Selasa, 31 Maret 2020

Ponakan Yang Kepo



Agen BandarQ - Kenalkan nama saya Algan, saya datang dari bandung serta dari kecil saya tinggal dibandung bersama dengan ibu serta ayah saya, sekarang saya masih sekolah kelas 3 SMA di salah satunya sekolah negeri di kota bandung, sehari2 saya cuma sekolah, pulang, bantu2 ibu serta main bersama dengan teman2 seumuran, kerjakan PR serta tonton Tv atau main Game layaknya seperti remaja biasanya. 

pengalaman saya dalam soal seks berawal waktu ibu saya ajak saya liburan di desa tempat kelahiran ibu, tentunya tempat kelahiran saya karena saya geser ke bandung waktu saya usia 5 tahun atau waktu saya ingin masuk TK, hari itu ialah hari libur pertengahan semester serta saya libur benar-benar panjang karena kebetulan sekolah saya direhab lagi supaya gedung2 yang rusak jadi lebih baik serta tidak membahayakan siswa siswi waktu proses belajar. 

Hari itu hari jum`at saya serta ibu saya pergi memakai bis antar kota ke arah satu desa di jateng, nama desanya ialah desa Pucukwaru di desa ini semua penduduknya masih tradisionil sekali, serta di desa ini masih jarang-jarang kendaraan roda empat atau mobil jadi dari terminal ke desa saya harus terpaksa memakai jas ojek, jauh terminal dengan desa kira2 satu jam lebih, jauh serta cukup terpencil memang, tetapi orang2 serta situasi desa ini membuat saya kerasan tinggal lama di desa ini, karena memang di sini telah ada listrik, 

jadi TV,DVD,GAME serta lain2 dapat saya nikmati di sini, serta jaringan telephone selular untuk internet cukup lancar, malam seputar jam 9 saya sampai di desa itu, saya serta ibu yang bawa barang banyak seperti baju ubah serta buah2an untuk oleh2 juga diterima senang oleh bulik saya, yakni bulik Yarmi istri dari pamanku atau paklik, beliau ialah adik dari ibuku yang nomor dua, sedang adik ibuku yang paling akhir wanita bernama bulik Yarma yang tinggal di semarang bersama dengan nenek saya, sedang kakek saya telah meninggal dunia 2 tahun kemarin, saya serta ibu langsung masuk kerumah yang cukup besar walaupun bangunan cukup sudah tua tetapi tertangani serta bersih, kelihatannya bulik yarmi ialah figur yang rajin, maklum lah orang desa yang utun tentu rajin2. 

Lama kami berempat saya, ibu, bulik yarmi serta palik seno bercanda serta sama-sama menceritakan sampai tengah malam serta ibu merasakan ngantuk, kami semuapun ngantuk, kami pergi tidur masing2, ibuku pilih tidur dikamar, sedang paklik sama bulik tidur dikamar mereka, saya sendiri pilih untuk tidur di muka TV karena dari sana luar serta enak bikin tidur, malas harus juga geser kekamar karena sudah benar-benar lelah. Dingin nya angin malam serta nyamuk2 nakal membuat saya terjaga pada malam hari seputar jam 2 pagi hari, saya dengan malas mengejar ibuku geser ke kamar untuk tidur bersama ibu, sesudah buka pintu perlahan-lahan serta masuk supaya tidak membangunkan ibu saya benar-benar terkejut lihat tempat tidur ibu saya yang miring, tetapi rok nya terungkap hingga menampakan paha mulus serta celana dalam ibu yang berwarna putih, pantat ibu besar sekali serta bundar, lama saya nikmati panorama ibu, 

tidak berasa kontol saya menegang serta ngaceng sengaceng2nya, tetapi bagaimana juga ia ialah ibu saya serta saya cuma dapat memandanginya saja, saya tidak ingin serta tidak berani melakukan perbuatan lebih, sampai saya kembali tertidur dalam kondisi ngaceng, pagi harinya pagi2 sekali saya merasakan ada tangan yang menggenggam kontol ngaceng saya, entahlah siapa, mungkin ibu saya memeriksa apa anaknya sudah dewasa apa belum. Saya bergerak dari tidur saya, saya lihat ibu tidak berada di samping saya, saya dengar suara sepeda motor paklik saya yang satu orang pedagang berlalu pergi pergi berjualan di pasar kota, saya yang masih cukup ngantuk samar2 dengar suara wanita2 bicara di belakang, kedengaran nya suara ibu serta bulik yarmi mengobrol di belakang mungkin di kamar mandi, kamar mandi di sini terdapat dibelakang rumah yang bersebelahan langsung dengan tembok pagar yang cukup tinggi karena dibelakang tidak ada rumah, tetapi tanaman singkong serta jagung, serta kamar mandi cuma berdinding bambu yang berlubang disana-sini termakan umur cuma hanya dada orang dewasa saja, 

disampingnya bersebelahan langsung dengan WC untuk buang airbesar serta terletak yang bersebelahan langsung dengan bilik tempat mandi benar-benar terbuka serta hampir tidak tertutup penuhjadi waktu kita mandi jika ada orang boker tentu gampang sekali disaksikan, pagi itu terlihat ibu sedang eek serta bulik sedang membersihkan pakaian serta beberapa piring serta gelas kotor, saya dengar pembicaraan mereka tentang berita bulik yarni yang di semarang serta nenek, saat saya menegur mereka bulik saya yang sedang membersihkan baju dalam seperti CD serta kutang juga terkejut “hoalah le..le… mbok ya jangan ngagetin bulik to, kelak kalau jantung bulik lepas kepye coba?” saya menjawab “salah sendiri bercakap asyik sekali, gk tahu saya datang” serta pada saat saya usai bicara terdengar suara dari ibu saya yang sedang eek “tuuuuttttt…..brrruuutttttt” lalu saya serta bulik ibu sama2 sama ketawa dengar suara kentut ibu yang 1/2 ditahan serta dikeluarkan “eh yu, kentutnya kok dapat seperti begitu, kelak kalau tai nya morat-marit tercecer kemana2 bagaimana? hahahaha” gurau bulik saya, saya cuma tersenyum sekalian memikirkan dubur ibu waktu keluarkan tai serta kentut, 

saya yang masih ngaceng jadi makin ngaceng,iseng saya menunduk lihat bulik yang sedang jongkok cuma menggunakan daster pendek tanpa ada lengan saya lihat belahan dada bulik yang tidak menggunakan kutang, karena memang tidak ada tali kutang di bahu bulik jadi saya meyakini bulik tidak menggunakan kutang, terlihat putih sekali payudara bulik, pentilnya juga terlihat besar sekali, fundamen bulik orang desa yang lugu, saya lihat di ketiak atau ketek bulik ditumbuhi bulu yang sngat lebat serta hitam, mungkin bulik jarang-jarang mencukurnya, walau sebenarnya ibu saya punyai bulu ketek tetapi tidak setebal bulu ketek bulik, lebih ngaceng saja saya lihat itu, asik2nya menghayal tiba2 ibu mengatakan dari dalam WC “le ambilin air gih, ibu ingin cebok saja lupa bawa serta air, barusan biu kepingin sekali,”

saya langsung ambil ember serta saya isi air, ‘ditaruh mana bu?” “sini masuk, simpan di, ibu malas berdiri, kelak pantat ibu belepotan tai lo, kan masih lengket di anus ibu” wah ibu vulgar sekali ya, saya yang kepingin pipis dari barusan bingung ingin pipis dimana, di WC ada ibu yang sedang cebok sekalian bersihin memek atau arti desa sini nama nya tempik ibu menggosok2 tempiknya tanpa ada memedulikan saya, sedang di kamar mandi bulik sedang membersihkan serta berjongkok, ya ampun dari belahan paha bulik saya lihat bulik pun tidak gunakan CD, dapat dibuktikan waktu jongkok serta membersihkan bulik mengangkang serta bulu jembut nya yang luuuuar biasa tebal, lebat serta hitam pekat berhamburan kemana2.  JaguarQQ 

“aku kencing dimana ini ? ibu sich lama sekali cebok nya” ibuku yang orang jawa menjawab “sek to le, sek ngresiki tempek ki lo’ saya yang dari kecil tinggal di bandung kurang memahami berarti, tetapi setahu saya beliau sedang bersihkan memeknya, “sudah kencing di sini saja, lagian manukmu kan masih kecil to le, bulik saja tidak tega melihatnya’ kata bulik saya, saya jadi tersinggung tetapi merasakan semangat serta ditantang tunjukkan kontol saya karena beberapa kata bulik barusan, saya jongkok di muka nya cukup jauh supaya tidak tentang cucian ia waktu saya kencing, saya langsung jongkok serta tunjukkan kontol saya yang ngaceng serta sedang keluarkan air kencing, 

bulik lihat itu serta cuma tersenyum saja, tiba2 ibu keluar dari WC serta mengatakan “loh, tadi malam njongat seperti bambu runcing nyatanya peli mu to le?” “iyo mbak, peline anakmu wes gedi sekali, walau sebenarnya masih baru saja disunat” kata bulik saya, saya cuma tersipu sekalian terus kencing, belum usai kencing saya giliran bulik lari kecil ke arah Wc sekalian mengatakan pada ibu saya “sebenarnya dari barusan saya kepingin lo mbak yu, mbakyu ngising wae kok lama sekali, ngeluarin kambing ya?” “ngeluarin kelapa” gurau ibu saya, tidak lama saya lihat bulik menempatkan kakinya di ke-2 bagian Wc serta mengusung dasternya saya meyakini bulik menyengaja mengarahkan pantat serta anus nya kemuka saya sekalian keluarkan kentut nya. 

brrreeeeetttttttttt…tetetetetet…bbbbrruuuoootttt” selanjutnya kembali serta tersenyum, di muka saya saya lihat bulik sedang eek di Wc saya lihat tempik bulik yang berjembut lebat keluarkan air kencing nya yang deras serta berwarna kuning, “jjjuuuussstttttsstttttsttttsttttstttttscccccssssssssssssttt” suara tempik bulik saay kencing, sedang anus bulik yang berjembut tipis2 keluarkan eek atau tai yang berwarna kuning kecoklatan sekalian kembali bulik terkentut2, mungkinperutnya sakit dari cocok ibuku eek barusan, disamping saya ibu sedang mandi menyiram tubuh nya dengan air serta menyabuni susu nya, pantat dan tempiknya yang berjembut lebat, tidak lupa ia keramas mengeramasi rambut serta bulu keteknya, saya ngaceng sekali pagi itu, tanggung saya lihat ibu, saya lebih senang lihat bulik yang sedang eek, saya ketahui sebetulnya bulik sadar saya sedang lihat ia eek, sesudah ibu usai mandi serta pergi dalam bulik mulai mengatakan ‘lihat apa kamu le?” “anu bulik, lihat bambu” “halah wong bambu kok disaksikan, katakan saja lihat bulik ngising(eek) ya to?” ‘nggak kok bulik” takut saya lihat ekspresi muka bulik “belum pernah tahu tempik ya le?” “udah bulik’ “dimana?” 

