Jumat, 14 Juli 2023

PEMUDA PERKASA YANG BISA MEMUASKAN HASRAT SEXS KU


http://202.95.10.206/

Sebut saja namaku Ririn,seorang wanita yang telah berusia 40 tahun dan telah bersuami.Menurut banyak teman,aku adalah wanita yang cukup cantik dan berkulit putih bersih.Yang luar biasa adalah postur tubuhku yang masih terawat dan indah.Tinggi badanku 167cm.Pantatku cukup bulat dan berisi dengan sepasang betis yang indah.

Sepasang payudaraku berukuran 34C juga tampak padat dan serasi dengan bentuk tubuhku.Kata orang tubuhku seperti artis Minarti Atmanegara yang bentuk tubuhnya tetap indah diusia yang telah berkepala 4.Aku bekerja sebagai karyawan staf accounting pada sebuah toserba yang cukup besar dikotaku.

Sehingga aku banyak mengenal banyak relasi dari para bekerja perusahaan lain yang memasok barang ketempatku bekerja.Aku juga menjadi instruktur senam BL ditempat aku fitnes.Disinilah kisah yang akan kisah indah aku dan Heru pertama kali terjadi.Sebagai seorang istri,aku merupakan seorang wanita setia pada suami.

Aku berprinsip,tidak ada laki-laki lain yang menyentuh hati dan tubuhku,kecuali suami yang sangat kucintai.Dan sebelum kisah ini terjadi,aku memang selalu dapat menjaga kesetiaanku,Jangankan disentuh,tertarik dengan lelaki lain merupakan pantangan buatku.

Tetapi begitulah,beberapa bulan terakhir suamiku kurang dapat memuaskanku diatas ranjang.Kalaupun bisa,dia pasti kelelahan dan langsung istirahat.Mungkin karna usia kami yang terpaut 14 tahun,mau tak mau aku cuma bisa memainkan jari sambil membayangkan suamiku sedang memasukkan batang kejantanannya ke vaginaku.

Tapi tak senikmat kenyataan.Sampai akhirnya datang seorang mahasiswa yang ingin PI (Praktek Industri) ditempatku.Dan aku ditunjuk sebagai pembimbing mahasiswa tersebut oleh bosku.Mahasiswa itu memperkenalkan dirinya bernama Heru.Kuperhatikan dia dari atas sampai bawah,cukup lumayan penampilannya.

Heru berbadan tinggi besar dan atletis,tingginya sekitar 178cm.Sungguh aku tidak mempunyai pikiran atau perasaan tertarik padanya.Pada awalnya hubungan kami biasa-biasa saja,bahkan cenderung agak kaku.Namun begitu,Heru selalu bersikap baik padaku.Kuakui pula,ia pemuda yang simpatik.Ia sangat pandai mengambil hati orang.

Sehingga lama-kelamaan kekakuannya berkurang dan kami berdua menjadi akrab.Bahkan aku sering meminta Heru membantuku lembur dikantor.Dan jika begitu biasanya aku bercerita tentang kehidupan rumah tanggaku.Sampai-sampai urusan diatas tempat tidur kuceritakan padanya.Karna Heru sangat pandai memancing.Hingga suatu ketika,setelah sebulan ia PI dikantorku.

Sewaktu aku sedang lembur menghitung keuangan bulanan perusahaan,Heru datang menghampiriku.."Misi Bu,bisa ganggu gak?"Tegur Heru sopan. 'Ya ada apa ru?"Jawabku. "ini...ada beberapa yang saya gak ngerti bisa dijelaskan gak Bu?" Heru bertanya lagi. "Ooh bisa...mana yang kamunya kurang paham" aku menjawab lalu menyuruhnya untuk duduk disampingku disofa.Lalu memberikan penjelasan panjang lebar kepadanya.

Katanya sih bahkan yang dia minta penjelasan dariku itu akan dimasukkan dalam bahan laporannya. "Bu,saya mo ngasih hadiah ulang tahun,Bu Ririn mau nerima gak? "Tanyanya tiba-tiba. "Boleh,syaratnya hadiahnya harus banyak ya"Jawabku bergurau. "Saya juga punya syarat bu,hadiah ini akan saya berikan kalo Bu Ririn mau memejamkan mata.,Mau gak? "Tanya nya lagi. "Serius nih? Oke kalo cuma itu syaratnya ibu mau"kataku sambil memejamkan mata. "Awas jangan buka mata sampai saya memberikan aba-aba...!"kata Heru lagi.

