sangat keras, empat buah payudara gadis smu yang sangat menggemaskan terbungkus bra yang sangat sexy dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, akupun menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah kedalam bra mereka sambil merasakan kenyalnya payudara mereka lalu aku lanjutkan dengan meremas2 payudara montok kedua gadis ini. “uhhhh, dada gina lebih besar sedikit tapi sama nikmatnya dan sama cantiknya dengan gita, om udah bener bener nggak kuat nih, ini uangnya dp dulu yah nanti kalo udah selese nemenin om semua uang ini boleh kalian miliki” kataku dengan penuh nafsu.

Gita dan ginapun hanya tersenyum genit sambil keenakan menikmati remasan demi remasan dan plintiran pada payudara dan putting mereka. Tanpa disadari ada orang mengetuk pintu atm. Kami bertigapun kaget bukan kepalang, aku baru menyadari ada orang antri menunggu dari tadi.

Akupun segera menarik kedua tanganku dari payudara mereka, gita dan ginapun kaget luar biasa dan langsung mengancingkan kembali baju mereka dan menjulurkan jilbab mereka untuk menutupi buah dada montoknya. “ih om si, untung nggak dibuka pintunya kan malu om” kata gita “iya deh maaf, tapi om udah nggak kuat nih, kita cari tempat yuk nanti disambung lagi deh ditempat om” kataku “ih si om, kita cantik sih jadi om nggak kuat deh” kata gina dan disambut tawa mereka cekikian. “yaudah, yuk, eh ayo gandeng tangan om dong” bisikku manja kekeduanya kamipun keluar dari kotak atm yang sudah ditunggu 3 orang yang mengantri dari tadi.

Mereka tampak kesal namun agak kaget ketika melihat seorang lelaki digandeng dua orang gadis smu kembar yang masih segar dan berjilbab. Ah biarin ajah, emang gua pikirin, akupun menarik kedua daun muda yang sungguh menggemaskan ini kesudut lapangan parkir tempat mobilku berada yang jauh dari tempat tunggu supir dan satpam. Sambil berjalan kedua lengan atasku merasakan lembutnya bagian luar buah dada gina dan gita yang terus bersenggolan dengan tanganku yang mereka rangkul.

Aduh sungguh nikmat rasanya, batang penisku semakin tak kuat ingin segera menikmati kedua gadis kembar ini. Gedung parkir di mall ini hanya setengah mobil kebawah yang tertutupi tembok, selebihnya hanya ditutupi oleh kawat2 besi sehingga walaupun gelap namun samar2 bisa terlihat dari luar gedung parkir.

Ide gilapun muncul dikepalaku aku akan menikmati kedua gadis berjilbab ini ditempat terbuka sebelum nanti kutelanjangi, kumandikan dan kusabuni setiap inci tubuh mereka dirumahku nanti. Setelah sampai disudut tempat mobilku diparkir akupun mendorong perlahan kedua gadis berjilbab ini hingga bersandar ditembok dengan kedua tanganku menekan sebuah payudara gina dan gita. “gina, gita, kita main disini dulu yuk, kan gelap nggak ada orang, om udah nggak tahan nih, nanti uang jajannya om tambah deh, tapi nanti malem main kerumah om dulu kita main2 lagi, besok pagi baru om anter kesekolah, gimana?” gita dan gina hanya berpandangan lalu salah satunya mengangguk, “boleh om tapi ati2 yah kalo ada orang, kan malu om diliatin orang” akupun tersenyum dan tanpa basa basi langsung kusampirkan jilbab gina dan gita, langsung kubuka kancing2 bajunya dan kubuka seragam sekolah mereka, dan langsung kulepas bra mereka, kulemparkan bra mereka kejok belakang mobilku lalu kupakaikan kembali baju seragam mereka tanpa kukancingi lagi, sungguh indah tubuh saudara kembar ini.

Dengan jilbab putih yang masih mereka kenakan dan payudara yang putih dan empat buah putting berwarna coklat yang kecil sungguh indah sekali, akupun tak mampu menahan nafsuku, segera kumainkan empat buah payudara gadis kembar ini bergantian, dari remasan, plintiran pada puting2 payudara mereka hingga hisapan hisapan dan gigitan2 kecil membuat mereka menggelinjang mendesah menikmati permainanku. Lalu kuhentikan permainanku, kuperintahkan kedua gadis ini untuk mengangkat kedua roknya perlahan.

Pelan2 kulihat kaki mungil mereka yang dibungkus sepatu dan kaus kaki menutup betis mereka, lutut, dan aww, paha paha yang putih dan mulus lalu kemaluan yang masih tertutup celana dalam putih yang tipis. Aku sungguh tak kuat, langsung kutarik turun celana dalam mereka dan kupandangi vagina gina dan gita yang kecil karena umur mereka yang masih 16 tahun.