“di film porno bulik” 
“hhmmmmm, seringkali lihat film porno ya?” 
“iya bulik habisnya…” 
belum usai saya bicara bulik mengatakan 
“tapi tidak pernah lihat yang ini kan? tidak pernah lihat wanita eek tempik kencing serta anus nya ngeluarin tai kan?” 
“belum bulik, baru kali ini” 
“terus bagaimana rasa-rasanya? kamu ngaceng kan le?” 
“iya bulik” 
“kamu pernah ngeloco le?” 
‘apa itu bulik?’ 
“ngocok” jawab bulik 
“ooohhh… pernah bulik” 
“kalo kamu ingin ngeloco saja sekalian lihat bulik, mumpung masih pagi” 
“gak papah bulik?”,, 

bulik cuma mengagung sekalian lihat kontol saya, saya yang sangatlah terngsang serta ngaceng karena tingkah ibu lebih tingkah bulik saya langsung saya memegang kontol saya serta ngocok di muka bulik. 
“enak po tidak le?” 
“enak sekali bulik” 
bulik mulai kelihatan nafsu lihat saya ngocok di muka ia sekalian sama2 jongkok. 
“biar kamu lebih ngaceng bulik nungging ya le, kamu dapat lihat anus bulik yang ngeluarin tai’ 
saya cuma manjawab “iya bulik’ 

selanjutnya bulik saya nungging di muka saya mengarahkan anusnya yang berjembut di muka muka saya terlihat bulik mengejan supaya tai nya selekasnya keluar “eeeeegghhhggggkkkkk’ suara bulik waktu mengejan, serta suara kentut bulik terdengar bertepatan dengan tai bulik yang keluar sedikit “ppppprrrrrrtttttttttttttt… brruuuuttttttt, jrooootttttttt’ suara anus bulik bergetar serta keluarkan tai yang tercecer di lantai kamar mandi, bulik juga langsung jongkok kembali menghadap saya yang sedang ngocok sekalian melet2 tidak sadar seperti anjing sekalian mengocok kontol dengan memakai sabun, bulik mnggosok2 tempik nya di depanku sekalian mengatakan vulga “leee…. kontolmu ngaceng to lee.. peli mu gedi lee,,, besar…’ 

sekalian mengocok tempiknya sendiri ‘iya bulik, tempikmu ngacengi bulik, seksi, serta tidak lama berbarengan dengan pekikan kami berdua bulik terlabih dulu orgasme “crit,crit,cuuurrr” air kesenangan dari tempik bulik tumpah di lantai Wc serta kamar mandi, sebelum saya muncrat bulik gantikan tangan saya mengocok kontol saya sekalian menunjukkan ekspresi binal serta ganas yang mengagumkan sekalian berteriak tanpa ada perduli terdengar ibu saya “ayoooo lee… muncratin pejuhmu,,, mari kontooollll,,,, mari lee… mari kontol bagusss…. muncrat dari muka bulik, sini cah baguss.. muncratin mani mu, sepermamu, pejumu…. pejuhh,,,, sini pejuuhhhhh” serta sedetik selanjutnya “croootttt…crooottt…crooootttt….cuuurrrrrr…..suuuurrrr” mani saya menyirami muka bulik, dada serta daster bulik, ketek berjembut bulik yang seksi sampai basah


Senin, 30 Maret 2020

Bertiga Lebih Baik



Gairah JaguarQQ - Sewaktu kenalan sama si Nita ini, saya sama sekali nggak ada pikiran yang macam-macam. Sampai lama-kelamaan isteri saya mulai akrab sama si Nita.

Mereka sering pergi sama-sama. Nah, suatu hari, si Nita telpon isteri saya buat ngasih tahu bahwa dia sekeluarga lagi dapat voucher menginap satu malam di sebuah Hotel bintang lima di Jakarta.
Dia suruh isteri saya datang buat mencoba fasilitas-fasilitas yang disediakan hotel tersebut. Nah, karena ada kesempetan buat berenang, fitness dan lain-lain gratis, maka saya berdua nggak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Siangnya saya berdua nyusul ke hotel tersebut. Sesampainya di sana, saya berdua langsung menuju ke kolam renang, karena si Nita sudah janjian nunggu disitu. benar aja, begitu ngeliat saya berdua datang, si Nita langsung manggil-manggil sambil melambaikan tangannya.

“Hai Lis, Her.. ”
“Hai Nit.. Mana suami sama anak kamu?” tanya isteri saya.
“Biasa, dua-duanya lagi tidur siang tuh..” kata si Nita.
“Kamu berdua aja.. Mana anak kamu?”
“Nggak ikut deh, Nit.. Abisnya repot kalau ngajak anak kecil” kataku.
“Ya sudah, sekarang gimana, kamu berdua mau berenang nggak? Atau mau Fitness aja?”
“Langsung Fitness aja deh,Nit”

Begitulah, setelah itu kita bertiga langsung menuju ke tempat Fitnessnya. Dan setelah ganti baju di locker room, kita bertiga mulai berfitnes-ria. Asyik juga sih, sampai-sampai nggak terasa sudah hampir tiga jam kita fitness. Wah, badan rasanya sudah capek benar nih. Setelah selesai kita bertiga terus bilas di ruang ganti, dan langsung menuju ke ruang Whirlpool. Nah, sampai disini kita bertiga bingung, sebab ruang whirpoolnya ternyata cuma satu. Wah gimana nih? Tapi akhirnya kita coba-coba aja, dan ternyata benar, cewek sama cowok jadi satu ruangannya. Wah, malu juga nih.. Apalagi si Nita, soalnya kita bertiga cuma dililit sama kain handuk. Setelah masuk ke dalam, saya tertegun, karena di dalam saya lihat ada cewek yang dengan santainya lagi jalan mondar-mandir dalam keadaan.. Bugil. Wah.. Gawat nih. Setelah saya lirik, ternyata si Nita juga lagi ngeliatin tuh cewek yang kesannya cuek banget. Selagi kita bertiga bengong-bengong, tahu-tahu kita disamperin sama locker-girlnya.

“Mari Mbak, Mas.. Handuknya saya simpan,” kata si Mbak locker itu dengan suara yang halus.
“Ha? Disimpan?” tanya saya sambil kebingungan.
“Hi-hi-hi.. Iya, Mas, memang begitu peraturannya.. Biar air kolamnya nggak kotor.. ” sahut si Mbak dengan senyum genit.
“Wah.. Mati deh saya”, batin saya dalem hati, masa saya musti berbugil ria di depan satu, dua, tiga.. Empat orang cewek sih? Sementara itu saya liat isteri saya sama si Nita juga lagi saling pandang kebingungan. Akhirnya saya yang memutuskan,
“Hm.. Gini deh, Mbak.. Kita liat-liat aja dulu.. Nanti kalau mau berendam baru kita taruh handuknya di sini”
“Iya deh, Mas..” kata si Mbak lagi sambil tersenyum genit. Terus dia langsung berbalik jalan keluar ruangan.

Setelah tinggal bertiga, isteri saya langsung memandang si Nita,
“Gimana nih, Nit?”
Selagi si Nita masih terdiam bingung, isteri saya langsung ngomong lagi,
“Ya sudah deh.. Kita terusin aja yuk,” katanya sambil melepaskan handuknya.
“Sudah deh, Nit.. Buka aja.. nggak apa-apa kok,” kata isteri saya lagi.
“Benar nih, Lis? Terus si Heru gimana?” tanya si Nita sambil melirik malu-malu ke arah saya.
Pada saat itu saya cuma bisa pasrah aja, dan berdoa moga-moga burung saya nggak sampai bangun. Sebab kalau bangun kan gawat, si Nita bisa tahu karena saya cuma dililit handuk doang.
“Nggak apa-apa.. Anggap saja kita kasih dia tontonan gratis” sahut isteri saya lagi.

Gawat juga nih, saya benar-benar nggak nyangka kalau isteri saya sebaik ini. Sebab biasanya dia cemburuan banget. Akhirnya pelan-pelan si Nita mau juga ngelepasin handuknya. Aduh mak.. Begitu dia lepas handuknya, saya langsung bisa ngeliat dua buah teteknya yang membulat.. dan.. jembutnya yang.. gile.. lebat banget! Langsung aja saya menelan ludah saya sendiri.. sambil menatap bengong ke tubuh si Nita. Ngelihat keadaan saya yang kayak orang linglung itu, isteri saya langsung tertawa geli. Sementara si Nita masih berusaha menutupi vaginanya dengan kedua tangannya. JaguarQQ

“Kenapa Her.. Jangan bengong gitu dong, sekarang kamu yang musti buka handuk tuh,” kata isteri saya lagi.
Busyet.. Masa saya disuruh bugil di depan si Nita sih? Tapi karena takut kalau-kalau nanti isteri saya berubah pikiran, langsung aja deh saya lepas handuk saya. Seiring dengan gerakan saya ngelepas handuk, saya lihat si Nita langsung membuang muka jengah.

“Lho, kenapa Nit.. nggak apa-apa kok.. Tadi si Heru juga ngeliatin body kamu, sampai terangsang tuh.. Lihat deh,” kata isteri saya lagi sambil menatap burung saya. Akhirnya si Nita ngelirik juga ke burung saya, dan.. Wah.. dasar burung kurang ajar, begitu diliatin dua orang cewek, perlahan tapi pasti dia mulai bangkit. Pelan-pelan mengangguk-angguk, sampai akhirnya benar-benar tegang setegang-tegangnya. Wah, mokal banget deh, saya..