Sambil terpejam aku penasaran dengan hadiah apa yang akan diberikannya.Tetapi,ya ampun,pada saat mataku terpejam,tiba-tiba aku merasakan ada benda lunak menyentuh bibirku.Tidak hanya menyentuh,benda itu juga melumat bibirku dengan halus.Aku langsung tahu.Heru tengah menciumku.Maka aku langsung membuka mata,wajah Heru sangat dekat dengan wajahku dan tangannya merangkul pinggangku.

Tetapi anehnya,setelah itu aku tidak berusaha mengindar.Untuk beberapa lama,Heru masih melumat bibirku.Kalo mau jujur aku juga ikut menikmatinya.Bahkan beberapa saat secara refleks aku juga membalas melumat bibir Heru.Sampai kemudian aku tersadar,lalu ku dorong dada Heru hingga ia terjengkang kebelakang.

"Her seharusnya ini gak boleh terjadi" kataku dengan nada bergetar menahan rasa malu dan sungkan yang menggumpal dihatiku. "Maaf Bu Ririn,mungkin saya terlalu nekat.Seharusnya saya sadar Ibu sudah bersuami.Tapi inilah kenyataanya,Aku sayang sama Bu Ririn"ujarnya lirih sambil meninggalkanku.Seketika aku sangat menyesal,aku merasa telah mengkhianati suamiku.Tapi uniknya peristiwa seperti masih terulang beberapa kali.

Beberapa kali jika Heru konsultasi denganku,ia selalu memberikan "hadiah" seperti itu.Tentu itu dilakukannya jika tak ada orang yang melihat.Meskipun pada akhirnya aku menolaknya,tapi anehnya,aku tidak pernah marah dengan perbuatan Heru itu.Entahlah,aku sendiri bingun.Aku tidak tahu,apakah ini dikarnakan permasalahanku dengan suami diatas ranjang sehingga menerima begitu saja semua perbuatannya padaku.

Ataukah aku telah jatuh cinta pada Heru,Pemuda yang usianya berbeda namun sangat menarik perhatianku.Sekali lagi,aku tidak tahu.bahkan dari dari hari ke hari,aku semakin dekat dan akrab dengan Heru.Hingga pada hari terakhir prakteknya,Heru mengajakku jalan-jalan.Awalnya aku menolaknya,aku khawatir kalau kedekatanku dengannya menjadi penyebab perselingkuhan yang sebenarnya.

Dengan alasan bahwa itu hari terakhir praktek,Heru terus mendesakku.Akhirnya aku menyetujuinya.Tapi aku memintanya hari minggu.Dengan syarat tidak boleh ada orang kantor yang mengetahuinya.Begitulah,pada hari minggu,aku dan Heru akhirnya berangkat jalan-jalan.

Agar suamiku tidak curiga,aku katakan padanya aku pergi ketempat seorang kawan untuk menyelesaikan lembur kantor.Ikut juga teman kuliah Heru bersama pacarnya.Awalnya protes,setelah dijelaskan panjang lebar akhirnya aku mau ikut pergi juga.Oh ya,kami berempat menggunakan mobil millik kawan Heru.Berempat kami jalan-jalan kesuatu lokawisata pegunungan yang cukup jauh dari kotaku.

Kami sengaja memilih tempat yang jauh dari kota,agar tidak mengundang kecurigaan tetangga,keluarga dan terutama suamiku.Setelah lebih satu jam kami berputar-putar disekitar lokasi wisata,Heru dan kawannya mengajak istirahat disebuah losmen.Kawan Heru tadi dan pacarnya menyewa satu kamar,dan kedua itu langsung hilang dibalik pintu yang tertutup.

Maklum keduanya baru dimabuk cinta.Aku dan suamiku dulu waktu pacaran juga begitu,jadi aku maklum saja.Heru menyewa juga satu kamar disebelahnya.Aku sebenarnya juga berniat menyewa kamar sendiri akan tetapi Heru melarangku."Ngapain boros-boros? kalau sekedar istirahat satu kamar saja.Tuh bed-nya ada dua"Ujarnya.Akhirnya aku mengalah,aku numpang dikamar yang disewa Heru.