Kuambil celana dalam mereka dan kulemparkan ke jok belakang mobil. Lalu kututup pintu mobilku. “ lho om kok kita nggak dimobil om ajah, kan takut ada yang ngeliat om” kata gita khawatir dengan keadaanya yang berjilbab namun baju seragam yang terbuka yang memperlihatkan dua buah payudaranya yang menggantung sambil mengangkat rok sampai pinggang yang memperlihatkan vaginanya. “Nggak papa gina, nanti kamu tau, jauh lebih nikmat rasanya kalo ditempat begini lho” kataku sambil menarik kedua gadis itu dan kusuruh duduk dikap depan mobilku yang posisinya didinding lapangan parkir, yang hanya tertutup jeruji2 besi dan tampak dari luar samar2. “iii om malu” jawab gita sambil duduk dan menutup rok dan bajunya sambil melipat tangan didadanya.

Tampak didepanku dua orang gadis kembar berjilbab yang siap kunikmati beberapa saat lagi, disebuah gedung parkir, dan gilanya lagi walaupun agak gelap tapi pasti secara samar2 terlihat dari jalan raya diluar gedung. Tanpa memperdulikan ucapan gita akupun menarik kepala kedua gadis berjilbab ini dan mencium bibir merkea bersamaan, ah nikmat rasanya saat mencium mereka bersamaan.

Tampaknya mereka menyukainya, lalu tanpa basa basi kuangkat rok sekolah gina dan kujilat2 vaginanya, juga tangan kananku masuk kedalam rok diantara kaki gita dan mengelitik vagina dan klitorisnya sambil aku memuaskan kakaknya. Kedua gadis berjilbab ini hanya bisa menggelinjang dan mendesah pelan, perlahan nafsu mulai merasuki keduanya yang tampaknya sudah tak malu lagi dan mulai meremas remas payudara mereka sendiri. Kurasakan cairan mulai membasahi vagina kedua saudara kembar ini.

Akupun semakin tak tahan, langsung kubuka celanaku dan mengeluarkan penisku dan kumasukkan kedalam vagina gina sambil terus mengaduk2 vagina gita dengan 3 buah jariku. Ahh penisku serasa dipijit2 didalam vaginanya. Walaupun sempit tapi ketika mulai kusodok pelan2 serasa tak ada yang menghalangi, ternyata gina sudah tidak perawan lagi, begitujuga dengan gita yang sedari tadi pasrah penuh kenikmatan dengan tiga buah jariku divaginanya.

Akupun dengan cepat memajumundurkan penisku didalam vagina gina bergantian dengan gita. Wajah mereka yang terbungkus jilbab sungguh tampak menggemaskan membuatku semakin bernafsu meremas2 payudara2 mereka. Aku memerintahkan kedua saudara ini untuk menunduk dan bertumpu pada terali2 besi gedung parkir.

Kuangkat rok panjang mereka dan kulipat dan kuselipkan dipinggang mereka, sehingga dengan bebasnya aku bisa melihat pantat, vagina dan bagian kaki gadis gadis ini.Mungkin karnea kedua gadis kembar ini belum orgasme mereka tampak mau melakukan apa saja asalkan terus kuaduk2 vagina mereka. Mereka tak malu walaupun samar2 terlihat dari jalan raya didepan gedung parkir ini.

Akupun semakin bernafsu dengan menyodokkan penisku kedalam vagina gita dan gina bergantian dari belakang sambil kutarik jilbab mereka yang membuat mereka mendongak keatas sambil menikmati hentakan demi hentakan penisku dilubang vagina mereka secara bergantian. Tak lama kemudian gina merintih2 “om oomm remes payudaraku yang keras, terus masukin penisnya cepetan sedikit aku udah nggak tahan mau keluar” akupun yang memang penuh nafsu segera menuruti permintaan gina, kucengkram kedua payudaranya dari belakang, dan kupercepat hentakan penisku jauh lebih dalam ke lubang vaginanya yang membuat gina semakin menjerit2 kecil menikmatinya.

Tiba2 dari jauh kulihat seseorang haltebus yang mengarah kegedung parkir diseberang jalan tampaknya melihat adegan yang kulakukan, dan gina walaupuan daritadi merem melek menikmati permainanku menyadari ada seseorang yang ikut menikmati tubuhnya dari jauh. “om ada orang tuh dihalte ngeliatin kita, tapi aku udah nggak kuat om dikit lagi mau keluaarr.

Ah biarin ajaaaahhh…” jawabnya yang tampak semakin bernafsu karena dilihat orang tersebut. Akupun semakin bernafsu mempertontonkan adegan mesra ini keorang tersebut yang semakin membuatku terpacu.tiba2 “ahhhh ahhhh ahhh” gina merintih dan kurasakan vaginanya mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan akhirnya gina terdiam lemas walaupun aku tetap memacu penisku kevaginanya.

