Sabtu, 08 Juli 2023

MENIKMATI TUBUH GADIS KAMPUNG BERDADA INDAH


http://202.95.10.206/


Dimana waktu itu ada kendala ban mobil yang aku kendarai bocor karena tertusuk paku saat mau keluar kota,dan saat aku mau mengganti ban serepku ternyata kunci roda dua yang aku bawa tidak pas,sial banget hari itu dan aku berjalan 3km untuk menghampiri rumah yang ada mobil angkotnya dan semoga mempunyai kunci yang pas dengan baut mobilku.

"Assalamualaikum...!"sapaku dengan wajah sedikit memelas didepan pintu rumah yang sedikit reot,maklum di kampung yang jauh dari kota.

"Walaikumsalam..."terdengar jawaban seorang wanita namun belum nampak batang hidung yang punya suara.

Mendengar suara itu kuberanikan diri sedikit melongo kedalam rumah itu.Oopss...ternyata ada seorang wanita kira-kira usia 25 tahunan sedang menyusui anaknya.Oh...my god lumayan juga parasnya untuk wanita ukuran dikampung ini,dan tentunya yang membuatku terkesima buah dadanya yang indah tampak terbuka sedang diisep sama anaknya yang masih berusia balita.

"Maaf mbak,apa saya bisa pinjam kunci roda mobilnya?" tanyaku sambil tak putus mataku memandang sebuah keindahan,serayamengkhayal jika aku yang menikmatinya.Singkat cerita kunci roda tersebut berhasil saya pinjam dan bergegas kugunakan untuk mengganti ban yang bocor dengan ban cadangan.Tentunya dengan alasan mengucapkan terimakasih,kami sempat mengucapkan terimakasih,kami sempat berbincang dan berkenalan.

"Maaf pak,rencanaya mau kemana?"Tanya wanita itu.

"Oh saya mau ke kota bogor dalam rangka tugas kantor"jawabku sekenanya.

"Sebenarnya saya juga mau ke kota itu untuk menemui saudara sa yang katanya berdomisili disana,tapi alamatnya belum begitu jelas dan kebetulan suami saya tidak bisa mengantar karena kendaraan angkotnya masih rusak"Kata wanita itu diamini oleh suaminya yang baru bangun tidur dan ikut menemani kami berbincang-bincang.

Pucuk dicinta ulam tiba begitulah kata pepatah,dengan tanpa melewatkan kesempatan untuk dapat berlama-lama dengan wanita itu,apalagi dia akan berangkat sendiri tanpa suami dan anaknya,dengan alasan suaminya masih harus menyelesaikan perbaikan angkot yang masih rusak itu.Apalagi aku memang hanya sendiri dikendaraanku.

Sepanjang perjalanan kami ngobrol panjang lebar tentang segalanya dan akhirnya dapat kuketahui nama wanita itu adalah Ana.Sampai kami tiba dikota tujuan.

"Mbak Ana rencana mau nginap dimana? kan hari sudah mulai gelap tentunya sulit mencari alamat saudaranya waktu begini"tanyaku.

"Entahlah mas soalnya saya tidak punya cukup uang jika harus menginap di penginapan"Jawab Ana dengan sedikit kebingungan.

"Bagaimana jika kita menginap dulu ditempat saya menginap,esok hari baru sama-sama mencari alamat saudara mbak itu!"tanyanya dengan nada ragu tapi mau.

"Ya enggaklah kan mbak Ana sudah menolong saya jadi tidak ada salahnyakan jika saya membalas pertolongan itu."Jawabnya pasrah.

Setiba dipenginapan ternyata kamar yang tersisa 1 yang kosong yang lainnya sudah dibooking calon tamu lainnya  dan tidak bisa diganggu gugat lagi soalnya udah dibayar full.

"Aduh mbak kamarnya cuma satu yang kosong,gimana nih"Tanpa menunggu jawaban langsung kujawab sendiri dengan seidkit memaksa 

"Udahlah mbak...mbak tidur dikamar saya saja biar saya yang tidur di sofa".

"Tapi mas..."Jawabnya ragu,namun akhirnya seperti kebo dicucuk hidungnya ikut dibelakangku menuju kamar sambil mengangkat tas Ana dan tasku sendiri.Setelah masuk dalam kamar dan menyelesaikan segala urusan dengan room service yang mengantar ke ruangan yang ku pesan.Kami terdiam sejenak,Dan Ana terduduk di sofa sambil memandangku bingung.

"Silahkan mandi dulu mbak,itu handuk bersih dan ini sabun cair danshampoo saya yang bisa mbak pake,saya rapikan dulu perlengkapan saya,nanti selesai mandi kita cari makan malam luar saja,karena penginapan ini tidak menyediakan makan malam yang sesuai dengan selera saya". Sambil menyodorkan perlengkapan mandiku ke Ana untuk digunakan dan Ana nurut aja apa yang kusampaikan.Setelah semuanya beres kami keluar penginapan mencari rumah makan yang biasa aku datangi jika aku berkunjung ke kota ini.Sambil makan kami banyak bercerita,khususnya Ana dapat kuperoleh cerita jika ia baru 3 tahun menikah dengan suaminya yang masih kerabat dekat dan pilihan orang tua nya.Namnun dalam perjalanan pernikahannya suaminya kurang memberikan perhatian selayaknya suami kepada istrinya selain hanya untuk melampiaskan nafsu sexnya,untuk urusan lainnya suaminya kurang mau tahu termasuk urusan mengunjungi saudaranya di kota ini.

Tibalah waktu kami kembali ke penginapan untuk istirahat,sesuai janjiku jika aku yang tidur di sofa sedangkan Ana ditempat tidur.Maklum deh Ana masih menganut kebiasaan dikampung jika tidur harus menggunakan sarung dengan tidak memakai sehelai benangpun dibadannya selain balutan sarung yang sudah agak kumal.Nampak jelas bentuk tubuh khususnya payudara yang ku taksir berukuran 36B,menyembul dibalik sarung yang dikenakannya yang terlihat dikeremangan lampu tidur yang menyala dengan redup. Hal ini membuatku semakin gelisah menahan gejolak adikku yang dari tadi ingin berontak terus tanpa aturan yang jelas.