“Tuh-kan, Nit.. Benarkan dia sudah terangsang ngeliatin body kamuy..” kata isteri saya lagi. Ngeliat burung saya yang sudah tegang benar, akhirnya dua-duanya nggak tahan lagi. Pada tertawa terpingkal-pingkal. Ngedenger suara ketawa mereka, cewek yang sendirian tadi langsung nengok.. dan begitu ngeliat burung saya, dia juga langsung ikut ketawa.
“Wah, dik.. Dia sudah nggak tahan tuh..” katanya pada isteri saya, sambil ngelirikin burung saya terus. Akhirnya daripada terus jadi bahan tertawaan, langsung aja deh, saya nyebur ke kolam whirpool. Nggak lama kemudian isteri saya dan si Nita nyusul. Akhirnya kita berempat berendam deh di kolam. Tapi nggak lama kemudian si Cewek itu bangun..
“Mbak sudahan dulu yah, Dik.. Mmm.. Tapi jangan disia-siakan tuh..” katanya sambil menunjuk ke selangkangan saya lagi. Buset nih cewek, rupanya dari tadi dia merhatiin kalau burung saya masih tegang terus.

Langsung saja saya berusaha tutupin burung saya pakai kedua telapak tangan. Sambil tersenyum genit, akhirnya cewek itu keluar ruangan. Nah, begitu tinggal kita bertiga, isteri saya langsung pindah posisi. Sekarang jadi saya yang ada ditengah-tengah mereka berdua.

“Her.. Dari tadi kok tegang melulu sih?” tanya isteri saya sambil menggenggam burung saya. Saya cuma bisa menggeleng saja sambil melirik si Nita.
“Ih.. Keras amat, kayak batu,” kata isteri saya lagi. Lalu, tanpa saya duga dia langsung ngomong ke si Nita.
“Sini deh, Nit.. Mau cobain megang burung suami saya nggak nih?”
Haa? Saya sama si Nita jadi terbengong-bengong.

“Bbb.. Boleh, Lis?” tanya si Nita.
“Boleh, rasain deh.. Keras banget tuh,” kata isteri saya lagi. Pelan-pelan, si Nita mulai ngegerayangin paha saya, makin lama makin naik, sampai akhirnya kepegang juga deh, torpedo saya. Wuih, rasanya benar-benar nikmat.
“Iya lho, Lis.. Kok bisa keras begini ya. Pasti enak sekali kalau dimasukin yah, Lis,” kata si Nita lagi sambil terus mengelus-ngelus burung saya. Wah, saya sudah nggak tahan, tanpa minta persetujuan isteri saya lagi, langsung aja deh, saya tarik si Nita, saya lumat bibirnya.. sambil tangan saya meremas-remas teteknya.
“Akh..” Nita menggelinjang. Langsung saya angkat si Nita dari dalam air, saya dudukin di pinggiran kolam.. Kakinya saya buka lebar-lebar, dan.. langsung deh saya benamin wajah saya ke dalam selangkangannya, sehingga si Nita semakin mengerang-ngerang. Sementara itu isteri saya tetap giat mengocok-ngocok burung saya. Akhirnya karena sudah nggak tahan lagi, kita bertiga naik ke pinggiran kolam.

“Gantian dong, Nit.. Biar si Heru ngejilatin vagina saya, saya juga kepengen nih..” kata isteri saya dengan bernafsu. Karena dia sudah memelas begitu, langsung saja deh, saya jilatin vagina isteri saya. Saya gigit-gigit kecil clitorisnya sampai dia merem-melek. Nita pun nggak tinggal diam, ngeliat saya lagi sibuk, dia langsung saja meraih burung saya, terus dimasukin ke dalam mulutnya. Wah.. nggak nyangka, ternyata hisapannya benar-benar maut. Rasanya kita bertiga sudah nggak ingat apa-apa lagi, nggak peduli kalau-kalau nanti ada orang yang masuk.

Setelah beberapa lama, isteri saya ternyata sudah nggak tahan lagi.
“Ayo, Her.. Cepetan masukin.. saya sudah nggak kuat lagi nih..” pintanya memelas. Akhirnya berhubung saya juga sudah nggak tahan lagi, saya cabut saja burung saya dari dalam mulut si Nita, terus saya masukin ke dalam vagina isteri saya. Akh.. benar-benar nikmat, sambil terus saya dorong keluar-masuk. Nita nggak tinggal diam, sambil meremas-remas payudara isteri saya, dia terus ngejilatin buah Zakar saya. Wah.. rasanya benar-benar.. RUUAARR BBIIAASA! Nggak lama kemudian, mungkin karena sudah terlalu terangsang, isteri saya menjerit kecil.. Meneriakkan kepuasan.. Sehingga saya merasakan sesuatu yang sangat hangat di dalam lubang vaginanya. Melihat isteri saya sudah selesai, si Nita langsung bertanya dengan wajah harap-harap cemas.
“Ngg.. Sekarang saya boleh nggak ngerasain tusukan suami kamu, Lis?”
“Tentu aja boleh, Nit..” jawab isteri saya sambil mencium bibir si Nita. Mendapat lampu hijau, Nita langsung mengambil burung saya yang sudah lengket (tapi masih tegang benar) terus dibimbingnya ke dalam lubang vaginanya yang ditutupi semak belukar.

“Aaakkhh..” desis si Nita setelah saya dorong burung saya pelan-pelan.
“Ayo, Her.. Terus, Her.. I Love You..” kelihatannya si Nita benar-benar mendapatkan kenikmatan yang luar biasa. Sambil saya goyang-goyang, isteri saya menjilati teteknya si Nita. “Aduh, Lis.. Her.. I love you both..”
Pokoknya selama saya dan isteri saya bekerja, mulut si Nita mendesis-desis terus. Kemudian, mungkin karena isteri saya nggak mau ngedengerin desisan si Nita terus, akhirnya dia bangun dan mengarahkan vaginanya ke muka si Nita. Dengan sigap Nita menyambut vagina isteri saya dengan juluran lidahnya. Sampai kira-kira sepuluh menit kita bertiga dalam posisi seperti itu, akhirnya saya sudah benar-benar nggak tahan lagi.. dan.. ahh.. saya merasakan desakan si Nita mengencang, akhh.. Akhirnya jebol juga pertahanan saya. Dan disaat yang berbarengan kita bertiga merasakan suatu sensasi yang luar biasa.. Kita bertiga saling merangkul sekuat-kuatnya, sampai.. Aahh..

Begitulah, setelah itu kita bertiga terkulai lemas sambil tersenyum puas..
“Thank you Heru, .. Lisa.. Ini benar-benar pengalaman yang luar biasa buat saya..”
“Ha.. ha.. ha.. Sama, Nit.. saya juga benar-benar merasakan nikmat yang yang nggak pernah saya bayangin sebelumnya. Sayang suami kamu nggak ikut yah, Nit,” kata isteri saya.
“Gimana kalau kapan-kapan kita ajak suami kamu sekalian, boleh nggak, Nit?”
“Benar Lis.. Ide yang bagus, tapi kita nggak boleh ngomong langsung, Lis.. Musti kita pancing dulu..” kata si Nita.
“Setuju,” sahut isteri saya.
“Gimana Her.. Boleh nggak?”
Untuk sesaat saya nggak bisa menjawab. Bayangin, masa saya musti berbagi isteri saya sama suaminya si Nita? Rasanya perasaan cemburu saya nggak rela. Tapi, ngebayangin sensasi yang akan terjadi kalau kita main berempat sekaligus.. Wah..
“Boleh, nanti kamu atur yah, Nit.. Biar saya bisa ngerasain lagi hangatnya lubang vagina kamu.. Ha.. ha..” akhirnya saya menyetujui. 


Minggu, 29 Maret 2020

Bapak Kos Suka Enak Enak


Gairah JaguarQQ - Dinding rumah mulai agak kusam, tandanya rumah harus segera ada perhatian. Ya plafon juga sudah ada sedikit ada sedikit kerusakan,ya lumyan lama rumah ini berdiri sekitar 5 tahun yang lalu. Suasanya halaman yang dulunya asri oleh bunga warna-warni kini seakan tiada lagi, hanya tertinggal berbagi saja, bunga tulip, melati satu batang, bunga anggrek pemberian tante.
Semua itu prediksi ku harus segera di percepat mengingat rumah ku sebagai tempat kost.Penghuninya biar nyaman yang punya rumah kudu perhatian juga.Mengingat service itu dimana saja harus baik. Aku Punya tempat kos-kosan, dengan menjadikan rumah sebagai tempat beristirihat sejenak bagi yang membutuhkan, Tapi dalam yang ku alami aku tidak pernah menduga ada kejadian mengesankan, ini ceritanya, 

Pertama kali aku mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah siswa sekolah keguruan yang ada di kotaku pada saat itu, dia cantik ,manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih. Dasar nasibku lagi mujur tak lama berselang dia pindah kost kerumahku jadi mudah bagiku tuk lebih jauh mengenalnya.Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga aku tambah berani tuk menyatakan perasaan hatiku, lagi-lagi aku beruntung dia menerima pernyataanku ,ukh bahagianya aku. Suatu hari aku ada acara keluar kota , iseng aku mengajaknya pergi, ternyata dia menyambut ajakanku. 

Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra, kadang tanganku iseng pura-pura tak disengaja menyentuh pahanya mulanya dia menepis tanganku tapi lama kelamaan membiarkan tanganku yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal, aku memberanikan diri mengelus- elus pahanya sampai kepangkal pahanya . Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tanganku.Aku tarik tanganku dari rok hitamya lalu bertanya padanya boleh nggak aku menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink. mulanya dia menolak ,aku coba merayunya bahwa aku ingin mengelus walau hanya sebentar.

Akhirnya dia mengangguk pelan, langsung aja tanganku menyusup kebalik bajunya dan mengusap, mengelus bahkan saat kuremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai. Kupermainkan puting susunya dengan dua jari dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir aku tarik reslting celanaku dan aku keluarkan penisku yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja, aku pegang tangannya dan kutarik kearah penisku, saat tangannya menyentuh penisku yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya mungkin kaget karena baru pertama kali. 

