Senin, 10 Februari 2020

5 Tanda Perubahan pada Tubuh Wanita Setelah Malam Pertama

Hasil gambar untuk pengantin malam pertama

Daftar Poker Online – Bagi pasangan yang baru menikah, malam pertama adalah “ritual” yang mungkin ditunggu-tunggu. Umumnya, waktu tersebut akan diisi oleh pasangan pengantin baru dengan melakukan hubungan intim. Setelah melakukan aktivitas seksual, ternyata ada perubahan yang terjadi pada tubuh, baik pada wanita maupun pria. Dalam artikel ini, akan dibahas perubahan yang terjadi pada tubuh wanita setelah malam pertama.

Malam pertama identik dengan aktivitas seksual dengan pasangan. Sesaat setelah melakukan hubungan seksual, tubuh akan mengalami perubahan sebagai respon dari aktivitas yang baru saja dilakukan. Mungkin kamu akan menemukan beberapa hal yang berbeda dan tidak biasa, tetapi jangan terlalu khawatir. Biar tidak merasa cemas berlebihan, wajib tahu apa saja perubahan yang dialami tubuh setelah melalui malam pertama.

Mengenal Perubahan Tubuh yang Wajar setelah Malam Pertama
Secara biologis, akan ada sejumlah perubahan yang terjadi sebagai tanda bahwa tubuh sudah aktif secara seksual. Mengetahui apa saja perubahan yang terjadi bisa membantu mengatasi rasa cemas dan tegang pada malam pertama. Berikut ini beberapa perubahan yang akan terjadi pada tubuh:

Hasil gambar untuk miss v

1. Elastisitas Miss V

Bagian tubuh yang pasti akan mengalami perubahan adalah organ kewanitaan alias Miss V. Setelah aktif secara seksual, elastisitas Miss V akan berubah dan menyesuaikan dengan aktivitas yang baru terjadi. Bahkan, ada kemungkinan area tersebut akan terasa sedikit membengkak atau menebal. Namun jangan khawatir, hal itu normal dan Miss V akan membaik seiring berjalannya waktu.

Hasil gambar untuk perubahan payudara

2. Perubahan Payudara

Selain Miss V, perubahan juga akan terjadi pada payudara wanita. Setelah melewati malam pertama, payudara mengalami perubahan akibat terpengaruhnya pembuluh darah serta jaringan payudara. Dalam hal ini, jaringan payudara dan pembuluh darah ikut melebar. Hal itu kemudian menyebabkan payudara terasa lebih besar dari ukuran biasanya. Selain itu, payudara mungkin juga akan terasa kencang selama berhubungan intim.

Hasil gambar untuk sensivitas payudara

3. Sensitivitas Puting Payudara

Puting payudara juga akan menjadi lebih sensitif saat sedang berhubungan intim. Hal ini juga merupakan reaksi tubuh, termasuk karena meningkatnya aliran darah dan tekanan otot pada bagian-bagian tubuh. Saat seorang wanita tengah bergairah, puting payudara menjadi lebih keras, dan terasa lebih sensitif terutama saat mencapai orgasme.

Hasil gambar untuk klitoris dan rahim aktif

4. Klitoris dan Rahim Aktif

Klitoris dan rahim menjadi aktif setelah berhubungan intim. Klitoris akan menebal dan rahim akan lebih naik sedikit. Namun setelah beberapa waktu, semua akan kembali ke posisi normal. Terjadinya penebalan dan kontraksi akan memengaruhi kemampuan Miss V dalam rangka beradaptasi dengan aktivitas seksual.

Hasil gambar untuk hormon bahagia

5. Hormon Bahagia

Setelah melewati malam pertama, tubuh akan dibanjiri dengan hormon bahagia yang disebut dengan serotonin. Tak hanya itu, tubuh wanita juga akan memproduksi banyak hormon oksitosin saat mencapai orgasme. Nyatanya, hormon tersebut bisa membantu tubuh merasa lebih rileks dan bahagia. Tubuh juga akan memproduksi “hormon cinta”, yaitu hormon oksitosin. Pernah dengar anggapan bahwa wanita sering terlihat lebih cerah dan cantik setelah bercinta? Mungkin hal itu terjadi karena pengaruh dari hormon bahagia tersebut.


Terlalu Tinggi Jadi Becek


Agen BandarQ - Kurang lebih 2 tahun yang lalu, Dengan kepandaianku mengelola saat itu aku telah memiliki banyak pelanggan di bengkelku. Kebanyakan dari mereka adalah para karyawan yang bekerja di wilayah perkantoran itu. Salah satunya sebut saja Mbak Santi, usianya 35 tahun. Ia adalah seorang manager di suatu perusahaan. Wajahnya cukup menarik, dengan kulit putih bersih. Tubuhnya sangat seksi, padat, dan berisi.
Yang menjadi pusat perhatianku adalah bentuk payudaranya. Bentuknya besar, tapi terlihat serasi dengan postur tubuhnya. 
Aku sering membayangkan jika suatu saat dapat merasakan halusnya kulit dadanya dan meremas bahkan mengulum putingnya susunya.