Akupun menghentikan aksiku. “duh om udah nggak kuat, om lanjutin sama gita aja yah..” katanya dengan tersenyum penuh kepuasan. “Iyah nggak papa sayang,tapi kamu disini aja ya temenin om main dengan adikmu ini” kataku sambil menjulurkan rok gina sehingga menutupi bagian bawah tubuhnya lalu kubalikkan tubuhnya kucium mesra, dan kupandangi adiknya. “ihh omm kan udah sama kak gina tadi, aku dicuekin, daritadi udah nggak tahan om” katanya dengan cemberut nakal.

Ternyata walaupun payudara gita sedikit lebih kecil dari kakaknya, namun hasrat sexnya jauh melebihi kakaknya. “gita juga mau om, ayo cepet tu orang dihalte depan lagi ngeliatin, gita udah nggak tahann ayo omm cepettt” kata gita memelas. Wah ternyata adiknya jauh lebih agresif dan maniak dari kakaknya.

Akupun langsung menancapkan penisku kevagina gita dari belakang yang sudah memasang posisi menunduk dengan menumpukan tangannya pada jeruji besi didinding gedung parkir ini.sambil kugenjot vaginanya, kuremas2 payudara kiri gita dari belakang dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kugunakan untuk memeluk gina sambil mencium bibirnya dan meraba2 payudaranya.

Tak disangka gita ternyata begitu exebisionis, dalam genjotanku dia melambaikan tangan dan tersenyum genit kepada lelaki yang menatap aksi kita dari tadi.akupun tak peduli terus saja kupermainkan vaginanya. Tapi lama kelamaan aku bosan dengan posisi ini, kubalikkan tubuh gita, dan kugendong lalu kududukkan ditepi kap depan mobil jeepku dan kusandarkan gina berdiri disampingnya, akupun melanjutkan aksiku menancapkan penisku kevagina gita sambil mencium dan menjilat jilat putting payudaranya bergantian dengan mencium bibir gina kakaknya, sambil tangan kiriku meremas2 payudara gina.

Ohhh sungguh berlipat2 rasanya menikmati tubuh dua orang gadis kembar yang masih mengenakan jilbab putih namun 4 buah payudara mereka terbuka bebas dan sedang kujamah, sedangkan vagina gita sedang kunikmati dengan penisku dan vagina gina sesekali kuremas2 dari balik rok yang kuangkat keatas.

Tak lama kemudian, gitapun mencapai titik puncaknya, dia menggelinjang dan mendongak keatas sambil memeluk kepalaku diantara dua buah payudaranya dengan erat dan tiba2 tiga kali kurasakan semprotan cairan didalam vagina gita bersamaan dengan semprotan spermaku didalamnya.. “aahahhchhhhh ommmm aku ahhhhh” jeritnya… ginapun hanya tersenyum melihat ulah adiknya yang sedang dalam titik puncaknya. Setelah beberapa saat kurapihkan pakaian kedua gadis kembar ini, kurapihkan rok mereka, lalu kukancingkan kembali baju mereka, kujulurkan lagi jilbab mereka menutupi payudara dan vagina yang kini tak mengenakan bh dan celana dalam. “Yuk kita belanja, kita nonton juga yuk, nanti kita lanjut lagi dirumah om yah” kataku genit.

Gina dan gita hanya tersipu malu. Lalu kedua gadis kembar ini kurangkul dan kuajak kedalam mall sambil dengan nakalnya kuraba payudara mereka yang kali ini dengan mudah kuplintir dari luar pakaian mereka putting yang menonjol dibalik bajunya, namun sengaja ditutupi jilbab mereka agar tak ketahuan, namun buah dada buah dada yang tak disanggah itu tampak lebih menggoda bergoyang goyang dibalik pakaian mereka walaupun sudah ditutupi jilbab, gesekan demi gesekan dan remasan tanganku dipayudara mereka sungguh nikmat, walaupun batang kemaluanku sudah lemas, tapi aku masih ingin menikmati tubuh gadis kembar berjilbab ini.

Kamipun masuk kedalam mall dan mulai jaga image, gina dan gita jalan disampingku dengan biasa2 saja agar tak terlalu menarik perhatian.. kamipun menuju bioskop dilantai atas dan membeli tiket film, tapi sebelum masuk ke bioskop, gita mengajak kakaknya ketoilet untuk membersihkan sisa2 cairan vagina dan spermaku yang masih membasahi vaginanya.


http://202.95.10.206/


Sabtu, 08 Juli 2023

MENIKMATI TUBUH GADIS KAMPUNG BERDADA INDAH


http://202.95.10.206/


Dimana waktu itu ada kendala ban mobil yang aku kendarai bocor karena tertusuk paku saat mau keluar kota,dan saat aku mau mengganti ban serepku ternyata kunci roda dua yang aku bawa tidak pas,sial banget hari itu dan aku berjalan 3km untuk menghampiri rumah yang ada mobil angkotnya dan semoga mempunyai kunci yang pas dengan baut mobilku.