Walaupun sebenarnya aku merasa sangat tidak enak hati.Kami mengobrol tertawa ceikikikan membicarakan kawan Heru dan pacarnya dikamar sebelah.Apalagi,kawan Heru dan pacarnya sengaja mendesah-desah hingga kedengaran ditelinga kami.Sejujurnya aku deg-degan juga mendengar desahan dari kamar sebelah yang mirip suara orang terengah-engah itu.Entah kenapa dadaku semakin berdegup kencang ketika aku mendengar desahan itu dan membayangkan apa yang sedang mereka lakukan dikamar sebelah.

Untuk beberapa saat,aku dan Heru diam terpaku.Tiba-tiba Heru menarik tanganku sehingga aku terduduk dipangkuan Heru yang saat itu sedang duduk ditepi tempat tidur.Tanpa berkata apa-apa dia langsung mencium bibirku.Aku tidak sempat menghindar,bahkan aku juga membiarkan ketika bibir dan kumis halus Heru menempel kebibirku hingga beberapa saat.

Dadaku semakin berdegup kencang ketika kurasakan bibir halus Heru mellumat mulutku.Lidah Heru menelusup kecelah bibirku dan menggelitik hampir semua rongga mulutku.Mendapat serangan mendadak itu darahku seperti berdesir,sementara bulu tengkukku merinding.Namun tiba-tiba timbul kesadaranku.

Kudorong dada Heru supaya ia melepaskan pelukannya pada diriku. "Her,jangan Her,ini nggak pantas kita lakukan...!" kataku terbata-bata.Heru memang melepas ciumannya dibibirku,tetapi kedua tangannya yang kekar dan kuat masih tetap memeluk pinggang rampingku dengan erat.Aku juga masih terduduk dipangkuannya. "Memang nggak pantas Bu,toh Bu Ririn gak puas sama suami Ibu.

Aku akan muasin Ibu" ujar Heru yang terdengar seperti desahan.Setelah itu Heru kembali mendaratkan ciuman.Ia menjilat dan menciumi seluruh wajahku,lalu merambat keleher dan telingaku.Aku memang pasif dan diam,namun perlahan tapi pasti nafsu birahi semakin kuat menguasaiku.Harus kuakui,Heru sangat pandai mengobarkan birahiku.

Jilatan demi jilatan lidahnya keleherku benar- benar telah membuatku terbakar dalam kenikmatan. Bahkan dengan suamiku sekalipun belum pernah aku merasakn rangsangan sehebat ini. Heru sendiri tampaknya juga mulai terangsang. Aku dapat merasakn napasnya mulai terengah-engah. Sementara aku semakin tak kuat untuk menahan erangan. Maka aku pun mendesis-desis untuk menahan kenikmatan yang mulai membakar kesadaranku. Setelah itu tiba-tiba tangan Indra yang kekar itu membuka kancing bajuku.

Tak ayal lagi, buah dadaku yang berwarna putih bersih itu terbuka didepan Indra. Secara refleks aku masih coba berontak. ” Cukup Her! Jangan sampai kesitu Ibu takut..” Kataku sambil meronta dari pelukannya. ” Takut dengan siapa Bu? Toh gak ada yang tahu, percaya sama Heru Bu. Aku akan memuaskan Bu Ririn ” Jawab Heru dengan napas memburu. Seperti tidak perduli dengan protesku, Heru yang telah melepas bajuku, kini ganti sibuk melepas BH- ku. Cerita Mesum Bergambar

Meskipun aku berusaha meronta, namun tidak berguna sama sekali. Sebab tubuh Heru yang tegap dan kuat itu mendekapku dengan sangat erat. Kini, dipelukan Heru, buah dadaku terbuka tanpa tertutup sehelai kainpun. Aku berusaha menutupi dengan mendekapkan lengan didadaku, tetapi dengan cepat tangan Indra memegangi lenganku dan merentangkannya.

Setelah itu Heru mengangkat dan merebahkan tubuhku ditempat tidur. Tanpa membuang waktu, bibir Heru melumat salah satu buah dadaku sementara salah satu tangannya juga langsung meremas-remas buah dadaku yang lainnya. Bagaikan seekor singa buas ia menjilati dan meremas buah dada yang kenyal dan putih ini. Kini aku tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain megap-megap dan mengerang karena kenikmatan yang mencengkeramku.

Aku menggeliat- geliat seperti cacing kepanasan karena rasa geliu dan nikmat ketika bibir dan lidah Heru menjilat dan melumat puting susuku. ” Bu.. da.. dadamu putih dan in.. indah sekali. A.. aku makin nggak ta.. tahan.. ,sayang.. , ” Kata Heru terputus-putus karna nafsu birahi yang kian memuncak. Kemudian Heru juga menciumi perut dan pusarku. Dengan lidahnya, ia pandai sekali mengelitik buah dada hingga perutku. Sekali lagi aku hanya mendesis-desis mendapat rangsangan yang menggelora itu.