Malam itu saya sedang menunggu Taksi mau pulang, karena mobil yg biasa saya pakai, dipinjam adik.
Saya baru saja selesai menutup bengkel. Sekitar 10 menit saya menunggu, datang mobil sedan menghampiriku, lalu kaca mobil itu terbuka, dan kulihat Mbak Santi di dalam mobil mewah itu memanggilku, dia pun bertanya.
“Mau kemana An..? kok sendirian, mau saya antar nggak?”
Tanpa basa-basi saya lalu memasuki mobil mewah itu, kemudian kita mengobrol di dalam mobil. Singkat kata Mbak Santi mengajakku ke diskotik waktu itu malam minggu.
Sesampainya di diskotik. Kami mencari table yang kosong dan strategis di pojok tapi bisa melihat floor dance.
“Saya sedang pesan lagi satu untuk kita berdua,” kata Mbak Santi.
Untuk “on”, saya memang butuh dorongan inex, tapi cukup setengah, sementara satu setengahnya lagi untuk Mbak Santi. Ternyata takaran satu setengah baru cukup untuk Mbak Santi. Ternyata Mbak Santi suka triping.
Pesanan tak lama datang. Kubayar bill-nya. Ditanganku ada dua butir pil inex, yang satu saya bagi dua. Mbak Santi segera menelan satu setengah, dan sisanya untuk ku. Setelah 15 menit, Mbak Santi terlihat semakin on. Maka kami berjoget, menari-nari, dan berteriak gembira di dalam diskotik yang penuh dengan orang yang sama-sama triping.

Saat saya berdiri dan melihat Mbak Santi “ON” berjoget dengan erotisnya, tak lama kemudian Mbak Santi menghampiri dan merapatkan tubuhnya yang mulus itu ke depanku. Ia mengenakan t-shirt kuning dan celana warna gelap. Dalam keremangan dan kilatan lampu diskotek, ia nampak manis dan anggun. Saya kembali menyibukkan diri dengan bergoyang dan memeluknya belakang tubuhnya.

Sesekali tangan ku dengan nakal meremas dada Mbak Santi yang masih tertutup kemeja, Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan meremas ke dua gunung kembarnya yang masih terbalut BH. Tanganku akhirnya dapat merasakan halus dari payudara Mbak Santi, jari-jari ku mencari-cari puting payudara Mbak Santi dengan menyusup ke dalam BH Mbak Santi.

Saya remas dada Mbak Santi dengan perasaan, lalu tanganku bergerak ke punggung Mbak Santi berusaha membuka pengait bra itu, aku sudah berhasil melepas pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan kananku membelai dan meremas buah dadanya yang keras sementara tangan kiriku masih tetap mendekapnya dan mulutku pun menciumi leher jenjang itu, sambil tanganku memainkan puncak puting susu itu hingga memerah akibat remasan tanganku.

Sementara Mbak Santi hanya memejamkan matanya meresapi setiap jamahan tangan dan terus bergoyang mengikuti irama, saya terus mengelus dadanya sehingga membuat Mbak Santi dari gerakan tubuhnya Mbak Santi memang kelihatan ingin sekali dipuasi, terlihat dari pantatnya yang montok dan masih terbalut rok, terus merapat ke ke belakang. “Kamu sudah on berat ya?” katanya. Saya tersenyum, kupeluk tubuhnya dan kucium pipinya.
Pada pukul 02.00 pagi, DJ mengumumkan diskotik akan terus buka sampai pukul 05.00.
Pengunjung bersorak-sorai riang gembira. Tapi Mbak Santi kelihatannya sudah mulai “Droop”.
“Sayang saya sudah lelah,” keluh Mbak Santi.
“Ah, masa lelah, sayang,” ucapku sambil terus memeluk erat dan menciumi leher belakangnya.
“Sayang.. kita pulang yuk..,” katanya. “Saya ingin istirahat”.
“Pulang ke mana?” tanyaku.
“Ke mana aja” jawabnya. Saya baru mengerti, bahwa dia ingin lanjut ke tempat tidur.
“Saya sebenarnya sudah booking kamar di hotel dekat sini” ujarnya.
“Kalau begitu. kita ke sana”
“Tapi tunggu, saya mau bilang temen dulu yang lagi digaet cowok di pojok sana,” katanya.
Tepat pukul 02:30 dini hari kami keluar dari diskotik tersebut dengan rasa puas dan senang terus kami menuju ke hotel. Sesampainya kami dikamar Mbak Santi langsung berjoget lagi kali ini tanpa musik tapi dia yang bernyanyi dan sembari melucuti pakaiannya pas seperti orang sedang menari striptis, saya hanya melihat dan duduk disebuah kursi sofa yang ada tepat didepan jendela.

Sambil menari dan melucuti pakaiannya Mbak Santi menghampiri saya dan segera jongkok didepan saya sambil membuka resleting celana saya, saya hanya memperhatikan apa yang akan dilakukannya, “Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat Santi ya..”
Kemudian Mbak Santi mengulum penisku yang menegang sejak tadi.
“Ooogghh.. sshh.. enak sekali San..”, ucapku.


Dia mengeluarkan penis saya yang sudah setengah tegang dan langsung diisapnya dalam-dalam. Jago memang Mbak Santi dalam memainkan isapannya, sambil mengisap lidahnya terus menari dan meliuk diteruskan ke buah zakar saya, setelah 10 menit naik dan turun dia isap dan jilatin penis saya, Mbak Santi melemparkan tubuhnya ke atas kasur, dan jatuh telentang. Langsung saya menyergapnya, dan kami bercumbu dengan dorongan nafsu sangat tinggi karena pengaruh inex.
Kami berciuman, beradu lidah dan bergantian mengisapnya. Kuciumi pipinya, matanya, keningnya, dagunya. Kujilati daun telingaya, dan kusodok-sodok lubang telinganya dengan lidahku.
Tanganku tak diam. Mengelus dan meremas rambutnya, menyusuri leher dan belahan dadanya. Kuusuap-usap perutnya, punggungnya, dan bokongnya. Kubekap vaginanya yang ditumbuhi bulu halus nan rimbun. Jari manis dan telunjukku merenggangkan pinggiran vagina Rani. lalu jari tengahku mengorek-ngorek klitorisnya dengan penuh perasaan.