Rupanya Heni melihat kegelisahanku dengan menyangka aku tersiksa jika harus tidur di sofa, padahal bukan itu penyebabnya, sehingga akhirnya dia pun bersuara.
“Mas, Nggak bisa tidur ya? sudah mas disini saja, toh tempat tidur ini masih cukup luas“.
Tentunya ini kesempatan emas 24 karat yang tidak boleh aku sia-siakan, dengan sedikit jual mahal aku menjawab
”Ya deh. Memang agak kurang nyaman nih tidur di sofa, tapi mbak tidak keberatankan?”.
“Nggak koq mas silahkan aja” jawabnya.
Bergegaslah dengan langkah seorang kesatria Majapahit menuju ke empat tidur samping Heni. Ternyata Heni sempat melihat ada yang menyembul dengan keras di balik celana pendek yang memang tidak mengenakan celana dalam kebiasaanku jika tidur.
“Ihh… Mas… itu apa yang berdiri dibalik celana mas?” Lugu Heni bertanya.
“Ahh… mbak koq liat aja, ini kan gara-gara mbak juga“. Jawabku sekenanya sambil dalam hati berkata TUNGGU TANGGAL MAINNYA.
Sejenak kita berdua terdiam dengan pikiran masing-masing. Selanjutnya aku mencoba menyentuh tangan Heni, dan tidak ada penolakan dari Heni yang membuatku semakin berani menarik tangannya dan memeluk dirinya dengan sikap yang sangat mesra.
“Mas jangan panggil aku mbak ya… sebut aja Namaku” Tiba-tiba Heni bersuara,
”Oh ya….”jawabku.
“Maaf mas Heni koq merasa nyaman dekat mas, tidak seperti suami Heni yang tidak pernah memberikan kemesraan seperti yang mas berikan ini” kata Heni lagi,
“Akupun begitu er…., awal melihatmu ingin rasanya aku memelukmu !” jawabku sedikit merayu.
Sambil memeluk dari belakang dan mencium bekang telinga selanjutnya leher bagian belakangnya, yang tanpa penolakan bahkan terlihat Heni begitu menikmati. Kuberanikan untuk mengelus kening selanjutnya turun ke dada dan terus meremasinya dengan halus terutama sekitar puting yang nampak kian mengeras.
Tidak ada jawaban atau kata yang keluar dari mulut Heni selain desahan nafas yang semakin memburu tidak teratur, menandakan Heni sudah mulai horny selanjutnya tanganku turun meraba perut dan terus menemukan rimbunan bulu-bulu tebal diantara dua lembah yang terasa mulai lembab selanjutnya mencair oleh lelehan air kenikmatan wanita yang sedang mendaki kearah puncak kenikmatan.
Tidak dinyana Heni membalikkan badannya melepaskan sarung kumal yang melapisi tubuh mulusnya yang baru kali inilah terlihat dengan jelas, dibalik keluguan wanita desa ternyata menyimpan suatu kekuatan yang mampur memecahkan naluri lelaki yang menggeliat dengan panasnya.
“Mas…!!!”. Sambil meremas adikku yang sudah ditelanjangi oleh tangan halus Heni seperti meremas jagung yang akan dirontokkan pipilnya.
”Aku tidak pernah merasakan kenikmatan seperti ini dari suamiku…akhhh….akkhh !!”.
Heni semakin tidak dapat menguasai dirinya, apalagi saat kulumat habis puting tet3knya yang kian mengeras.
Berangsur turun ke puser perut dan kelubang kenikmatan.
“Okhh..okkhhhh…..mas….nikmat..akhhkk…”Tak kuasa Heni menahan erangannya.
Kita berdua sudah semakin larut dalam hasrat birahi yang bergelora dengan tubuh yang tak satu helai benangpun yang masih melekat, diterangi cahaya lampu tidur yang temaram.
“Ana aku sudah nggak tahan lagi, pengen ngent0t mem3k kamu !”
Keluar kata dari mulutku yang semakin kurang ajar, karena adikku sudah berada dalam kuluman mulut Ana yang dengan ganasnya melalap habis sampai ke pangkal batang bahkan biji pelirku pun tak luput dari sedotannya.
Ana rupanya mengerti dengan kata-kataku, maka dengan selangkangan terbuka dengan posisi WOT menelungkup memasukkan batang kont0lku ke lubang mem3knya secara perlahan tapi pasti, naik turun tidak beraturan,
”Oh…. Mas nikkkkkmattttt…!!!” Ana mulai mengoceh kesetanan,
“Mas kont0lmu enak sekali……..” tambah Ana.
Akupun semakin keras memompa dan membanting tubuhnya ke kasur untuk merubah posisi dengan Doggy style, menggenjotnya dengan tetap meremas tet3k Ana,
”Mas aku cape……” keluh Heni.
Kubalikkan tubuhnya dengan posisi MOT sebagai posisi pamungkas karena kont0lku sudah mulai terasa berdenyut keras,
”Ohkkhhh…..mas aku nggak tahan ….akh..!!!!”Ana mengoceh dengan lemahnya, sementara remasan mem3knya semakin memelintir batang kont0lku,
“Oh….Ana tahan sebentar lagi aku juga mau keluar.” Pintaku kepada Heni seembari meninggikan RPM genjotan kont0lku di mem3k Heni.
Dan tiba-tiba
”AKHH………!!!!” Teriak Ana bersamaan dengan itu akupun tak dapat lagi menahan semburan sperma kont0lku kedalam mem3k Ana sambil tetap mengisap putting tet3k Heni yang kian mengeras.
Kita berdua tidak dapat menggambarkan apa yang terjadi tadi yang jelas aku dan Ana sudah tidak bertenaga lagi untuk bergerak dan tetap membiarkan tubuhku tengkurap di atas tubuh Ana dengan kont0l yang masih tertancap di mem3k Ana.
Semenit kemudian aku berangsur tertidur di samping tubuh bugil Ana si wanita desa dengan ceceran air mem3k Ana dan sperma kont0lku yang membasahi tubuh dan sperei tempat tidur yang bercampur keringat kami berdua.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 aku terbangun, dan mendapatkan Ana masih tertidur dengan ceceran sperma dan air mem3k yang mulai mongering di badan kita berdua dan sprei tempat tidur, kubangunkan Heni dan kuajak untuk bersih-bersih di kamar mandi.
“Mas… maafin Ana ya, koq Ana malah mengajak mas bercinta..” Kata Ana menyesal namun masih menyimpan hasrat terpendam.
”Nggak apa koq er… aku juga senang dengan apa yang telah kita perbuat, habis kamu seksi sih bikin aku nafsu aja” kata ku nakal menggoda, sembari menyandarkan badannya ke dadaku.