"Assalamualaikum...!"sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot,maklum di kampung yang jauh dari kota.

"Walaikumsalam..."terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara.

Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu.Oopss...ternyata ada seorang wanita kira-kira usia 25 tahunan sedang menyusui anaknya.Oh...my god lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran dikampung ini,dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka sedang diisep sama anaknya yang masih berusia balita.

"Maaf mbak,apa saya bisa pinjam kunci roda mobilnya?" tanyaku sambil tak putus mataku memandang sebuah keindahan,serayamengkhayal jika aku yang menikmatinya.Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengganti ban yang bocor dengan ban cadangan.Tentunya dengan alasan mengucapkan terimakasih,kami sempat mengucapkan terimakasih,kami sempat berbincang dan berkenalan.

"Maaf pak,rencanaya mau kemana?"Tanya wanita itu.

"Oh saya mau ke kota bogor dalam rangka tugas kantor"jawabku sekenanya.

"Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara sa yang katanya berdomisili disana,tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan suami saya tidak bisa mengantar karena kendaraan angkotnya masih rusak"Kata wanita itu diamini oleh suaminya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.

Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah,dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu,apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa suami dan anaknya,dengan alasan suaminya masih harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu.Apalagi aku memang hanya sendiri dikendaraanku.

Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Ana.Sampai kami tiba dikota tujuan.

"Mbak Ana rencana mau nginap dimana? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini"tanyaku.

"Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan"Jawab Ana dengan sedikit kebingungan.

"Bagaimana jika kita menginap dulu ditempat saya menginap,esok hari baru sama-sama mencari alamat saudara mbak itu!"tanyanya dengan nada ragu tapi mau.

"Ya enggaklah kan mbak Ana sudah menolong saya jadi tidak ada salahnyakan jika saya membalas pertolongan itu."Jawabnya pasrah.

Setiba dipenginapan ternyata kamar yang tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah dibooking calon tamu lainnya  dan tidak bisa diganggu gugat lagi soalnya udah dibayar full.

"Aduh mbak kamarnya cuma satu yang kosong,gimana nih"Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan seidkit memaksa 

"Udahlah mbak...mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa".

"Tapi mas..."Jawabnya ragu,namun akhirnya seperti kebo dicucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Ana dan tasku sendiri.Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan.Kami terdiam sejenak,Dan Ana terduduk di sofa sambil memandangku bingung.

"Silahkan mandi dulu mbak,itu handuk bersih dan ini sabun cair danshampoo saya yang bisa mbak pake,saya rapikan dulu perlengkapan saya,nanti selesai mandi kita cari makan malam luar saja,karena penginapan ini tidak menyediakan makan malam yang sesuai dengan selera saya". Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Ana untuk digunakan dan Ana nurut aja apa yang kusampaikan.Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika aku berkunjung ke kota ini.Sambil makan kami banyak bercerita,khususnya Ana dapat kuperoleh cerita jika ia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih kerabat dekat dan pilihan orang tua nya.Namnun dalam perjalanan pernikahannya suaminya kurang memberikan perhatian selayaknya suami kepada istrinya selain hanya untuk melampiaskan nafsu sexnya,untuk urusan lainnya suaminya kurang mau tahu termasuk urusan mengunjungi saudaranya di kota ini.

Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat,sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Ana ditempat tidur.Maklum deh Ana masih menganut kebiasaan dikampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun dibadannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal.Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang ku taksir berukuran 36B,menyembul dibalik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.