“Ooh.. sshh.. aahh..!” desah Mbak Santi.
“Sayang..,” dengusku sambil terus mencumbunya.
Aku menarik tanganku dari vagina Mbak Santi. Kini kedua tanganku mengelus-elus pinggiran payudaranya
Berputar sampai akhirnya meremas bagian putingnya. Akhirnya anganku tercapai.
“Oooh.. terus.. say..!” desah Mbak Santi lagi.
Saya jilati pinggiran buah dadanya, lalu menghisap putingnya.
“Oohh.. sayang..!” Mbak Santi merintih nikmat. Mbak Santi bangkit dan mendorong aku supaya telentang. Ia melakukan cumbuan meniru caraku. Ia pun membekuk penisku dan mengelusnya dengan tekanan yang membangkitkan birahi. Mbak Santi memutarkan badan di atas tubuhku yang telentang. Ia menciumi dan menjilati penisku sementara vaginanya disumpalkan ke mulutku.

Akhirnya Mbak Santi menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku. Juga nafasku. Juga si nagaku yang sudah meronta.
Dia sepertinya bingung ketika kuambil dua bantal. Dengan lembut kuangkat tubuhnya, lalu bantal itu kuletakkan di bawah pantatnya. 

Menyangga tubuh bagian bawahnya. Membuat pahanya yang putih mulus kian menantang. Terlebih ketika bukit venus dengan bulu-bulu halusnya menyembul ke atas. Membuat magmaku terasa mau meledak. Dia mengerang saat lidahku kemudian jemariku mengelus-elus bulu-bulu itu. Dia menjerit saat kucoba menguak kemaluannya dengan jari telun-jukku. Otot pahanya meregang saat kuhisap clitorisnya. Daftar Poker Online

“Masukkan penismu, cepat sayang,” rintihnya.
“Aahh..!” rintihan kenikmatannya kali ini terdengar nyaris seperti jeritan. Aku jongkok di pinggir tempat tidur,
kutarik kaki Mbak Santi sampai bokongnya berada di tepi ranjang. Kusingkap selangkangannya, dan kulumat vaginanya yang sudah becek.
Kubalikkan tubuhnya, kujilati bokongnya sambil sesekali setengah menggigitnya. Kukorek-korek anusnya dengan jari tengahku.

“Ouuwww.. ooh.. sshh.. sayang, cepet masukan!” katanya memelas-melas.
Semakin Mbak Santi memanas birahi, aku semakin terus mempermainkannya dan belum mau melakukan penetrasi.
Dipegangnya penisku yang sudah membesar ini. Dia bimbing dan penisku terasa menyentuh bibir kemaluannya. Dia melepaskan pegangannya. Kudorong sedikit. Dia menjerit. Kutahan nafas. Lalu kutekan lagi. Dia memekik. Pada dorongan kesekian kalinya sasaran lepas lagi. Dia terengah-engah. Aku mengambil posisi. Duduk setengah jongkok, kedua kakinya kutarik.

Membuat jepitan atas tubuhku. Kuarahkan penisku ke lubang yang basah dan menganga itu. Ketika kudorong dia meremas rambutku kuat-kuat. Kutekan. Dan kutekan terus. Tak memperdulikan rintihannya. Kedua kakinya meregang ototnya. Dengan penuh keyakinan kutambah tenaga doronganku. Pertama terasa gemeretaknya tulang. Kemudian terasa sesuatu yang plong. Membuat dia menjerit, merintih keras,
“Acchh.. sshh..”
Ketika kupacu dia dengan irama yang lambat dia mengerang, menjerit, merintih terus. Kuubah posisi. Kini kedua tanganku berada di belakang punggungnya. Membuat kaitan diantara ketiaknya. Dia meremas rambutku seiring dengan naik turunnya tubuhku. Kukunya mencengkram punggungku ketika kukayuh pantatku penuh irama. Naik dan turun. Tarik dan dorong. Rintihan dan jeritannya seakan tak kupedulikan. Aku berhenti di tengah jalan. Dia meronta. Membuka matanya. Dengan wajah kuyu. Dari keringat kami yang menyatu. Tanpa diduga, dia mulai mengikuti irama permainanku. Dengan menahan rasa sakit dia menggerakkan pinggulnya. Memutar dan memutar. Sesekali menyentak tubuhku yang di atasnya.
Tak lama kemudian Mbak Santi merubah posisi menduduki pahaku, memegang penisku dan dimasukkannya pelan ke vaginanya.
“Uppss.. ooh..” rasanya nikmat sekali penisku didalam vaginanya. Mbak Santi terus bergoyang naik turun.
“Ahh.. enak..”erangku.
Mbak Santi terus bergoyang sambil menjerit kecil. Dadanya yang naik turun langsung kuremas. Lalu kubalikkan posisinya kebawah.Dan aku gantian memompanya dari atas. Aku terus memompa sampai akhirnya dia mengerang panjang. Otot vaginanya berkontraksi meremas penisku
“Oghh.. saya sudah keluar sayang..” erang Mbak Santi.
Tiba-tiba, pintu kamar ada yang mengetuk.
“San.. San!” suara perempuan.
Aku kaget dan sempat terhenti mencumbu Mbak Santi.
“Teruskan, sayang..! Itu temanku, biarkan saja,” kata Mbak Santi.
“San..!” pintu diketuk lagi diikuti suara panggilan.
“Masuk aja, Lin, enggak dikunci, kok” ujar Mbak Santi.
“Huuss..!! Kita lagi nanggung dan bugil begini masa temenmu disuruh masuk..?” sergahku.
“Engga apa-apa, cuek aja..” kata Mbak Santi enteng sambil tersenyum manis.
“Wah, rupanya lagi pada asyik nih,” kata Lina begitu membukakan pintu dan masuk ke dalam kamar.
Aku masih dalam posisi jongkok dan penisku masih di dalam vagina Mbak Santi, dan hanya menyeringai melihat kedatangan Lina.