Kemudian tanpa kuduga, Dengan cepat Heru melepas celana dan celana dalamku dalam sekali tarikan. Lagi-lagi aku berusaha melawan, tetapi dengan tubuh besar dan tenaga kuat yang dimiliki Heru, dengan mudah ia menaklukkan perlawananku. Sekarang tubuhku yang ramping dan putih itu benar-benar telanjang total dihadapan Heru. Sungguh, aku belum pernah sekalipun telanjang dihadapan laki-laki lain, kecuali dihadapan suamiku. Sebelumnya aku juga tak pernah terpikir akan melakukan perbuatan seperti ini.

Tetapi kini, Heru berhasil memaksaku. Sementara aku seperti pasrah tanpa daya. ” Ndra, untuk yang satu ini jangan Her. Aku tidak ingin merusak keutuhan perkawinanku..! ” Pintaku sambil meringkuk diatas tempat tidur, untuk melindungi buah dada dan vaginaku yang kini tanpa penutup. ” Bu.. apa.. kamu.. nggak kasihan padaku sayang.. , aku sudah terlanjur terbakar.. , aku nggak kuat lagi sayang, please aku.. mohon ” Kata Heru masih dengan terbata- bata dan wajah yang memelas.

Entah karna tidak tega atau karena aku sendiri juga telah terlanjur terbakar birahi, aku diam saja ketika Heru kembali menggarap tubuhku. Bibir dan salah satu tangannya menggarap kedua buah dadaku, sementar tangan yang satunya lagi mengusap-usap paha dan selangkangan kakiku.

Mataku benar-benar merem-melek merasakan kenikamatan itu. Sementara napasku juga semakin terengah-engah. Tiba-tiba Heru beranjak dan denagn cepat melepas semua pakaian yang menempel ditubuhnya. Kini ia sama denganku, telanjang bulat-bulat. ya ampun, aku tidak dpat percaya, kini aku telanjang dalam satu kamar denagn laki-laki yang bukan suamaiku, ohh.

Aku melihat tubuh Heru yang memang benar-benar atletis, besar dan kekar terutama otot-otot perutnya. Ia lebih tinggi dan lebih besar dibandingkan dengan suamiku yang berperawakan sedang-sedang saja. Tetapi yang membuat dadaku berdegub lebih keras adalah benda diselangkangan Heru.

Benda yang besarnya hampir sama denagn lenganku itu berwarna coklat muda dan kini tegak mengacung. Panjangnya kutaksir tidak kurang dari 17 cm, atau hampir dua kali lipat dibanding milik suamiku, sementara besarnya sekitar 3 sampai 4 kali lipatnya. Sungguh aku tak percaya, laki-laki semuda Heru memiliki penis sebesar dan sepanjang ini. Perasaanku bercampur baur antara ngeri, gemes dan penasaran.

Kini tubuh telanjang Heru mendekapku. Darahku seperti terkesiap ketika merasakan dada bidang Heru menempel erat dadaku. Ada sensasi hebat yang melandaku, ketika dada yang kekar itu merapat dengan tubuhku. Ohh, baru kali ini kurasakan dekapan lelaki lain selain suamiku. Ia masih meciumi sekujur tubuhku, sementara tangannya juga tidak kenal lelah meremas-remas buah dadaku yang semakin kenyal.

Sekali lagi, sebelumnya tidak pernah kurasakan sensasi dan rangsangan sedahsyat ini. Aku tersentak ketika kurasakan ada benda yang masuk dan menggelitik lubang vaginaku. Ternyata Indra nekat memasukkan jari tangannya kecelah vaginaku.Ia memutar-mutar telunjuknya didalam lubang vaginaku, sehingga aku benar-benar hampir tidak kuat lagi menahan kenikmatan yang menderaku.

Mendapat serangan yang luar biasa nikmat itu, secara refleks aku memutar-muatarkan pantatku. Toh, aku masih berusaha menolaknya. ” Her, jangan sampai dimasukkan jarinya, cukup diluaran saja..! ” Pintaku. Tetapi lagi-lagi Indra tidak menggubrisku. Selanjutnya ia menelusupkan kepalanya di selangkanganku, lalu bibir dan lidahnya melumat habis vaginaku. Aku tergetar hebat mendapatkan rangsangan ini.