Dengan sedikit basa basi kembali kutarik tangannya tuk memegang penisku akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penisku perlahan.“Jim,punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku”, katanya “Hmm, susumu juga kenyal sekali” kataku sambil menikmati elusan tangannya pada penisku Tak lama kami sampai di kota tujuan, langsung aku cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi tuk belanja keperluan selama di kota itu

Malam kami ngobrol diberanda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv, kami duduk berdampingan sekali kali tanganku bergerilnya ditubuhnya ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai Celana dalam sehingga tanganku bisa bebas meremas remas susunya dan mempermainkan putingnya . “Akh,Jim jangan terlalu keras” katanya kala kuremas dengan rasa gemas. 
“Maaf,habis susumu kenyal sekali” kataku
“Iya,tapi sakit” katanya 
“Iya pelan deh, kita pindah kedalam yuk” kataku berbisik padanya dan mengangguk perlahan. Sesampainya didalam aku peluk dia dari belakang, kuciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tanganku bergerilya pada tubuhnya. 
“Akh,Jim………shhhhhhhh… Nikmattt” katanya.

Tanganku mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan kulepas bajunya hanya tinggal celana dalamnya yang berwarna hitam. Kukulum bibirnya, dia membalas kulumanku dengan penuh gairah. Tangannya mengusap-usap kontolku sesekali meremasnya sehingga aku merasakan nikmat yang tak terhingga. 
“Ukh.. teruskan yang” kataku 
“Ikh besar sekali, panjang lagi” katanya. 
“Ssssst ,” kataku sambil mengisap puting susunya yang makin menegang, tanganku kupergunakan untuk menurunkan celana dalamnya.

Kuusap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu-bulu hitam halus, dia menggelinjang kegelian dan kulanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya hangat terasa. 
“Akh….teruskan pelan pelan” katanya sambil meremas penisku. Kemudian aku menurunkan kulumanku pada susunya ke pusarnya, dia mengangkat pinggangnya keenakan kuteruskan ciumanku pada memeknya dan menegang saat lidahku yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidahku dengan menggoyangkan pinggulnya bibirnya tak henti-henti mendesah .
“Sekarang giliranmu sayang” kataku padanya sambil menyodorkan penisku kemulutnya. 
Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluanku yang sejak tadi menegang, saat dia mulai mengulum penisku terbang rasanya menahan rasa nikmat.Setelah itu kutelentangkan kekasihku yang putih, susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu- bulu hitam halus. Perlahan-lahan aku menaikinya, kugosok-gosokkan penisku pada belahan memeknya dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokkan penisku. 

Kemudian kutekan sedikit demi sedikit penisku pada memeknya, pinggulnya naik seakan menyuruh agar penisku segera dimasukkan pada memeknya.  JaguarQQ
“Ayo,akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggangku 
“Baiklah ,sayang aku masukkan ya” kataku sambil menekan penisku agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan,sempit sekali. 
“Aduh..,sakit Jim akh…” katanya
“Sebentar juga hilang” kataku,penisku keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat. 

Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya. 
“Terus “.lebih cepat akh..ukh.. nikmat sekali kontolmu sayang” katanya berani mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penisku yang panjangnya 16 cm, penisku pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.Akh…terus goyang pinggulmu” kataku padanya, dan dia menuruti kataku menggoyangkan pinggulnya Tak lama dia mengerang sambil memelukku erat rupanya dia telah mencapai orgasme, dia berbaring lemas dibawaku sedangkan penisku masih menancap pada memeknya yang terasa basah . Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya, melihat itu aku segera berbisik padanya bahwa aku akan bertanggung jawab atas semua ini.Barulah dia berubah riang kembali dan aku mulai aktifitas kembali menaik turunkan penisku dan dia merespon gerakanku dengan bersemangat .Malam itu melakukannya sebanyak 6 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi


Sabtu, 28 Maret 2020

Kisahku Bersama Janda



Gairah JaguarQQ - Dimulai dari aku SMA aku sudah berpacaran dengan kakak kelasku begitu juga hingga aku menamatkan pendidikan sarjana sampai bekerja hingga saat ini. Satu pengalaman yang tak terlupakan adalah ketika aku berpacaran dengan seorang janda beranak tiga. Demikian kisahnya, suatu hari ketika aku berangkat kerja dari Tomang ke Kelapa Gading, aku tampak terburu-buru karena waktu sudah menunjukkan pukul 07.45.
Sedangkan aku harus sampai di kantor pukul 08.30 tepat. Aku terpaksa pergi ke Tanah Abang dengan harapan lebih banyak kendaraan di sana. Sia-sia aku menunggu lebih dari 15 menit akhirnya aku putuskan aku harus berangkat dengan taxi. Ketika taxi yang kustop mau berangkat tiba-tiba seorang wanita menghampiriku sambil berkata, 
“Mas, mau ke Pulo Gadung ya?” tanyanya, 
“Saya boleh ikut nggak? soalnya udah telat nich.”
Akhirnya aku perbolehkan setelah aku beritahu bahwa aku turun di Kelapa Gading. Sepanjang perjalanan kami bercerita satu sama lain dan akhirnya aku ketahui bernama Dewi, seorang janda dengan 3 orang anak dimana suaminya meninggal dunia. Ternyata Dewi bekerja sebagai Kasir pada sebuah katering yang harus menyiapkan makanan untuk 5000 buruh di Kawasan Industri Pulo Gadung. Aku menatap wanita di sebelahku ini ternyata masih cukup menggoda juga. Dewi, 1 tahun lebih tua dari aku dan kulit yang cukup halus, bodi yang sintal serta mata yang menggoda. Setelah meminta nomor teleponnya aku turun di perempatan Kelapa Gading. Sampai di kantor aku segera menelepon Dewi, untuk mengadakan janji sore hari untuk pergi ke bioskop.

Tidak seperti biasanya, tepat jam 05.00 sore aku bergegas meninggalkan kantorku karena ada janji untuk betemu Dewi. Ketika sampai di Bioskop Jakarta Theater, tentunya yang sudah aku pilih, kami langsung antri untuk membeli tiket. Masih ada waktu sekitar 1 jam yang kami habiskan untuk berbincang-bincang satu sama lain. Selama perbincangan itu kami sudah mulai membicarakan masalah-masalah yang nyerempet ke arah seks.
Tepat jam 19.00, petunjukan dimulai aku masuk ke dalam dan menuju ke belakang kiri, tempat duduk favorit bagi pasangan yang sedang dimabuk cinta. Pertunjukan belum dimulai aku sudah membelai kepala Dewi sambil membisikkan kata-kata yang menggoda. 
“Dewi, kalau dekat kamu, saudaraku bisa nggak tahan,” kataku sambil menyentuh buah dadanya yang montok. 
“Ah Mas, saudaranya yang di mana?” katanya, sambil mengerlingkan matanya. Melihat hal itu aku langsung melumat habis bibirnya sehingga napasnya nampak tersengal-sengal. 
“Mas, jangan di sini dong kan malu, dilihat orang.” Aku yang sudah terangsang segera mengajaknya keluar bioskop untuk memesan taxi. Padahal pertunjukan belum dimulai hanya iklan-iklan film saja yang muncul.

Setelah menyebutkan Hotel **** (edited), taxi itupun melaju ke arah yang dituju. Sepanjang perjalanan tanganku dengan terampil meremas buah dada Dewi yang sesekali disertai desahan yang hebat. Ketika tanganku hendak menuju ke vagina dengan segera Dewi menghalangi sambil berkata, “Jangan di sini Mas, supir taxinya melihat terus ke belakang.” 
Akhirnya kulihat ke depan memang benar supir itu melirik terus ke arah kami.

Sampai di tempat tujuan setelah membayar taxi, kami segera berpelukan yang disertai rengekan manja dari Dewi, “Mas Jo, kamu kok pintar sekali sih merangsang aku, padahal aku belum pernah begini dengan orang yang belum aku kenal.” Seraya sudah tidak sabar aku tuntun segera Dewi ke kamar yang kupesan. Aku segera menjilati lehernya mulai dari belakang ke depan. Kemudian dengan tidak sabarnya dilucutinya satu persatu yang menempel di badanku hingga aku bugil ria. Penisku yang sudah menegang dari tadi langsung dalam posisi menantang Dewi.
Kemudian aku membalas melucuti semua baju Dewi, sehingga dia pun dalam keadaan bugil. Kemudian dengan rakus dijilatinya penisku yang merah itu sambil berkata, “Mas kontolnya merah banget aku suka.” Dalam posisi 69 kujilati juga vagina Dewi yang merekah dan dipenuhi bulu-bulu yang indah. 10 Menit, berlalu tiba-tiba terdengar suara, 
“Mas, aku mau keluaarr..”
“Cret.. cret.. cret..”
Vagina Dewi basah lendir yang menandakan telah mencapai oragasmenya. 5 Menit kemudian aku segera menyusul, “Dewi, Wi, Mas mau keluar..”
“Crot.. crot.. crot..”
Spermaku yang banyak akhirnya diminum habis oleh Dewi.
Setelah itu kami pun beristirahat.  JaguarQQ

Tidak lama kemudian Dewi mengocok kembali penisku yang lunglai itu. Tidak lama kemudian penisku berdiri dan siap melaksanakan tugasnya. Dituntun segera penisku itu ke vaginanya. Pemanasan dilakukan dengan cara menggosokkan penisku ke vaginanya. Dewi mendesah panjang, “Mas, kontolnya kok bengkok sih, nakalnya ya dulunya?” Tidak kuhiraukan pembicaraan Dewi, aku segera menyuruhnya untuk memasukkan penisku ke vaginanya. 
“Dewi, masukkan cepat! Jonathan tidak tahan lagi nih.” Sleep.. bless.. masuk sudah penisku ke vaginanya yang merekah itu.
Tidak lupa tanganku meremas buah dadanya sesekali menghisap payudaranya yang besar walaupun agak turun tapi masih nikmat untuk dihisap. Goyangan demi goyangan kami lalui seakan tidak mempedulikan lagi apakah yang kami lakukan ini salah atau tidak. Puncaknya ketika Dewi memanggil namaku, “Jonathan.. terus.. terus.. Dewi, mau keluar..” Akhirnya Dewi keluar disertai memanggil namaku setengah berteriak, “Jonathan.. aku.. keluaarr..” sambil memegang pantatku dan mendorongnya kuat-kuat.
Tidak berselang lama aku pun merasakan hal sama dengan Dewi, “Wi.. ah.. ah.. tumpah dalam atau minum Wi..” kataku. Terlambat akhirnya pejuku tumpah di dalam, “Wi.. kamu hebat.. walaupun sudah punya 3 anak,” kataku sambil memujinya. 
Akhirnya malam itu kami menginap di hotel **** (edited). Kami berpacaran selama 1 tahun, walaupun sudah putus, tetapi kami masih berteman baik.