“Mana cowokmu tadi?” tanya Mbak Santi.
“Tahu kamu pulang ke hotel bawa cowok, yah aku dibawa ke hotel lain” sahut Lina.
Aku masih bengong mendengar percakapan dua cewek cantik itu. Tiba-tiba tangan Mbak Santi menarik tanganku yang tersampir di pahanya.
“Ayo sayang goyangin penismu, jangan kalah sama Lina” desak Mbak Santi.

Aku berdiri dan mengangkat tubuh Mbak Santi ke tengah tempat tidur. Penisku yang sudah tegang dari tadi, segera saya tembakkan lagi ke dalam lubang vagina Mbak Santi yang sudah tidak perawan tapi masih terasa lengket. Kami sama-sama merasakan kehangatan yang nikmat.
“Yang dalam.. cepat.. ah.., enak..” pinta Mbak Santi. Aku pompakan penisku dengan penuh gairah.
Sementara Lina pergi ke kamar mandi dan mengurung diri disana. Mungkin berendam di bathtub. Pengaruh inex membuat daya tahan persenggamaanku dengan Mbak Santi cukup lama. Berbagai gaya kami lakukan. Mbak Santi beberapa kali mengerang dan menggigit pundakku saat mencapai orgasme. Sementara penisku masih anteng dan melesak-lesak ke dalam vagina Mbak Santi.

“Aduh.. capek, sayang..!” rintih Mbak Santi.
“Istirahat dulu.. yah..?”
“Sabar, dong, say. Aku sangat menikmati hangatnya vaginamu,” rayuku.

Mbak Santi lantas menggelepar pasrah, tidak kuasa lagi menggerak-gerakkan tubuhnya yang lagi kugarap. Matanya terpejam. Aku semakin terangsang melihatnya tak berdaya. Kami sudah bermandikan keringat. Tapi penisku masih tegang, belum mau memuntahkan sperma. Akhirnya aku kasihan juga sama Mbak Santi yang sudah keletihan dan nampak tertidur meski aku masih menggagahinya.

Aku mendengar bunyi keciprak-kecipruk di kamar mandi. Spontan aku bangkit dan melepas penisku dari vagina Mbak Santi. Dengan langkah pelan supaya tidak membangunkan Mbak Santi dari tidurnya, aku berjalan dan perlahan membuka pintu kamar mandi. Benar saja Lina sedang berendam di bathtup dengan tubuh bugil. Ia nampak sedang menikmati kehangatan air yang merendamnya. Kepalanya bersender pada ujung bathtub. Aku menghampirinya dengan penis yang masih tegang.

Mata lina terbuka dan kaget melihatku berdiri di sisi bathtup, menghadap ke arahnya.
“Mana Santi?” tanyanya setengah berbisik sambil matanya turun naik melihat ke arah muka dan penisku yang ngaceng.
“Dia tidur.. jangan berisik,” kataku sambil naik ke dalam bathtup dan langsung menindih tubuh Lina yang sintal dan pasrah. Kami bergumul dalam cumbuan yang hot.
“Lin kamu diatas yah.. ” Sekarang posisiku ada di bawah, dia segera naik keatas perutku dan dengan segera di pegangnya penisku sambil diarahkan kevaginanya, kulihat vaginanya indah sekali, dengan bulu-bulu pendek yang menbuat rasa gatal dan enak waktu bergesekan dengan vaginanya. “Aaawww.. enak banget vagina kamu Lin..”

“Enak kan mana sama punya Santi..?”
Katanya sambil memutar pantatnya yang bahenol. Rasanya penisku mau patah ketika diputar didalam vaginanya dengan berputar makin lama makin cepat.
“Ah.. Lin.. enak banget ah..” Aku pun bangun sambil mulutku mencari pentil susunya, segera kukemut dan kuhisap.
“Ton.. saya mau keluar..”
“Rasanya mentok.. ah..”
Memang dengan posisi ini terasa sekali ujung batangku menyentuh peranakannya.
“Ah.. ah.. eh..” suaranya setiap kali aku menyodok vaginanya.
Kugenjot vaginanya dengan cepat. Dia seperti kesurupan setiap dia naik turun diatas batangku yang dijepit erat vaginanya,
“Lin mau keluar..”

Kupeluk erat dia sambil melumat putingnya. Kupompa vaginanya sampai kami tak sadar mengeluarkan desahaan dan rintihan birahi yang sampai membangunkan Mbak Santi. Mbak Santi tiba-tiba berdiri di pintu kamar mandi dengan tubuh bugil dan matanya menatap aku dan Lina yang lagi bersetubuh.
“Gitu yah, enggak puas dengan aku kamu dengan Lina,” hardik Mbak Santi dengan nada manja, pura-pura marah.
Eh, malah Mbak Santi kini ikut naik ke dalam bathtup.
“San, ayo gantian, aku sudah dua kali dibikin keluar, sampai lemes rasanya. Cowokmu ini terlalu perkasa,” kata Lina.

“Ayo sayang, sekarang aku akan membuat penismu muntah,” kata Mbak Santi.
Segera Mbak Santi hampiri saya di dalam bath yang penuh dengan air, ditonton Lina yang duduk di ujung bathtup sambil membasuh vaginanya, dan pahanya menjadi sandaran kepala Mbak Santi. Kusuruh dia nungging, maka terlihatlah lubang vaginanya yang basah dan berwarna merah, kuarahkan kepala penisku ke lubang tempiknya secara perlahan-lahan. Kutekan penisku lebih dalam lagi, dia menggoyangkan pantatnya sambil menahan sakit. Terdengar suara kecroot, kecroot bila kutarik dan kumasukan penisku di lubang vaginanya, karena suara air kali ya.

Mbak Santi semakin histeris, sambil memegang pinggiran Bath Tub dia goyangkan pinggulnya semakin cepat dan suara kecrat, kecroot semakin keras. Tak lama kemudian.
“Aduh say aku nggak tahan lagi ingin keluar..”.
“Aduh sayang.. terus..”