”Akh….mas ini bikin malu aja..” sambil mencubit perutku.
”Jujur deh mas Heni baru kali ini merasakan bercinta yang betul-betul membuat Heni serasa terbang kea wan” sambung Heni.
Sambil mengelus kont0lku yang mengecil tapi mulai nampak tanda-tanda akan bangun lagi.
“Mas… boleh nggak Heni minta lagi..” Pinta Heni.
WHY NOT pikirku, tapi gengsi dong kalo aku langsung mengiyakan.
”Gimana ya…tapi aku sudah cape nih” jawabku untuk memancing pelayanan yang lebih ekstra tentunya,
”Trus gimana dong mas ?” Heni benar-benar sudah memelas.
“Heni mesti tau dong apa yang ku mau !” Jawabku sekali lagi.
Tanpa ba bi bu Heni langsung mengulum kont0lku dengan ganasnya dan tanganku tidak melewatkan untuk mengobok-obok tet3k Heni yang mulai mengeras juga, rupanya tak puas kont0lku diisep, ia menggigit halus putting susuku yang membuat diriku terawang-awang ke langit tujuh.
“Heni kita pindah ke sofa aja yuk!”
sembari bangkit dari tempat tidur dan menuju sofa, gentian Heni yang ku mandiin kucing dari ujung kaki sampai kuduknya.
”Ahkk…Mas terus mas ….” erang Heni.
Heni benar-benar sudah tidak bisa menguasai dirinya sampai teriak-teriak sehingga harus dengan cepat kubekap mulutnya agar tidak mengganggu tamu lainnya di penginapan itu.
“Masss.. cepat ent0t aku mas sudah tidak tahan nih…” suara lirih Heni memintaku agar menusuk kont0l ke mem3knya.
Blassss……
Entah apa karena suasana malam itu yang semakin sepi atau memang setan sudah begitu dominant menguasai otak kami berdua, langsung aja dengan posisi Heni yang nungging di sofa ku benamkan batang kont0l ini yang juga sudah ingin mengakhiri permainan dashyat ini, kugenjot berulang-ulang kedalam lubang mem3k Heni dan terakhir tersemburlah cairan maniku yang sudah encer akibat terlalu banyak yang dikeluarkan untuk memuaskan hasrat kami berdua
”Ohhhh… Heni….”
Bersamaan dengan orgasmenya Heni, yang membuat lututku semakin tak kuasa menahan lemasnya dan mengantarkan kami untuk terduduk lemas sejenak di sofa.
Akhirnya kami bersih-bersih dikamar mandi dan tertidur sampai pagi harinya.
”Mas kapan kita bisa ketemu lagi ?” Tanya Heni.
”Aku akan menghubungimu lagi jika ada waktu Hen..” jawabku.
Singkat cerita keesokan harinya aku mengantarkan Heni menemui alamat saudaranya dan sebelumnya mampir di took hp untuk membelikan Heni HP yang dapat aku gunakan bila ingin menemui Heni. Kisah ini berlanjut ditempat yang lain dan kesempatan yang lain, tentunya tanpa sepengetahuan suami Heni.
Sudah 2 minggu lebaran lewat, aku mulai disibukkan dengan kerjaan kantor yang mulai memadati hari-hariku, tak pandang bulu siang atau malam, bos seakan tidak mau tau dengan apa yang kurasakan.
Tanpa disadari hp ku sudah berbunyi sebanyak 3 kali tanpa pernah kujawab mengingat padatnya waktu yang mengejarku. Oh….ternyata ada telpon dari orang yang sudah lama tidak kutemui. Ana si wanita desa yang dulu penah kurengguk manis madunya.
“Hallo….!”
“Hei mas kemana aja tidak pernah menelponku ?” suara Ana menjawab diseberang sana,
“Oh ya maaf aku sangat sibuk apa khabarmu ..?” tanyaku lagi
”Aku baik-baik aja mas, kapan kita bisa ketemu aku kangen nih.. banyak yang ingin kuceritakan sama mas” Ana menjawab dengan nada memelas.
“Ok lah minggu depan saya ada waktu lowong, bisa nggak Ana dating ke kota ku ?” jawabku sambil memberikan pilihan.
Waktu berlalu seminggu kemudian sesuai janji yang kusampaikan, Heni datang ke kotaku dengan menggunakan angkutan bus umum yang kujemput di Terminal batas kota. Dan dengan bahagianya ku sambut kedatangan Heni yang terlihat cukup lelah karena harus menempuh perjalanan dengan kendaraan yang kurang begitu nyaman bagiku, karena tidak dilengkapi dengan AC.
Segera kuantarkan Heni dengan perlengkapannya menuju ke sebuah penginapan sekelas hotel berbintang kelas 3 yang membuat takjub mata Heni yang tidak menyangka akan menerima sambutanku
Tentunya hal ini tidaklah menjadi suatu yang menyulitkan dibanding penghasilan dan fasilitas yang diberikan kepadaku sebagai salah satu tenaga fungsional di perusahaanku yang layak mendapat fasilitas yang memadai sesuai kontrak kerja yang ku tanda tangani awal bekerja di situ.
Aku mengerti Heni begitu lelah sehingga tidak sedikitpun aku mau menyentuhnya, biarlah Heni membersihkan badannya dan beristirahat, sementara aku kembali ke kantor merampungkan sisa pekerjaan yang harus diselesaikan.
Sore itu sekitar pukul 16.30 waktu setempat aku menuju ke hotel tempat Heni ku inapkan, dengan tentunya tidak lupa sebelumnya mampir di butik terdekat, membelikan beberapa potong gaun dan Lingerie yang cocok dengan tubuh Heni
Karena kutahu apalah artinya seorang dari desa dengan penghasilah suaminya yang seadanya takkan mampu membelikan pakaian seperti yang kubelikan ini. Padahal aku ingin Heni tampak menarik saat kubawa menikmati kehidupan kota malam ini.
“Eh mas sudah datang, maaf aku baru mandi belum sempat berpakaian rapih” Heni menyambutku dengan balutan handuk yang nampak garis dan lekukan tubuhnya yang sangat jelas walau tertutup handuk.
Glek…. Kutahan nafasku untuk mengatur keseimbangan gerakan yang berada dalam celana dalam ku melihat tubuh Heni yang memang sudah cukup lama aku rindukan.
“Heni sini sebentar” Ujarku memanggil Heni yang akan beranjak kekamar mandi,
“Iya mas ada apa?” Heni bertanya sambil mendekat kearah ku.
Sehingga begitu dalam jarak capaianku kurengkuh Heni dan ku cium dengan penuh nafsu ke dua belah bibir yang merah merekah asli tanpa sapuan lipstick.
Ciumanku rupanya mendapat balasan yang tidak kalah ganasnya sambil terdengar erangan-erangan kecil saat bibirku menelusuri leher dan melumat habis dua gundukkan dengan ukuran 36 B yang belum tertutupi oleh BH atau apapun sehingga aku bebas seliar-liarnya memainkan peranan ini.
“Akh…Mas…akkuu….kangggennn…masss…..” terdengar lirih suara Heni merintih kenikmatan saat tubuhnya kutidurkan di tempat tidur hotel, sambil tetap lidahku mempermaikan pentil tet3k Heni secara bergantian, dan terus…menjalar sampai ke pusar di perut Heni..
”Akh…massss…..ennaakkkhhss….” lirih Heni yang menambah sembangatku untuk terus bertarung.
Menyadari tubuhnya sudah telanjang bulat tanpa satu pun benang yang melindungi, Heni berusaha bangkit mengambil alih posisi dengan membanting tubuhku ke bawah dan melucuti baju dan celanaku hingga tidak tersisa sedikitpun secarik kain untuk menutupi tubuhku.
Dan meraih batang kenikmatan yang sedari tadi sudah berdiri dengan tegak, selanjutnya memasukkan ke dalam mulut mungilnya yang dihiasi oleh bibir yang sexy dengan terus menyedot kelur masuk tanpa memberiku kesempatan untuk mengatakan jangan.
”Ohh….nikmat sekali Errrr….terus sayy..” ucapku meracau sebelum menyadari jika lubang vaginanya yang indah sudah dipertontonkan di mukaku, sehinggga tanpa membuang kesempatan kami melakukan posisi 69.
“Heni… aku rindu kamu….” ucapku sambil menikmati sepongan Heni di kont0lku yang sudah mulai terasa ada kedut-kedutannya.
Aku menegakkan posisi tubuhku dari posisi 69 sementara Heni masih melumat habis kont0lku hingga dasar batangnya, sehingga terasa gigitan bibir Heni di biji pelirku, akupun mengimbanginya dengan meremas kedua belah tet3k Heni yang sudah-sudah sangat keras menjulang karena dibaluti oleh nafsu yang memuncak.
Setelah beberapa saat kami merubah posisi ke posisi klasik (MOT), Heni dengan lembutnya membelai kont0lku untuk dibimbing ke dalam lubang pep3knya secara perlahan-lahan,
”Akhhhhhssssss……..” Heni mengulangi meracau dengan lirih ssat batang kont0lku mendesak ke dalam lubang mem3k Heni dengan sambil membelai wajah dan kepala Heni sedangkan kaki Heni mengapit dan menjepit tubuhku seakan tidak rela kont0lku yang sudah menancap di lubang mem3k Heni lepas.
Akupun tidak pernah rela melepaskan kenikmatan ini dengan memberikan efek vibra keluar masuk kont0lku secara cepat ke dalam mem3k Heni yang berakibat tersemburlah teriakan kecil dari mulut Heni
”Ohhh….massss..eennnaakkk!!!”
Beberapa menit kemudian dengan posisi yang tidak berubah terasa kont0lku semakin kedut-kedutan,
”Oh.. Heni aku rasanya mau keluar”.
”Tahan dikit mas Heni mau keluar juga, kita sama-sama yah” jawab Heni memelas.
Tentunya mendapat sinyal seperti itu kuperkuat getaran vibrator alami ku yang terasa mulai kedut-kedutan.”Ohh…ohhh…ohhh…..mas…aku keluuaarrrrr….” Jerit Heni mengimbangi keluhan lirihku saat lahar panas telah menyembur dari pipanya
”Ohhhhh….”
Pertarungan selesai aku melihat jam menunjukan pukul 17.15, jadi kami ngent0t kurang lebih ¾ jam, kulihat Heni terkulai lemas di sisiku dengan percikkan air mani yang tersembur saat gerakan ngent0t kami yang tidak terkontrol.
“Er…mandi yuk, kitakan belum makan malam?” ajakku ke Heni yang terliat enggan membuka matanya setelah melepaskan rindu birahi yang ditahannya selama ini.
”I ya mas kita barengan aja” jawab Heni sambil menjulurkan tangannya minta ditunutun ke kamar mandi akibat lututnya yang masih lemas.
Malam itu kami menghabiskan waktu di sebuah café dengan pemandangan menghadap ke laut, sungguh indah panorama malam itu, apalagi Heni dengan balutan gaun malam yang kubelikan khusus untuk Heni, hilang sudah sosok Heni sebagai wanita dari desa, semuanya terpoles dengan balutan suasana kota.
Cukup panjang lebar Heni bercerita mulai dari kisah suaminya yang mulai tidak betah dengan kehidupannya sekarang sehingga ingin mengadu nasib menjadi supir di Negara Arab sana, hingga persoalan kehidupan perkawinannya yang mulai goyah akibat suaminya sudah mulai tergoda dengan gadis lain.
Menjelang tengah malam kami kembali ke hotel dimana aku dan Heni akan menginap menghabiskan segala kerinduan birahi yang telah lama kunanti.
Heni beranjak menaiki tempat tidur dengan Lingerie tipis sedang kan aku mengenakan kaos t shirt dan celana model hawai tanpa menggunakan CD. Sesaat kemudian Heni merapatkan tubuhnya di dekapanku dan kucium dengan mesra kening selanjutnya di saksikan keremangan malam dengan lampu kamar yang temaram kukecup bibirnya
Henipun membalas dengan kecupan yang tak kalah mesranya. Entah siapa yang memulai kami berdua sudah saling melepaskan balutan kain yang menempel di badan hingga nampaklah dikeremangan lampu redup dua tubuh yang saling menyatukan diri seakan tak perisahkan.
Payudara Heni semakin mengeras dengan jilatan bibirku yang kian ganas yang mengalir dari payudara hingga ke bawah pusar dimana terdapat sebuah gua kenikmatan yang dirimbuni oleh padang rumput hitam yang mengeluarkan bau khas yang semakin membawaku untuk menyiraminya dengan jilatan-jilatan kenikmatan yang hanya Henilah bisa menterjemahkan rasa itu, Sementara itu Heni tidak mau ketinggalan dalam permainan ini, dengan meremas-remas batang kont0lku yang sedari tadi juga sudah berontak untuk tetap berdiri dengan angkuhnya.
“Mas….puaskan aku massss…” Heni meminta dengan lirih di telingaku.
”Tentu sayang…” akupun menjawabnya dengan terbata-bata akibat remasan dan kuluman Heni terhadap batang kont0lku yang kian mengeras dan membesar tidak seperti biasanya.
“Ahkkkhhh…Uhhhkh…”Heni terus mengerang menikmati saat kont0lku secara perlahan kumasukkan kedalam liang mem3knya yang mulai licin oleh cairan kenikmatan yang keluar dari sumbernya.
Entah kami sudah menghabiskan berapa banyak waktu, karena saat itu yang ada hanyalah kenikmatan birahi yang berulang-ulang kami capai, sehingga pada akhirnya kami menghabiskan malam itu dengan tidur tanpa dibalut sehelai benangpun hingga kokok ayam jantan di pagi hari yang membangunkan kami berdua.
Keesokkan paginya……
Walau ayam sudah berkokok dengan riuhnya rupanya mataku benar-benar sangat sulit untuk dibuka, hingga entah bagaimana kisah ini berulang dalam keadaan terlelap aku merasakan ada sesuatu yang meremas-remas batang penisku yang terasa sangat nikmat, entah lagi bermimpi atau tidak yang jelas begitu aku tersadar aku melihat Heni dengan penuh nafsu meremas-remas batang kont0lku yang nampak mulai menegakkan keberaniannya dengan menggesek-gesekkan bibir vaginanya ke pahaku yang penuh ditumbuhi bulu seraya mendesis.
”akhss….!!!”.
Tersadarku saat itu jika Heni sudah ingin memulai lagi permainan ini,
”Kenapa sayang ?” Tanyaku kepada Heni pura-pura bingung.
”Oh.. mas Heni pengen lagi…” Pintanya lirih.
Tanpa menunggu jawaban dari ku Heni langsung menjilati seekujur tubuhku khususnya di daerah sekitar perut hingga Pelirku yang mulai kedut-kedutan akibat rangsangan yang dilakukan Heni.
”Sabar sayang…akupun tidak akan melewatkan kenikmatan ini” Kataku dengan nafas yang memburu.
Aroma bau sperma dan cairan mem3k Heni yang belum sempat di bersihkan hasil pertarungan tadi malam begitu membaur menambah rangsangan yang mengasyikkan bagi kita berdua.
Dan disaat Heni mulai melahap habis batang kont0lku kedalam mulut mungilnya, kuraih selangkangan Heni yang terbuka dan tentunya mulutku menjilati dengan sedikit menggigit halus kelentit Heni sehingga membuat Heni begitu menikmatinya.
”Ups..ups..” Suara erangan Heni yang tertahan akibat masih mengulum batang kont0lku yang sudah kembali menunjukkan keaslian bentuknya.
Tubuh Heni kubalikkan ke posisi Misionary dengan mengganjal bongkahan pantat Heni dengan bantal dan kumasukkan Batang kont0lku ke dalam liang kenikmatan dengan nakalnya ku goyang-goyangkan yang menimbulkan suara Cepak…cepok…cepak..cepok…
”Ohkksssss….massss…nikmat…..!” sekali lagi Heni menjerit nikmat ketika aku menggoyangkan batang kemaluanku seakan mengebor dengan RPM yang tinggi.
Setelah berjalan beberapa puluh menit, aku membisikkan kata ke telinga Heni.
”Say …. Kamu pindah ke atas….” Tanpa menjawab Heni menuruti kemauanku, dan dengan posisi tegak dengan wajah menutup mata menghadap ke langit-langit kamar, Heni menggoyangkan pantatnya dengan sekali-kali memutar bongkahan pantat indahnya yang menyebabkan kedua payudara indah itu bergerak naik turun mengikuti langkah irama gerakan WOT Heni yang diiringi suara erangan seperti seekor Srigala yang melolong saat bulan Purnama.
“Mas..aduh… aaksss..kuuu…mau keluarrr….” Heni melolong.
”Tahan sayang ….. akupun terasa mau keluar jugahhhh…” Jawabku memohon untuk keluar bersama-sama.
Akhhhh…sayangggggg…sudah nggak tahannnn..” Heni menjerit dan disaat bersamaan pula aku mengeluarkan semburan lava dingin dari sumbernya.
”Ohhh….yessssssss….!!!!!”
Bagai mahluk yang sudah tidak bernyawa kami berdua ambruk di tempat tidur hotel akibat kehabisan tenaga setelah pertarungan yang maha dahsyat di pagi hari ini.
Namun hal itu tidak berlangsung lama karena selang beberapa menit dengan saling memapah kami berdua berdiri menuju kamar mandi dan berendam di Bathub dengan kucuran air hangat, untuk selanjutnya berkemas berpakaian dan menuju restoran hotel untuk sarapan pagi.
Hari ini merupakan sisa waktu yang akan kami habiskan sebelum Heni kembali ke Desanya setelah mendapat khabar bahwa sang suami akan kembali ke kampung halamannya akibat ada permasalahan di tempat kerjanya di Saudi Arabia sehingga ia harus kembali lebih cepat dari waktu yang direncanakan.
Tiga bulan berikutnya….
Ana mengabarkan bahwa Ia sudah telat menstruasinya yang tentunya adalah hasil pertarungan nafsu birahi kami berdua. Untung deh Suami Ana juga sudah kembali sehingga tidak ada kecurigaan jika janin yang dikandung Ana adalah hasil sebuah peselingkuhanku dengan Ana yang indah. Entah akankah terulang lagi hanya kami berdua yang tahu.
TAMAT