Jumat, 27 Maret 2020

Tubuh Tante Teti Yang Indah Dan Mulus



Mbak Teti kurang lebih baru 2 minggu bekerja sebagai atasanku sebagai Accounting Manager. Sebagai atasan baru, ia sering memanggilku ke ruang kerjanya untuk menjelaskan overbudget yang terjadi pada bulan sebelumnya, atau untuk menjelaskan laporan mingguan yang kubuat. Aku sendiri sudah termasuk staf senior. Tapi mungkin karena latar belakang pendidikanku tidak cukup mendukung, management memutuskan merekrutnya. Ia berasal dari sebuah perusahaan konsultan keuangan.Usianya kutaksir sekitar 25 hingga 30 tahun. Sebagai atasan, sebelumnya kupanggil “Bu”, walau usiaku sendiri 10 tahun di atasnya. Tapi atas permintaanya sendiri, seminggu yang lalu, ia mengatakan lebih suka bila di panggil “Mbak”. Sejak saat itu mulai terbina suasana dan hubungan kerja yang hangat, tidak terlalu formal. Terutama karena sikapnya yang ramah. Ia sering langsung menyebut namaku, sesekali bila sedang bersama rekan kerja lainnya, ia menyebut “Pak”.Dan tanpa kusadari pula, diam-diam aku merasa betah dan nyaman bila memandang wajahnya yang cantik dan lembut menawan. Ia memang menawan karena sepasang bola matanya sewaktu-waktu dapat binar-binar, atau menatap dengan tajam. Tapi di balik itu semua, ternyata ia suka mendikte. Mungkin karena telah menduduki jabatan yang cukup tinggi dalam usia yang relatif muda, kepercayaan dirinya pun cukup tinggi untuk menyuruh seseorang melaksanakan apa yang diinginkannya.Mbak Teti selalu berpakaian formal. Ia selalu mengenakan blus dan rok hitam yang agak menggantung sedikit di atas lutut. Bila sedang berada di ruang kerjanya, diam-diam aku pun sering memandang lekukan pinggulnya ketika ia bangkit mengambil file dari rak folder di belakangnya.

Walau bagian bawah roknya lebar, tetapi aku dapat melihat pinggul yang samar-samar tercetak dari baliknya. Sangat menarik, tidak besar tetapi jelas bentuknya membongkah, memaksa mata lelaki menerawang untuk menerka-nerka keindahannya.Di dalam ruang kerjanya yang besar, persis di samping meja kerjanya, terdapat seperangkat sofa yang sering dipergunakannya menerima tamu-tamu perusahaan. Sebagai Accounting Manager, tentu selalu ada pembicaraan-pembicaraan ‘privacy’ yang lebih nyaman dilakukan di ruang kerjanya daripada di ruang rapat.Aku merasa beruntung bila dipanggil Mbak Teti untuk membahas cash flow keuangan di kursi sofa itu. Aku selalu duduk persis di depannya. Dan bila kami terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius, ia tidak menyadari roknya yang agak tersingkap. Di situlah keberuntunganku. Aku dapat melirik sebagian kulit paha yang berwarna gading. Kadang-kadang lututnya agak sedikit terbuka sehingga aku berusaha untuk mengintip ujung pahanya. Tapi mataku selalu terbentur dalam kegelapan. Andai saja roknya tersingkap lebih tinggi dan kedua lututnya lebih terbuka, tentu akan dapat kupastikan apakah bulu-bulu halus yang tumbuh di lengannya juga tumbuh di sepanjang paha hingga ke pangkalnya. Bila kedua lututnya rapat kembali, lirikanku berpindah ke betisnya. Agen BandarQ Betis yang indah dan bersih. Terawat. Ketika aku terlena menatap kakinya, tiba-tiba aku dikejutkan oleh pertanyaan Mbak Teti..“Peter, aku merasa bahwa kau sering melirik ke arah betisku. Apakah dugaanku salah?” Aku terdiam sejenak sambil tersenyum untuk menyembunyikan jantungku yang tiba-tiba berdebar.



“Peter, salahkah dugaanku?”“Hmm.., ya, benar Mbak,” jawabku mengaku, jujur. Mbak Teti tersenyum sambil menatap mataku.“Mengapa?”Aku membisu. Terasa sangat berat menjawab pertanyaan sederhana itu. Tapi ketika menengadah menatap wajahnya, kulihat bola matanya berbinar-binar menunggu jawabanku.“Saya suka kaki Mbak. Suka betis Mbak. Indah. Dan..,” setelah menarik nafas panjang, kukatakan alasan sebenarnya.“Saya juga sering menduga-duga, apakah kaki Mbak juga ditumbuhi bulu-bulu.”“Persis seperti yang kuduga, kau pasti berkata jujur, apa adanya,” kata Mbak Teti sambil sedikit mendorong kursi rodanya.“Agar kau tidak penasaran menduga-duga, bagaimana kalau kuberi kesempatan memeriksanya sendiri?”“Sebuah kehormatan besar untukku,” jawabku sambil membungkukan kepala, sengaja sedikit bercanda untuk mencairkan pembicaraan yang kaku itu.“Kompensasinya apa?”“Sebagai rasa hormat dan tanda terima kasih, akan kuberikan sebuah ciuman.”“Bagus, aku suka. Bagian mana yang akan kau cium?”“Betis yang indah itu!”“Hanya sebuah ciuman?”“Seribu kali pun aku bersedia.”Mbak Teti tersenyum manis. Ia berusaha manahan tawanya.“Dan aku yang menentukan di bagian mana saja yang harus kau cium, OK?”“Deal, my lady!”“I like it!” kata Mbak Teti sambil bangkit dari sofa.Ia melangkah ke mejanya lalu menarik kursinya hingga ke luar dari kolong mejanya yang besar. Setelah menghempaskan pinggulnya di atas kursi kursi kerjanya yang besar dan empuk itu, Mbak Teti tersenyum. Matanya berbinar-binar seolah menaburkan sejuta pesona birahi. Pesona yang membutuhkan sanjungan dan pujaan.“Periksalah, Peter. Berlutut di depanku!” Aku membisu. Terpana mendengar perintahnya.“Kau tidak ingin memeriksanya, Peter?” tanya Mbak Teti sambil sedikit merenggangkan kedua lututnya.Sejenak, aku berusaha meredakan debar-debar jantungku. Aku belum pernah diperintah seperti itu. Apalagi diperintah untuk berlutut oleh seorang wanita. Bibir Mbak Teti masih tetap tersenyum ketika ia lebih merenggangkan kedua lututnya.“Peter, kau tahu warna apa yang tersembunyi di pangkal pahaku?” Aku menggeleng lemah, seolah ada kekuatan yang tiba-tiba merampas sendi-sendi di sekujur tubuhku.Tatapanku terpaku ke dalam keremangan di antara celah lutut Mbak Teti yang meregang. Akhirnya aku bangkit menghampirinya, dan berlutut di depannya. Sebelah lututku menyentuh karpet. Wajahku menengadah. Mbak Teti masih tersenyum. Telapak tangannya mengusap pipiku beberapa kali, lalu berpindah ke rambutku, dan sedikit menekan kepalaku agar menunduk ke arah kakinya.“Ingin tahu warnanya?” Aku mengangguk tak berdaya.“Kunci dulu pintu itu,” katanya sambil menunjuk pintu ruang kerjanya. Dan dengan patuh aku melaksanakan perintahnya, kemudian berlutut kembali di depannya.Mbak Teti menopangkan kaki kanannya di atas kaki kirinya. Gerakannya lambat seperti bermalas-malasan. Pada saat itulah aku mendapat kesempatan memandang hingga ke pangkal pahanya. Dan kali ini tatapanku terbentur pada secarik kain tipis berwarna putih. Pasti ia memakai G-String, kataku dalam hati. Sebelum paha kanannya benar-benar tertopang di atas paha kirinya, aku masih sempat melihat bulu-bulu ikal yang menyembul dari sisi-sisi celana dalamnya. Segitiga tipis yang hanya selebar kira-kira dua jari itu terlalu kecil untuk menyembunyikan semua bulu yang mengitari pangkal pahanya. Bahkan sempat kulirik bayangan lipatan bibir di balik segitiga tipis itu.“Suka?” Aku mengangguk sambil mengangkat kaki kiri Mbak Teti ke atas lututku.Ujung hak sepatunya terasa agak menusuk. Kulepaskan klip tali sepatunya. Lalu aku menengadah. Sambil melepaskan sepatu itu. Mbak Teti mengangguk. Tak ada komentar penolakan. Aku menunduk kembali. Mengelus-elus pergelangan kakinya. Kakinya mulus tanpa cacat. Agen DominoQQ