Mbak Santi terkulai lemas dan vaginanya kurasakan semakin licin, sehingga pahaku basah oleh cairan vaginanya yang keluar sangat banyak. Sebenarnya aku juga sudah nggak tahan ingin keluar, apalagi mendengar desahan-desahan yang erotis pada saat Mbak Santi akan orgasme.
“Aduh, sayang, aku kalah lagi nih, sudah mau orgasme!”
Cairan hangat terasa masih mengalir dari dalam vagina Mbak Santi. Aku masih terus menggenjot vaginanya. Wajah Mbak Santi terlihat pucat karena sudah keseringan orgasme. Melihat wajah cantik yang melemah itu, genjotanku dipercepat.
“Sayang, saya mau keluar nich..”
“Keluarkan di dalam aja sayang, kita keluarin bersamaan, Santi juga mau keluar.”



Dan Akhirnya spermaku mendesir ke batang jakar dan aku mencapai orgasme yang diikuti pula dengan orgasme Mbak Santi. Air maniku keluar dengan derasnya ke dalam vagina Mbak Santi dan Mbak Santi pun menikmatinya.

“Akhirnya saya berhasil membuatmu mencapai puncak kenikmatan sayang,” kata Mbak Santi sambil memeluk dan menciumi bibirku. Terasa nikmat, licin, geli bercampur jadi satu menjadi sensasi yang membuatku ketagihan. Kami bertahan pada posisi itu sampai kami sama-sama melepaskan air mani kami.
“Lin.. emut penisku sayang” kataku lalu mencabut penisku dari vaginanya Mbak Santi. Lalu Lina melumat 1/2 penisku hingga pejuhku habis keluar.
“Mhh.. ah.. enak sekali pejuhmu” katanya sambil mengocok ngocok penisku mencari sisa air pejuhku.
“Tapi sebentar lagi nagaku akan bangun lagi lho. Lihat, sudah mulai menggeliat!” kataku, menggoda.
“Hhhaah..?” Mbak Santi dan Lina terkesiap bersamaan kompak.

Kemudian aku segera keluar dari bathtup mendekati Lina dan menyuruhnya membelakangiku. Dari belakang saya mengarahkan penisku ke vaginanya yang sudah basah lagi karena nafsu melihat saya dan Mbak Santi.
Sleepp.. bless..
Aku langsung memasukkan penisku terburu buru, karena sempit waktu membuat kesakitan Lina.
“Aduuh pelan pelan dong Say.., Lina sakit nih” katanya agak merintih.
“Sorry Sayang aku terlalu nafsu nih” kataku lalu tanganku menyambar susunya yang menggelantung indah. Lalu aku mulai memaju-mundurkan pantatku sambil tanganku berpegangan pada susunya dan meremasnya.
“Shh.. ahh.. shh..” kata Lina setengah merintih kenikmatan.
“Lin.. vaginamu sempit.. nikmat Lin..” teriakku mengiringi kenikmatanku pada kemaluan kami. Sleep.. bles.. cplok.. cplok.. irama persetubuhan kami sungguh indah hingga aku ketagihan.
Kami melakukan posisi nungging itu lama sekali hingga kami sama-sama sampai hampir bersamaan.
“Shh.. ahh.. say, Lina sampai nih” katanya sambil kepalanya mendongak kebelakang.
“Iya Lina sayang, saya juga sampai nih, didalam yah say..” kataku lalu menghunjamkan penisku dalam dalam divagina Lina.
Seerr.. croot..croot kami keluar hampir bersamaan lalu aku mencabut penisku dari vagina Lina.
penisku terlihat basah dari air mani kami dan air kenikmatan Lina.
“Ugh.. say enak banget..” katanya.
Lalu kami duduk beristirahat ditepian sisi kamar mandi sambil menunggu sisa kenikmatan yang tadi kami lalui.

Minggu, 09 Februari 2020

Penyanyi Dandut Yang Montok Bikin Sange


Ini bercerita tentang pengalamanku dengan Erny yang merupakan seorang penyanyi dangdut, Sebenernya musik dangdut bukan seleraku. Bagiku yang berasal dari keluarga berada, dangdut kuanggap sebagai hiburan kelas rendah. Namun tak kusangka aku bisa mempunyai petualangan tak terlupakan dengan seorang penyanyi dangdut. Inilah ceritaku dengan Erny, seorang penyanyi dangdut yang montok.

Namaku Bobby. aku sudah tinggal dan bekerja di Australia selama 15 tahun. Di bulan Agustus ini, kebetulan aku sedang liburan pulang ke tanah air selama sebulan. aku berencana untuk membuka peluang bisnis di Indonesia. Maka di kesempatan liburan ini aku berkunjung ke kediaman paman ku yang ada dipinggiran kota Bogor. Untung saja paman ku ini cukup kaya, dan beliau mempunyai banyak kediaman, lahan dan bisnis di daerah ini.

Demikianlah akhirnya aku tinggal selama seminggu ditempat ini. aku tinggal di salah satu kediaman kontrakan milik paman ku yang memang kebetulan sedang kosong. Dia pun memberikan aku seorang pembantu perempuan yang masih muda bernama Nurul untuk membantu mengurus kediaman dan merawatku. Tentu saja aku mempunyai cerita ‘petualangan’ juga dengan Nurul yang akan aku ceritakan dilain kesempatan. Agen BandarQ

Aku tiba di tempat ini pada hari sabtu pagi. Setelah aku selesai merapihkan barang-barang dari koper, aku pergi kekediaman paman ku untuk beramah tamah. Disaat aku masuk ke kediaman nya yang cukup besar, aku melihat sudah ada beberapa orang di ruang tamu. Dan paman ku pun menjelaskan bahwa malam nanti, akan ada pentas dangdut untuk para warga di daerah sini. Memang paman ku ini adalah businessman yang sangat sukses, tapi juga ramah dan selalu memperhatikan para pekerja nya. Beliau juga sering mengadakan hiburan sebagai kontribusi kembali dia kepada para warga. Tak heran semua orang disini sangatlah hormat dan ramah kepada keluarga kita.