Rupanya Heni melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara.
“Mas, Nggak bisa tidur ya? sudah mas disini saja, toh tempat tidur ini masih cukup luas“.
Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab
”Ya deh. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan?”.
“Nggak koq mas silahkan aja” jawabnya.
Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke empat tidur samping Heni. Ternyata Heni sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur.
“Ihh… Mas… itu apa yang berdiri dibalik celana mas?” Lugu Heni bertanya.
“Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga“. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.
Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan Heni, dan tidak ada penolakan dari Heni yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra.
“Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku” Tiba-tiba Heni bersuara,
”Oh ya….”jawabku.
“Maaf mas Heni koq merasa nyaman dekat mas, tidak seperti suami Heni yang tidak pernah memberikan kemesraan seperti yang mas berikan ini” kata Heni lagi,
“Akupun begitu er…., awal melihatmu ingin rasanya aku memelukmu !” jawabku sedikit merayu.
Sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Heni begitu menikmati. Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras.
Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Heni selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan Heni sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.
Tidak dinyana Heni membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.
“Mas…!!!”. Sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Heni seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.
”Aku tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dari suamiku…akhhh….akkhh !!”.
Heni semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting tet3knya yang kian mengeras.
Berangsur turun ke puser perut dan kelubang kenikmatan.
“Okhh..okkhhhh…..mas….nikmat..akhhkk…”Tak kuasa Heni menahan erangannya.
Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat, diterangi cahaya lampu tidur yang temaram.
“Ana aku sudah nggak tahan lagi, pengen ngent0t mem3k kamu !”
Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut Ana yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.
Ana rupanya mengerti dengan kata-kataku, maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kont0lku ke lubang mem3knya secara perlahan tapi pasti, naik turun tidak beraturan,
”Oh…. Mas nikkkkkmattttt…!!!” Ana mulai mengoceh kesetanan,
“Mas kont0lmu enak sekali……..” tambah Ana.
Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tet3k Ana,
”Mas aku cape……” keluh Heni.
Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kont0lku sudah mulai terasa berdenyut keras,
”Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan ….akh..!!!!”Ana mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan mem3knya semakin memelintir batang kont0lku,
“Oh….Ana tahan sebentar lagi aku juga mau keluar.” Pintaku kepada Heni seembari meninggikan RPM genjotan kont0lku di mem3k Heni.
Dan tiba-tiba
”AKHH………!!!!” Teriak Ana bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kont0lku kedalam mem3k Ana sambil tetap mengisap putting tet3k Heni yang kian mengeras.
Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan Ana sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh Ana dengan kont0l yang masih tertancap di mem3k Ana.
Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil Ana si wanita desa dengan ceceran air mem3k Ana dan sperma kont0lku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun, dan mendapatkan Ana masih tertidur dengan ceceran sperma dan air mem3k yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur, kubangunkan Heni dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.
“Mas… maafin Ana ya, koq Ana malah mengajak mas bercinta..” Kata Ana menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam.
”Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku.

”Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku.
”Jujur deh mas Heni baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat Heni serasa terbang kea wan” sambung Heni.
Sambil mengelus kont0lku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
“Mas… boleh nggak Heni minta lagi..” Pinta Heni.
WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan.
”Gimana ya…tapi aku sudah cape nih” jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya,
”Trus gimana dong mas ?” Heni benar-benar sudah memelas.
“Heni mesti tau dong apa yang ku mau !” Jawabku sekali lagi.
Tanpa ba bi bu Heni langsung mengulum kont0lku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tet3k Heni yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kont0lku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
“Heni kita pindah ke sofa aja yuk!”
sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian Heni yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya.
”Ahkk…Mas terus mas ….” erang Heni.
Heni benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
“Masss.. cepat ent0t aku mas sudah tidak tahan nih…” suara lirih Heni memintaku agar menusuk kont0l ke mem3knya.
Blassss……
Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi Heni yang nungging di sofa ku benamkan batang kont0l ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang mem3k Heni dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua
”Ohhhh… Heni….”
Bersamaan dengan orgasmenya Heni, yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.
Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya.
”Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya Heni.
”Aku akan menghubungimu lagi jika ada waktu Hen..” jawabku.
Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan Heni menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di took hp untuk membelikan Heni HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui Heni. Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain, tentunya tanpa sepengetahuan suami Heni.
Sudah 2 minggu lebaran lewat, aku mulai disibukkan dengan kerjaan kantor yang mulai memadati hari-hariku, tak pandang bulu siang atau malam, bos seakan tidak mau tau dengan apa yang kurasakan.
Tanpa disadari hp ku sudah berbunyi sebanyak 3 kali tanpa pernah kujawab mengingat padatnya waktu yang mengejarku. Oh….ternyata ada telpon dari orang yang sudah lama tidak kutemui. Ana si wanita desa yang dulu penah kurengguk manis madunya.
“Hallo….!”
“Hei mas kemana aja tidak pernah menelponku ?” suara Ana menjawab diseberang sana,
“Oh ya maaf aku sangat sibuk apa khabarmu ..?” tanyaku lagi
”Aku baik-baik aja mas, kapan kita bisa ketemu aku kangen nih.. banyak yang ingin kuceritakan sama mas” Ana menjawab dengan nada memelas.
“Ok lah minggu depan saya ada waktu lowong, bisa nggak Ana dating ke kota ku ?” jawabku sambil memberikan pilihan.
Waktu berlalu seminggu kemudian sesuai janji yang kusampaikan, Heni datang ke kotaku dengan menggunakan angkutan bus umum yang kujemput di Terminal batas kota. Dan dengan bahagianya ku sambut kedatangan Heni yang terlihat cukup lelah karena harus menempuh perjalanan dengan kendaraan yang kurang begitu nyaman bagiku, karena tidak dilengkapi dengan AC.
Segera kuantarkan Heni dengan perlengkapannya menuju ke sebuah penginapan sekelas hotel berbintang kelas 3 yang membuat takjub mata Heni yang tidak menyangka akan menerima sambutanku
Tentunya hal ini tidaklah menjadi suatu yang menyulitkan dibanding penghasilan dan fasilitas yang diberikan kepadaku sebagai salah satu tenaga fungsional di perusahaanku yang layak mendapat fasilitas yang memadai sesuai kontrak kerja yang ku tanda tangani awal bekerja di situ.
Aku mengerti Heni begitu lelah sehingga tidak sedikitpun aku mau menyentuhnya, biarlah Heni membersihkan badannya dan beristirahat, sementara aku kembali ke kantor merampungkan sisa pekerjaan yang harus diselesaikan.
Sore itu sekitar pukul 16.30 waktu setempat aku menuju ke hotel tempat Heni ku inapkan, dengan tentunya tidak lupa sebelumnya mampir di butik terdekat, membelikan beberapa potong gaun dan Lingerie yang cocok dengan tubuh Heni
Karena kutahu apalah artinya seorang dari desa dengan penghasilah suaminya yang seadanya takkan mampu membelikan pakaian seperti yang kubelikan ini. Padahal aku ingin Heni tampak menarik saat kubawa menikmati kehidupan kota malam ini.
“Eh mas sudah datang, maaf aku baru mandi belum sempat berpakaian rapih” Heni menyambutku dengan balutan handuk yang nampak garis dan lekukan tubuhnya yang sangat jelas walau tertutup handuk.
Glek…. Kutahan nafasku untuk mengatur keseimbangan gerakan yang berada dalam celana dalam ku melihat tubuh Heni yang memang sudah cukup lama aku rindukan.
“Heni sini sebentar” Ujarku memanggil Heni yang akan beranjak kekamar mandi,
“Iya mas ada apa?” Heni bertanya sambil mendekat kearah ku.
Sehingga begitu dalam jarak capaianku kurengkuh Heni dan ku cium dengan penuh nafsu ke dua belah bibir yang merah merekah asli tanpa sapuan lipstick.