http://202.95.10.206/


Jumat, 07 Juli 2023

PELACUR YANG TELAH MENGAMBIL KEPERJAKAANKU


http://202.95.10.206/

Setelah sejak siang hari bekerja mengangkut beras kekios tempatnya bekerja Tono nangkring bersama beberapa kuli yang lain.Sudah dua hari anak kampung yang baru 16tahun itu bekerja.Badannya cukup berisi karena sudah terbiasa bekerja di sawah membantu bapaknya di kampung.Saat panceklik dia mencoba mencari tambahan ke kota,dan mendapatkan pekerjaan di kios beras pak Madi.Saat asik melihat kuli lain yang sedang main kartu datang beberapa perempuan yang biasa mangkal disitu dan melayani birahi para kuli dengan bayaran yang memang "murah",untuk ukuran orang gedean.Seperti biasa dengan suara yang sedikit keras mereka menggoda para kuli itu.

"Wah neng lagi bokek euy,kalo boleh ngutang mah akang mau". kata salah seorang diantara mereka.
"Wah emang warung nasi,kalo mau maen ya bayar dulu tidak bisa ngutang atuh",perempuan yang bernama Liza itu menjawab.

Liza tidak terlalu cantik,badannya bahenol usianya sudah kepala tiga,janda ditinggal kabur suaminya,"Eh kang itu siapa,anak baru ya?",kata Liza saat melihat Tono yang sedikit keheranan melihat kedatangannya.

"Iya masih ingusan,dari Bogor baru dua hari disini",Liza tersenyum genit dan mendekati Tono yang dari tadi melihatnya.
"Kenapa kang kok kayak gak pernah lihat perempuan aja"
"Ah enggak teh",Tono menjawab dengan malu-malu.
"Wah neng anak kecil belom bisa apa-apa mendingan sama saya saja"
"Apa ngutang tidak sudi,mendingan sama barang baru masih orisinil kan asik dapat perjaka,ayo jang ikut saya saja kan bisa ngobrol berdua dari pada sama mereka."

“Awas jang jangan kena di rayu entar kena sipilis kamu”
“Eh jangan suka nakutin orang ya saya mah rajin ke dokter nggak bakalan kena sipilis udah disuntik tau”, sambil mengacungkan tinjunya Liza memaki para kuli itu dengan sedikit marah.

Tono agak rikuh juga karena Liza menggandeng tangannya, kemudian mereka berdua ngobrol disalah satu warung kopi.

“Jang mau nemenin saya gak, tidak usah bayar lah ya…, sekarang kamu anterin saya pulang ayo, ntar saya kasih sesuatu yang enak pisan, mau kan…”

Tono cuma bisa tersenyum dan mengangguk perlahan. Kemudian mereka berjalan berduamenyusuri gang di belakang pasar menuju ke rumah Liza yang kebetulan dekat dengan pasar. Sampai dirumah Liza kemudian menyuruh Tono masuk dan kemudian mengunci pintu, Tono sedikit keheranan.

“ayo atuh jangan malu-malu, nggak apa-apa disini mah sudah biasa kayak gini sini”, Kata Liza.  
“Aku ngerti kok kamu belum pernah makanya mau saya ajarin mau kan”, kata Liza sambil membelai dada Tono yang bidang.Tono hanya diam gemetaran, tidak tahu harus berbuat apa kepalanya mengangguk perlahan.

“Baju kamu dibuka aja ya”, kata Liza sambil menarik kaos yang dipakai Tono, dan kemudian dia membuka risleting celana yang dipakai Tono.

Dengan bernafsu Neneng mencium bibir Udin yang kebingungan diperlakukan seperti ini, namun karena godaan Liza Tono juga mulai terbakar birahi. Liza mendorong Tono ketempat tidur sehingga Udin jatuh terlentang diatas tempat tidur, kemudian Liza menarik celana Tono sehingga anak itu bugil. Kontol Tono sudah berdiri dan dengan refleks dia menutupi kontolnya itu. Liza hanya tersenyum melihatnya.

“Wah sama saya sih nggak usah malu-malu udah sering lihat yang kayak gitu..”
Kemudian Neneng membuka bajunya, Udin makin salah tingkah melihat ada wanita yang bugil didepan dia. Kemudian Tono naik ke tempat tidur dan menciumi bibir, dada dan menggigit puting uding.

ahhh aduh geli teh”, Tono mendesah kegelian diperlakukan seperti itu.
“Sekarang aja ya dimasukin sama teteh.”
Liza memengang kontol Tono dan mengarahkannya ke memeknya. Tono melihatnya masih dengan badan gemetaran.

"Akhh..."Tono mendesah saat kontolnya masuk kedalam memek Liza,matanya terpejam menikmati sensasi yang baru dia rasakan di kontolnya.

"Akhh...sss enak kan Ton,"Liza bergerak naik turun sambil meremas-remas susunya.Tono merem melek menikmati goyangan Liza,kontolnya serasa dipijat dan disedot di dalam memek Liza,kemudian pantatnya mulai naik turun mengikuti gerakan Liza dan tangannya meremas-remas seprei,baru saat Liza membimbing tangannya ke susu Liza.

"Remas Ton...Akkhh".Tono meremas-remas susu Liza,dan saat susu itu disodorkan kemulutnya Tono mulai mengemutnya persis seperti bayi,tapi kemudian berhenti saat Liza menegakkan badannya.

Liza masih asik menggoyang pantatnya dan tangannya meremas dada Tono.Tono mulai gelisah tangannya kadang meremas susuku,kadang meremas sprei dan kadang-kadang pinggang Liza seolah-olah mengatur agar Liza menekan sedalam mungkin.

