Jumat, 20 Maret 2020

Karena Hipnotis Tubuhku di Gilir




Agen BandarQ - Saya Dewi (24 thn) dan suami saya Joko (28) tahun (nama samaran), kami mengalami suatu kejadian yang tidak bisa terlupakan dan sangat mengganggu kehidupan kami berdua. Saat ini kami sedang dalam perawatan Psikiater. Saya ingin menceritakan pengalaman buruk kami agar rekan-rekan dapat berhati-hati dan selalu waspada jika didekati seseorang yang meminta bantuan.

Pada hari Jum’at tgl 16 Apr 00 sekitar jam 7 malam sepulang kantor kami menuju ke Warung Tenda Semanggi untuk makan malam.Saya memilih sebuah tempat di sekitar cafe Bis Tingkat, kami duduk di sebuah meja bagian luar sehingga dapat memperhatikan orang yg sedang lewat. Pada saat kami sedang berbincang-bincang, ada tiga pria datang dan mengambil meja tepat disamping kami. Kemudian salah satu dari mereka, ingin menyalakan rokok dan meminjam korek Joko.Tanpa rasa curiga Joko menyalakan rokok si Pemuda tadi, pada saat yg hampir bersamaan Pria tsb menepuk bahu kami berdua dan seingat saya memandang mata saya dengan tajam. Joko ternyata merasakan hal yg sama juga. Dia mengatakan bahwa dia bekas teman Joko waktu kuliah dulu di Amerika (padahal Joko tidak pernah kuliah di Amerika), tapi anehnya seperti di hipnotis kami percaya dan mengganggap mereka seperti teman baik. 

Dua orang yg tadi duduk di meja samping kami sekarang bergabung di meja saya. Kami berlima makan malam seperti kawan yg akrab sekali. Ketiga-tiganya masih muda dan berpenampilan menarik, saya hanya ingat salah satu bernama Anton. Setelah Joko membayar bill, Anton mengajak kami untuk melanjutkan bincang-bincang di tempat dia. Saya dan Joko menurut saja, kemudian kami menuju ke mobil mereka, seingat saya Kijang Baru. Setelah berputar-putar kami dibawa kesebuah hotel disekitar Blok M / Senayan, kemungkinan Grand Mahakam atau Hotel Mulia (kami tidak ingat dengan jelas). Kami kemudian berada pada sebuah kamar yang cukup besar dengan ruang tamu (suite room). Seperti di sihir, salah satu dari mereka mengajak Joko ke ruang tamu untuk minum-minum sedangkan yang dua (Anton dan temannya) meminta saya masuk ke dalam kamar yg terpisah dengan ruang tamu.Anehnya saya merasa senang dan menuruti semua perkataan Anton, menurut pengakuan Joko dia juga merasakan hal yg sama.Saat itu saya memakai baju kerja, atasan warnah merah, rok mini warna coklat tua, blazer Coklat muda, stoking putih, celana dalam putih, BH No 34C putih , dilengkapi dengan suspender warna putih pula.

Anton kemudian melepas blazer dan semua baju saya yg lain, sekarang saya tinggal mengenakan stocking dan baju dalam. Pada saat itu Anton membuka celana panjangnya dan menarik saya agar melakukan oral sex. Anehnya saya menuruti perkataannya, meskipun sebenarnya saya menolak untuk melakukan. Beberapa saat kemudian, saat saya masih dlm posisi berlutut dihadapan Anton, pria yg satu lagi membuka BH saya dari belakang dan meremas-remasnya payudara saya. Karena kurang puas, pria ini (Teja) memaksa membuka celana dalam saya dari belakang. Saya mengenakan suspender sehingga cukup susah untuk melepas CD-nya, maka Teja merobek CD putih saya sehingga sekarang pussy saya yg merah terlihat dengan jelas.Sekarang saya hanya mengenakan suspender dan stocking yg tetap tidak dilepas. Teja dengan beringas mencium dan menjilat pantat saya, menepuk-nepuk dan memegangnya dan selanjutnya memasukkan lidahnya ke dalam bibir vagina. Lidahnya diarahkan ke clitoris bagain atas dan dihisap kuat-kuat. 

Belum puas, Teja kembali menciumi bagian pantat saya yg memang sangat indah, mulus dan bundar.Sepertinya Anton sudah tidak tahan menahan nafsunya, saya ditarik dan direbahkan terlentang di Tempat tidur serta dia meminta Teja untuk menghentikan menjilati “pussy” saya. Perlahan-lahan Anton menjilati seluruh tubuh mulai dari kaki, liang vagina, clitoris .. di sini dia menjilat beberapa saat dan merasakan kenikmatan juice yg keluar dari liang pussy. Setelah itu Anton menciumi payudara dan setelah sampai dibagian atas, dia membimbing penisnya ke pussy yg saat ini sudah cukup basah.Tubuh Anton sekarang berada diatas saya dan mulai naik-turun menghunjamkan penisnya, sedangkan bibirnya menciummi saya dan tangannya meraba-raba payudara saya yg masih kencang. Gerakannya pertama perlahan-lahan kemudian semakin cepat, dengan kedua tangannya dia menarik kaki saya agar diletakkan mengelilingi pinggannya. Selanjutnya Teja menggoyang semakin cepat, dan tampaknya setelah 10 menit dia sudah akan mencapai klimaks.Teja meminta gara Anton tidak melepaskan spermanya didalam, karena dia mau mengambil giliran berikutnya. 

Anton menarik Penisnya dan menyemprotkan spermanya ke payudara, perut dan sebagian menetes ke stocking saya sambil berteriak “Gila … enak sekali cewek ini. Pussynya sangat kencang dan basah, serta badannya sangat indah. “Aku akan ambil bagian lagi setelah kamu dan Hendra” …Teja cepat cepat mengambil Tissue yg ada disamping tempat tidur dan membersihkan ceceran sperma yg cukup banyak diatas payudara dan perut saya.Karena teriakan Anton, Joko seperti tersadar dan menuju ke kamar dimana saya sedang terlentang tanpa daya. Dia tampak sangat terkejut, tapi dengan cepat Anton menatapnya kembali dan mengatakan bahwa tidak ada apa-apa. “Istrimu lagi sakit, jadi kami harus memijatnya” kata Anton. Joko masih cukup sadar dan bertanya “Kalo dipijat, mengapa kok dia telanjang ?” “Satu-satunya cara untuk menyembuhkan dia adalah dengan dipijat dalam keadaan telanjang” Masih penasaran Joko kembali beragumen “Mengapa kamu juga telanjang ?”

Anton kembali menatap mata Joko dan berkata “Sudahlah, pokoknya setelah ini Dewi istrimu pasti sehat, tapi yg jelas istri-mu ini sangat cantik dan punya body yg super sexy dan enak .. Anton sepertinya keceplosan mengatakan hal tsb. Joko tampak marah “Jadi kamu tiduri dia ?” Ya, jawab Anton dengan suara keras “dan itu satu-satunya cara agar dia sembuh” Hipnotis Anton kembali bekerja dan Joko menurutinya untuk kembali keluar menuju ruang tamu.Sekarang giliran Teja yg tampaknya sudah sangat beringas, dia membalik badan saya dan menginginkan berhubungan sex dengan “Doggy Style”. Saya sebenarnya sudah mulai sadar, tapi tetap saja melakukannya. Pussy saya masih cukup basah akibat berhubungan sex dengan Anton.

Teja membuka bajunya, penisnya yg cukup besar dibimbing masuk ke pussy saya dari belakang. Teja menunggangi saya dan dengan gerakan yg kasar dia menggoyang-goyangkan pantatnya sekitar 5 menit,setelah itu dia mencabut penisnya. Tampaknya Teja sangat suka dengan bagian pantat jadi dia kembali menciumi dan meng-elus-elus pantat saya. Setelah puas, dia memeluk badan saya dan menariknya agar saya menungging kepala direbahkan ke tempat tidur. Agar lebih enak posisinya, Teja meletakkan bantal besar dibawah perut saya. Sekarang dia kembali memasukkan penisnya dan menggoyang perlahan-lahan, sedang kedua tangannya meremas-remash payudara. Akhirnya setelah sekitar 10 menit dia kembali mencabut penisnya dan meminta saya untuk berdiri berlutut didepannya. Astaga, dia memasukkan penisnya ke dalam mulut saya !! Dengan rasa yg sedikit asin campuran antara pre-cum Teja dan cairan pussy, saya hisap keluar masuk penis tsb. Sesaat kemudian keluarlah cairan sperma Teja kedalam mulut dengan semprotan yg cukup kuat. “Ayo, minum sperma saya dan jilati sampai habis, kata Teja” Itu adalah obat agar kamu cepat sembuh …. ha…ha….ha…Masih belum puas, Teja kembali memasukkan penis-nya yg sekarang setengah keras kedalam mulut saya. Oh .. oh… enak sekali ……


“Hai Teja, cukup ! sekarang giliran Hendra …. kata Anton”Anton mengajak saya ke kamar mandi dan memberikan Gelas supaya saya berkumur dan membersikannya wajah dengan handuk kecil. Dengan masih menggunakan stocking dan Suspender, saya kembali digiring ke dalam kamar. Anton memanggil teman yg ada diluar kamar, “Hey Hen ! Dia sudah bersih, sekarang giliran kamu. Ingat jangan dikeluarkan didalam “Pussy-nya” karena saya masih mau lagi …Hendra, agak halus dan memulai dengan mencium bibir saya dengan lembut. Dia minta agar saya berada diatas, dan sayapun kembali menuruti semua permintaan orang-orang tsb. “Ayo, goyang yg keras Dewi, ya…ya…” Hendra sekarang juga ikut bergoyang mengikuti irama goyangan pantat saya. Sekarang, “tetap dalam posisi diatas, tapi menghadap ke sana” 

Hendra kembali membimbing Penis-nya ke dalam pussy. tangannya meremash-remas payu dara saya dari belakang sambil meminta saya terus bergoyang naik turun.Setelah puas, Hendra meminta saya untuk terlentang dan menggangkat kedua kaki saya dengan bentuk V, dia kembali menggoyang tapi sekarang agak keras. Dan akhirnya dia mencabut penis-nya dan melepaskan spermanya ke wajah saya, masih belum puas Hendra memasukkan penisnya ke dalam mulut dan meminta saya untuk membersihkan penisnya dengan mulut saya.Kini wajah saya penuh dengan sperma, Hendra mengambil Tissue dan membersikannya. Dia kemudian melepas suspender dan stocking saya dan menggiring saya masuk ke Bathtub. Telanjang bulat saya masuk ke BathTub ukuran besar (setengah linggaran) yg didalamnya sudah ada air hangat, ternyata Anton sudah menunggu saya didalam BathTub.