Ciumanku rupanya mendapat balasan yang tidak kalah ganasnya sambil terdengar erangan-erangan kecil saat bibirku menelusuri leher dan melumat habis dua gundukkan dengan ukuran 36 B yang belum tertutupi oleh BH atau apapun sehingga aku bebas seliar-liarnya memainkan peranan ini.
“Akh…Mas…akkuu….kangggennn…masss…..” terdengar lirih suara Heni merintih kenikmatan saat tubuhnya kutidurkan di tempat tidur hotel, sambil tetap lidahku mempermaikan pentil tet3k Heni secara bergantian, dan terus…menjalar sampai ke pusar di perut Heni..
”Akh…massss…..ennaakkkhhss….” lirih Heni yang menambah sembangatku untuk terus bertarung.
Menyadari tubuhnya sudah telanjang bulat tanpa satu pun benang yang melindungi, Heni berusaha bangkit mengambil alih posisi dengan membanting tubuhku ke bawah dan melucuti baju dan celanaku hingga tidak tersisa sedikitpun secarik kain untuk menutupi tubuhku.
Dan meraih batang kenikmatan yang sedari tadi sudah berdiri dengan tegak, selanjutnya memasukkan ke dalam mulut mungilnya yang dihiasi oleh bibir yang sexy dengan terus menyedot kelur masuk tanpa memberiku kesempatan untuk mengatakan jangan.
”Ohh….nikmat sekali Errrr….terus sayy..” ucapku meracau sebelum menyadari jika lubang vaginanya yang indah sudah dipertontonkan di mukaku, sehinggga tanpa membuang kesempatan kami melakukan posisi 69.
“Heni… aku rindu kamu….” ucapku sambil menikmati sepongan Heni di kont0lku yang sudah mulai terasa ada kedut-kedutannya.
Aku menegakkan posisi tubuhku dari posisi 69 sementara Heni masih melumat habis kont0lku hingga dasar batangnya, sehingga terasa gigitan bibir Heni di biji pelirku, akupun mengimbanginya dengan meremas kedua belah tet3k Heni yang sudah-sudah sangat keras menjulang karena dibaluti oleh nafsu yang memuncak.
Setelah beberapa saat kami merubah posisi ke posisi klasik (MOT), Heni dengan lembutnya membelai kont0lku untuk dibimbing ke dalam lubang pep3knya secara perlahan-lahan,
”Akhhhhhssssss……..” Heni mengulangi meracau dengan lirih ssat batang kont0lku mendesak ke dalam lubang mem3k Heni dengan sambil membelai wajah dan kepala Heni sedangkan kaki Heni mengapit dan menjepit tubuhku seakan tidak rela kont0lku yang sudah menancap di lubang mem3k Heni lepas.
Akupun tidak pernah rela melepaskan kenikmatan ini dengan memberikan efek vibra keluar masuk kont0lku secara cepat ke dalam mem3k Heni yang berakibat tersemburlah teriakan kecil dari mulut Heni
”Ohhh….massss..eennnaakkk!!!”
Beberapa menit kemudian dengan posisi yang tidak berubah terasa kont0lku semakin kedut-kedutan,
”Oh.. Heni aku rasanya mau keluar”.
”Tahan dikit mas Heni mau keluar juga, kita sama-sama yah” jawab Heni memelas.
Tentunya mendapat sinyal seperti itu kuperkuat getaran vibrator alami ku yang terasa mulai kedut-kedutan.”Ohh…ohhh…ohhh…..mas…aku keluuaarrrrr….” Jerit Heni mengimbangi keluhan lirihku saat lahar panas telah menyembur dari pipanya
”Ohhhhh….”
Pertarungan selesai aku melihat jam menunjukan pukul 17.15, jadi kami ngent0t kurang lebih ¾ jam, kulihat Heni terkulai lemas di sisiku dengan percikkan air mani yang tersembur saat gerakan ngent0t kami yang tidak terkontrol.
“Er…mandi yuk, kitakan belum makan malam?” ajakku ke Heni yang terliat enggan membuka matanya setelah melepaskan rindu birahi yang ditahannya selama ini.
”I ya mas kita barengan aja” jawab Heni sambil menjulurkan tangannya minta ditunutun ke kamar mandi akibat lututnya yang masih lemas.
Malam itu kami menghabiskan waktu di sebuah café dengan pemandangan menghadap ke laut, sungguh indah panorama malam itu, apalagi Heni dengan balutan gaun malam yang kubelikan khusus untuk Heni, hilang sudah sosok Heni sebagai wanita dari desa, semuanya terpoles dengan balutan suasana kota.
Cukup panjang lebar Heni bercerita mulai dari kisah suaminya yang mulai tidak betah dengan kehidupannya sekarang sehingga ingin mengadu nasib menjadi supir di Negara Arab sana, hingga persoalan kehidupan perkawinannya yang mulai goyah akibat suaminya sudah mulai tergoda dengan gadis lain.
Menjelang tengah malam kami kembali ke hotel dimana aku dan Heni akan menginap menghabiskan segala kerinduan birahi yang telah lama kunanti.
Heni beranjak menaiki tempat tidur dengan Lingerie tipis sedang kan aku mengenakan kaos t shirt dan celana model hawai tanpa menggunakan CD. Sesaat kemudian Heni merapatkan tubuhnya di dekapanku dan kucium dengan mesra kening selanjutnya di saksikan keremangan malam dengan lampu kamar yang temaram kukecup bibirnya
Henipun membalas dengan kecupan yang tak kalah mesranya. Entah siapa yang memulai kami berdua sudah saling melepaskan balutan kain yang menempel di badan hingga nampaklah dikeremangan lampu redup dua tubuh yang saling menyatukan diri seakan tak perisahkan.