"Aduh...teh...akh",Tono mendesah,bicaranya mulai ngaco,nafasnya mulai memburu dan badannya mulai kejang,kepalanya mendongkak keatas,matanya terpejam dan pantatnya mengangkat naik dan crot...crot...crot.Entah berapa kali semburan yang keluar dari kontolnya dan akhirnya Tono terkulai lemas.

"Yaaaa kan teteh belum,tapi tidak apa-apa istirahat dulu aja ya", kata Liza dengan nada sedikit kecewa,mereka tidur sambil pelukan.

Saat pagi hari Tono bangun dan melihat Liza yang tidur terlentang,dia melihat perempuan itu masih telanjang dan tertarik saat melihat gundukan daging yang ditumbuhi rambut halus,kemudian dia mulai meraba memek Liza.Saat Liza merasakan memeknya ada yang mengusap-ngusap dia terbangun melihat Tono tersenyum dan membiarkan Tono memperlakukannya seperti itu.Tono kemudian naik ke atas tubuh Liza menindihnya dan mengarahkan kontolnya ke memek Liza lalu menekannya.

"Akh...ngehh"

"Enak kan Ton sss...akh...Tekan yang dalem Ton..Akhh..."

Tono menggerakkan pantatnya maju mundur dan Liza menggoyangkan pinggulnya mengikuti gerakan maju mundur pantat Tono.Hanya desahan yang terdengar dari mulut mereka berdua.

"aduh Ton...terus...Akh...Yaa terus Ton yang keras akhh Ton yeah...terus akhh"

"Akh teh tono mau keluar akh teh...sss...akkkh...ngahouch..."

"Teteh dateng ton akh....ton...Aouchhh.."

Badan mereka berdua menegang.Liza mengangkat tinggi-tinggi pantat dan dadanya,sedangkan Tono seperti busur panah,pantatnya menekan memek Liza dan tangannya meremas seprei dan sesaat kemudian mereka berdua terkulai lemas.Kepala Tono rebahan disusu Liza dan kemudian tidur terlentang disisi Liza.Beberapa saat kemudian.

"Ton yang tadi gratis tapi kalo mau teteh bersihin sekalian Tono harus bayar yah murah kok cuman 200000 aja."

Tono hanya mengangguk sambil tersenyum.Kemudian Liza mulai menjilati seluruh badan Tono dada Tono kemudian turun kebawah.Saat sampai di kontol Tono Liza menjilati kepala kontol Tono yang masih sedikit tersisa spermanya yang mulai kering,kemudian mengulumnya.

"Akh..teh...sss aduh geli...akh..",Tono mendesah dan badannya gemeteran,dan kontolnya mulai mengeras lagi.

Liza terus mengulum kontol Tono sambil mengocoknya.Tono menggerakkan pantatnya naik turun.

"akhh...teh...teeehhh ouch..."

Sperma Tono muncrat dimulut Liza dan sebagian meler keluar dan membasahi kontolnya.Liza menelan semuanya dan kemudian menjilati sisa-sisa sperman  Tono sampai bersih.Setelah mandi Tono membayar uang seperti yang telah dijanjikannya dan kembali pergi ke pasar.

"Din,kamu baru berapa hari kerja disini udah kesiangan,saya tahu kamu kemana,kalo nurut sama bapak mah kamu teh jangan terpengaruh sama perempuan kayak gitu ntar kena penyakit bahaya kan",Pak Paijo menasehati Tono.

Tono hanya diam saja tanpa berkomentar apa-apa.Tapi karena terlanjur ketagihan Tono sering pergi bersama Liza dan tanpa disadarinya dia ketularan penyakit dan saat akan berobat Tono tidak mampu menebus obatnya karena uangnya sudah habis untuk membayar Liza dan kemudian dia pulang ke kampung dengan perasaan malu yang teramat sangat.


http://202.95.10.206/


Kamis, 06 Juli 2023

CERITA CINTA SATU MALAM DENGAN BAWAHAN DI KANTOR




Kejadian ini saat aku belum menikah dan masih bekerja diperusahaan distribusi makanan.Aku saat itu menjadi chief account officer dan salah seorang stafku yang baru bekerja 4 bulan namanya Tina,dia seorang sarjana ekonomi yang baru setahun lulusnya umurnya masih 23 tahun.

Dulu saat pertama kali masuk kantor kulihat sering diantar dan dijemput pakai motor oleh pacarnya,Tetapi sudah ada seminggu terakhir Tina selalu mengendarai motor sendiri.Memang Tina berwajah manis,hanya sayang kurang tinggi sedikit.

Yang menarik buat lelaki semacam saya adalah bibirnya yang selalu kelihatan basah terus karena lidahnya sering dipakai membasahi bibirnya dan selain itu model rambutnya yang pakai gaya sedikit yang terurai di dekat telinga dan diberi jelly hingga kelihatan basah.

Juga yang kelihatan sensual adalah cara berpakaiannya karena Tina selalu pakai baju atau kaos yang agak ketat sehingga perutnya kelihatan ramping dan buah dadanya terlihat agak menonjol.Memang buah dadanya sendiri tak terlalu besar tetapi cukup bagus bila pakai baju atau kaos yang ketat.

Suatu saat kutegur dia.
"Tina,kenapa kamu sekarang naik motor sendiri?"
"Yahhh,yang antarin sudah gak ada",sahutnya.
"Masak iya,kemana pacarmu itu?"tanyaku.
"Aacch,nggak tau pergi kemana dia,biarin saja",jawabnya dengan nada kesal.

Beberapa hari kemudian,saat makan siang,aku melewati kamarnya,kebetulan Tina seorang diri dan sedang makan,rupanya yang lain makan keluar,segera kumasuk dan duduk didepan mejanya.

"Makan sendirian saja?"
"iya pak,Sahutnya.Sambil makan,Tina ngeliat-liat iklan bioskop dikoran.Tiba-tiba Tina berbicara,
"Wahhh,film mandarin ini bagus pak,Tina kepingin nonton tapi nggak ada teman sekarang".
"Kalau memang nggak ada teman nanti saya temani"kataku.
"Ah,Bapak bisa aja ,nanti pacar bapak marah loh"sahutnya.
"Yaa,jangan sampai ketahuan dong,sekali sekali kan gpp".Kataku .
"Kalau sungguh,kapan bapak bisnaya asal jangan malam-malam ,paling lambat yang pukul 7.00 malam",jelas Tina.
"Besok malam? pokonya jangan sabtu dan minggu malam itu acara Bapak sudah paten"kataku.

"Kalau gitu besok malamnya ya pak?"
"Boleh,Bapak jemput jam berapa?"
"Tina sampai kost jam 5 sore,lalu mandi dulu,jadi kira-kira pukul 6 sore ya!"
"Oke',sahutku

Besok sorenya setelah saya pulang ke kost dan mandi lalu siap ke kostnya Tina. Sampai di sana ternyata Tina belum selesai hingga kutunggu beberapa menit,kemudian kita langsung berangkat.Karena baru pukul 6.10 padahal filmnya mulai pukul 7,maka kita putar-putar kota dulu.

Dalam mobil aku bilang dengan Tina kalau lagi nggak dinas gini jangan panggil aku pak,sebab umur kami paling hanya berbeda 7 tahun,aku jadi nggak enak dong.Akhirnya setelah putar-putar kita langsung ke bioskop dan beli tiket lalu masuk,aku memang sengaja minta tempat duduk yang dipinggir.Rupanya filmnya kurang bagus,Sebab sampai saat mulai penontonnya hanya sedikit.

Memang artis-artis yang main seksi-seksi,apalagi fil mandarin terhitung banyak yang berani juga actionnya.Kalau pas adegan yang hot Tina tiba-tiba memegang tanganku,suatu saat kalau adegan panas sebelum tangannya Tina yang beraksi kupegang dulu telapak tangannya erat-erat.

Walaupun adegan panas sudah berlalu tangannya tetap kupegang terus dan perlahan-lahan tangannya kuletakkan di atas pahanya.Ketika Tina masih diam saja atas aksi ini,maka jari-jariku ku pakai untuk mengutik-ngutik pahanya yang sudah terbuka karena roknya yang agak pendek itu naik kalau buat duduk.Beberapa menit hal itu kulakukan dan Tina pun masih diam,lalu tangannya kutarik ke paha lebih atas sekaligus untuk menyingkap roknya supaya naik ke pangkal paha.

Tina betul-betul penuh pengertian saat tanganku sibuk meraba pahanya,ia yang menyuapkan nasi kemulutku hingga tanganku diberi keleluasan untuk bermain di pahanya dan sampai vaginanya pun kuraba-raba dengan penuh kemesraan.

Kadang kadang tangan kananku kupakai untuk menyendok makanan lagi,tapi lebih sering ku pakai untuk berkarya dipaha dan lubang vaginanya sedang Tina yang terus dengan kasih sayangnya menyuapiku dengan makanan sampai suatu saat Tina mendesah dan memgang tanganku yang berkarya erat-erat seraya berkata,"Pak,karya tangan bapak benar-benar hebat bisa membuat Tina basah."