Ternyata betisnya yang berwarna gading itu mulus tanpa bulu halus. Tapi di bagian atas lutut kulihat sedikit ditumbuhi bulu-bulu halus yang agak kehitaman. Sangat kontras dengan warna kulitnya. Aku terpana. Mungkinkah mulai dari atas lutut hingga.., hingga.. Aah, aku menghembuskan nafas. Rongga dadaku mulai terasa sesak. Wajahku sangat dekat dengan lututnya. Hembusan nafasku ternyata membuat bulu-bulu itu meremang.“Indah sekali,” kataku sambil mengelus-elus betisnya. Kenyal.“Suka, Peter?” Aku mengangguk.“Tunjukkan bahwa kau suka. Tunjukkan bahwa betisku indah!”Aku mengangkat kaki Mbak Teti dari lututku. Sambil tetap mengelus betisnya, kuluruskan kaki yang menekuk itu. Aku sedikit membungkuk agar dapat mengecup pergelangan kakinya. Pada kecupan yang kedua, aku menjulurkan lidah agar dapat mengecup sambil menjilat, mencicipi kaki indah itu. Akibat kecupanku, Mbak Teti menurunkan paha kanan dari paha kirinya. Dan tak sengaja, kembali mataku terpesona melihat bagian dalam kanannya. Karena ingin melihat lebih jelas, kugigit bagian bawah roknya lalu menggerakkan kepalaku ke arah perutnya. Ketika melepaskan gigitanku, kudengar tawa tertahan, lalu ujung jari-jari tangan Mbak Teti mengangkat daguku. Aku menengadah.“Kurang jelas, Peter?” Aku mengangguk.Mbak Teti tersenyum nakal sambil mengusap-usap rambutku. Lalu telapak tangannya menekan bagian belakang kepalaku sehingga aku menunduk kembali. Di depan mataku kini terpampang keindahan pahanya. Tak pernah aku melihat paha semulus dan seindah itu. Bagian atas pahanya ditumbuhi bulu-bulu halus kehitaman. Bagian dalamnya juga ditumbuhi tetapi tidak selebat bagian atasnya, dan warna kehitaman itu agak memudar. Sangat kontras dengan pahanya yang berwarna gading.Aku merinding. Karena ingin melihat paha itu lebih utuh, kuangkat kaki kanannya lebih tinggi lagi sambil mengecup bagian dalam lututnya. Dan paha itu semakin jelas. Menawan. Di paha bagian belakang mulus tanpa bulu. Karena gemas, kukecup berulang kali. Kecupan-kecupanku semakin lama semakin tinggi. Dan ketika hanya berjarak kira-kira selebar telapak tangan dari pangkal pahanya, kecupan-kecupanku berubah menjadi ciuman yang panas dan basah.Sekarang hidungku sangat dekat dengan segitiga yang menutupi pangkal pahanya. Karena sangat dekat, walau tersembunyi, dengan jelas dapat kulihat bayangan bibir kewanitaannya. Ada segaris kebasahan terselip membayang di bagian tengah segitiga itu.



Kebasahan yang dikelilingi rambut-rambut ikal yang menyelip dari kiri kanan G-stringnya. Sambil menatap pesona di depan mataku, aku menarik nafas dalam-dalam. Tercium aroma segar yang membuatku menjadi semakin tak berdaya. Aroma yang memaksaku terperangkap di antara kedua belah paha Mbak Teti. Ingin kusergap aroma itu dan menjilat kemulusannya.Mbak Teti menghempaskan kepalanya ke sandaran kursi. Menarik nafas berulang kali. Sambil mengusap-usap rambutku, diangkatnya kaki kanannya sehingga roknya semakin tersingkap hingga tertahan di atas pangkal paha.“Suka Peter?”“Hmm.. Hmm..!” jawabku bergumam sambil memindahkan ciuman ke betis dan lutut kirinya.Lalu kuraih pergelangan kaki kanannya, dan meletakkan telapaknya di pundakku. Kucium lipatan di belakang lututnya. Mbak Teti menggelinjang sambil menarik rambutku dengan manja. Lalu ketika ciuman-ciumanku merambat ke paha bagian dalam dan semakin lama semakin mendekati pangkal pahanya, terasa tarikan di rambutku semakin keras. Dan ketika bibirku mulai mengulum rambut-rambut ikal yang menyembul dari balik G-stringnya, tiba-tiba Mbak Teti mendorong kepalaku.Aku tertegun. Menengadah. Kami saling menatap. Tak lama kemudian, sambil tersenyum menggoda, Mbak Teti menarik telapak kakinya dari pundakku. Ia lalu menekuk dan meletakkan telapak kaki kanannya di permukaan kursi. Pose yang sangat memabukkan. Sebelah kaki menekuk dan terbuka lebar di atas kursi, dan yang sebelah lagi menjuntai ke karpet.“Suka Peter?”“Hmm.. Hmm..!”“Jawab!”“Suka sekali!”Pemandangan itu tak lama. Tiba-tiba saja Mbak Teti merapatkan kedua pahanya sambil menarik rambutku.“Nanti ada yang melihat bayangan kita dari balik kaca. Masuk ke dalam, Peter,” katanya sambil menunjuk kolong mejanya.Aku terkesima. Mbak Teti merenggut bagian belakang kepalaku, dan menariknya perlahan. Aku tak berdaya. Tarikan perlahan itu tak mampu kutolak. Lalu Mbak Teti tiba-tiba membuka ke dua pahanya dan mendaratkan mulut dan hidungku di pangkal paha itu. Kebasahan yang terselip di antara kedua bibir kewanitaan terlihat semakin jelas. Semakin basah. Dan di situlah hidungku mendarat. Aku menarik nafas untuk menghirup aroma yang sangat menyegarkan. Aroma yang sedikit seperti daun pandan tetapi mampu membius saraf-saraf di rongga kepala.“Suka Peter?”“Hmm.. Hmm..!”“Sekarang masuk ke dalam!” ulangnya sambil menunjuk kolong mejanya.Aku merangkak ke kolong mejanya. Aku sudah tak dapat berpikir waras. Tak peduli dengan segala kegilaan yang sedang terjadi. Tak peduli dengan etika, dengan norma-norma bercinta, dengan sakral dalam percintaan. Aku hanya peduli dengan kedua belah paha mulus yang akan menjepit leherku, jari-jari tangan lentik yang akan menjambak rambutku, telapak tangan yang akan menekan bagian belakang kepalaku, aroma semerbak yang akan menerobos hidung dan memenuhi rongga dadaku, kelembutan dan kehangatan dua buah bibir kewanitaan yang menjepit lidahku, dan tetes-tetes birahi dari bibir kewanitaan yang harus kujilat berulang kali agar akhirnya dihadiahi segumpal lendir orgasme yang sudah sangat ingin kucucipi.Di kolong meja, Mbak Teti membuka kedua belah pahanya lebar-lebar. Aku mengulurkan tangan untuk meraba celah basah di antara pahanya. Tapi ia menepis tanganku.“Hanya lidah, Peter! OK?”Aku mengangguk. Dan dengan cepat membenamkan wajahku di G-string yang menutupi pangkal pahanya. Menggosok-gosokkan hidungku sambil menghirup aroma pandan itu sedalam-dalamnya. Mbak Teti terkejut sejenak, lalu ia tertawa manja sambil mengusap-usap rambutku. Agen Poker

“Rupanya kau sudah tidak sabar ya, Peter?” katanya sambil melingkarkan pahanya di leherku.“Hm..!”“Haus?”“Hm!”“Jawab, Peter!” katanya sambil menyelipkan tangannya untuk mengangkat daguku. Aku menengadah.“Haus!” jawabku singkat.Tangan Mbak Teti bergerak melepaskan tali G-string yang terikat di kiri dan kanan pinggulnya. Aku terpana menatap keindahan dua buah bibir berwarna merah yang basah mengkilap. Sepasang bibir yang di bagian atasnya dihiasi tonjolan daging pembungkus clit yang berwarna pink. Aku termangu menatap keindahan yang terpampang persis di depan mataku.“Jangan diam saja. Peter!” kata Mbak Teti sambil menekan bagian belakang kepalaku.“Hirup aromanya!” sambungnya sambil menekan kepalaku sehingga hidungku terselip di antara bibir kewanitaannya.Pahanya menjepit leherku sehingga aku tak dapat bergerak. Bibirku terjepit dan tertekan di antara dubur dan bagian bawah vaginanya. Karena harus bernafas, aku tak mempunyai pilihan kecuali menghirup udara dari celah bibir kewanitaannya. Hanya sedikit udara yang dapat kuhirup, sesak tetapi menyenangkan. Aku menghunjamkan hidungku lebih dalam lagi. Mbak Teti terpekik. Pinggulnya diangkat dan digosok-gosokkannya dengan liar hingga hidungku basah berlumuran tetes-tetes birahi yang mulai mengalir dari sumbernya. Aku mendengus. Mbak Teti menggelinjang dan kembali mengangkat pinggulnya. Kuhirup aroma kewanitaannya dalam-dalam, seolah vaginanya adalah nafas kehidupannku.“Fantastis!” kata Mbak Teti sambil mendorong kepalaku dengan lembut. Aku menengadah. Ia tersenyum menatap hidungku yang telah licin dan basah.“Enak ‘kan?” sambungnya sambil membelai ujung hidungku.“Segar!” Mbak Teti tertawa kecil.“Kau pandai memanjakanku, Peter. Sekarang, “Kecup,Jilat dan hisap dengan rakus. Tunjukkan bahwa kau memujanya.



