“Awas jang jangan kena di rayu entar kena sipilis kamu”
“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Liza memaki para kuli itu dengan sedikit marah.
Tono agak rikuh juga karena Liza menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.
“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan…”
Tono cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berduamenyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Liza yang kebetulan dekat dengan pasar. Sampai dirumah Liza kemudian menyuruh Tono masuk dan kemudian mengunci pintu, Tono sedikit keheranan.
“ayo atuh jangan malu-malu, nggak apa-apa disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata Liza.
“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan”, kata Liza sambil membelai dada Tono yang bidang.Tono hanya diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.
“Baju kamu dibuka aja ya”, kata Liza sambil menarik kaos yang dipakai Tono, dan kemudian dia membuka risleting celana yang dipakai Tono.
Dengan bernafsu Neneng mencium bibir Udin yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Liza Tono juga mulai terbakar birahi. Liza mendorong Tono ketempat tidur sehingga Udin jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Liza menarik celana Tono sehingga anak itu bugil. Kontol Tono sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi kontolnya itu. Liza hanya tersenyum melihatnya.
“Wah sama saya sih nggak usah malu-malu udah sering lihat yang kayak gitu..”
Kemudian Neneng membuka bajunya, Udin makin salah tingkah melihat ada wanita yang bugil didepan dia. Kemudian Tono naik ke tempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.
“ahhh aduh geli teh”, Tono mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
“Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.”
Liza memengang kontol Tono dan mengarahkannya ke memeknya. Tono melihatnya masih dengan badan gemetaran.
"Akhh..."Tono mendesah saat kontolnya masuk kedalam memek Liza,matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan di kontolnya.
"Akhh...sss enak kan Ton,"Liza bergerak naik turun sambil meremas-remas susunya.Tono merem melek menikmati goyangan Liza,kontolnya serasa dipijat dan disedot di dalam memek Liza,kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Liza dan tangannya meremas-remas seprei,baru saat Liza membimbing tangannya ke susu Liza.
"Remas Ton...Akkhh".Tono meremas-remas susu Liza,dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Tono mulai mengemutnya persis seperti bayi,tapi kemudian berhenti saat Liza menegakkan badannya.
Liza masih asik menggoyang pantatnya dan tangannya meremas dada Tono.Tono mulai gelisah tangannya kadang meremas susuku,kadang meremas sprei dan kadang-kadang pinggang Liza seolah-olah mengatur agar Liza menekan sedalam mungkin.
"Aduh...teh...akh",Tono mendesah,bicaranya mulai ngaco,nafasnya mulai memburu dan badannya mulai kejang,kepalanya mendongkak keatas,matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan crot...crot...crot.Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya dan akhirnya Tono terkulai lemas.
"Yaaaa kan teteh belum,tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya", kata Liza dengan nada sedikit kecewa,mereka tidur sambil pelukan.
Saat pagi hari Tono bangun dan melihat Liza yang tidur terlentang,dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus,kemudian dia mulai meraba memek Liza.Saat Liza merasakan memeknya ada yang mengusap-ngusap dia terbangun melihat Tono tersenyum dan membiarkan Tono memperlakukannya seperti itu.Tono kemudian naik ke atas tubuh Liza menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Liza lalu menekannya.
"Akh...ngehh"
"Enak kan Ton sss...akh...Tekan yang dalem Ton..Akhh..."
Tono menggerakkan pantatnya maju mundur dan Liza menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Tono.Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua.
"aduh Ton...terus...Akh...Yaa terus Ton yang keras akhh Ton yeah...terus akhh"
"Akh teh tono mau keluar akh teh...sss...akkkh...ngahouch..."
"Teteh dateng ton akh....ton...Aouchhh.."
Badan mereka berdua menegang.Liza mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya,sedangkan Tono seperti busur panah,pantatnya menekan memek Liza dan tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka berdua terkulai lemas.Kepala Tono rebahan disusu Liza dan kemudian tidur terlentang disisi Liza.Beberapa saat kemudian.
"Ton yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Tono harus bayar yah murah kok cuman 200000 aja."
Tono hanya mengangguk sambil tersenyum.Kemudian Liza mulai menjilati seluruh badan Tono dada Tono kemudian turun kebawah.Saat sampai di kontol Tono Liza menjilati kepala kontol Tono yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering,kemudian mengulumnya.
"Akh..teh...sss aduh geli...akh..",Tono mendesah dan badannya gemeteran,dan kontolnya mulai mengeras lagi.
Liza terus mengulum kontol Tono sambil mengocoknya.Tono menggerakkan pantatnya naik turun.
"akhh...teh...teeehhh ouch..."
Sperma Tono muncrat dimulut Liza dan sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya.Liza menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperman Tono sampai bersih.Setelah mandi Tono membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.
"Din,kamu baru berapa hari kerja disini udah kesiangan,saya tahu kamu kemana,kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan",Pak Paijo menasehati Tono.
Tono hanya diam saja tanpa berkomentar apa-apa.Tapi karena terlanjur ketagihan Tono sering pergi bersama Liza dan tanpa disadarinya dia ketularan penyakit dan saat akan berobat Tono tidak mampu menebus obatnya karena uangnya sudah habis untuk membayar Liza dan kemudian dia pulang ke kampung dengan perasaan malu yang teramat sangat.
0 komentar:
Posting Komentar