Akhirnya aku pun diperkenalkan kepada seorang lelaki setengah baya yang bernama bapak Udin. Ternyata bapak Udin ini adalah pemimpin kelompok dangdut yang akan berpentas malam hari nanti. Kita bertiga bercakap-cakap sejenak di ruang tamu. Tak lama kemudian, bapak Udin memanggil beberapa orang dari luar kediaman. Dan masuklah empat orang perempuan muda kedalam kediaman paman aku. Mereka pun diperkenalkan sebagai para penyanyi yang akan berpentas nanti. Satu persatu aku menyalami mereka yang bernama Norma, Erny, Ratna dan Ririn. Jujur saja, tipe seperti mereka bukanlah tipe yang biasa aku suka, sehingga aku pun tak mempunyai pikiran apa-apa. Tetapi ada salah satu dari mereka yang cukup menarik perhatian aku.

Erny umurnya 19 tahun dan mempunyai tinggi sekitar 160cm. Rambut nya hitam, lurus panjang dan dia mempunyai wajah yang biasa saja. Tetapi yang paling menarik perhatianku adalah badannya yang sangat montok. Pinggulnya ramping, tapi aku bisa melihat lekukan dada dan pantatnya yang menonjol besar dan kencang dibalik bajunya yang ketat itu. aku sempat memperhatikan badannya untuk beberapa saat. Bapak Udin pun tersenyum kepada aku. Tak lama, mereka pun keluar dari kediaman dan kita kembali berbincang-bincang lagi untuk membahas rencana pentas nanti dengan paman aku.

Selesai nya makan malam, kira-kira jam 8, aku pun mulai berjalan ke tempat acara dangdut ini akan berpentas. Memang sebenarnya dangdut itu bukanlah selera aku, namun apa boleh buat aku juga tak ada kerjaan di tempat ini. Sesampainya disana, aku pun dipersilahkan duduk ke meja paling dekat dengan panggung, dimana paman aku dan bapak Udin sudah menunggu. Agen DominoQQ

Para warga sudah memenuhi daerah penonton, dan tak lama pun acara dimulai. Lagu dangdut mulai bermain, para penonton sudah mulai berjoget ria. Norma, Erny, Ratna dan Ririn pun sibuk bergoyang dan bernyanyi diatas panggung itu. Mereka berempat bergoyang bersama dengan seksinya di atas sana, dengan pakaian yang sungguh menggoda iman.

Beda dengan disaat aku bertemu mereka siang tadi, saat ini mereka sudah memakai make up yang menor ala penyanyi dangdut, serta memakai pakaian yang seperti kekurangan bahan. Mataku pun kembali terpaku kepada Erny. Kali ini aku benar-benar bisa melihat sungguh kemontokan badannya yang sangat indah. Dia memakai dress ketat bewarna merah yang memamerkan lengannya. Roknya juga sangat pendek, hampir tak mampu menutupi pantatnya yang bulat itu. Muncullah pikiran-pikiran di kepalaku membayangkan keelokan badan Erny ini.

Para penyanyi pun bergilir pentas sendiri-sendiri, dan disaat giliran Erny, aku tak melepaskan pandangan aku sedetik pun dari dia. Gerakan jogetnya yang sungguh seksi,dia memamerkan badannya yang gemulai. Dia pun sempat bergaya mengangkangkan kaki dan bergerak maju mundur, yang membuat para pemuda disana berteriak-teriak. Beberapa kali aku menangkap pandangan Erny yang melirik kepada aku. akupun memberikan senyuman balik kepadanya dan bahkan memberanikan diri mengedipkan mata. Bapak Udin pun tertawa melihat kelakuan aku. Beberapa jam kemudian, acarapun selesai dan para warga tampak sangat puas dengan hiburan malam ini. Bapak Udin datang menghampiri aku dan beramah tamah. aku memuji dia dan grup nya yang sudah berpentas tadi. Dia tiba-tiba berbisik kepadaku,

“Mas Bobby, sepertinya ada yang mas suka yah dari tadi?” aku pun tertawa mendengar itu dan menjawab sambil bergurau,

“Bapak Udin tau saja.” Kita berdua tertawa dan aku mengaku bahwa aku memang tertarik dengan Erny. Dengan aku tak duga diapun menjawab,

“Ya sudah tenang saja mas Bobby, aku pastiin nanti malam mas nggak akan kesepian.” aku tersenyum dan mengerti maksud nya. Setelah negosiasi harga, aku pun memberikan uang 300 ribu kepada bapak Udin. Murah sekali untuk selimut hidup semalaman, pikirku. Biasa di Australia, selimut yang jelek saja paling sedikit bisa 3 juta rupiah. Ternyata memang benar gosip-gosip yang beredar, para penyanyi dangdut seperti ini memang kebanyakan bispak alias bisa dipakai.

Sekitar pukul 11 malam, aku mendengar suara bel kediaman berbunyi. aku berjalan kedepan untuk membukakan pintu karena pembantu memang sengaja aku suruh tidur duluan. Ternyata Erny sudah menunggu didepan kediaman, masih lengkap dengan pakaian pentas dan make up tebalnya. Dia tersenyum-senyum kecil saat melihat aku membukakan pintu. aku menyuruh dia masuk dan kita pun duduk berdua di sofa ruang tamu. Dia duduk merapat disebelah aku sambil melipatkan kakinya. Rok nya yang mini pun tersingkap dan memamerkan pahanya yang putih dan mulus. Dari sebelahnya aku bisa melihat belahan dadanya dengan jelas dari dress merah ketatnya yang mempunyai belahan cukup rendah.