Dengan usapan-usapan lembut Anton membersikan badan saya dengan sabun. Setelah bersih dia membilas dengan shower, dan dia mengambil handuk putih besar untuk mengeringkan badan saya. Saya dibimbing keluar dari Bathtub dan digiring menuju Wastafel, sambil kedua tangan memegang wastafel dan badan agak bengkok, Anton kembali menyebadani saya dari belakang. Tangannya meremas-remas payudara saya.Goyangannya makin lama makin keras dan akhirnya di menyemprotkan spermanya ke dalam “pussy” saya. Baru kali ini pussy saya disemprot dng sperma, tiga kali hubungan sex sebelumnya semuanya dikeluarkan diwajah, badan bahkan di mulut saya. Daftar Poker Online

Dia kembali membersihkan saya dengan shower dan mengeringkan dengan handuk.
Saya digiring keluar dari kamar mandi telanjang bulat, setelah memakai Baju kembali, mereka meminta semua perhiasan, jam, dompet, HP saya.Ternyata Teja & Hendra terangsang kembali ketika menyaksikan saya memakai baju satu persatu mulai dari Stocking, Suspender, BH, Rok dan blouse tanpa CD karena sudah terbelah menjadi dua.Mereka berdua melepas baju saya lagi termasuk Stocking dan Suspender, demikian juga bajunya. Dalam keadaan telanjang Teja & Hendra menarik saya keatas tempat tidur, Teja dibagian depan menyodorkan Penisnya ke mulut saya sedangkan Hendra dari belakang memasukkan Penisnya ke dalam Pussy saya. “Hen, nanti kalo sudah mau keluar kamu pindah ke depan ya, Crut kan aja kedalam mulutnya … pasti nikmat & puas sekali rasanya. “Entar saya yg akan menyetubuinya dari belakang”. Okay, jawab Hendra.Secara bersamaan mereka untuk yg kedua kalinya menyetubui saya. 

Teja mengoyang-goyangkan pantatnya dengan penisnya didalam mulut saya, sedangkan Hendra dengan kedua tangannya memegangi pantat saya maju mundur menghunjamkan senjatannya kedalam pussy. Setelah lebih dari 10 menit, Hendra berkata “Oke, sekarang aku sudah mau klimaks, dan tidak sanggup lagi menahan kenikmatan pantat yg sangat sexy ini, kita bertukar tempat” Hendra mencabut penisnya dan berpindah kedepan, Teja sekarang dibelakang menggoyang pantat saya dengan keras. Ternyata memang benar, Hendra hanya bertahan beberapa hisapan saja dan akhirnya mengeluarkan isi penisnya kedalam mulut sambil mengerang “oh…oooh … ini nikmat sekali….”Teja masih bisa bertahan dan malah menambah goyangannya, sampai beberapa menit kemudian dan tiba-tiba “aaaaaaargh …” aku keluarkan kedalam tempik yg indah dan nikmat iniiiiiiiii….Teja mencabut penisnya dari dalam pussy dan spermanya ikut berceceran keatas tempat tidur.

Sekarang kamu mandi dan pakai baju, CD-mu tinggal saja untuk kenang-kenangan kami. Kami tidak bisa melupakan kenikmatan yg baru saja kau berikan. Sampaikan ucapan terimakasih kami pada Joko.Setelah bersih dan memakai baju tanpa CD untuk yg kedua kalinya, akhirnya saya dan Joko dibebaskan.Anton kemudian mengantar kami kembali ke Semanggi, dan dia mengatakan terima kasih atas pelayanan saya serta sumbangan untuk alumni. Kami berdua masih belum terlalu sadar. Sesampainya di Mobil kami, saya melihat jam di mobil yg telah menunjukkan pukul 1 malam. Pada saat itu saya sudah mulai sadar bahwa selama lebih dari empat jam kami dibawa oleh ketiga pemuda tadi. Tetapi saya masih merasakan itu sebagai mimpi.Sesampainya di rumah didaerah Bintaro saya menanyakan kepada Joko apa yg telah terjadi, kami akhirnya menyadari bahwa semua perhiasan kami telah lenyap. Kami telah jatuh ketangan bajingan yg memperdayai saya bahkan saya telah dengan suka rela berhubungan badan dengan mereka.Satu-satu nya bukti nyata yg saya punyai adalah bekas ceceran sperma Anton pada Stocking saya yang masih berbekas. Dan CD saya yg robek karena ditarik. Joko tidak bisa menerima kejadian tsb, dan mengalami stress berat. Atas saran keluarga saya, kami menemui psikiater. 

Dengan bantuan Psikiater, kami di Hipnotis dan sedikit-demi sedikit bisa mengungkapkan apa yg telah terjadi.Menurut Psikiater tadi, kejadian ini telah beberapa kali terjadi di Jakarta dengan modus yg sama. Yg pertama menimpa suami-istri yg sedang makan malam di sekitar Taman Ria Senayan, yg kedua menimpa pasangan muda-mudi yg tengah makan malam di Cafe daerah Kemang. Kesemuanya juga dibawa ke sebuah tempat, yg wanita di sebadani dan diambil semua barang berharganya. Kemudian keduanya dikembalikan ke lokasi semula. Berhati-hatilah jika anda terutama pasangan muda, kalau ada orang yg meminta bantuan (meminta api rokok). Jika mereka menepuk anda, segera pukul atau tampar mereka. Dan jangan sekali-kali menatap mata mereka secara langsung. Para pemuda tadi adalah maniak yg mempunyai ilmu hipnotis tinggi dan ingin memperdayai istri-istri orang.


Kamis, 19 Maret 2020

Melepas Keperawanan Ternikmat




Agen BandarQ - Pada waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar darinya. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget

Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm… aku selalu nganggep dia barbie doll banget

“Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !” tanyaku.
“Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?” tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung.
“Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?” tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung.
“Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih” rajuk Rara padaku sedikit memelas.
“Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh” jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara.
Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh !
Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh.

“Halo Ra ! Sendirian ?” tanyaku. 
“Iya Yan..” jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali.
“Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?” tanyaku menyelidik.
“Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang” ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. 
“Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana.” ajakku ke Rara untuk naik ke mobil.
Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara “Mau kemana nih Ra ?” tanyaku. 
“Kemana aja deh Yan” jawab rara yang duduk disebelahku.
“Kamu nginep dimana ?” tanyaku. 
“Belom punya tempat nginep” jawabnya singkat. 
“Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya” tawarku.

“Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih” pintanya. “Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan” jawabku sambil tersenyum. 
“Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu” jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga
“Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget.” ajakku. 
“Dari Jakarta kapan ?” tanyaku. 
“Tadi sore” jawab Rara. 
“Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?” tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal !
“Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?” tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab 
“Ya gitu deh.” jawabnya. 
“Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini” tanyaku lagi. 
“Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please…” pintanya. “Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini” lanjut Rara. 
“OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi” jawabku.

Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. 
“Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan” kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. 
“Ok deh” jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap.

“Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin” kataku ke Rara. 
“Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget” katanya. 
“Trus kamu dimana ?” tanya Rara. 
“Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok” jawabku.
“Kamu dah makan malem ?” tanyaku. 
“Udah, pake beberapa gelas bir” jawabnya sambil ketawa. 
“Dasar kamu… Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?” tawarku. “Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa” jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit.

“Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih” kataku. 
“Lagian aku juga dah ngantuk banget” lanjutku. 
“OK deh” jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan

Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata.

Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. “Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?” tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian.

“Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu” kata Rara. 
“Tapi Ra, kita kan beda” jawabku. 
“Beda gimana ?” tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. 
“Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut” tanyaku. “Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan.” jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya
“Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah” kataku. Rara cuma tersenyum kecil.

“Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?” tanyaku.
“Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin” jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin.
“Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus” lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai.

“Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku” lanjut Rara. 
“Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin” jawabku sambil tertawa. 
“Ye… tapi kan aku dah bayar pake makan-makan” jawab Rara sambil memukul lenganku. 
“Masa sih bayarnya cuma makan-makan” jawabku sambil terus tertawa. 
“Jadi dulu gak iklas nih” tanya Rara cemberut. 
“Ya iklas lah, namanya juga temen” jawabku. kami berdua tertawa.
“Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi” kataku.  

Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai “Ini gara-gara tunangan gue yan” kata Rara lirih.
“Jadi kamu dah tunangan ?” tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. Daftar Poker Online
“Dulu..” jawabnya singkat. 
“Kok dulu ?” tanyaku heran.
“Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil” kata Rara sambil terisak. 
“Oh gitu” jawabku prihatin.
“Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai” lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. 
“Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget” lanjut Rara menangis.
“Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget” kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya ribet banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali.

“Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra.” kataku ke Rara.
“Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja” jawab Rara.
“Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab” jawabku. “Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri”
“Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab” kata Rara. 
“Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab” kataku.
“Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya” kata Rara blak-blakkan. 
“Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen” Kataku.
“Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu” kata Rara sedikit meninggi. 
“Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok” jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa.


“Rian, kamu pernah ML gak ?” tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. 
“Kok gak jawab ? dah pernah ya ?” tanya Rara dengan sangat ingin tau. 
“Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan” kata Rara sambil memukuli dadaku.
“Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen” jawabku menggoda Rara sambil tertawa. 
“Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua” kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa.

“Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi” tanya Rara.
“Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi” jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. “Ihh… ditanya serius malah becanda” kata Rara.
“Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi” Kataku.
“Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit” kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil.

“Emang enaknya kayak gimana sih” tanya Rara. Aku terdiam sejenak.
“Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin” jawabku.
“Hmm… enaknya kayak coklat gak ?” tanya Rara semakin aneh
“Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu” jawabku.
“Emang orgasme itu kayak apa sih ?” tanya Rara lagi. 
“Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir” jawabku. 
“Gitu aja ?” tanya Rara. 
“Ya enggak lah” jawabku. “Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya”. lanjutku.
“Jadi mau..” kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata “Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh”, walaupun sebenarnya aku juga jadi mau
“Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?” tanya Rara. Aku cuma diam. 
“Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?” tanya Rara.

“Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi.” kataku. Rara mengangguk kecil.
“Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja..” tanya Rara. 
Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya.
“Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah” kata Rara. 
“Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok” kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya.

“Yan cium lagi dong” kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. 
“Bukan disitu” kata Rara lagi. “Disini ?” kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. 
“Bukan disitu” kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya.
Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar.
Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well… wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas.

Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku.

Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil “Uhh….” sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku.

Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm… payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. “Hmm… Hgmmm.. Hgmmm” lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya.

Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenyal sekali.

Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar !

Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil “Uggrhh….ugrh….”

Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya.
Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku.
Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuh, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh “Uhh….”. Hmmm… ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah.


Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang “Ohgh….Ohgh…. Ohgh…..”. “Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih” kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. “Akhhh…” teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus.

Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju.
Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu.

“Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih” kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil.

Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar.

“Kok cuma diliatin ?” tanya rara. 
Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Saat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk.

Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya.
 “Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok” kataku. 
“Iya yan gue juga sering denger”. jawab Rara. 
Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya.

Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik “AKhh…sakit yan” . 
Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. 
“Aduh yan sakit banget” kata Rara memelas. 
“Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak” kataku menenangkan. 
“Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak” pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm… memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat.

“Yan kok berdarah sih ?” tanya Rara panik. 
“Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah” jawabku. 
“Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu” kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa.
Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil.

“Yan kok sakit banget ya” tanya Rara. 
“Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara” jawabku. 
“Masih mau lanjut gak Ra ?” tanyaku pada Rara. 
“Mau yan, tapi pelan-pelan ya” jawab rara.
Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini

Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. “Heghh..heghmm…” lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah. 

Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya.
Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh, “Akh…Akh…Akhhh…” seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. 
“Lagi yan..Lagi yan..Lagi” desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus.
“Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget”. kataku.
“Penis kamu juga keras banget yan, enak…” jawab Rara disela-sela lenguhannya.

Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping.

Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepet katanya. “Ahhh…Akhh….Aghkhh..” pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku.

“Lagi sayang…lagi…lagi..” pekik Rara. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak “AKHHHH….” rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya.

Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. 
“Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan” Kata rara setelah rebahan disebelahku.
Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung, atau lebih tepatnya aku dan Rara jalan-jalan disela-sela persetubuhan kami

Rabu, 18 Maret 2020

Nikmatnya Bermain Anal



Cerita pertama Saya tentang hubungan Saya dengan karyawan Operator warnet Saya yang bernama Wati. Dia masi kuliah di sebuah PTS, dan saat itu Ia sudah semester 7. Karena merasa kekurangan untuk mencukupi hidup sehari-hari Dia Sambil bekerja part-time di warnetku.Kami cukup dekat, dan tidak jarang kami melakukan hubungan badan. Meski begitu, Kami tidak menjalin hubungan khusus, karena Aku sudah memiliki Kekasih sendiri diluar kota. Hanya saja Wati yang sepertinya benar-benar cinta kepadaku, sedangkan Aku hanya butuh tubuhnya untuk pelampiasan nafsuku saja.Wati berdarah campuran Jawa dan Tionghoa, Kulitnya agak coklat karena Ia sering beraktifitas diluar, tetapi bagian dalam tubuhnya masih sangat putih & mulus. Memiliki paras yang bisa dibilang cantik dan menarik, menggairahkan menurutku. Wati sebelum bekerja diwarnetku, Ia mengambil jalan pintas dengan melacurkan dirinya.Demi meringankan beban orangtuanya yang kurang mampu, Ia berusaha keras membiayai hidup dan kuliahnya sendiri. Karena masih memiliki hati nurani yang baik, Ia sadar dan memutuskan untuk bekerja yang halal. Tetapi pecun tetaplah pecun, meski telah bekerja diwarnetku, Ia sering berpakaian seronok dan menggodaku untuk memenuhi kebutuhannya. Hingga kami besetubuh dan Aku menanggung sebagian biaya hidupnya.Hari itu Aku sedang mengunjugi warnetku, saat itu jam 10 malam yang jaga OP bernama Goldwin. Ketika Aku sibuk menghitung pendapatan hari itu tiba-tiba ada telfon masuk.“Wati?? Ngapain jam segini telfon..” pikirku.“Halo Wati, da apa?” tanyaku, sambil melangkah keluar warnet“Mas Jefri..tolongin Wati, besok hari terakhir bayar SPP kuliah. Wati masih belum dapet uang juga ampe sekarang..” Wati menjawab menyerocos.“Yee..kan minggu kemaren kamu sudah aku kasi buat bayar kost. Uda ga ada uang lagi nih Wati.” Kataku.“Ga ada yang bisa minjemin lagi Mas. Tolonglah Mas Jefri..penting nih, tar Wati balikin deh kalo uda ada uang..” Wati terus merajuk.“Huu..gak percaya Aku,

Kamu kapan pernah punya uang” Tolakku dengan sedikit menyindir.“Iiih…Mas Jefri jahat lho. Ya udah Mas Jefri mau minta apa?”“Mmm..apa yah..hehe, biasa Wati..maen kuda-kudaan..” Jawabku setengah berbisik.“Huu..dasar, itu mulu yang dipikir. Makanya buruan tu Mba’ Lola suruh pindah kesini aja. Ya udah, besok malam Mas Jef ke kost Wati yah. Tapi Aku lagi dapet Mas, jadi tar Wati oral aja yah..” Wati juga menjawab setengah berbisik.“Huu..pake dapet segala. Tapi ga apa-apa Ti, Anal ja yah? Kan belom pernah” Pintaku. Wati memiliki pantat yang cukup besar dan padat, terlihat menantang jika Wati mengenakan jeans ketat apalagi hot pants. Ditambah pinggulnya yang lebar dan montok..Aku sangat beruntung bisa menikmatinya.“Ga mau! Aku kan belum pernah disodomi Mas..tar anusku rusak” Wati mengiba.“Jadi mau bayar SPP ga nih?! Lagian siapa suruh pake dapet. Kalo belum pernah makanya dicoba. Lagian masak Kamu ngelacur ga pake pantat..” Aku jawab dengan sedikit tegas.“Gak kok Mas, Wati ga pernah maen anal sebelumnya. Cuman Mulut dan memek Aku aja kok yang dipake.” Wati membantah dengan lirih karena sedikit Aku bentak.“Dasar pecun, makanya lain kali dipake lah itu pantat Kamu punya lobang!! Memek doank yang disodok, pantesan udah longgar gitu..huhh” Makiku.“Mas, jangan ngomong gitu! Aku udah gak kek gitu lagi kok sekarang” Ujar Wati“Ya udah, jadi gak nih?!” Aku mulai kesal.“Iya..jangan marah dong Mas. Ya udah..besok malam yah maennya” Kata Wati dengan lirih.“Jangan malam Wati, Aku ada acara ma temen-temen. Besok aja, abis Kamu dari kampus, Kita maen di toilet warnet.” Aku jawab dengan antusias sekali.“Eh..macem-macem aja Mas Jefri ini, Tar ketauan gimana? ” Jawab Wati dengan sedikit cemas.“Gak lah Wati, tenang aja. Kita maen cepet kok. Yang penting Kamu Jangan ampe bersuara, oke?!”“Tapi ngocoknya pelan-pelan aja ya Mas, Wati denger disodomi tu sakit Mas”“Ngocok apaan?! Ngocok arisan..hehe” Jawabku sambil bercanda“Ya ngocok batangnya Mas Jefri lah di dubur Wati besok, jangan kasar-kasar biar ga lecet Mas” ujar Wati sedikit cemas.“Iya beres, tapi tar sebelum maen Aku foto Kamu bugil Dulu ya Wati?” Pintaku.“Tuu..kan nambah lagi! Aku ga mau foto telanjang Mas, kalo ampe kesebar bisa mati Aku dibunuh bapakku. Mas Jefri kan uda pernah liat Wati telanjang, Mas Jefri juga tau setiap bagian tubuhku, Ngapain lah pake difoto segala..” Tolak Wati. Agen BandarQ



“Ga bakal kemana-mana fotonya Wati. Lagi pula aku ga pernah sembarangan biarin orang laen pake komputerku. Buat koleksi pribadi aja Wati,janji deh! Kamu sayang kan ma Aku Wati..” Ujarku dengan sedikit nada manja.“Iya, Aku sayang ma Kamu Mas. Kalo gak, masak Wati mau nyerahin tubuh Wati buat muasin Mas Jefri. Janji yah, foto-foto bugil Wati jangan ampe kesebar.” Akhirnya Wati setuju juga, meski pada awalnya juga Aku yakin Ia pasti mau.“Janji!!” jawabku tegas. “Hehe..Ga tau Dia, padahal Aku berencana menggunakan foto-foto bugilnya untuk menjadikan Dia budak Seks Aku. Sayang tubuhmu sudah ternoda Wati, kalo gak udah Aku jadikan pacar..hehe. Tapi tubuhnya yang montok luWennyn lah buat tempat pembuangan spermaku.” Aku berbicara sendiri didalam hati.“Heh..malah diem sih Mas “Haha..sorry terpana liat bintang di luar ni. Oiya besok pake pakaian sexy yah..biar Aku horny duluan, jadi tar ga kelamaan foreplaynya” Aku terkadang meminta Wati tuk berpakaian Sexy jika sedang jaga di warnet atau jika sedang jalan dengaku. Aku perlahan mengajari dia agar menajadi seorang eksibisionis. Aku sangat terangsang jika melihat Dia memamerkan lekuk tubuhnya yang montok.Aku masuk kembali ke dalam warnet, dan mencuci mukaku. kulihat Goldwin sedang asik chatting di mIRC. “Siapa Mas, lama bener” Tanya Goldwin.“Temen lama Win. Oke, Aku pulang duluan yah..” Ujarku sambil mengambil kunci mobil. Memang tadi Kami berbicara ditelfon cukup lama, ga terasa ada setengah jam lebih. Aku bergegas ke ATM dan mentransfer sejumlah uang ke rekening Wati.Jam menunjukkan pukul 11.25 siang. Tapi Wati belom datang juga, mana udah ngantuk banget. Disebelahku ada Wenny, yang jadi partner jaga Wati. Dia sedang asik maen game dari pagi tadi, jadi Aku pikir ga akan ganggu rencanaku. Beberapa menit kemudian akhirnya Wati datang dengan tergopoh-gopoh membawa stop map yang berisi kertas-kertas. Keringatnya bercucuran di dahinya.