Tidak kuat lagi menahan kenimatan itu, tanpa sadar tanganku menjambak rambut Heru yang masih terengah-engah di selangkanganku. Kini aku telah benar- benar tenggelam dalam birahi. Ketika kenikmatan birahi benar- benar menguasaiku, dengan tiba-tiba, Heru melepaskanku dan berdiri di tepi tempat tidur. Ia mengocok- ngok batang penisnya yang berukuran luar biasa tersebut.

” Udah hampir setengah jam, dari tadi aku terus yang aktif, capek nih. Sekaran ganti Bu Ririn dong yang aktif..! ” Kata Heru denagn manja. ” Ibu nggak bisa Herr, lagian Ibu masih takut..! ” Jawabku dengan malu-malu. ” oke kalo gitu pegang aja iniku, please, kumohon sayang..” Ujarnya sambil menyodorkan batang penis besar itu kehadapanku. Dengan malu-malu kupegang batang yang besar dan berotot itu. Lagi-lagi berdebar-debar dan darahku berdesir ketika tanganku mulai memegang penis Heru.

Sejenak aku sempat membayangkan bagaimana nikmatnya jiak penis yang besar dan keras itu dimasukkan kelubang vagina perempuan, apalagi jika perempuan itu aku. ” Besaran mana sama milik suami Ibu..? ” Goda Heru. Aku tidak menjawab walau dalam hati aku mengakui, penis Heru jauh lebih panjang dan lebih besar dibandingkan milik suamiku.

Padahal usia Indra jauh lebih muda. ” Diapakan nih Her..? Sumpah Ibu gak bisa apa-apa ” Kataku berbohong sambil memegang penis Heru. ” Oke, biar gampang, dikocok aja sayang. Bisakan..? ” Jawab Heru dengan lembut. Dengan dada berdegub kencang, kukocok perlahan-lahan penis yang besar milik Heru.

Ada sensasi tersendiri ketika aku mulai mengocok buah zakar Heru yang sangat besar tersebut. Gila, tanganku hampir tidak cukup memegangnya. Aku berharap dengan kukocok penisnya, sperma Heru cepat muncrat, sehingga ia tidak berbuat lebih jauh kepada diriku. Indra yang kini telentang disampingku memejamkan matanya ketika tanganku mulai naik turun mengocok batang zakarnya.

Napasnya mendengus-dengus, tanda kalau nafsunya sudah meningkat lagi. Aku sendiri juga terangsang melihat tubuh tinggi besar dihadapanku seperti tidak berdaya dikuasai rasa nikmat. Tiba-tiba ia memutar tubuhnya, sehingga kepalanya kini etapt berada diselangkanganku sebaliknya kepalaku juga tepat menghadap selangkangannya.

Heru kembali melumat lubang kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat tanpa henti di rongga vaginaku. Sementara aku masih terus mengocok batang zakar Heru dengan tanganku. Kini kami berdua berkelejotan, sementara napas kami juga saling memburu. Setelah itu Heru beranjak dan dengan cepat ia menindihku. Dari kaca lemari yang terletak disebelah samping tempat tidur, aku bisa melihat tubuh rampingku seperti tenggelam dikasur busa ketika tubuh Heru yang tinggi besar mulai menindihku.

Dadaku deg-degan melihat adegan kami melalui kaca lemari itu. Gila batinku, kini aku yang telanjang digumuli oleh lelaki yang juga sedang telanjang, dan laki-laki itu bikan suamiku. Heru kembali melumat bibirku. kali ini teramat lembut. Gilanya lagi, aku tanpa malu lagi membalas ciumannya. Lidahku kujulurkan untuk menggelitik rongga mulut Heru. Heru terpejam merasakan seranganku, sementara tanganku kekarnya masih erat memelukku, seperti tidak akan dilepas lagi. Bermenit-menit kami terus berpagutan saling memompa birahi masing-masing.

Peluh kami mengucur deras dan berbaur ditubuhku dan tubuh Heru. Dalam posisi itu tiba- tiba kurasakan ada benda yang kenyal mengganjal diatas perutku. Ohh, aku semakin terangsang luar biasa ketika kusadari benda yang mengganjal itu adalah batang kemaluan Indra. Tiba-tiba kurasakan batang zakar itu mengganjal tepat dibibir lubang kemaluanku. Rupanya Heru nekat berusaha memasukkan batang penisnya kevaginaku.