Tunjukkan rasa hausmu! Jangan ada setetes pun yang tersisa! Tunjukkan dengan rakus seolah ini adalah kesempatan pertama dan yang terakhir bagimu!”Aku terpengaruh dengan kata-katanya. Aku tak peduli walaupun ada nada perintah di setiap kalimat yang diucapkannya. Aku memang merasa sangat lapar dan haus untuk mereguk kelembutan dan kehangatan vaginanya. Kerongkonganku terasa panas dan kering. Aku merasa benar-benar haus dan ingin segera mendapatkan segumpal lendir yang akan dihadiahkannya untuk membasahi kerongkongannku. Lalu bibir kewanitaannya kukulum dan kuhisap agar semua kebasahan yang melekat di situ mengalir ke kerongkonganku. Kedua bibir kewanitaannya kuhisap-hisap bergantian.Kepala Mbak Teti terkulai di sandaran kursinya. Kaki kanannya melingkar menjepit leherku. Telapak kaki kirinya menginjak bahuku. Pinggulnya terangkat dan terhempas di kursi berulang kali. Sesekali pinggul itu berputar mengejar lidahku yang bergerak liar di dinding kewanitaannya. Ia merintih setiap kali lidahku menjilat clitnya. Nafasnya mengebu. Kadang-kadang ia memekik sambil menjambak rambutku.“Ooh, ooh, Peter! Peter!” Dan ketika clitnya kujepit di antara bibirku, lalu kuhisap dan permainkan dengan ujung lidahku, Mbak Teti merintih menyebut-nyebut namaku..“Peter, nikmat sekali sayang.. Peter! Ooh.. Peter!”Ia menjadi liar. Telapak kakinya menghentak-hentak di bahu dan kepalaku. Paha kanannya sudah tidak melilit leherku. Kaki itu sekarang diangkat dan tertekuk di kursinya. Mengangkang. Telapaknya menginjak kursi. Sebagai gantinya, kedua tangan Mbak Teti menjambak rambutku. Menekan dan menggerak-gerakkan kepalaku sekehendak hatinya.“Peter, julurkan lidahmuu! Hisap! Hisaap!”Aku menjulurkan lidah sedalam-dalamnya. Membenamkan wajahku di vaginanya. Dan mulai kurasakan kedutan-kedutan di bibir vaginanya, kedutan yang menghisap lidahku, mengundang agar masuk lebih dalam. Beberapa detik kemudian, lendir mulai terasa di ujung lidahku. Kuhisap seluruh vaginanya. Aku tak ingin ada setetes pun yang terbuang. Inilah hadiah yang kutunggu-tunggu. Hadiah yang dapat menyejukkan kerongkonganku yang kering. Kedua bibirku kubenamkan sedalam-dalamnya agar dapat langsung menghisap dari bibir vaginanya yang mungil.“Peter! Hisap Peter!”Aku tak tahu apakah rintihan Mbak Teti dapat terdengar dari luar ruang kerjanya. Seandainya rintihan itu terdengar pun, aku tak peduli. Aku hanya peduli dengan lendir yang dapat kuhisap dan kutelan. Lendir yang hanya segumpal kecil, hangat, kecut, yang mengalir membasahi kerongkonganku. Lendir yang langsung ditumpahkan dari vagina Mbak Teti, dari pinggul yang terangkat agar lidahku terhunjam dalam.“Oh, fantastis,” gumam Mbak Teti sambil menghenyakkan kembali pinggulnya ke atas kursinya.Ia menunduk dan mengusap-usap kedua belah pipiku. Tak lama kemudian, jari tangannya menengadahkan daguku. Sejenak aku berhenti menjilat-jilat sisa-sisa cairan di permukaan Agen Sakong kewanitaannya.“Aku puas sekali, Peter,” katanya. Kami saling menatap. Matanya berbinar-binar. Sayu. Ada kelembutan yang memancar dari bola matanya yang menatap sendu.“Peter.”“Hm..”“Tatap mataku, Peter.” Aku menatap bola matanya.“Jilat cairan yang tersisa sampai bersih”“Hm..” jawabku sambil mulai menjilati vaginanya.“Jangan menunduk, Peter. Jilat sambil menatap mataku. Aku ingin melihat erotisme di bola matamu ketika menjilat-jilat vaginaku.”Aku menengadah untuk menatap matanya. Sambil melingkarkan kedua lenganku di pinggulnya, aku mulai menjilat dan menghisap kembali cairan lendir yang tersisa di lipatan-lipatan bibir kewanitaannya.“Kau memujaku, Peter?”“Ya, aku memuja betismu, pahamu, dan di atas segalanya, yang ini.., muuah!” jawabku sambil mencium kewanitaannya dengan mesra sepenuh hati.Mbak Teti tersenyum manja sambil mengusap-usap rambutku.

Kisah Lolita Anak ABG



Gairah JaguarQQ - "Kan cuma dipoto… kamu tetap akan masih perawan…," ujarku menyakinkan lolita pembantuku yang masih berusia 16 tahun masih terlihat polos, namun yang membuatku tergiur adalah tubuhnya yang sudah membentuk indah dengan buah dada yang menyembul seksi dan kulitnya yang putih ditambah wajahnya yang masih imut.
" kalo kamu mau…. uang ini gak usah di cicil…," seraya ku raih tangannya dan kuberikan uang 5 juta ditangannya yang ia butuhkan untuk membayar biaya rumah sakit ibunya di kampung.

jam menunjukan pukul 10 siang saat aku kembali dari kantorku dengan alasan mengambil dokumen yang tertinggal dirumah, hari ini aku menagih janji lolita disaat jam kerja dengan begitu istriku pun sedang berada di kantornya. dadaku berdegup kencang penuh napsu saat lolita membuka pintu gerbang. dari dalam mobil ku pandangi wajahnya, dadanya yang menyembul dibalik bajunya dan pinggulnya yang meliuk indah.
" tapi… bapak janji ya, saya cuma dipoto…. jangan diperkosa pak… " ucap lolita, dan kuyakinkan kepadanya, aku tak akan merenggut keperawanannya.

pada awalnya kuambil beberapa poto dengan kondisi lolita masih mengenakan baju lengkap, kuminta ia untuk berpose sesuai keinginanku.
roknya diangkat… pintaku seraya kubidik dan kuambil gambarnya. hingga perlahan baju dan rok nya kuminta dilepasnya satu persatu sambil kuambil gambarnya.
" buka ta…" pintaku saat tangannya terhenti membuka bra-nya. dan perlahan bra itu terlepas dari kedua buah dadanya yang ranum dan montok menggantung bebas begitu indah. kuminta agar ia berpose sambil kupuji keindahan buah dadanya.

dan akhirnya kuminta lolita melepas celana dalamnya.tanpa menunggu lama ia menurunkan celana dalamnya dan melepas dari kedua kakinya. bulu-bulu lembut hitam menghias di pangkal selangkangannya. dengan usianya masih 16 tahun bulu kemaluannya masih terlihat lembut dan indah dan aku beraksi dengan kameraku hingga kuminta ia untuk mengangkang dan memperlihatkan vaginanya.

" aaah..ta cantik banget memek kamu… " pujiku. sungguh vagina perawan asli masih mulus dan bibir lubang yang masih tertutup rapat.
ku letakkan kameraku. " sudah ta…" ujarku kepada lolita yang meraih pakaiannya tapi segera kuminta agar tak dipakainya dulu.
" aahh…paak…!, " sergah lolita saat melihatku membuka celanaku.
" enggak ta…tenang… cuma mau kasih liat…," kutenangkan dan kuterangkan bahwa aku cuma ingin memperlihatkan kepadanya. kukeluarkan kontolku dari seleting celanaku menegang menjulur keluar dihadapan lolita yang terpana melihat kontolku.
kukocok kontolku dihadapannya yang masih telanjang menyaksikanku.
" tolong sebentar ya ta.. cuma mau ngocok biar keluar…" ujarku kuminta agar lolita untuk duduk dengan kaki mengangkang menghadapku.

" uuuhh… ta… memek kamu cantik banget… " pujiku dengan tangan semakin kukocok lebih cepat sambil melihat kearah vagina nya yang masih perawan. bahkan setelah kuyakinkan dan lolita percaya aku hanya ingin melihat sambil mengocok ia mengangkangkan kedua kakinya lebih lebar memperlihatkan kepadaku. jari lentiknya membuka belahan vaginanya sehingga itilnya semakin terlihat menonjol kemerahan dan lubang kenikmatannya yang juga kemerahan terlihat basah.

" ta.. kamu mau tolongin gak ?," tanyaku agar ia mau mendekat dan mengocokkan kontolku dengan tangannya.
" biar cepet keluar ta…pintaku lagi." dan kulihat lolita beranjak dari duduknya mendekatiku setalah kambali kuyakinkan hanya ingin dikocokin tangannya. tubuh telanjangnya deket dihadapanku.aku duduk saat tangan lolita meraih kontolku dan perlahan dengan lembut mengocoknya.
" aaaah… enak banget ta… " pujiku. sesaat aku terpejam menikmati kocokan tangannya.
" teruss. ta… " pintaku lagi. tangan lentiknya mengocok semakin cepat kontolku yang semakin mengeras. kuliat kedua buah dadanya yang menggantung bebas bergerak sungguh indah.

" ta boleh pegang ya…?, " pintaku dan lolita mengangguk kepadaku dan membiarkan tanganku membelai buah dadanya. kubelai dan kuremas perlahan memberi sensasi yang begitu nikmat hingga akhirnya aku menggeram kusemburkan spermaku yang memancar keatas sebagian mengenai wajahnya yang terkejut.
aku terlentang kubiarkan kontolku yang sudah lunglai dan lolita membersihkan tangannya dengan tissu.
" sekalian ta…"  pintaku untuk membersihkan spermaku yang berceceran di paha dan perutku. dengan menurut lolita membersihkannya. sambil kuminta agar tak memakai pakaiannya dulu.
" malu ah pak…" ucapnya.

kok malu ? kan telanjang bareng…ujarku dan ia hanya tersenyum malu.kupandangi lekukan pinggulnya dan bokongnya yang menyembul mulus dengan kuliatnya yang putih. aku meminta ijin untuk menyentuh dan menjamahnya. lolita hanya diam tersenyum dan membiarkan tanganku yang mengelus pinggangnya kemudian kebawah merekas bokongnya.
" kamu udah pernah ngocok pacar kamu ya ta ?," tanyaku sambil ku elus pahanya, lolita hanya terdiam sambil tersipu malu.
" udah pernah ya… nakal ya kamu…" godaku.
" bapak kok tau…," ucapnya dengan wajah memerah.
" ya tau lah… dari cara kamu ngocok tadi…enak banget. " ujarku sekenanya.
" pernah isep juga ya…?," tanyaku lagi dan lolita mengangguk tersipu malu.
" iih tau gitu minta isep aja…" ujarku.

kurapikan pakaian karena aku harus kembali ke kantor aku meminta lolita untuk tak mengenakan pakaiannya sampai ia melepas aku di ruang tamu dan menutup pintu rumah.
sudah lama pikirku setelah pemotretan itu. sambil kulihat poto-poto lolita dan kupandangi poto lolita yang telanjang duduk mengangkang memperlihatkan vagina nya yang masih perawan.