“Sori lama Mas, dosenku rapat. Ni Aku bawakan gorengan.” Wati menaruh sebungkus gorengan di meja, lalu Ia melepas jaketnya.“Asik..pas banged laper,hehe” Kata Wenny yang langsung menyerobot bungkusan gorengan.Dibalik jaketnya, Wati mengenakan kemeja putih lengan pendek dengan bagian kerah yang terbuka cukup lebar. Wati tidak mengancingkan bagian atasnya, sehingga buah dada bagian atasnya terlihat menyembul walau tidak terlalu terbuka sekali. Rupanya Wati sengaja memakai push-up Bra untuk mengangkat payudaranya. Rok hitam selutut yang Dia kenakan juga memiliki belahan samping kanan yang cukup tinggi, jika Wati duduk sambil menyilang kaki, pasti Paha Kanan Wati terekspos jelas. Aku memperhatikan belahan buah dadanya yang ranum menyembul, sambil sekali melihat wajahnya dan tersenyum puas. Wati pun melirikku sambil tersenyum.“Wati, seksi amat..” Kata Wenny sambil melotot.“Haha..tinggal ini pakaianku nih” Wati menjawab sekenanya.
“Ehemm…” Aku pura-pura batuk sambil melirik Wati.Wati yang tau maksudku akhirnya bergegas menuju ke toilet warnet yang letaknya di Ujung belakang warnet. Kebetulan ada 2 toilet di warnet ini, jadi Aku juga bisa kebelakang setelah Wati.“Wen Aku ke toilet dulu ya, mules nih..” Kata Wati sambil berlalu.“Ya, jangan lupa disiram loh..” Wenny menjawab dengan diselingi canda.20 detik kemudian Aku juga berpamitan ke belakang“Duh..Aku juga mules nih..” Kataku sambil berlari kecil ke Toilet. Agen DominoQQ
“Loh..koq pada mules smua sih!!” Ujar Wenny sambil terus asik bermain game disambil melahap gorengannya.Sampai di toilet Aku mengetuk sekali pintu toilet wanita. Begitu terbuka, Aku langsung masuk. Di dalam, Wati sedang mencuci muka. Aku buru-buru melepas resleting celanaku juga celana dalamku dan memelorotkannya sampai kemata kaki.Wati juga mengangkat rok hitamnya ke atas sampai ke pinggangnya, dan memelorotkan celana dalamnya hingga turun ke mata kaki. Wati juga membuka kancing kemeja bagian atas hingga perut, kemudian mengeluarkan dua bongkahan buah dadanya dari Branya hingga kedua payudara Wati terangkat karena terjepit Branya dari bagian bawah.Puting susunya yang berwarna coklat kemerahan terlihat jelas, bentuknya cukup besar dan melebar karena Wati pernah hamil sebelumnya oleh Pak Edo  penjaga kostnya.Hal itu terjadi sewaktu Pak Edo meminta Wati melayaninya, padahal Wati saat itu dalam kondisi kelelahan karena seharian dikampus kemudian bekerja. Tapi mau gak mau Wati tetap melayani nafsu Mang Edo karna terus dipaksa, hingga akhirnya Wati pingsan dan Mang Edo mengeluarkan benih-benihnya didalam rahimnya tanpa sepengetahuan Wati.Wati baru sadar jika mengandung benih haram Mang Edo saat usia kandungan menginjak 3bulan, dan akhirnya Wati menggugurkan kandungannya. Sejak saat itu Wati nggak pernah mau lagi melayani nafsu penjaga kostnya itu. Kemudian Aku mengeluarkan HPku yang berkamera dan mulai mengabadikan bagian-bagian pribadi tubuh Wati. Raut muka Wati terlihat muram ketika aku memoto bagian wajahnya hingga dadanya yang terekspos jelas di depan kamera HP ku, seakan tidak rela bagian tubuhnya yang paling pribadi di abadikan olehku.



“Mas jangan memek Aku..lagi dapet nih, jijk ah…” Wati mengiba sambil berusaha menutupi daerah kewanitaannya dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya berusaha menjauhkan HPku ketika aku akan mengambil foto kemaluannya.“Gapapa Wati, Aku malah pengen punya foto memek Kamu yang lagi ngeluarin darah gitu..hehe” Aku terus berusaha memotretnya.“Mas jefriii..gak mau Wati, pliss..besok kalo uda bersih baru Kamu foto. Ntar janji deh Aku buka memekku selebar-lebarnya tuk Kamu ambil fotonya..sebanyak yang Kamu mau Mas..” Wati terus memohon.“Ya deh..oke Wati. Sekarang Kamu balik badan, buka kaki lebar-lebar terus buka belahan pantat Kamu Wati pake kedua tangan mu, Aku mau ambil foto pantat ma anus Kamu yang masi rapet ini Wati sebelum Aku jebol..Hihihihi” Tawaku pelan.“Yee..apaan sih Mas, ya udah nih..” Wati kemudian melakukan seperti yang aku minta, kedua tangannya kebelakang meremas kedua bogkahan pantatnya dan menariknya ke arah berlawanan hingga terlihat anusnya dengan sangat jelas. Lalu Aku mulai mengabadikan bagian lubang pengeluaran Wati yang coklat kemerahan itu sampai puas.

“Mas, Aku lupa bawa pelumas..” Kata Wati, yang harusnya Dia membawa body lotion untuk pelumas anal.“Isep dulu Wati..pake liur Kamu aja” Kataku sambil menarik kepala Wati ke penisku, hingga Wati terpaksa jongkok.“Hmhh..umm..eehhmm…” Hanya suara itu yang keluar dari mulut Wati ketika penisku yang sudah tegang dari tadi memenuhi rongga mulutnya. Tak lupa Aku segera merekam adegan Wati mengoral penisku dengan kamera HPku. Bibir merahnya yang tebal terasa sangat nikmat sekali menyelimuti penisku.Aku merasakan sensasi yang luar biasa. Penisku rasanya basah sekali..terasa hangat didalam mulut Wati. Air liur Wati menetes-netes disela-sela bibir dan batang penisku, rupanya Wati ingin penisku sebasah mungkin agar mudah memasuki liang anusnya. Kepala Wati maju mundur mengocok batang kejantananku dengan bibirnya yang tebal, tangan kirinya memegangi batangku sedang tangan kanannya menelusup di balik kaosku memainkan puting susuku.“Ooh…enak Wati” Aku melenguh pelan.2 menit kemudian, Aku angkat kepala Tin dan kulumat sebentar bibirnya yang penuh liur itu, lalu kubalik tubuhnya hingga Ia menunduk berpegangan pada pinggir bak mandi. Aku elus-elus bongkahan pantat Wati yang putih montok itu, terasa mulus sekali.Sambil Aku keluar masukkan jari-jariku membukai anusnya yang sempit dan Aku ludahi beberapa kali. Aku remas-remas juga paha gempalnya yang tak kalah mulus terlihat putih menggairahkan. Kulit Wati memang agak coklat, tapi bagian dalam tubuhnya terlihat lebih putih.“Uuh..”Wati melenguh pelan saat Aku tempelkan ujung penisku di anusnya, sambil Aku gesek-gesek dan kudorong perlahan hingga memasuki pantatnya.“Egghhh..hmmphh..pelan Mas..” Kata Wati lirih sambil menahan sakit pada lobang pengeluarannya.“uugghhh…sempit banged Wati!” Bisikku ketika seluruh batang penisku tenggelam di dalam lobang pantat Wati.“Oo..oo..ohh…” Wati megap-megap seperti orang yang kesulitan bernafas. Bibirnya membentuk huruf ‘O’ dengan kepala menengadah ke atas.“Wati..duburmu enak banget…ooh..hangat Wati” Aku meracau sambil mulai mengeluar-masukkan penisku, kedua tanganku mantab mencengkeram pinggul Wati yang empuk.

Gerakan pinggulku semakin cepat namun teratur, penisku dengan cepat keluar-masuk menjelajahi lorong anus Wati.“Shhh..ooh..sakitt Mas..udah ajaah..eghh..keluarin pliss..” Erang Wati“Bentar Tin, baru enak nih..” Ujarku sambil mempercepat kocokan penisku di duburnya.“Aaahhh…aaahhh…aaooww…aa hhh…” desahan Wati seirama bersamaan hentakan-hentakan liar pinggulku yang menghimpit tubuh Wati yang mengejang kesakitan. Tubuh Wati terguncang-guncang, naik turun, kepalanya mengeleng ke kiri-kanan sambil terus mengerang kesakitan menahan gempuran penisku terhadap saluran pengeluarannya.Rambutnya yang panjang itu kemudian kujambak sehingga ia mendongak ke atas sambil terus mengerang tertahan. Bunyi buah pantatnya yang beradu dengan pahaku semakin keras. Rambutnya semakin keras kutarik sehingga ia semakin mendongak dengan mulut menganga. Pantatnya melengkung ke atas dan buah dadanya yang besar itu berguncang-guncang, seirama dengan gerakan pantatku.“Ah..ahh..eeghh…sumpah Mas Aku ga kuat..perih banget!!!” Tubuh Wati mulai limbung, kakinya lemas seperti tidak bertenaga lagi. Kedua tanganku yang sebelumnya berpegangan pada pinggul Wati, kini menelusup masuk ke balik kemeja dan Branya mencengkeram erat kedua buah payudaranya untuk menahan tubuh Wati dan mulai meremas-remasnya.“Uhuu..hu..hu..sakiit Mas..hik..hiks..udaah..ampuun Mas” Wati mulai menangis, wajahnya memerah, matanya memandangku penuh iba, air matanya mengalir deras, air liurnya pun ikut menetes. Aku berpikir pasti Wati merasakan sakit yang belum pernah Ia rasakan sebelumnya selama hidupnya.“Tahan ya Wati, bentar lagi keluar kok. Kamu sayang kan ma Aku..?” Aku berbisik di telinganya sambil mengecup punggungnya. Tanganku yang masih di buah dadanya mulai memilin-milin puting susu Wati.“Eeeghh..ii..iya..sayang lah…sshh..Mas Jefri sayang juga kan ma Wati kan?” Wati berkata dengan terisak lirih, dengan tubuh yang tergoncang-goncang akibat gempuran Penisku pada duburnya.“Uhh…ooh…” Aku mempercepat kocokan penisku tanpa menjawab pertanyaan Wati. Aku genjot pantatnya dengan kasar dan brutal. Rasanya nikmat sekali. Payudara Wati juga Aku remas dengan sekuat tenaga.“Arrrggh…arggghhhh….” Wati menjerit tertahan, Ia kembali menangis histeris. Agen Poker