“Kata pak Udin tadi katanya mas Bobby mau minta ditemenin yah?” dia bertanya dengan wajah yang sengaja dipasang imut. aku pun menjawab, “Iya nih, habis aku lumayan kesepian disini.

”Dia membalas dengan polos “Kenapa Erny? Emangnya mas Bobby mau yah ditemenin Erny?” aku membalas Agen Poker

“Ya iya dong, masa aku gak mau ditemenin wanita imut dan seksi kaya gini.” Dia tertawa dan mencubit aku. Kita pun mulai ngobrol dan bercanda ria, dan aku beranikan diri memegang dan mengusap pahanya yang mulus itu. Ternyata dia tak keberatan, dan malah semakin merapatkan diri kebadan aku.

Aku sibak rambut Erny dari lehernya, dan langsung kuserbu dia dengan ciuman dilehernya yang putih dan jenjang itu. Desahan kecil mulai keluar dari mulut Erny. Tanganku mulai aku naikan dari pahanya, melewati perutnya dan naik ke gundukan dada montoknya yang masih terbungkus baju. aku remas-remas dadanya dari luar dress Erny. Badannya mulai meliuk kegelian dan desahannya pun semakin membesar.

Tangan Erny mulai meraba pahaku dan akhirnya menemukan kemaluanku yang sudah menonjol keras dari dalam celana. Erny meremas dan mengocok gagangku dari luar celana pendek yang aku pakai. Lidahku bergerak keatas menjilati lehernya sampai aku menemukan bibirnya yang tebal itu. Erny pun menyambut ciumanku dengan liar. Lidahnya didorong masuk kedalam mulutku dan tak mau kalah aku balas juga dia dengan lidahku.

Tanganku menurunkan tali lengan dress yang dia pakai itu sampai turun kebawah. aku sekarang bisa lihat BH tipis bewarna merah dengan ronda yang kelihatan susah payah menampung buah dada Erny yang sungguh montok itu. Dengan tak sabar langsung aku copot BH yang dipakainya, dan terlihat jelas lah dua gunung besar milik Erny. Ukurannya mungkin kurang lebih 36C, dan putingnya hitam lumayan besar sesuai ukuran payudaranya.

Kedua tanganku langsung bermain-main di payudara Erny. aku pijat dan remas kedua gunung kembar ini yang sangat membangkitkan nafsu. Tak lupa juga aku mainkan putingnya yang sudah tegang itu. Erny mendesah

“Ohhhh mas… Isep susu Erny dong mas…” Tentu saja aku tak perlu dua kali disuruh, langsung aku serbu kedua payudara Erny yang montok ini dengan mulutku. aku hisap putingnya, kumainkan juga dengan lidahku, bahkan dengan gigitan-gigitan kecil yang membuat badan Erny semakin menggelinjang keenakan. Erny menekan kepalaku ke dadanya.

“Ahhh… Enak banget masss…” Ada kira-kira 5 menit mulutku bergerilya didadanya Erny. Sampai akhirnya Erny pun menghentikan aksi ku dan berbisik

“Mas Bobby, gantian yah biar Erny yang bikin mas Bobby enak.” aku pun tersenyum mendengar itu.

Erny bangun dari sofa dan berlutut diantara kedua kakiku. Pelan-pelan dia buka celanaku dan juga dipelorotinya celana dalamku. ‘Adik’ku pun mencuat tegak di depan mukanya. Sesaat aku bisa melihat raut mukanya yang nampak kaget disaat melihat kemaluanku ini.

“Wah… Gagang mas Bobby kok gede banget yah? Erny gak pernah lihat yang kaya gini.” aku tersenyum kecil. Memang ukuran kemaluanku lumayan besar dan tebal dibandingkan pria lain pada umumnya. Kira-kira setara dengan ukuran para aktor bule di film-film bokep yang aku tonton.

Tangan Erny mulai mengocok gagangku yang sudah sangat keras ini, sambil matanya masih takjub melihat kemaluanku. Akhirnya aku bisa merasakan lidah Erny yang seperti kelaparan menjilati gagangku. Mulai dari ujung atas, samping, sampai biji pelerku dibawah, semua habis disapu lidahnya.

“Uhhh… Erny…” aku mendesah, “Isepin kemaluanku dong…” aku minta kepada Erny. Langsung tanpa ragu, dimasukannya ujung kepala kemaluanku kedalam mulutnya. aku bisa merasakan lidahnya bermain di dalam mulut, membuat ujung kemaluanku kegelian. Dan pelan-pelan akhirnya dia semakin turun, mencoba untuk memasuki semua kemaluanku kedalam mulutnya. Namun apa daya, mulut Erny hanya sanggup menerima sebagian dari gagangku yang besar itu. Tapi memang mungkin Erny sudah profesional, dia mulai memompa mulutnya naik turun, sambil mengocok sisa gagangku yang tak muat masuk dengan tangannya. Agen CapsaSusun

Sungguh aku dibuat keenakan, apalagi saat aku melihat sang penyanyi dangdut ini ada diantara kakiku, berlutut dan mengenyoti kemaluan aku sekarang. Mukanya yang penuh make up itu naik turun, bibirnya erat menghisap gagangku. Tiba-tiba dari pinggir mataku, aku melihat sebuah gerakan. Disaat aku melirik ke pinggir ruangan, aku bisa melihat pintu kamar pembantu terbuka sedikit. Sepertinya Nurul mau keluar untuk ke toilet, tapi tak jadi karena mungkin kaget dan takut melihat aku dan Erny disini. aku pun tersenyum karena aku bisa melihat dia masih mengintip dari balik sela pintu. aku pun berpura-pura tak tahu dan cuek sengaja membiarkan Nurul untuk melihat aksiku dengan Erny malam ini.