Payudara Heni semakin mengeras dengan jilatan bibirku yang kian ganas yang mengalir dari payudara hingga ke bawah pusar dimana terdapat sebuah gua kenikmatan yang dirimbuni oleh padang rumput hitam yang mengeluarkan bau khas yang semakin membawaku untuk menyiraminya dengan jilatan-jilatan kenikmatan yang hanya Henilah bisa menterjemahkan rasa itu, Sementara itu Heni tidak mau ketinggalan dalam permainan ini, dengan meremas-remas batang kont0lku yang sedari tadi juga sudah berontak untuk tetap berdiri dengan angkuhnya.
“Mas….puaskan aku massss…” Heni meminta dengan lirih di telingaku.
”Tentu sayang…” akupun menjawabnya dengan terbata-bata akibat remasan dan kuluman Heni terhadap batang kont0lku yang kian mengeras dan membesar tidak seperti biasanya.
“Ahkkkhhh…Uhhhkh…”Heni terus mengerang menikmati saat kont0lku secara perlahan kumasukkan kedalam liang mem3knya yang mulai licin oleh cairan kenikmatan yang keluar dari sumbernya.
Entah kami sudah menghabiskan berapa banyak waktu, karena saat itu yang ada hanyalah kenikmatan birahi yang berulang-ulang kami capai, sehingga pada akhirnya kami menghabiskan malam itu dengan tidur tanpa dibalut sehelai benangpun hingga kokok ayam jantan di pagi hari yang membangunkan kami berdua.
Keesokkan paginya……
Walau ayam sudah berkokok dengan riuhnya rupanya mataku benar-benar sangat sulit untuk dibuka, hingga entah bagaimana kisah ini berulang dalam keadaan terlelap aku merasakan ada sesuatu yang meremas-remas batang penisku yang terasa sangat nikmat, entah lagi bermimpi atau tidak yang jelas begitu aku tersadar aku melihat Heni dengan penuh nafsu meremas-remas batang kont0lku yang nampak mulai menegakkan keberaniannya dengan menggesek-gesekkan bibir vaginanya ke pahaku yang penuh ditumbuhi bulu seraya mendesis.
”akhss….!!!”.
Tersadarku saat itu jika Heni sudah ingin memulai lagi permainan ini,
”Kenapa sayang ?” Tanyaku kepada Heni pura-pura bingung.
”Oh.. mas Heni pengen lagi…” Pintanya lirih.
Tanpa menunggu jawaban dari ku Heni langsung menjilati seekujur tubuhku khususnya di daerah sekitar perut hingga Pelirku yang mulai kedut-kedutan akibat rangsangan yang dilakukan Heni.
”Sabar sayang…akupun tidak akan melewatkan kenikmatan ini” Kataku dengan nafas yang memburu.
Aroma bau sperma dan cairan mem3k Heni yang belum sempat di bersihkan hasil pertarungan tadi malam begitu membaur menambah rangsangan yang mengasyikkan bagi kita berdua.
Dan disaat Heni mulai melahap habis batang kont0lku kedalam mulut mungilnya, kuraih selangkangan Heni yang terbuka dan tentunya mulutku menjilati dengan sedikit menggigit halus kelentit Heni sehingga membuat Heni begitu menikmatinya.
”Ups..ups..” Suara erangan Heni yang tertahan akibat masih mengulum batang kont0lku yang sudah kembali menunjukkan keaslian bentuknya.
Tubuh Heni kubalikkan ke posisi Misionary dengan mengganjal bongkahan pantat Heni dengan bantal dan kumasukkan Batang kont0lku ke dalam liang kenikmatan dengan nakalnya ku goyang-goyangkan yang menimbulkan suara Cepak…cepok…cepak..cepok…
”Ohkksssss….massss…nikmat…..!” sekali lagi Heni menjerit nikmat ketika aku menggoyangkan batang kemaluanku seakan mengebor dengan RPM yang tinggi.
Setelah berjalan beberapa puluh menit, aku membisikkan kata ke telinga Heni.
”Say …. Kamu pindah ke atas….” Tanpa menjawab Heni menuruti kemauanku, dan dengan posisi tegak dengan wajah menutup mata menghadap ke langit-langit kamar, Heni menggoyangkan pantatnya dengan sekali-kali memutar bongkahan pantat indahnya yang menyebabkan kedua payudara indah itu bergerak naik turun mengikuti langkah irama gerakan WOT Heni yang diiringi suara erangan seperti seekor Srigala yang melolong saat bulan Purnama.
“Mas..aduh… aaksss..kuuu…mau keluarrr….” Heni melolong.
”Tahan sayang ….. akupun terasa mau keluar jugahhhh…” Jawabku memohon untuk keluar bersama-sama.
Akhhhh…sayangggggg…sudah nggak tahannnn..” Heni menjerit dan disaat bersamaan pula aku mengeluarkan semburan lava dingin dari sumbernya.
”Ohhh….yessssssss….!!!!!”
Bagai mahluk yang sudah tidak bernyawa kami berdua ambruk di tempat tidur hotel akibat kehabisan tenaga setelah pertarungan yang maha dahsyat di pagi hari ini.
Namun hal itu tidak berlangsung lama karena selang beberapa menit dengan saling memapah kami berdua berdiri menuju kamar mandi dan berendam di Bathub dengan kucuran air hangat, untuk selanjutnya berkemas berpakaian dan menuju restoran hotel untuk sarapan pagi.
Hari ini merupakan sisa waktu yang akan kami habiskan sebelum Heni kembali ke Desanya setelah mendapat khabar bahwa sang suami akan kembali ke kampung halamannya akibat ada permasalahan di tempat kerjanya di Saudi Arabia sehingga ia harus kembali lebih cepat dari waktu yang direncanakan.
Tiga bulan berikutnya….
Ana mengabarkan bahwa Ia sudah telat menstruasinya yang tentunya adalah hasil pertarungan nafsu birahi kami berdua. Untung deh Suami Ana juga sudah kembali sehingga tidak ada kecurigaan jika janin yang dikandung Ana adalah hasil sebuah peselingkuhanku dengan Ana yang indah. Entah akankah terulang lagi hanya kami berdua yang tahu.
TAMAT

http://202.95.10.206/


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,