Penderitaan yang sangat hebat dirasakannya, Ia menahan rasa sakit yang luar biasa di bagian pantat dan payudaranya Juga berusaha menahan suaranya agar tidak keluar.Tapi suara erangan dan tangisan kesakitan Wati keluar juga, untung Wati masi bisa menjaga agar tidak terlalu keras. Lagipula Wenny menyetel musik dengan volume yang kencang.Setelah kurang lebih 10menit, Aku tak bisa menahan lagi. Kenikmatan yang kuperoleh dari pantat juga sudah sangat luar biasa hebatnya. Rongga dubur Wati makin lama makin terasa panas, jepitannya tetap erat mencengkeram batang penisku. Hingga akhirnya Aku mencapai orgasmeku…” Aku keluar Wati..ohh..ooh..oooohhh….uuuuu ggghhh….uuuuggghh!!” Aku mengerang tertahan sambil kedua tanganku mencengkram erat buah dada Wati, kuhujamkan penisku sedalam mungkin di anusnya dan ku*kan air maniku sebanyak-banyaknya hingga memenuhi rongga duburnya Wati.“Eeeeghhh…hmppphh” Wati menjerit tertahan dengan mengigit bibir bawahnya.Ketika kucabut penisku lelehan sperma bercampur darah keluar dari lobang pengeluaran Wati, sepertinya dubur Wati menderita lecet-lecet. Kubasuh penisku yang juga belumuran darah dan sedikit kotoran dari dalam pantat Wati. Buru-buru Kukenakan celanaku.Sedang Wati masi menangis terisak menahan rasa sakit dan perih yang masih mendera pantatnya. Seluruh tubuhnya menggigil, kakinya gemetaran seakan tidak kuat berdiri lagi.“Wati..thanks ya. Ayo buruan beresin,tar Wenny curiga” Sambil Kukecup bibirnya yang masi meneteskan liur, lalu Aku keluar mengendap dengan hati-hati agar tidak diketahui orang.

Menikmati Belaian Yang Lama Hilang




Agen BandarQ - Jarak umurku juga terpaut sangat jauh. Dia jejaka tua dulu menikahi aku dia berumur 38 tahun. Suamiku bernama Mas Ramli, dia berada di Kalimantan dan aku di Bali. Aku dulu pernah tinggal di Kalimantan tetapi tidak betah karena jauh dari kota. Aku bosan dan hanya bertahan 6 bulan di Kalimantan. Suamiku menyadari alasanku tidak mau tinggal disana.Setiap bulan Mas Ramli menyempatkan waktu untuk pulang melepas rindu. Mas Ramli sosok pria yang bertanggung jawab dan perhatian dengan keluarga. Setiap tanggal muda dia selalu mentransfer uang untuk kebutuhan aku dan anakku. Tidak sedikit uang yang Mas Ramli kirim, satu bulan dia memberi aku 25 juta. Aku bisa berbelanja apa saja yang aku inginkan.Perawatan selalu menjadi nomor satu, untuk menjaga penampilan karena aku masih muda. 

Harus tetap cantik dan segar. Walaupun tubuhku yang sexy ini jarang dijamah suamiku. Mas Ramli bahagia banget hidup denganku, aku bisa memberikan kepuasan seks untuknya. Namun Mas Ramli tenaganya sudah tidak sekuat dulu, mudah loyo dan capek.Paling sekali aja udah merasa puas, walaupun sebenarnya aku tidak merasakan kepuasan dari Mas Ramli. Rasanya hambar berhubungan seks dengan Mas Ramli, tapi mau bagaimana lagi ini sudah kewajibanku. Apalagi Cuma satu bulan sekali pulangnya, bagiku kepuasan seksku sangat berkurang. Hiburanku hanya bermain dengan teman-teman ngemall dan pergi kemana aja.Setiap jalan dengan teman rasanya ngiri semua cerita tentang suaminya, sedangkan suamiku jauh disana. Kadang temanku sering mengejek aku , tapi yasudahlah itu hanya gurauan sesaat. 

Pada waktu itu Mas Ramli tidak bisa pulang selama 3 bulan karena disana sedang menunggui tanaman sawitnya. Selama 3 bulan itu berasa 3 tahun, hanya meteri yang aku dapat.Batinku tertekan karena selalu jauh kebutuhan akan seks aku tidak terlampiaskan. Aku suntuk setiap hari aku pergi dengan temanku. Temanku bernama Andre , dia dulu teman sekolah aku. Dia masih bujang belum menikah, kita masih sering WA. Dan hanya dia yang selalu punya waktu kosong untuk aku. Mungkin kegiatannya hanya berkuliah dan nokrong, namanya anak muda.Dia menjadi teman curhat aku, dia tau semua keluh kesah aku. Kadang kalau bertemu dengan Andre aku mengajak anakku supaya tidak menimbulkan fitnah. Anakku juga sangat terbiasa dengan Andre. Paling aku ke kafe atau ke timezone jika putriku ikut denganku. Setiap kali bertemu aku selalu menceritakan rumah tangga aku dengan Mas Ramli.Saat itu Andre selalu memberikan nasehat agar aku selalu sabar. Memang tidak baik jika berumah tangga tetapi tidak tinggal serumah. 

Mau bagaimana lagi aku tidak bisa hidup di Kalimantan. Waktu itu Andre mengajakku pergi nonton, aku bergegas pergi untuk meghilangkan penat. Kita nonton film romantic, berasa masih jaman pacaran saja.Andre memang tipikal cowok yang romantis tapi hingga saat ini dia masih asyik jomblo. Setelah film usai aku dan Andre pulang ke rumah. Besok Andre mengajakku pergi ke puncak dengan anakku. Ya nggak papa sih asal sama anak aku mau aja. Sesampainya di rumah aku bersiap-siap packing untuk besok.Keesokan harinya aku sudah bersiap untuk pergi berlibur ke puncak. Aku sudah ijin dengan Mas Ramli, tetapi aku sengaja menutupi jika aku pergi dengan Andre. Sebenarnya nggak ada apa-apa Cuma aku takut mas Ramli berprasangka buruk terhadap ku. Aku, putriku dan Bik Tere berangkat menuju rumah Andre. Tampak Andre sudah menunggu di depan rumah dengan membawa tas ransel.Penampilan anak muda kece banget aku juga nggak mau kalah dong,“ayo Dre kita pergi..”“Iya tunggu sebentar kameraku tertinggal..”Setelah semua sudah siap aku dan Andre menuju puncak, perjalan sekitar 3 jam dari rumah. 

Sepanjang perjalanan putriku diam tidak menangis tampaknya dia sangat happy. Dia dan Bik Tere tertidur pulas karena jalan macet total,mungkin karena hari libur. Sesampainya di villa tepat jam 1 siang, Andre memesan kamar 1,“loh Hen kok Cuma pesan kamar satu sih..?”“kan satu Villa ada dua kamar di dalamnya Rin, daripada sewa banyak kamar kan sayang buang uang..”“ Oh gitu yah, yaudah, hhe… ”Setelah kunci diberikan kita berempat menuju kamar. Memang benar apa kata Andre masuk ke kamar ada ruang tamu bed 2. Dan di dalam ada ruangan 1 lagi untuk Andre tidur. Aku, putriku dan Bik Tere tidur di dua bed depan. Ya okelah, kita siap berlibur 2 hari disini. Udara yang sangat dingin membuat putriku hanya berdiam diri di kamar ditemani Bik Tere.Aku dan Andre pergi untuk menikmati pemandangan dan ke kebun teh. Andre bertingkah seperti suamiku jadi teringat mas Ramli. Jalan ke kebun teh sangat jauh keringat bercucuran membasahi pipiku. Tiba-tiba Andre mengusap keringatku. Aku terdiam dan memandangi Andre. Dalam hati berkata perhatian banget sama aku, pake mengusap keringat dan menggandeng tanganku ketika berjalan.Aku terbawa suasana dan menikmati udara yang sangat dingin ini

Aku dan Andre berdiri di warung pinggiran disitu jual minuman hangat serta jagung bakar yang khas. Aku berhenti di warung itu istirahat sejenak,“kamu sudah ijin sama suami kamu kan Rin..?”tanya Andre.“sudah..dia mengijinkan kok..”“yasudah berarti aman tidak akan timbul masalah, lama banget Mas Ramli nggak pulang Rin..”“iya Dre lama banget, kangen sih tapi mau gimana lagi. Pengen banget nyusul tapi aku kurang cocok disana, aku harus bersabar menunggu suamiku pulang dan aku harus menahan rasa……..”“rasa apa Rin..”“enggak kok..Hen biasa suami istri juga butuh berhubungan layaknya pasangan..”“walaupun aku belum menikah aku tahu kok Rin apa yang kamu maksud..”Dengan sedikit malu aku menatap wajah Andre. Aku curhat mengenai pribadiku, dia menyadarinya. Dia mengelus rambutku sambil memberikan pengertian. Rasanya nyaman banget berada di samping Andre. Pas lagi curhat Andre memeluk ku dengan tiba-tiba, aku sangat terkejut. Aku berfikiran mungkin hanya pelukan seorang sahabat saja.Waktu semakin sore, aku harus pulang ke villa. Sampai di kamar putriku sudah tertidur pulas. Aku membersihkan badan mandi agar terlihat fresh. Dengan mengenakan baju santai seperti rok pendek dan aku bersolek. Setelah mandi aku dan Andre duduk di ruang Tv kita bercanda. Dia sampai menggelitik aku hingga aku tertawa keras.

Aku sudah mengantuk , aku pergi ke tempat tidurku. Andre masih menonton tv, tengah malam Andre mendekati tempat tidurku. Ntah malam itu, dia tidur disampingku menarik selimutku. Aku sungguh sangat terkejut. Padahal disamping aku ada Bik Tere, aku takut jika mereka terbangun melihat aku tidur dengan Andre,“Dre, apaan sih kok tidur disini..”“aku pengen menikmati malamku bersamamu Rin,..”“jangan Dre aku sudah berkeluarga aku nggak mungkin menghianati Mas Ramli..”“sudahlah jangan menolak aku tahu kamu rindu belaian laki-laki kan?”Andre langsung mencium kening aku kemudian bibir aku dia kecup. Padahal samping bed aku ada putri dan pembantuku. Rasanya nggak tenang banget,“pindah di kamar aku yuk Rin..”Tanpa berfikir panjang Andre menggendong aku menuju kamarnya. Ntah apa yang akan dilakukan Andre aku sangat terbawa suasana. 