" gak dipoto kok ta.. cuma pengen dikocokin kayak waktu itu…" ujarku. siang itu aku kembali dari kantor.
ku rangkul lolita menuju kamarnya.
" boleh cium ya ta.." ujarku.
" boleh pak…, " jawab lolita dan membiarkan pipinya kucium. kuraba dadanya membuar lolita melenguh manja kepadaku. lolita melepas semua pakaiannya telanjang bulat dihadapanku sementara kukeluarkan kontolku yang kuelus sambil memandang kemulusan tubuhnya yang telanjang memamerkannya dihadapanku. lolita membuka kedua kakinya saat melihatku mulai mengocok.

lolita mendekatiku saat kocokanku semakin cepat, tangannya mengambil alih tanganku dan mengocoknya dengan nikmat sambil tanganku beralih ke buah dadanya yang ku jamah dan kuremas-remas. sesekali tanganku mengelus bokongnya merayapi pinggulnya dan pundaknya dan kembali meremas buah dadanya. hingga akhirnya kusemburkan spermaku oleh tangannya.

aku beranjak dari ranjang setelah kupastikan istriku terlelap oleh obat tidurnya. mengendap-endap aku menyelinap ke kamar lolita yang tak terkunci dan kudapati lolita yang tertidur dengan rok nya yang tersingkap. terlihat celana dalamnya yang putih membungkus vaginanya yang nampak bibirnya menerawang dibaliknya.

ingin rasanya kusetubuhi lolita namun aku sudah berjanji kepadanya untuk tidak merenggut keperawanannya. hingga selama ini aku hanya bisa memandang dan memegang tubuhnya sambil menyemburkan spermaku ditangannya.

malam ini kubangunkan lolita dan kuminta ia untuk mengocok kontolku lagi. hingga aku menyemburkan spermaku diwajahnya dan aku kembali kekamarku.
" kamu telanjang ta…" pintaku dengan tubuhku yang sudah telanjang kuyakinkan lagi dengan janjiku yang tidak akan merenggut keperawanannya.
cuma tidur telanjang bareng kayak suami istri gitu kok…cuma peluk-pelukan aja gak sampe dimasukin…. jelasku dan lolita menuruti keinginanku melepas dasternya, BH nya dan celana dalamnya.

kupeluk tubuh mulus ABG ini usianya masih 16 tahun mulus dan indah.
" sambil tiduran yuk ta…" ajakku, ku bimbing ke kasurnya berbaring dan aku ikut berbaring.
" bapak janji gak akan perawanin kamu, ta…" ucapku.

ini cuma pelukan seperti suami istri…. jelasku lagi. lolita hanya mengangguk dan pasrah saat kucium bibirnya. kubelai bulu kemaluannya dan semakin dalam masuk ke pangkal selangkangannya saat kuraba belahan vaginanya yang basah berlendir. kulumat bibirnya sambil aku menggumuli tubuh telanjangnya yang melekat menyatu dengan kulit tubuhku. kuciumi lehernya sambil kuremas-remas lembut kedua buah dadanya.

" eesshh,,, eeeehh… " lenguhnya saat ku hisap puting susunya, kuhisap ku jilati dengan lidahku membuatnya menggeliat penuh kenikmatan.
aku beringsut kebawah, ku elus kedua pahanya dan ku buka kedua kakinya. JaguarQQ

" aaaahh…" lenguh lolita, saat kujilat vaginanya dan itilnya yang membuatnya menggelepar tak kuasa menahan kenimatan ini. aroma vagina perawan ini sungguh luar biasa harumnya. hinga kubuat lolita menggelepar mengalami orgasme oleh lidahku yang memainkan itilnya.
nafas nya tersengal, kupeluk dengan lembut dan ku cium pipinya.

" enak ta…?" bisikku dan lolita mengangguk memandangku sayu.

" gantian ya ta… " ucapku seraya kutindih tubuh telanjangnya, kuselipkan kontolku dislolita pahanya dan sambil kulumat bibirnya. kugoyangkan pinggulku hingga kontolku yang terjepit pahanya bergesek nikmat dengan pahanya yang mulus. namun semakin lama kurasakan kepala kontolku tersentuh pangkal selangkangannya, menyentuh dan menyundul bibir vaginanya.

"ta… "bisikku, kedua paha lolita semakin terbuka hingga kontolku tak lagi terjepit pahanya dan dengan kepala kontolku yang tepat terselip dibibir vaginanya. ingin rasanya aku mendorongnya hingga kepala kontolku melesal masuk kedalam vaginanya. namun aku hanya terdiam memandangnya.

" ta…? " bisikku. lolita menatapku dengan tatapannya penuh harap.
" boleh dimasukin ta…?," tanyaku dan kulihat lolita mengangguk. birahiku seakan tersentak bersorak gembira.
sesaat kupandang wajah cantiknya dan ku belai rambutnya, ku kecup bibirnya dan perlahan ku dorong pingulku hingga kepala kontolku menyeruak bibir vaginanya dan semakin dalam masuk ke lubang perawannya.
" aaaahh… " lenguh lolita memejamkan matanya dengan wajah terdongak keatas. ku hentikan sesaat dan kodorong lagi perlahan hingga wajahnya kembali terdongak keatas.
" ooooohhh…" pekik lolita saat semakin dalam hingga terbenamlah kontolku di dalam lubang perawannya. hangat sempit menjepit nikmat kontolku yang mulai bergarak keluar dan kembali masuk.
uuhh.. nikmat sekali vagina perawan ini, pikirku semakin lancar kontolku keluar masuk dan semakin terdengar lenguhan lolita yang semakin sering terdengar.

" enak ta ?," bisikku dan lolita hanya mengangguk. syukurlah pikirku yang berarti ia sudah bisa menikmati kontolku yang semakin cepat menghujam hujam vaginanya. hingga tak lama tiba tiba tubuh lolita mengejang dengan wajah mendongak tubuhnya bergetar hebat, tangannya mencengkeram pundakku. lolita mencapai orgasmenya sambil tetap ku goyangkan pinggulnya sambil merasakan cengkeraman liang vaginanya yang seperti menghisap dan meremas kontolku.

wajahnya berkeringat dengan nafas terengah dengan tubuh lemas. kuminta ia membelakangiku dan kembali ku setubuhi dengan posisi menungging. bokongnya kuremas kupukul kecil, kupacu seperti kuda betina yang sedang kutunnggangi dan tak lama membuat tubuh lolita kebali mengejang nikmat.
malam ini kuperawani dan kunikmati tubuh lolita dengan segala kekuatanku hingga membuat lolita 4 kali mencapai orgasmenya.

lolita hanya terkulai lemah, tak berdaya saat aku rentangkan kedua kakinya dan kembali ku setubuhi. lenguhan lemah dari mulutnya membuat aku semakin bernapsu menghujamkan kontolku di vagina perawannya.

" aaah… " geramku menahan orgasmeku, aku tak ingin mencabutnya, aku ingin menyemburkan spermaku di dalam vaginanya. aku ingin menumpahkan spermaku di dalam rahimnya, dan aku ingin menghamilinya. terngiang dalam benakku sambil terus ku genjot dengan penuh napsu. hingga akal sehatku tersentak.

tidak jangan sampe lolita hamil, pikirku supaya aku bisa menikmatinya lagi dan lagi. dan tepat saat sperma ku hendak menyembur aku mencabut dari vaginanya dan ku sodorkan ke wajahnya yang disambut olehnya dengan menghisap kontolku.

" aaahh… " geramku dengan bersamaan keluarnya spermaku didalam mulut lolita.
usai membersikan spermaku, ku kecup bibirnya dan kutinggalkan lolita yang tergeletak lemas di kasur dengan tubuh polosnya. aku kembali kekamar dan kulihat istriku masih tertidur dengan lolitapnya.

" pah… aku berangkat duluan ya… ada miting hari ini…" ujar istriku dengan sudah berpakaian rapih.
" iya mah… aku gak enak badan nih, berangkat agak siang…" ujarku kembali berselimut hingga terdengar motor istriku menghilang. aku teringat lolita yang telah kuperawani semalam. aku beranjak dari kasur. saat di ruang tengah kulihat lolita hendak menuju kamar mandi dengan handuk di pundaknya.
" lolita… ibu sudah berangkat ?," tanyaku.
" eh pak.. sudah tadi pak…" jawabnya dengan wajah cantiknya merunduk terlihat lolitah mungkin karena semalam aku perawani, pikirku.
" mau mandi ta ?, " tanyaku
" iya pak…"
" boleh ikut mandi ta ?"
lolita hanya tersenyum yang berarti boleh, pikirku dan aku kembali ke kamar mengambil handukku. dan saat aku kembali kulihat lolita dengan tubuh telanjangnya tanpa menutup pintu kamar mandi menungguku dengan tersipu malu.


Kamis, 26 Maret 2020

Hubungan Antara Guru dan Murid




Agen BandarQ - Perkenalkan namaku rina, tinggi 160 sentimeter, berat 56 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter, Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak dengan usia 44 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota S.
Kata orang tahi lalat di daguku seperti Merry Febriyanti, dan bentuk tubuhku mirip Minati Atmanegara yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur. Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 38 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sandi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya.

Oh ya, Sandi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD. Sandi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama.

ku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sandi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku. Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri. Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan.

Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sandi. Kudengar suara langkahnya mendekatiku. “Bu Asmi..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sandi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

“Bu Asmi..?” Suara Sandi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak. Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher. Lalu kurasakan Sandi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Sandi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sandi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Tangan kanan Sandi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.

Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Sandi!! Ngapain kamu?” Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sandi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sandi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sandi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak. “Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sandi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta. “Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut. “Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Asmi.. Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sandi. “Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah” Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

Lalu Sandi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sandi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja sange yang masih panas. Keluar dari kamar mandi, Sandi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun. “Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu. “Ibu hebat…,” desisnya. “Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sandi seorang remaja sange yang panjang seleher. “Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan kaya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil. Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sandi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku. “Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya. Sandi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya. “Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot. Sandi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sandi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar. Berbeda dengan suamiku, Sandi seorang remaja sange nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk.

Birahiku menggelegak-gelegak. Sandi seorang remaja sange menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sandi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah. “Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sandi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku. Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sandi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sandi seorang remaja sange memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa. “Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali. “Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit. Sandi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar. “Oohh…, toloongg.., gustii…!!!” Sandi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis. “Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!” Sandi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sandi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak. “Ibu mau keluar!

Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit. “Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sandi menyodok-nyodok semakin kencang. “Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!” “Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!” “Oh, ah, uuugghhh… ” “Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…” Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sandi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku orgasme! Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sandi seorang remaja sange mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme. Kuturuti permintaan Sandi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sandi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku. Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi. Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sandi dengan diam. JaguarQQ

Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku. “San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang. “Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku. Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sandi seorang remaja sange mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan. Sandi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi. “Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!” Sandi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sandi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat.

Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sandi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme. Tiba-tiba Sandi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sandi seorang remaja sange langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sandi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga. “Aarrgghhh…!!!” aku menjerit. “Aku hampir keluar!” Sandi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sandi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat. “Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku. “Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sandi “Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku. “Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… ”

“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!” “Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!” “Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!” Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sandi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku. “Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu. Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sandi seorang remaja sange memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas. “Enak banget,” bisik Sandi beberapa saat kemudian.

“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sandi bergerak-gerak di dalam vaginaku. “Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…” “Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…” Sandi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sandi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku. Sandi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sandi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi.

Sandi seorang remaja sange mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata, “Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?” Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sandi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sandi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga. Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku seorang remaja sange yang perkasa.


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,