Lalu kuraba vaginanya ternyata CD-nya juga sudah basah apalagi lubang vaginanya, ujung jar-jariku kumasukkan ke lubangnya untuk bisa mengkait lendir yang menempel di bibir vaginanya, ternyata usahaku itu berhasil juga. Kulihat ada lendir kental mirip cendol menempel di ujung telunjukku, segera kujilati lendir itu dan kutelan bersama makanan yang disuapkan oleh Inge.

Aku betul-betul merasa “hot” makan daging kambing dicampur lendir Tina, kurebahkan kepalaku ke kepalanya Inge sambil berbisik, “Inge sayang, saya menyayangimu.” Inge menjawab, “Pak, sebentar lagi Inge menjadi kepunyaan Bapak seluruhnya, Inge akan memberikan segalanya yang terbaik untuk Bapak nanti. Percayalah!” sambil mencium pipiku.

Selesai makan, kita langsung menuju Hotel CB di kota atas yang banyak pemandangannya walaupun itu hotel kuno. Kita langsung check in. Inge tetap manja, jalan sambil merangkul pinggangku dengan badannya disandarkan ke tubuhku. Pintu kamar segera kukunci setelah pelayan menyiapkan air minum, sabun dan handuk.

Tina ganti kupeluk dan ia pun merangkul leherku erat-erat hingga permainan ciuman mulut, bibir dan lidah berlangsung dengan hangatnya dan penuh kemesraan. Karena saat aku menciumnya, kukecup dalam-dalam bibirnya dengan penuh perasaan hingga Inge bukan merasakan kenikmatan saja tetapi juga merasakan kasih sayangku.

Setelah berciuman dengan mesranya untuk beberapa saat, maka tanganku kupakai untuk meraba punggungnya yang terbuka, kurasakan tubuh Inge cukup hangat lalu kupegang rok bagian kedua pundaknya dan kutarik ke depan, Inge pun membantu dengan meluruskan tangannya ke depan sehingga roknya bagian atas langsung lepas dan payudaranya yang masih kenyal dan hangat kalau diraba itu terlihat dengan jelas di depan mataku ditambah putingnya yang kelihatan mulai membesar dan tegang dengan warna merah padma membuatku terpesona.


Walaupun aku sudah sering menelanjangi dan meniduri pacarku di hotel, tetapi bentuk tubuhnya yang berbeda itu mempunyai daya rangsang yang tersendiri. Hanya karena kebiasaan yang sudah sering melihat pacarku dalam keadaan telanjang bulat itu yang bisa membuat aku mengendalikan emosi dan gelora nafsu mudaku.

Roknya terus kutarik ke bawah sehingga terlepas semua kemudian kuambil dan kutaruh di atas meja dan Inge kuangkat untuk kutidurkan di ranjang dengan masih memakai CD saja. Tapi CD-nya pun kulorot untuk dilepas dan vaginanya yang seperti bukit kecil itu tertutup oleh rambut yang cukup lebat.

Aku kemudian melepas T-Shirtku dan celana panjang serta CD-ku sambil memandangi tubuh Tina yang telentang di ranjang dengan pose yang menggiurkan ditambah lidahnya yang sering membasahi bibirnya itu. Kudekati Inge kemudian kuciumi seluruh wajahnya dengan tangan menjelajahi seluruh daerah dadanya termasuk lembah dan bukit maupun puncak payudaranya sampai ke pusarnya dan perut bagian bawah.


Setelah ciumanku berpindah ke bagian dadanya terutama bukit-bukit payudaranya, tanganku mulai beraksi di sekitar vaginanya serta pahanya serta sekali-kali rambut bawahnya kutarik pelan-pelan sambil jari tengahku menggelitik clitorisnya yang mulai nongol. Lalu kuciumi terus perutnya bawah sampai rambut kemaluannya dan daerah sekitar vaginanya dan pahanya serta tanganku terus mengusap dan memijit betis serta telapak kakinya.

Ciumanku terus ke lututnya, kemudian ke betis, tumit kaki lalu telapak kakinya sampai jari-jari kakinya pun kuhisap satu persatu semua baru aku balik naik menghisap daerah selakangannya dengan membuka lebar-lebar pahanya lalu daerah antara anus dan vagina itu kucium dan kukecup serta kujilati sehingga Tina mendesah kenikmatan dan terasa ada cairan lendir yang menyemprot keluar dari lubang vaginanya. Setelah kulihat benar terlihat dari lubangnya vagina mengalir keluar cairan lendir dengan bau khusus.


Langsung kucucup lubangnya dan kusedot kuat-kuat hingga sruuuuttt… lendirnya masuk ke dalam mulutku dan kugelitik terus selangkangannya supaya cairan nya keluar lagi lebih banyak dan kusedot terus dan ternyata benar Inge masih mengeluarkan lendirnya yang masuk kemulutku. Rasanya asin2, asem dengan bau khas seperti juga milik pacarku, aku memang jadi semangat dengan minum lendirnya.

Langsung saja Tina kuajak main dengan pose 69, aku segera naik ke atas tubuhnya dan penisku kupaskan dihadapan mulut Inge supaya mudah ia untuk mempermainkan penisku dengan lidah dan mulutnya sedang aku sendiri segera menyingkap rambut kemaluannya yang rimbun itu untuk menjilati clitorisnya.

Lalu kugigit-gigit dan kutarik-tarik juga clitorisnya dengan bibirku. Inge tampak terangsang sekali dengan permainan mulutku di daerah vaginanya, apalagi pahanya sekarang kubuka lebar-lebar dan selangkangannya antara anus dan vaginanya kugosok terus dengan jari-jariku dan kadang-kadang kujilati.


Begitu clitorisnya kugetarkan dengan ujung lidahku yang bergerak begitu cepat (seperti lidah cecak katanya pacarku) hanya semenit saja Tina sudah berontak dengan kakinya dan pantatnya digerakan kesana kemari kemudian mengaduh,

“Aduuuuh Pak, Tina nggak tahan… sudah keluar dan lemas Pak.” Saat itu terasa lendirnya menyemprot dan mengenai hidungku, segera kucucup lagi lubang vaginanya untuk kusedot semua lendirnya yang sudah keluar di lubang vaginanya. Aku merasakan kenikmatan juga dari semprotan lendirnya itu dan vaginanya jadi basah semua.

Aku sekarang membelai rambutnya dan mengusap keringat yang banyak dikeningnya serta bertanya,

“Tina sayang, apakah Tina sudah capai?”
“Belum Pak, Tina cuma lemas saja karena tak kuat menahan kenikmatan yang luar biasa dari permainan lidah Bapak tadi, rasanya sampai ujung rambut dan ujung kaki Pak” sahutnya.
“Kalau begitu kita main lagi ya?” kataku.


Tina mengganggukan kepala. Lalu aku naik lagi ketubuhnya dan kumasukkan penisku pelan-pelan ke lubang vaginanya, kemudian kutarik keluar lagi pelan-pelan setelah masuk keluar ini lancar berulang-ulang lalu penisku langsung kubenamkan seluruhnya ke dalam vaginanya, sampai Tina menghela napas panjang menahan sakit dan nikmatnya karena katanya masuknya terlalu dalam.

Setelah itu kugerakan pantatku memutar searah jarum jam sehingga Tina menjerit kenikmatan terus karena clitorisnya tergesek oleh rambut kemaluanku dan dinding dalam vaginanya tergesek oleh batang penisku yang mengeras sehingga ia berbisik, “Aduuuh Pak, nikmat rasanya luar biasa. Aku mau orgasme Pak.”

Mendengar itu aku langsung menciumi payudaranya yang sebelah kiri, karena Tina bilang lebih sensitive dari pada yang kanan dan putingnya langsung kugetarkan lagi dengan ujung lidahku. Tanpa basa basi lagi hanya beberapa detik terasa vaginanya mencengkeram penisku dan berdenyut-denyut serta ada lendir hangat yang menyiram penisku. Tina sudah klimaks, ia tampak terkulai lemas.


“Capai Tina, sayang?” tanyaku.
“Iya… Pak” sahutnya lirih manja.
“Tolong Tina diberi air maninya Pak” pintanya.
“Sekarang?” tanyaku.
“Iya Pak.”
“Tahan sebentar lagi iya, nanti aku semprotkan”.


Lalu aku mengkonsentrasikan segenap pikiranku pada segala keindahan tubuh Tina yang sedang kunaiki ini dan tingkah polanya yang merangsang sambil memandang bibirnya yang merah basah merangsang.


Kugenjot terus gerakan penisku naik turun dan semakin lama semakin cepat sampai Tina menggeliat, menggelinjang tak karuan sambil menarik lepas sprei dan meremas-remasnya dan akhirnya, crruuuutttt… cruuuuuttttt… crrruuuutt, maniku menyemprot kedalam vaginanya sambil kutekan terus penisku dalam-dalam ke vaginanya.

“Sssseeetttt…. aacccchh, Inge merasakan kehangatan yang luar biasa dari air mani Bapak.” Dan Tina pun orgasme lagi karena penisku merasakan vaginanya berdenyut-denyut lagi. Setelah beberapa menit kita istirahat dengan tidur bertindihan sambil berpelukan, kita bangun tidak terasa jam telah menunjukkan pk 9.30. Karena sudah agak malam Tina cepat-cepat bangun dan mengambil handuk yang dibasahi lalu membersihkan penisku dan kemudian vaginanya. Kita tak cuci karena makan waktu lama.