Seperti biasa dia bercanda aku selalu digodanya. Layaknya suami istri yang sedang bergurau di ranjang. Kembali memeluk aku dengan erat, aku yang memakai lingeri tanpa bra seakan payudaraku menempel di dada Andre.Gairah nafsuku muncul dengan tiba-tiba, Andre mencium bibirku dengan sangat . Lingeriku terbuka terlihat pahaku yang mulus. Sangat nafsu ciuman Andre, aku terbawa dan membalas ciuman itu. Andre membuka lingeriku aku hanya mengikuti saja. Payudaraku menggantung kencang Andre tampak semakin bersemangat.Tangannya siap menerkam payudaraku ini, aku ditidurkan. Tangan Andre meremas payudaraku, dia berusaha membangkitkan gairah seksku. Mulut mencium dan mengulum putting susuku. 

Tangan kanan memainkan jemarinya memutar putting dan meremas-remas,“aku horny banget Dre…”“tenang aja Rin aku bakal puasin kamu malam ini..”Terus membuat ku semakin horny, kedua payudara dia mainkan sangat lama. Enak banget permainan Andre malam ini. Andre melepaskan lingerieku, dia melepas celananya. Tampak dari dalam celana dalam penis Andre tegak berdiri,“buka sekalian dong Dre…”Andre menuruti perintahku, dan wowww penis yang sangat besar berbulu lebat. Andre membuka celana dalamku, kakiku dia buka lebar. Selakanganku dia jilat hingga tubuhku menggeliat karena nikmat. Tangannya kembali bermain dimemekku yang besar yang rimbun akan bulu-bulunya,“memekmu menggemaskan..” ucap AndrePemandangan yang sangat indah menantang Andre untuk segera memainkannya.  Daftar Poker Online

Tangannya membuka lipatan-lipatan memekku. Dibuka lebar dan dia berusaha mencari lubang memekku itu. Dia membasahi memekku dengan mengecup ujung luar lubang itu. terus dia kecup hingga aku basah, keluar cairan. Namun Andre semakin bersemangat cairan itu dibiarkan meleleh ,“ahhhh..ahhh…Dre ciumi lagi Dre..kecup lagi lubang memekku” kata-kata itu keluar dari mulutku.Sangat lama dia memainkan aku, hingga aku tak kuasa. Andre kembali ke atas mencium bibirku, dadanya bergesekan dengan payudaraku sedangkan penis bergesekan dengan memekku. Nafsu birahi itu terus memuncak. Hingga saatnya Andre mencoba memasukkan Penisnya,“akkkhhhh…akkkhhh…masuk lagi terus ke dalam Dre terus….”Setengah batang penis masuk , “ohhhhh…ooohhh… lagi Dre terus dorong penismu masuk lagi.. “ahhhhhhhhhhhh…..sudah masuk Dere ayo Dre mainkan di dalam”Andre mengocok kemaluannya di dalam, maju mundur gerakannya. 


Keringatku bercucuran membasahi tubuhku. Andre melihat payudaraku terlihat montok, dia tak kuasa melihatnya. Sambil memainkan penisnya, mulut Andre mengecup putting susuku yang berwarna kecoklatan,“ouughhh nikmat ougghhhh…..” Andre terus menggoyangkan gerakan-gerakan nikmat.Aku memeluknya erat dan tak kuasa aku mengeluarkan cairan lagi,“Dre aku keluar nih..lagi Dre buat basah lagi..” aku selalu meminta lebih Andre pun selalu merespon permintaanku. Aku sudah pasrah dan sangat menikmati goyangan penis Andre di dalam lubang kenimatanku,“aku sudah nggak tahan keluarin sekarang ya Rin..”“croooottt..crrrrooottt…crroooottt…”Andre menyemprotkan cairan tepat di luar pas didepan lubang memekku. Nikmat banget rasanya udah lama tubuhku ini tak disentuh pria. Andre mengambil tisu membersihkan tubuhku. Aku terbaring lemas Andre mendekatiku mencoba memberikan selimutnya. Udara yang dingin membuat gairahku muncul kembali,“Dre lagi dong..”Tanpa bersuara Andre mengelus payudaraku, putting dia putar-putar memang sengaja menggairahkanku kembali. “enak banget Dre..kecup dong biar makin nikmat..” mengecup putingku sangat lama, di belahan dadaku dia mengecup hingga ada tanda bibir merahnya.“aku boleh nggak emut penismu..”“boleh Rin apa aja boleh kita sama-sama menikmati..” Andre terbaring aku yang memainkannya, aku kocok penisnya sembari mulutku mengecup penisnya. Nggak lama membuat penis Andre berdiri, gampang banget deh. 

Aku mengulum dengan bersemangat, penis yang panjang itu tidak masuk sepenuhnya di mulutku,“ahhhhh..ahhhhh Rinnn….” Desahan Andre sambil menekan kepalaku agar lebih dalam mengulum penisnya.Karena sangat nikmat Andre tak kuasa akhirnya keluar kembali sperma itu. “croooottt..crooooott…” membasahi mulutku, banyak dan sedikit asin aku telan sebagian. Kenikmatan tersendiri bagiku merasakan sperma pria. Aku dan dia tak tahan sudah sangat capek. Kita tidur berdua di ranjang dengan posisi masih telanjang.Tangan Andre tidak lepas dari dekapan dia terus memelukku memegang erat payudaraku seakan tidak mau aku tinggalkan. Hingga kita tertidur pulas, alarm berbunyi tepat jam 5. 

Aku membangunkan Andre untuk mandi. Aku dan dia mandi bareng di bath up, disitu kita masih sempet ngeseks di air. Setelah itu aku bergegas membangunkan Bik Tere untuk pulang.Jam 8 kita chek out dari villa, aku menyempatkan pergi ke taman biar putriku bermain disana. Waktu semakin sore aku menagajak Andre pulang. Sepanjang perjalanan pulang aku terus mengingat kejadian semalam. Sejak saat itu aku menjalin hubungan dengan Andre. Bik Tere pun tau hubunganku, karena Andre sering menginap di rumahku. Perselingkuhan berjalan hingga Mas Ramli meninggal dunia dan aku menikah resmi dengan Andre


Selasa, 17 Maret 2020

Niknat yang Tak Tertahankan Seorang Pramugari




Agen BandarQ - Sebut saja nama saya Edi, aku akan menceritakan cerita sex-ku dengan seorang pramugari. Kisah ini berawal dari perkenalanku dengan Wina (nama samaran), dia adalah seorang pramugari di suatu perusahaan penerbangan nasional. Kejadian ini terjadi saat aku dalam perjalanan panjang dari Jakarta menuju Jayapura. Saat itu tengah malam, aku berusaha keras untuk sekedar memejamkan mata, beristirahat sejenak menghilangkan kantuk agar bisa melaksanakan tugas kantorku sesampainya di kota tujuan. Kursi empuk berlapis kulit di kelas bisnis tidak mampu memberikan kenyamanan yang kubutuhkan.

Walau bagaimanapun, kursi itu dirancang sebagai tempat duduk, bukan tempat untuk berbaring dan tidur. Baru akan terlelap, ketika kurasakan guncangan lembut di kursiku. Seseorang duduk menghempaskan dirinya ke kursi kosong di sebelahku. Dengan agak kesal, kubuka mataku dan berniat untuk menegurnya. Pandanganku terpaku pada sesosok wajah cantik menarik, dengan matanya yang walaupun terlihat mengantuk, tetap bening dan indah. Seulas senyum terlihat di bibir mungil yang merah, yang kemudian berkata perlahan,

“ Maafkan saya Bapak, karena telah mengganggu tidur Bapak ... “
Sambil tetap memandang dan mengagumi kecantikannya, aku berkata,
“ Ah, tidak apa-apa. Saya belum tidur kok, “
Kemudian kami bersalaman, lalu kudengar ia menyebutkan namanya, yaitu bernama Wina, Hilang sudah kantukku. Terlebih lagi setelah kutahu bahwa Wina adalah sosok wanita yang menyenangkan sebagai teman ngobrol. Ia bercerita tentang suka dukanya sebagai pramugari udara. Tangan dan jarinya yang lentik seakan menari-nari di udara, mengekspresikan ceritanya. Sesekali ia menyentuh tanganku, dan tidak sungkan untuk mencubitku bila kuganggu.

Diam-diam kupandangi dan kuperhatikan seluruh bagian tubuhnya. Tingginya kuperkirakan sekitar 167 cm, langsing dan sangat proporsional. Wina memiliki tungkai kaki yang indah sempurna. Kulitnya yang putih kontras sekali dengan seragam warna birunya. Buah dadanya tidak terlalu besar, tetapi terlihat kencang menantang. Membayangkan dirinya telentang telanjang di tempat tidur, membuat Penisku bangkit, membesar dan keras. Pikiran kotorku melayang jauh.

Kebersamaan kami terganggu oleh suara Kapten Pilot yang memberitahukan bahwa pesawat akan mendarat di Biak, untuk mengisi bahan bakar dan pergantian awak kabin. Setelah bersalaman dan sedikit basa basi, Wina menghilang di balik tirai. Aku melanjutkan istirahatku, sampai kemudian dibangunkan oleh pramugari udara lain, yang menawarkan sarapan pagi.

Hari-hari selanjutnya di ibukota propinsi paling timur Indonesia itu, disibukkan oleh tugasku sebagai Petugas Sosialisasi salah satu program pemerintah. Sebagai utusan Pusat , aku sering diperlakukan seakan tamu agung, yang perlu dihibur dan dipenuhi segala kebutuhannya. Aku ditempatkan di hotel A yang merupakan hotel terbaik di kota itu. Beberapa tawaran untuk menyediakan teman tidur kutolak secara halus. Aku takut tertular penyakit.

Waktu luang di luar tugas kuhabiskan dengan berjalan kaki keliling kota. Suatu kebiasaan yang selalu kulakukan dalam setiap perjalanan, untuk lebih mengenal daerah baru. Kota Jayapura berada langsung di tepi laut berair tenang. Pada malam hari, di sepanjang tepi pantai dapat ditemui warung-warung yang menjual masakan laut, yang langsung digoreng atau dibakar di tempat. Nikmat sekali. Disanalah biasanya kuhabiskan malamku.

Di sana pula pada suatu malam, aku kembali bertemu dengan Wina yang sedang tidak bertugas, bersama dengan 2 teman seprofesi. Wina langsung menawarkan untuk bergabung, begitu melihatku datang. Sungguh menyenangkan berada di antara 3 gadis cantik, walau dapat kupastikan bahwa kantongku akan terkuras untuk mentraktir mereka semua.