Tentu saja aku tersentak. ” Her.. jangan dimasukkan..! ” Kataku sambil tersengal-sengal menahan nikmat. Aku tidak tahu apakah permintaan aku itu tulus , sebab disisi hatiku yang lain sejujurnya aku juga ingin merasakan betapa nikmatnya ketika batang kemaluan yang besar itu masuk kelubang vaginaku. ” Oke.. kalau nggak boleh diamasukkan, kugesek-gesekkan dibibirnya saja ya..? ” Jawab Heru juga dengan napas yang terengah-engah.

Kemudian Indra kembali memasang ujung penisnya tepat dicelah vaginaku. Sungguh aku deg-degan luar biasa ketika merasakn kepala batang penis itu menyentuh bibir vaginaku. Namun karna batang zakar Heru memang berukuran super besar, Heru sangat sulit memasukkannnya kedalam celah bibir vaginaku. Padahal jika aku bersetubuh denagn suamiku penis suamiku masih terlalu kekecilan untuk ukuran lubang senggamaku. Setelah sedikit dipaksa, akhirnya ujung kemaluan Indra berhasil menerobos bibir vaginaku.

Ya ampun, aku menggeliat hebat ketika ujung penis yang besra itu mulai menerobos masuk. Walau pun mulanya sedikit perih, tetapi selanjutnya rasa nikmatnya sungguh tada tiara. Seperti janji Heru, penisnya berukuran jumbo itu hanya hanya digesek-gesekan dibibir vagina saja. Meskipun hanya begitu, kenikamatan yang kurasa betul-betul membuatku hampir teriak histeris.

Sungguh batang zakar Heru itu luar biasa nikmatnya. Indra terus menerus mamaju- mundurkan batang penis sebatas dibibir vagina. keringat kami berdua semakin deras mengalir, semenatara mulut kami masih terus berpagutan. ” Ayoohh.. ngoommoong saayang, giimaanna raasaanyaa..? ” Kata Indra tersengal-sengal. ” Oohh.. teeruuss.. Herr.. teeruss..! ujarku sama-sama tersengal. Entah bagaimana awal mulanya, tiba- tiba kurasakan batang kemaluan yang besar itu telah amblas semua kevaginaku.

Bless, perlahan tapi pasti abtang kemaluan yang besar itu melesak kedalam libang kemaluanku. Vaginaku terasa penuh sesak oleh batang penis Heru yang sangat- sangat besar itu. “ Lohh..? Herrr..! Dimaassuukiin seemmua yah..? ” Tanyaku. ” Taanguung, saayang. Aku nggak tahhan..! ” Ujarnya dengan terus memompa vaginaku secara perlahan. Entahlah,kali ini aku tidak protes.

Ketika batang penis itu amblas semua divaginaku, aku hanya dapat terengah-engah dan merasakan kenikmatan yang kini semakin tertahankan. Begitu besarnya penis si Heru, sehingga lubang vaginaku terasa sangat sempit. Sementara karna tubuhnya yang berat, batang penis Heru semakin tertekan kedalam vaginaku dan melesak hingga kedasar rongga vaginaku.

Sangat terasa sekali bagaimana rasanya batang zakar menggesek-gesek dinding vaginaku. Tanpa sadar aku pun mengimbangi genjotan Heru dengan menggoyang pantatku. Kini tubuh rampingku seperti timbul tenggelam diatas kasur busa ditindih oleh tubuh besar dan kekearnya Heru. Semakin lama, genjotan Heru semakin cepat dan keras, sehingga badanku tersentak- sentak dengan hebat.

Clep.. , clep.. , clep.. , cleep.. , begitulah bunyi batang zakar Heru yang terus memompa selangkanganku. ” Teerruss Herrrr..! Aakuu.. nggaak.. kuuaatt..! ” Erangku berulang-ulang. Sungguh ini permainan seks yang paling nikmat yang pernah kurasakan dalam sepuluh tahun ini. Aku sudah tidak berpikir lagi tentang kesetiaan kepada suamiku. Heru benar-benar telah menenggelamkan aku dalam gelombang kenikmatan.