Segera Tina memakai roknya lagi, demikian juga aku. Sedang CD-nya dilipat dan dimasukkan ke dompetnya karena masih basah kena lendir saat kugosok clitorisnya di rumah makan tadi. Dalam perjalanan pulang Inge sempat bertanya,

“Bapak jadi kawin kapan?”
“Iya masih 2-3 tahun lagi, tunggu pacarku selesai kuliah”, sahutku.
“Kenapa?” tanyaku. Tina merebahkan kepalanya ke bahuku sambil berkata,
“Tina tak akan kawin dulu kok tunggu kalau mungkin ada mukjizat.”
“Maksud Tina?” tanyaku.

“Siapa tahu suatu saat Tina dapat kabar gembira dari Bapak. Sebab Tina malam ini benar-benar merasakan kenikmatan yang hebat dari Bapak dan lebih dari itu Tina merasakan Bapak meniduri Tina dengan penuh kasih dan kemesraan yang layaknya suami istri yang dipenuhi rasa cinta. Kapan-kapan Tina boleh merasakan lagi ya Pak?”

“Kapan saja Tina kangen saya bersedia, tapi Tina harus benar-benar atur waktunya jangan sampai Inge Tina yaa!” pesanku.

Saat mobil sampai di rumah kost, Inge tak segera turun ia malah merangkul leherku dan ditariknya aku, lalu diciuminya seluruh wajahku dengan penuh perasaan hatinya dan terlihat matanya memerah dan berkaca-kaca. Aku jadi terenyuh dibuatnya, kubelai rambutnya dan kuusap matanya yang berair lalu kubisiki,

“Tina jangan sedih, kan tiap hari kita masih bertemu. Tina malam ini capai nanti langsung istirahat ya, jangan melamun macam-macam ya sayang?” pesanku sambil kubelai sayang dari rambutnya pipinya terus payudaranya sampai pahanya yang terbuka itu, baru Tina mau turun dengan senyum kecil.

Esok harinya di kantor pagi-pagi saat kupanggil Tina untuk memberikan tugas, ia masuk ke kamarku dengan senyum-senyum manja, setelah kujelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan kutanya kenapa kok senyum-senyum.

Tina menjawab sambil mendekat ke sisiku, “Pak, air maninya semalam baru keluar tadi saat Inge duduk di kantor, sekarang CD Inge jadi basah.” Karena Tina sudah mendekat tandanya minta untuk dibuktikan, maka kuraba melalui bawah roknya dan benar CD bagian vaginanya basah juga sela-sela pahanya basah agak licin dan ternyata baunya memang seperti maniku.

Aku bilang, “Tina kamu cuci dulu sana ya.” Tina menggelengkan kepalanya dan berkata, “Biarin saja Pak, Tina toch nggak punya CD lagi di kantor malah nggak enak kalau dilepas CD-nya, sampai nanti sore juga tak apa-apa malah nanti siang mungkin sudah kering sendiri.” Lalu tanganku digenggam erat-erat dan memandang tajam penuh arti dan berkata,

“Kapan Bapak mau memberikan kemesraan dan kepuasan lagi pada Tina?”
“Kapan saja terserah Tina”, kataku.

Semenjak itu aku sering diajak kencan hampir tiap minggu sekali dan setelah pacarnya baik kembali hubungannya, hubungan seks tetap berlangsung terus kira-kira tiap bulan sekali sambil cerita-cerita apa saja yang dilakukan suaminya padanya.

Sampai sekarang sudah hampir sepuluh tahun berlalu dan aku sudah pindah kerja di bank, sedang Tina menggantikan jabatanku dan kami masing-masing telah berkeluarga dan punya anak, tapi hubungan intim itu masih tetap berlangsung di siang hari saat jam makan siang, hanya frekuensinya jauh berkurang kira-kira 3-4 bulan sekali.

Tapi justru karena waktu yang lama itu menyebabkan tiap kali hubungan intim itu tambah mesra saja dan bukan menjadi kebosanan.

TAMAT

http://202.95.10.206/


Rabu, 05 Juli 2023

CERITA NGAJAKIN ML PACAR YANG ALIM DAN LUGU


http://202.95.10.206/

Kenalin nama saya Danu.Umur 24 tahun dan sekarang lagi kuliah di sebuah PTS di Kediri.Aku termasuk cowok yang populer di kampus (sekeren namaku). Tapi aku punya kelemahan,saat ini aku udah nggak perjaka lagi (emang sekarang udah nggak jamannya keperjakaan diutamakan).Nah,hilangnya perjaka ku ini yang pengin aku ceritakan 

Aku punya banyak cewek.Diantaranya banyak cewek itu yang paling aku sukai adalah Novi. Tapi dalam kisahku ini bukan Novi tokoh utamanya.Sebab hilangnya perjakaku nggak ada sangkut pautnya sama Novi.Malah waktu itu aku lagi marahan sama Rino.

Waktu itu aku nganggap Novi nggak bener-bener sayang sama aku.Aku lagi jutek banget sama dia.Habisnya udah lima bulan pacaran,masak Novi hanya ngasih sun pipi doang.Certitanya pas aku ngapel ke tempat kostnya,aku ngajakin dia ML.Habis aku pengin banget sih. (keseringan mantengin VCD parto kali yee...).Tapi si Novi menolak mentah-mentah.Malahan aku diceramahin,busyet dah!

Makanya malam minggu itu aku nggak ngapel (ceritanya ngambek).Aku cuma duduk-duduk sambil gitarandi teras kamar kostku.Semua teman kostku pada ngapelatau ntah ngelayap kemana.Rumah induk yang kebetulan bersebelahan dengan rumah kost agak sepi.

Sebab sejak tadi sore ibu kost dan bapak pergi ke kondangan.Putri tertua mereka,Nani sudah dijemput pacarnya sejam yang lalu,sedang Santi,adiknya Nani entah ngelayap kemana.Yang ada tinggal Tami,sibungsu dan Eli,sepupunya yang kebetulan lagi berkunjung kerumah oomnya.

Terdengar irama lagu india dari dalam rumah induk,pasti mereka lagi asyik menonton Gala bollywood.Nggak tahu,entah karena suaraku merdu atau mungkin karena suaraku fals plus berisik,Tami datang menghampiriku.

"Lagi nggak ngapel nih,Mas Danu?"sapanya ramah (perlu diketahui kalau Tami memang orangnya ramah banget)

"Ngapel sama siapa Tam?"jawabku sambil terus memainkan sialannya cokelat.

"Ah...mas Danu ini pura-pura lupa sama pacarnya."

Gadis itu duduk di sampingku (ketika dia duduk sebagian paha mulusnya terlihat sebab Tami cuman pakai kulot sebatas lutut).Aku cuman tersenyum kecut.

"Udah putus aku sama dia."Jawabku kemudian.

Nggak tahu deh,tapi aku menangkap ada yang aneh dari gelagat Tami.Gadis itu nampaknya senang mendengar aku putus.Tapi dia berusaha menutup nutupinya.

"Yah,kacian deh...habis putus sama pacarnya ya?"godanya."Kayaknya bete banget lagunya."

Aku menghentikan petikan gitarku.

"Yah,gimana ya...Kayaknya aku lebih suka sama Tami deh ketimbang sama dia."

Nah lo!kentara benar perubahan wajahnya.Gadis berkulit langsep agak gelap itu meraj mukanya.Aku segera berpikir ,aoa benar ya gosip yang beredar di tempat kodt ini kalalu si Tami ada mau sama aku.

"Tam,kok diam aja? malu yah..."

Maya melirikku dengan manja.Tiba-tiba saja batinku ngrasani,gadis yang duduk disampingku ini manis juga yah. Masih duduk dikelas  dua SMA tapi kok perawakannya udah anak kuliah aja.Tinggi langsing semampai,bodynya bibibt-bibit peragawati,payudaranya...waduh kok besar juga ya.

Tiba-tiba saja jantungku memandangi tubuh Tami yang cuma pakai kaos ketat tanpa lengan itu.Belahan dadanya sedikit tampak diantara kancing-kancing manisnya.Ih ereksi ku naik waktu melirik pahanya yang makin kelihatan.Kulit paha itu ditumbuhi tubuh bulu halus tapi cukup lebat seukuran cewek.

"Mas,Dari pada nganggur gimana kalo mas Danu bantu aku ngerjain tugas perbnahasa inggris?"

"Yah Tani,malam minggu kok ngerjain PR?.Mendingan pacaran sama mas Danu,iya nggak?"pancingku.

"Ah,mas Danu ini bisa aja godain Tami..."

Tami mencubit pahaku sekilas.Sirr...Wuih,kok rasanya begini.Gimana nih,aku kok kayak -kayak nafsu sama ni bocah.Waduh,penisku kok bangun yah?

"Mau nggak mas,tolongin Tami?"

"Ada upahnya nggak?"

"Iiiih,dimintai tolong kok minta upah sih..."

Cubitan kecil Tami kembali memburu dipahaku.Siiirrr...kok malah tambah merinding begini ya?