Panggilan Bapak sewaktu di pesawat, berubah menjadi Mas hingga membuat malam itu semakin akrab dan hangat. Dari pembicaraan, kutahu bahwa mereka bertiga menginap di hotel yang sama denganku. Selesai makan, kami berpisah. Di luar dugaan, Wina ingin ikut denganku menikmati malam sambil berjalan kaki.
Satu permintaan yang sangat sulit ditolak.

Kamipun berjalan perlahan sambil saling bertukar cerita dan bercanda.Angin pantai membuat Wina kedinginan. Kulepas jaketku, lalu kupasangkan di bahunya. Kuberanikan diri merangkul bahunya, memberikan kehangatan tambahan pada tubuhnya yang hanya dilapisi oleh kaos tipis berwarna merah. Wina tidak menghindar atau berusaha menolak, malah balas merangkul pinggangku.

Aku heran dengan gadis-gadis jaman sekarang. Semakin mudah untuk menjadi sangat akrab, dan menganggap bahwa hubungan antara wanita dan pria adalah biasa saja. Tidak ada lagi malu-malu atau sungkan, walaupun masa perkenalan yang relatif singkat. Kami berjalan bagaikan dua kekasih yang sedang bermesraan. Tanganku tersapu oleh ujung rambutnya, dan sesekali kurasakan kepalanya menyandar di bahuku.

Birahiku terpicu, otak kotorku berpikir keras mencari akal untuk membawanya ketempat tidur di kamar hotelku. Kelaminku mengembang keras, membuatku merasa tidak nyaman karena terjepit oleh ketatnya celana jeans yang kukenakan. Mulut kami berdua diam seribu basa, memberi kesempatan untuk menikmati sentuhan kebersamaan dalam keheningan. Langkah demi langkah membawa kami memasuki lobby hotel.

Kuajak Wina ke Coffee Shop, untuk menikmati secangkir minuman hangat sambil menikmati musik hidup. Aku memilih tempat agak di pojok, agar tidak terlalu menarik perhatian orang. Kuperhatikan sekeliling, beberapa pasangan asik berpelukan, sedangkan beberapa gadis berpenampilan seronok duduk sendirian. Inilah mungkin yang disebutkan oleh kawan-kawanku sebagai “Ayam Menado “, sebelum aku berangkat beberapa hari lalu.

Tanganku tetap memeluknya, sementara Wina menyandarkan kepalanya di dadaku. Kurasakan kakinya bergoyang perlahan mengikuti irama musik. Wangi rambutnya membuatku ingin mencium kepalanya. Tapi, apakah ia akan marah ? Apakah ia akan tersinggung ? Sejuta pertanyaan dan kekhawatiran muncul dalam pikiranku.

Sementara di sisi lain, otakku masih terus berputar mencari akal untuk membawanya ke kamarku malam ini. Jantungku berdebar keras, sementara kelaminku semakin besar dan keras. Musik dan suasana romantis tempat itu tidak lagi menarik untukku. Bagaimana dan bagaimana pertanyaan itu yang terus menerus muncul. Perlahan kucium ubun-ubun kepalanya, sambil berkata,

“ Wina, sudah malam, kita bobok yuk ... “
Ia hanya mengangguk sambil berdiri. Setelah menyelesaikan pembayaran, kami berjalan menuju lift. Tanganku masih merangkul bahunya, walaupun ia tidak lagi memeluk pinggangku. Kutekan tombol angka 3, untuk menuju lantai dimana kamarku berada. Aku sengaja tidak bertanya di lantai berapa ia tinggal, dan iapun diam saja.
Wina juga tidak berusaha untuk menekan tombol lain. Dalam hati aku bertanya-tanya, jangan-jangan kamarnya satu lantai dengan kamarku.

Sambil menyender ke dinding lift, kutarik ia dan kusandarkan membelakangiku. Kupeluk ia dari belakang, sambil sesekali kucium rambut kepalanya. Jantungku berdetak semakin cepat, sementara kelaminku semakin sakit terhimpit celana jeansku yang cukup ketat. Mudah-mudahan pantatnya yang tepat menempel ke kelaminku tidak merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Pikiranku masih bertanya-tanya, mau...? tidak...? mau...? tidak...? sampai kemudian pintu lift terbuka. Sambil terus berada dalam pelukanku, kubimbing dia menuju kamarku.

Tidak ada perlawanan atau penolakan kurasakan. Setan yang berada dalam pikiranku menjerit senang. Malam ini akan terjadi pergumulan birahi yang panas. Dalam hati aku berniat untuk memberikan kepuasan yang tidak terbendung padanya, seperti yang biasa kuberikan dalam petualangan-petualangan asmaraku, termasuk pada istriku tercinta. Begitu pintu terkunci, sambil tetap berdiri kupeluk dan kucium bibirnya dengan lembut walaupun penuh nafsu.

Wina membalasnya dengan tidak kalah ganasnya. Lidah kami bertemu, saling berpagutan dan berkaitan. Kutelusuri geligi dan langit-langit mulutnya dengan lidahku yang cukup panjang, kasar dan hangat.
Wina merintih lirih, dan tangan kananku perlahan mengusap dan menelusuri punggungnya yang masih terbalut pakaianya. Sementara jacketku sudah lama terlempar jatuh. Dari leher, perlahan turun ke bawah, ke arah pinggang mencari ujung kaos, lalu kembali ke atas melalui sisi bagian dalam. Kurasakan kulit punggungnya sangat halus dan mulus.

pengait  =terlepas oleh tanganku yang sudah sangat terlatih berhasil melepas pengait BRA-nya dengan sangat hati-hati.
Dengan kedua tangan, perlahan kutarik kaos itu ke atas sampai terlepas sama sekali. Dengan perlahan dan hati-hati, kedua tanganku segera bergerilya menelusuri kedua bahunya, pangkal lengannya, pindah ke pinggang, perut, perlahan ke atas menuju buah dadanya. Sementara itu, kedua tangannya telah berhasil membuka Polo Shirt yang kukenakan. Tanganku sudah hampir sampai ke buah dadanya, ketika tiba-tiba ia mendorongku perlahan.


“ Maaf Mas, Wina pipis dulu ya... “ katanya sambil berjalan membelakangiku menuju kamar mandi.
Kuperhatikan kulit punggungnya yang putih dan mulus, nyaris tanpa cacat. Pinggul rampingnya yang masih terbalut celana jeans, terlihat semakin indah dan merangsang. Tidak sabar rasanya untuk segera melumat tubuhnya, membawanya mengawang tinggi menuju tingkat kenikmatan yang tidak terkira. Sementara menunggu, aku tersadar bahwa aku belum membersihkan diri. Kebiasaan yang selalu kulakukan sebelum bercinta dengan wanita manapun.

Aku selalu menjaga kebersihan, dan berusaha untuk menggunakan wangi-wangian beraroma lembut, yang kuyakini dapat meningkatkan gairah wanita. Dari kamar mandi terdengar gemericik air, yang menandakan Wina juga sedang membersihkan dirinya. Ternyata Wina termasuk tipe wanita yang kusukai, selalu membersihkan diri sebelum bercinta. Walau dalam keadaan birahi tinggi, aku tetap merasa terganggu dengan bebauan yang kurang sedap, dari kelamin wanita yang tidak bersih.

Kubuka dompetku, lalu kuambil karet pengaman merk terkenal yang selalu kubawa kemanapun aku pergi. Kusisipkan ke bawah bantal tempat tidur, agar mudah mengambilnya pada saat dibutuhkan nanti. Wina keluar dari kamar mandi dengan tubuh yang hanya terbalut handuk. Rupanya dia benar-benar mau dan bersedia bercinta denganku.

“ Sebentar sayang, sekarang giliranku untuk membersihkan diri... “ kataku sambil mencium keningnya lalu berjalan ke kamar mandi.
Sayup-sayup kudengar suara TV yang baru dihidupkan olehnya. Setelah menggosok gigi dan berkumur dengan larutan antiseptik, kubersihkan Penisku dan sekitarnya dengan sabun. Siraman air dingin tidak mampu mengurangi kekerasannya. Penisku tetap mengacung gagah, besar dan berurat. Wina sedang duduk di pinggir tempat tidur, saat aku keluar dari kamar mandi, juga dengan hanya terbalut handuk. Kuhampiri dirinya, ia berdiri lalu kami berciuman.

Dari mulutnya tercium aroma obat kumur antiseptik milikku, membuatku semakin terangsang. Tangannya membuka belitan handuk di pinggangku, membuat Penisku terbebas lepas, mengacung besar dan keras. Perlahan tangannya menyentuh pusarku, perutku, lalu perlahan turun ke bawah.
Wina mengusap-usap rambut Penisku yang cukup lebat, sebelum kemudian mengelus dan menggenggam lembut batang kebanggaanku itu.

Jemari tangannya yang halus, menimbulkan rasa nikmat yang amat sangat. Tanpa kusadari, akupun merintih perlahan, lalu kulepas handuk yang melilit di tubuhnya, kemudian perlahan tapi pasti kedua tanganku merambat perlahan menuju kedua bukit kembarnya yang halus dan putih.

Setelah kutelusuri inci demi inci, kuremas lembut, dan kujepit puting susunya dengan jari, lalu kupelintir sambil sesekali kutarik. Kubuka mataku, menikmati parasnya yang cantik. Matanya tertutup sementara bibirnya terbuka sedikit, sungguh seksi dan merangsang. Wina melepas ciumannya, kemudian perlahan menciumi tubuhku. Dari dagu, leher terus ke dadaku, kemudian mengulum dan menggigit perlahan puting kecil di dadaku.

Aku hanya mampu mendongak, menikmati sensasi yang tidak terkira. Dengan lidahnya yang hangat, ditelusurinya tubuhku perlahan turun ke arah perut, menciumi pusar, lalu terus turun. Tidak sabar aku membayangkan kenikmatan apa yang akan kuterima selanjutnya. Perlahan, diciumnya kepala Penisku yang memerah, kemudian dimasukkannya ke mulutnya, sampai menyentuh tenggorokannya. Bukan main nikmatnya.