Persetan, toh suamiku sendiri sudah tak bisa lagi memberikan aku kepuasan sedahsyat dan kenikmatan seperti ini. Tidak berapa lama kemudian, aku merasakan nikmat yang luar biasa disekujur tubuhku. Badanku mengelepar-gelepar dibawah genjcetan tubuh Heru. Seketika itu seperti tidak sadar, kuciumi lebih berani bibir Heru dan kupeluk erat- erat. ” Heerr.. aakkuu.. haampiir.. oorrgaassmmee..! ” desahku ketika hampir mencapai puncak kenikamatan. Tahu aku hampir orgasme, Heru semakin kencang menghunjam-hunjamkan batang kejantanannya keselangkanganku.

Saat itu tubuhku semakin meronta- ronta dibawah dekapan Heru yang kuat. Akibatnya, tidak lama kemudian aku benar-benar mencapai klimaks. ” Kaalauu.. uudahh.. orrgassme.. ngoommoong.. saayaang.. biaarr.. aakuu.. ikuut.. puuaas.! ” Desah Heru. ” ooh.. aauuhh.. aakkuu.. klimaks.. Herrr..! ” Jawabku. Seketika dengan refleks tangan kananku menjambak rambut Heru, sedangkan tangan kiriku memeluknya erat-erat. Pantatku kunaikkan keatas agar batang kemaluan si Heru dapat menancap sedalam- dalamnya. Setelah kenikmatan puncak itu, tubuhku melemas denagn sendirinya.

Indra juga menghentikan genjotannya. ” Aku belum keluar sayang.. Tahan sebentar ya.. Aku terusin dulu..! ” Ujarnya lembut sambil mengecup pipiku. Gila aku bisa orgasme walaupun posisiku dibawah. Padahal jika dengan suamiku, untuk orgasme aku harus berposisi diatas dulu. Tentu saja ini semua karna Heru yang ajuh lebih perkasa diabandingkan suamiku. Walau pun usia mereka trerpaut jauh dan Heru jauh lebih muda.

Selain itu batang kejantanannya memang sangat luar biasa besar dan nikmat luar biasa buat vagina perempuan. Meskipun kurasakan sedikit ngilu, kubiarkan Heru memompa terus lubang vaginaku. Karena lelah, aku pasif saja saat Heru terus menggumuliku. Tanpa perlawanan, kini badanku yang kecil dan ramping benar-benar tenggelam ditindih tubuh atletis Indra. Clep.. clep.. clep.. clep. Kulirik kebawah untuk melihat vaginaku yang dihajar batang kejantanan Heru. Gila, vaginaku dimasuki penis sebesar itu.

Dan yang lebih gila lagi, batang zakar besar seperti itu nikmatnya tiada terkira. Heru semakin lama semakin kencang memompanya penisnya. Sementara mulutnya tidak henti-hentinya menciumi pipi, bibir dan buah dadaku. Mendapat rangsangan tanpa henti seperti itu tiba-tiba nafsuku bangkit kembali. Kurasakan kenikmatan mulai merambat lagi dari selangkanganku yang dengan kencang dipompa si Heru.

Maka aku balik membalas ciuman Heru, semantara pantatku kembali berputar-putar mengimbangi penis Heru yang masih perkasa menusuk-nusuk lubang vaginaku. ” Iibuu ingiin.. lagii..? ” Tanya Heru. ” Eehh..” Hanya itu jawabku. Kini kami kembali mengelapar-gelepar bersama. Tiba-tiba Heru bergulung, sehingga posisinya kini berbalik, aku diatas, Heru dibawah. ” Ayoohh gaantii..! Iibu seekaarang di ataass..” Kata Heru.

Dengan posisi tubuh diatas Heru, pantatku kuputar-putar, maju- mundur, kiri-kanan, untuk mengocok batang penis Heru yang masih mengacung dilubang vaginaku. Dengan masih malu-malu aku juga ganti menjilati leher dan puting Heru. Heru yang telentang dibawahku hanya dapat merem-melek karna kenikmatan yang kuberikan. ” Tuuh.. biisaa kaan..! Kaatanya taa.. dii.. nggak.. bisa.. , ” Kata si Heru sambil membalas menciumku dan meremas-remas buah dadaku. Hanya selang lima menit saat aku diatas tubuh Heru, lagi-lagi kenimatan tak terkira menderaku. Aku semakin kuat menghunjam- hunjamkan vaginaku kebatang penis Heru.