"Kalau diupah sun mas andra mau loh."pancing ku sekali lagi

'Aaah...Mas Danu nakahl deh..."

sekali lagi Tami mencubut pahaku.Kali ini menahan tangan Tami biar tetap dipahakku.Busyet,gadis itu nggak nolak loh.Dia cuman diam sambil menhan malu.

"Ya udah,Tami ambil dulu bukunya trus ngerjain peernya dikamar mas Danu aja.Nanti tak bantu ngerjain peer,tak kasih bonus pelajaran mau?"

Gadis itu cuma senyum saja kemudian masuk rumah induk.Asyiiiikk...pasti deh dia mau.Benar saja,nggak sampai dua menit aku sudah menggiringnya ke kamar kostku.Kami terpaksa duduk diranjang yang cuma satu-satunya dikamar itu.Pintu sudah aku tutup,tapi nggak aku kunci.Aku sengaja nggak segera membantunya ngerjain peer,aku ajak aja dia ngobrol

"Sudah bilang Santi kalo kamu kemari?"

"Iya sudah,aku bilang ke tempat mas Danu."

"Truss si Santi gimana? nggak marah?"

"Ya enggak,ngapain marah."

"Sendirian dong dia?"

"Mas Danu kok nanyain Santi mulu sih ?sukanya sama santi ya?"ujar Tami mearuk.

"Yeee...Tami marah.Cemburu ya? 

Tami merengut,tapi sebentar sudah tidak lagi.Dibuka-bukanya buku yang dia bawa dari rumah induk 

"Tami udah punya pacar belum?"tanyaku memancing.

"Belum tuh."

"Pacaran juga belum pernah? "

"Katanya mas Danu mau ngajarin Tami pacaran"balas tami.

"Tami bener?".Gayung bersambut nih,pikirku.

"Pacaran itu dasarnya harus ada suka."Lanjutku  ketika kulihat Tami tertunduk malu.

"Tami suka sama mas Danu?"

Tami memandangku penuh arti.Matanya seakan ingin bersorak mengiyakan pertanyaan  pertanyaanku.Tapi aku butuh jawaban yang bisa didengar.Aku duduk merapat danda Tami.

"Tami suka sama Mas Danu?"ulangku.

"Iya."Gumamnya lirih.

Bener!!Dia suka sama aku.Kalau gitu aku boleh....

"Mas Danu mau ngesun Tami,Tami nurut saja 7yah..."bisiku ke telinga Tami 

Tanganku mengusap rambutnya dan wajah kami makin dekat.Tami menutup matanya lalu membasahi bibirnya (aku benar-benar bersorak sorai).Kemudian bibirku menyentuh bibirnya yang seksi itu,lembut kaget.Kulumat bibir bawahnya perlahan tapi penuh dengan hasrat,nafasnya mulai berat.Lumatan ku semakin cepat sambil sekali-sekali kugigit bibirnya.

Mmm...Muah..kuhisap bibir ranum itu

"Engh...emmh.."Maya mulai melenguh.

Nafasnya mulai tak beraturan.Matanya terpejam rapat seakan diantara hitam terbayang lidah-lidah kami yang saling bertarung,dan saling menggigit.Tanganku tanpa harus diperintah sudah menyusup masuk ke balik kaos ketatnya.

Kuperas-peras payudara Tami penuh perasaan.ereksiku semakin menyala ketika gundukan hangat itu terasa kenyal di ujung jari-jariku.Bibirku merayap menyapu leher jenjang Tami.Aku cumbui leher wangi itu.Kupagut sambil kusedot perlahan sambil kutahan beberapa saat.Gigitan kecilku merajang-rajang birahi Tami.

"Engh..Mass...jangan aku uhhh.."

Ketika kulepaskan maka nampaklah bekas memerah menhias di leher Tami.

"Tam...kaosnya dilepas ya sayang.."

Gadis itu hanya mengangguk.Matanya masih terpejam rapat tapi bibirnya menyunggingkan senyum.Nafasnya memburu.Sambil menahan birahi,kubuka keempat kancing kaos Tami satu persatu dengan tangan kananku.Sedang tangan kiriku masih terus meremas payudara Tami bergantian dari balik kaos.

Tak tega rasanya membiarkan Tami kehilangan kenikmatannya.Jemari Tami menggelitik di dada dan perutku,membuka paksa hem lusuh yang aku kenakan.Aku menggeliat-geliat menahan amukan asmara yang Tami ciptakan.

Kaos pink Tami terjatuh diranjang.Mataku melebar memandangi dua gundukan manis tertutup kain pink tipis.Kupeluk tubuh Tami dan kembali ku cium leher jenjang gadis manis itu aroma wangi dan keringatnya berbaur membuatku semakin bergairah untuk membuat hiasan-hiasan merah dilehernya.Perlahan-lahan kutarik pengait BHnya,hingga sekali tarik saja BH itupun telah gugur ke ranjang.Dua gundukan daging itupun menghangat di ulu hatiku.

Kubaringkan perlahan-lahan tubuh semampai itu diranjang.Wow...payudara Tami (yang kira kira ukuran 34) membengkak.Ujungnya yang merah kecoklatan menggairahkan banget.Beberapa kali aku menelan ludah memandangi payudara Tami.Ketika merasakan tak ada yang ku perbuat,Tami memicingkan mata.

"Tam...adekmu udah gede banget Tam..."

"Udah waktunya dipetik ya mass..."

"Ehemm,biar aku yang petik ya Tam...'

Aku berada diatas Tami.Tanganku segera bekerja menciptakan kenikmatan demi kenikmatan didada Tami.Putar....putar...kuusap memutar pentel bengkak itu.

"Auh....Masss....kayakj kebetet pipis mas..."rintih Tami.]

Tak ku hiraukan rintihan itu.Aku segera menyomot payudara Tami dengan mulutku.

"Mmm...suuup...mmm..."kukenyot-kenyot lalu kusedot putingnya.

"Mass...sakit..."rintih Tami sambil memegangi vaginanya.

Sekali lagi tak ku hiraukan tintihan itu.Bagiku menggilir payudara Tami sangat menyenangkan.Justru rintihan-rintihan itu menambah rasa nikmat yang tercipta.Tapi lama kelamaan aku tak tega juga membuat Tami menahan kencing.Jadi aku lorot saja celananya.Dan ternyata CD yang dikenakan Tami telah basah.

"Tami kencing dicelana ya mas?"

"Bukan sayang,ini bukan kencing.cuman lendir vaginamu yannga cantik ini."

Tami tertawa mengikik ketika telapak tanganku gosok-gosokkan di permukaaan vaginanya yang telah basah.Karena geli selangkangnya membuka lebar.Vaginanya ditumbuhi bulu lebat yang terawat.Lubang kawin itu mengkilap oleh lendir-lendir kenimatan Tami.

Merah merona,vagina yang masih perawan.Tak tahan aku melihat ayunya lubang kawin itu.Segera aku keluarkan penisku dari sangkarnya.Kemudian aku jejalkan ke pangkal selangkangan yang membuka itu.

"Tahan ya sayang...engh.."

"Aduh...sakiiit mas..."

"Egh...rileks aja..."

"Mas...aahh!!!"Tami menjambak rambutku dengan liar.

Slup...batang penisku yang perkasa menembus goa perawan Tami yang masih sempit.Untung saja vagina itu berarir jadi nggak terlalu sulit memasukkannya.Perlahan-lahan,dua centi lima centi masih sempit sekali.

"Aduuuuh masss....sakiiiit...."rintih Tami.

Aku hentakkan batang penisku sekuat tenaga.

"Jruub"

Langsung amblas seketika sampai ujungnya menyentuh dinding rahim Tami.Batang penisku berdenyut-denyut sedikit sakit bagai digencet dua tembok tebal.Ujungnya tersentuh sesuatu cairan yang hangat.Aku tarik kembali penisku.Lalu masukkan lagi,keluar lagi begitu berkali-kali.Rasa sakitnya berangsur-angsur hilang.

Aku tuntun penisku bergoyang-goyang.

"Sakit sayang..."Kataku.

"Enak...eungh..."Tami menyukainya.

Ia pun ikut menggoyang-goyangkan pantatnya.Makin lama makin keras sampai-sampai ranjang itu berdecit-decit.Sampai-sampai tubuh Tami berayun-ayun.Sampai-sampai kedua gunung kembar Tami melonjak-lonjak.Segera aku tangkap kedua gunung itu dengan tanganku.

"Enggh...ahh.."desis Tami ketika tanganku mulai meremas-remasnya.

"Mass aku mau pipis..."

"Pipis aja Tam...nggak papa kok"

"Aaach...!!!"

"Hegh...engh..."

"Surr...crot..crot..."

Lendir kawin Tami keluar,spermaku juga ikut-ikutan muncrat.Kami telah bersama-sama mencapai orgasme.

"Ah..."Lega.

Kutarik kembali penisku nan perkasa.Darah perawan tami menempel diujungnya berbaur dengan maniku dan cairan kawinnya.Kupeluk dan kuciumi gadis yang baru memberiku kepuasan itu.Tamipun terlelap kecapaian.

TAMAT


http://202.95.10.206/


luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,