“ Uuuhhhh... hhhhh... Aaahhhhhhh... hhhhh... “ desahku merintih nikmat.
Perasaan nikmat dan mendesak kuat ingin keluar, kutahan sebisanya. Aku hampir mencapai titik kenikmatan tertinggi, dan itu tidak boleh terjadi secepat ini. Harus kuhentikan !! Kupegang kepalanya, kemudian kutarik tubuhnya perlahan.
“ Sssss… ahhhhh… nikmat sekali Wina, nikmat sekali “, kataku sambil kemudian mencium bibirnya.
Lidah kami berkait dan bertaut dengan ganas, membuat nafasnya semakin memburu,

Sambil tetap berciuman, kubimbing ia menuju tempat tidur. Kurebahkan tubuhnya, lalu kutindih ia dengan tubuhku. Kulepaskan ciumanku dari bibirnya. Kucium keningnya, kedua matanya, pipinya, dagunya, dan kedua telinganya bergantian. Nafasnya semakin memburu, sementara jari-jari kedua tangannya meremas rambutku.
Dengan lidah, kumulai penelusuran tubuhnya melalui leher.

Perlahan turun, menuju belahan dadanya, kemudian naik ke puncak bukit indah miliknya. Kukitari puting susunya, sebelum kukulum dan kuhisap dengan mulutku. Sementara itu, tangan kananku yang bebas meremas dan mempermainkan puting susu sebelanya. Wina meracau tidak jelas, sementara kuku jarinya mulai menghunjam kulit kepalaku, Daftar Poker Online

“ Adddduuuuhhhh Mass... Aahhhhh... ouhhh…. “
Puas bermain di buah dadanya, kulanjutkan penelusuran semakin ke bawah, menuju vaginanya. Aku memposisikan tubuhku di antara kedua kakinya yang terbuka. memeknya terlihat basah dan lembab. Bulu-bulu halus yang tidak terlalu lebat, tertata rapi dan hitam, kontras sekali dengan warna kulitnya yang putih mulus. Dengan jari tengah, kuusap dan kumainkan klitorisnya.

Pinggangnya terangkat, membuat tubuhnya melengkung. Perlahan, kuciumi vagina nya yang wangi, kujulurkan lidahku, lalu kumainkan klitorisnya. Aku sempat melihat kepala Wina yang terlempar ke kiri dan ke kanan menahan nikmat. Jari jemarinya semakin ganas meremas kepalaku.

“ Aauwwwww... Aaahhhhhh... yhaaaaa... yhaaa... yhaaa... aaaccchhh... hhhh... aduhhhh... terrrussss... terus !! ach... ach... ach... Aaaaaaaaahhh... “
Kedua pahanya menjepit kuat kepalaku, kemudian tergeletak lemas. Kutahu Wina telah mencapai puncak kenikmatannya.  
“ Itu baru yang pertama sayang, rasakan dan nikmati yang selanjutnya ... “ kataku dalam hati.

Tidak berlama-lama, dengan perlahan dan sangat hati-hati, kumasukkan jari tengah tangan kananku ke dalam rongga Vaginanya. Tidak ada yang menghalangi, menandakan Wina sudah tidak perawan lagi. Tidak mengapa, malah lebih baik pikirku. Aku jadi tidak memperpanjang dosaku memperawani anak orang lagi.

Lalu Kusentuh seluruh dinding rongga yang halus dan hangat itu dengan ujung jariku. Kadang kutekan sedikit keras, membuat nafsu birahinya kembali bangkit. Dengan posisi telapak tangan mengarah ke atas, kutekuk jariku menyentuh dinding rongga bagian atas. Kulanjutkan penekanan di beberapa tempat, sambil kuperhatikan reaksi tubuhnya.

“ Auwww… aduh, Mas, maaf... rasanya ingin pipis lagi... “ katanya tiba-tiba,
“ Sayang, tahan dan bernafaslah dengan teratur. Aku akan memberimu kenikmatan yang lain. Relaks saja dan nikmati... “
Kutekan-tekan jariku berulang-ulang pada titik tersebut hingga menyerupai getaran. Kepalanya kembali terlempar kekiri dan kekanan. Matanya terbelalak ke atas, hinggga hampir tidak terlihat bagian hitamnya. Tangannya telentang pasrah, masih lelah dan lemas.
“ Aaaacchhh... Aaahhhhhhh... Aaahhhhhh... “ erangannya semakin keras.
Perlahan kuposisikan kepalaku di depan Vaginanya, kujulurkan lidahku, kemudian kuelus, kumainkan dan kupelintir sambil sesekali kumainkan klitorisnya. Wina teriak tidak tertahankan,
“ Aaahhhhh... Ouhhhh... Sssss... ahhhh… Ampuuuunnnnn... Aaahhhhhhhh... “
Tangannya kembali buas meremas kepalaku, sementara kedua pahanya kembali menjepit kepalaku dengan kuat. Punggungnya terangkat tinggi membuat tubuhnya melengkung. Kulanjutkan penekanan pada titik bagian atas rongga Vaginanya, sambil lidahku terus mengelus, memelintir dan mempermainkan klitorisnya.

Tiba-tiba Wina terduduk, dengan kasar ditariknya kepalaku yang sedang asik bermain di Vaginanya, lalu digigitnya bibirku. Sakitnya cukup lumayan, tetapi kubiarkan saja. Kutahu ia hampir mencapai puncak kenikmatannya yang kedua. Dengan mengerang keras,

“ Ouhhh… Sssss… ahhhhhh... “
Tubuhnya mengejang lalu terlempar keras ke belakang, ke atas kasur tempat tidur. Rongga Vaginanya terasa mendenyut-denyut, menjepit erat jari tengahku yang masih berada di dalam. Tidak lama kulihat tubuhnya mulai melemas. Telentang pasrah telanjang di atas tempat tidur. Kemudian aku berdiri menuju meja dan menuangkan air putih dingin ke dalam gelas.

Kuteguk, kemudian kuberikan padanya setelah kembali kuisi penuh. Sambil menatapku, kulihat matanya menyiratkan kepuasan yang amat sangat, walaupun lelah. Aku paling senang melihat wajah wanita pasca klimaks, terlihat semakin cantik.


Belum sempat gelas itu kuletakkan, masih dalam keadaan berdiri di sisi tempat tidur, Wina menarik, mengelus kemudian mengulum batang Penisku dengan rakus, membuatnya kembali membesar dan keras. Dengan lidahnya, dijilatinya bagian bawah batangku itu, menimbulkan kenikmatan yang amat sangat. Setelah aku meletakkan gelas, kudorong lalu kutindih tubuhnya.

Mulut kami kembali berciuman, sementara satu tangannya memainkan batang Penisku. Tidak tahan dengan perlakuannya, tanganku masuk ke bawah bantal, mencari-cari karet pengaman yang sudah kusiapkan tadi. Kurobek bungkusnya, lalu kuberikan padanya. Di luar dugaan, dibuangnya benda itu, sambil berbisik ke telingaku ,
“ Mas, aku baru saja selesai Mens dua hari lalu, jadi amaaannn... “ ucapnya,
Lalu Kubimbing Penisku dengan tangan, kugosok-gosokkan, kemudian secara perlahan kuturunkan pinggulku, menusukkan batang yang besar, keras dan padat itu ke dalam rongga Vaginanya yang lembut dan hangat. Kuku jemarinya menancap keras di punggungku, dan kudengar rintihannya.

“ Ouhhhh.... aahhhhh... ouhhhh…. “
Kulihat alis matanya mengkerut sementara kedua matanya tertutup rapat. Kurasa ia agak kesakitan dimasukki oleh batang yang begitu besar, panjang dan sekeras batu. Perlahan tapi pasti, inci demi inci batang itu menguak masuk. Aku merasa sudah menyentuh dasarnya pada saat batangku belum masuk seluruhnya. Wina merintih,

“ Aouw… Ssss… ahhhhh... “
Perlahan dan hati-hati kutekan dan kutekan terus sampai masuk seluruhnya. Kudiamkan beberapa saat hingga Wina terbiasa, sebelum kupompa keluar masuk. Kedua tanganku menopang tubuhku agar tidak menindihnya terlalu keras, sementara pinggulku giat bergerak maju mundur berulang-ulang. Wina merintih semakin keras,
“ Accchhhh... yeaaah...ahhhhh... Auwwww... ouhhh... “
Tubuhnya bergoyang ke atas ke bawah, terdorong oleh tusukkan penis dan goyangan pinggulku. Rambutnya berantakan tergerai di atas bantal, sementara matanya tertutup rapat. Mukanya sudah terlihat santai, tanda ia sudah dapat menikmatinya. Sesekali kucium bibirnya yang terbuka sedikit. Hal itu memperlihatkan giginya yang putih dan tersusun rapi, sungguh menggairahkan.

Butir-butir keringat mulai bercucuran di tubuhku, juga di tubuhnya. Di belahan dada diantara kedua buah dadanya yang bergoyang, kulihat titik-titik keringat bermunculan. Sungguh pemandangan yang seksi dan menggairahkan, Entah berapa lama dalam posisi itu, tiba-tiba aku ingin mencoba posisi yang lain. Kutarik kedua kakinya dan kuletakkan di pundakku. Wina protes,
“ Addduhhh Mas, sssaakkiiittt... “
Keluh Wina tidak terlalu kupedulikan, kupompa terus keluar masuk, berputar, maju mundur, mulanya perlahan lalu semakin cepat. Wina merintih menahan nikmat,
“ Aaaachhhh... Yaaa... ouhh ... tttteeerruuusssss... terusss... Ach... Ach... Ach... Ach... AAaahhhhhhhh... “
Kurasakan denyutan berulang-ulang dari rongga Vaginanya. Wina sudah sampai ke puncak kenikmatan. Aku berkonsentrasi merasakan sensasi kenikmatan yang ditimbulkan oleh gesekan batang Penisku dengan rongga Vaginanya, kupompa semakin cepat, semakin cepat, semakin cepat, dan dengan disertai erangan panjang,
“ Aaaaacccchhhhhh... “
kutusukkan Penisku sedalam-dalamnya, kemudian kusemprotkan cairan kenikmatan sebanyak-banyaknya. Akupun ambruk menimpa tubuhnya, lalu Wina memelukku dengan erat. Sambil kucium pipinya, aku berkata,
“ Terima Kasih sayang, kamu hebat sekali ... “
Wina membuka matanya, mencium bibirku lama, dan balas berkata,
“ Sama-sama Mas... enak sekali Mas... ampuuunnn, nikmat sekaliii, tapi capek. Wina nggak kuat lagi... “.

Malam itu kami tidur berpelukan sampai pagi. Kami melakukannya lagi di kamar mandi, walau tidak seganas malam sebelumnya. Wina harus segera berangkat menunaikan tugasnya sebagai Pramugari Udara, sementara aku masih harus bertugas menjelaskan program pemerintah yang kusosialisasikan. Kami berpisah, dan berjanji untuk ketemu lagi. Tapi entah kapan kami akan bertemu kembali. 


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,