Tubuhku yang ramping makin erat mendekap Heru. Aku juga semakin liart membalas ciuman Heru. ” Heerrr.. aakuu.. haampiir.. orgasme.. laaggii.. ssaayaang..! ” Kataku terengah-engah. Tahu kalau aku akan orgasme untuk yang kedua kalinya, Heru langsung bergulung membalikku, sehingga aku kembali dibawah. Dengan napas yang terengah-engah, Heru yang telah berada diatas tubuhku semakin cepat memompa selangkanganku. Tak ayal lagi, rasa nikmat tiada tara terasa disekujur tubuhku.

Lalu rasa nikmat itu seperti mengalir dan berkumpul ke selangkanganku. Indra kupeluk sekuat tenaga, sementara napasku semakin tak menentu. ” Kalau mau 0rgasmee ngomong sayang, biaar lepaass..! ” Desah Heru. Karna tidak kuat lagi menahan nikmat, aku pun mengerang keras. ” Teruss.. , teruss.. , akuu.. orgasmee Ndraa..! ” Desahku, sementara tubuhku masih terus menggelepar- gelepar dalam tindihan tubuh Heru. Belum reda kenikmatan klimaks yang kurasakan, tiba-tiba Indra mendengus-dengus semakin cepat. Tangan kekarnya mendekapku erat- erat seperti ingin meremukkan tulang-tulangku.

Ia benar-benar membuatku tak bisa bergerak, dan napasnya terus memburu. Genjotannya di vaginaku semakin cepat dan keras. Kemudian tubuhnya bergetar hebat. ” Buu.. , akuu.. , maauu.. , keluuarr sayang..! ” Erangnya tidak tertahankan lagi. Melihat Heru yang hampir keluar, pantatku kuputar-putar semakin cepat. Aku juga semakin erat memeluknya. Crot.. crot.. crot..! Sperma Heru terasa sangat deras muncrat dilubang vaginaku. Heru memajukan pantatnya sekuat tenaga, sehingga batang kejantanannya benar-benar menancap sedalam-dalamnya di lubang kemaluanku.

Aku merasa lubang vaginaku terasa sangat hangat oleh cairan sperma yang mengucur dari kemaluan si Indra. Gila, sperma Heru luar biasa banyaknya, sehingga seluruh lubang vaginaku terasa basah kuyup. Bahkan karna sangking banyaknya, sperma Heru belepotan hingga ke bibir vagina dan pahaku. Berangsur-angsur gelora kenikmatan itu mulai menurun.

Untuk beberapa saat Heru masih menindihku, keringat kami pun masih bercucuran. setelah itu ia berguling kesampingku. Aku termenung menatap langit-langit kamar. Begitu pun dengan Indra. Ada sesal yang mengendap dihatiku. Kenapa aku harus menodai kesetiaan terhadap perkimpoianku, itulah pertanyaan yang bertalu-talu mengetuk perasaanku. ” Maafkan aku Bu Ririn.

Aku telah khilaf dan memaksa Ibu melakukan perbuatan ini ” Ujar Heru denagn lirih. Aku tidak menjawab, kami berdua kembali termenung dalam alm pikiran masing-masing. Bermenit-menit kemudian tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut kami berdua. ” Heei suadah siang lho.. ayo pulang..! ” Teriak kawan Heru disertai ketoak pada pintu. Denagn masih tetap diam, aku dan Heru segera beranjak, berbenah lalu berjalan keluar kamar.

Tanpa kata- kata pula Indra mengecup bibirku saat pintu kamar akan dibuka. ” Hayo Her, kamu apain Bu Ririn sampai pintunya ditutup segala ” Kelakar kawan Heru. ” Ah nggak apa-apa kok, kami cuma ketiduran tadi ” Jawabku degan perasaan malu. Sementara Heru cuma tersenyum. Seminggu sejak kejadian itu rasa sesal masih menderaku.

Tetapi menginjak minggu kedua muncul rasa rindu pada Heru. Dadaku sering berdebar-debar kalau mengingat kenikmatan luar biasa yang telah diberikan Heru. Aku selalu terbayang keperkasaan Heru diatas ranjang, yang itu semua tidak dimiliki oleh suamiku yang dimakan usia. Sementara aku yang rajin merawat tubuh malah makin ingin merasakan kenikmatan yang lebih.

Maka sejak itu aku sering jalan-jalan dengan Heru. Bahkan hampir rutin sebulan 2 sampai 4 kali aku melepas hasrat pada Heru yang selalu melayaniku. Dan ditiap kencan selalu saja ada hal-hal baru yang membuatku semakin terikat oleh keperkasaannya.

TAMAT

http://202.95.10.206/


0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,