Setelah beberapa lama Erny terus menghisap kemaluanku, aku mulai bisa merasakan kemaluanku berdenyut sudah siap untuk keluar. aku langsung pegang kepalanya dengan kedua tanganku dan menggerakkan kepalanya semakin cepat naik turun kemaluanku. Sepertinya dia pun mengerti dan melepaskan genggaman tanganya dari kemaluanku, hingga aku semakin gampang memompa Erny. Sampai akhirnya aku pun menekan dia kebawah sambil memasukan kemaluanku sedalam-dalamnya kedalam mulut Erny dan mengeluarkan spermaku didalam mulut Erny yang imut itu. aku semprot berkali-kali didalam mulutnya.

Tak lama, Erny pun mulai bangkit mengeluarkan kemaluanku dari dalam mulutnya dan menelan habis semua spermaku itu. Erny berdiri di depanku sambil tersenyum,

“Wah mas Bobby ini, sudah keluar banyak di mulut Erny tapi masih tetap aja keras yah.” katanya sambil menunjuk gagangku yang memang masih berdiri tegak. Maklum, aku sudah biasa bermain ronde lebih dari sekali dengan para wanita.

Tanpa disuruh lagi, Erny langsung melepaskan celana dalamnya hingga jatuh ke lantai. Dia mau melepaskan semua bajunya, tapi aku tepis tangannya, aku hanya angkat roknya sehingga dress Erny terlilit dipinggangnya. Biar lebih erotis pikirku. Tanpa basa-basi, Erny naik ke pahaku. Tangannya memegang kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluan nya. Erny berbisik

“aku masukin yah mas… Udah gak tahan nih.” aku pun mengangguk dan membiarkan badan Erny turun/ Kepala kemaluanku sudah menemui memek Erny yang sangat basah. Pelan-pelan Erny menekan badannya kebawah. aku bisa merasakan sempitnya memek Erny yang mulai menyelimuti kemaluanku. Erny melirih

“Aduh mas Bobby, gede banget ini… Pelan-pelan yah, Erny gak tau bisa muat apa nggak…” aku biarkan saja Erny mengambil waktu sesukanya.

Sampai akhirnya “bless…” masuk juga semua kemaluanku kedalam memek Erny. Dia diam sebentar sambil meringis, aku bisa merasakan kehangatan luar biasa di kemaluanku ini. Erny pelan-pelan mulai menggerakan badannya naik turun. Dia masih meringis untuk beberapa pompaan pertama ini.

“Gila mas, kemaluan mas Bobby gede banget… Erny berasa penuh dimasukin punya mas.” Tak berapa lama sepertinya Erny sudah mulai terbiasa. Gerakannya semakin dipercepat naik turun. Tak hanya itu, Erny pun mulai memainkan pinggulnya berputar d pangkuanku. Sungguh luar biasa memang penyanyi dangdut satu ini pikirku. Sensasinya sangat nikmat, belum pernah kemaluanku dimainkan seperti ini, mengingatkanku akan gerakan joget Erny tadi disaat manggung.

Aku pegang payudara Erny yang bergerak naik turun dan langsung aku hisap kedua putingnya. Erny pun mendesah semakin keras diiringi dengan gerakan pinggulnya yang semakin liar. Badan Erny terus bergerak naik turun semakin cepat, sambil aku mainkan kedua buah dadanya yang montok itu. Sampai akhirnya badan Erny pun bergetar kencang dan berteriak

“Ahhh mas, aku keluar masss…” aku bisa merasakan banjir kehangatan di dalam memeknya. Orgasme pertama Erny. Dia bertumpu lemas di badanku walaupun kemaluanku ini masih terbenam didalam kemaluan Erny. Tentu saja aku masih belum puas, dan langsung aku balikkan badannya ke sofa. Aaku rebahi dia ke sofa sambil kubuka kakinya lebar-lebar.

Tanpa diberi aba-aba, langsung aku tancap lagi memek Erny dan kupompa badannya yang lemas itu. aku bisa melihat muka Erny yang kaget dicampur keenakkan,

“Ahhh mas Bobby, pelan-pelan dong mas.” pinta Erny. Tapi aku tak menggubris dan justru birahiku semakin meningkat. Langsung aku naikkan tempoku, badanku bergerak semakin cepat diatas badan sang penyanyi dangdut montok ini. Erny berusaha mencengkram sofa menerima tusukkan ku, sambil berdesah kencang dan matanya juga merem melek, Agen AduQ

“Ohhhh… Terus… Genjot terus mas, jangan stop. Aahhh…”

Semakin menggilalah aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Erny itu. Dia lilitkan kakinya ke pinggangku, badannya mulai basah berkeringat

“Masss, Erny mau keluar lagi nih…” aku percepat gerakan pinggangku sampai akhirnya dia pun menarik pinggangku dengan kakinya dan kembali bergetar

“Ohhhh… Mas Bobby… aku keluar lagiii…” Tubuh Erny langsung terbaring lemas di sofa setelah orgasme keduanya ini.

Aku cabut kemaluanku yang masih keras ini dan sudah basah dengan lendiran Erny. aku masih belum puas, gairahku masih belum terpenuhi. aku ambil badan Erny, dan aku balikkan dia sehingga pantatnya mencuat dihadapanku. Erny yang nafasnya masih memburu menoleh kebelakang dengan tatapan sayu dan pasrah. Oh sungguh indah pantat semok si penyanyi dangdut yang seksi ini.

Langsung aku tancapkan gagang kerasku kedalam memek basah Erny lagi. Dengan nafsuku yang sangat membara, aku cengkeram pantat bulat Erny. Dengan setiap sodokanku, tubuh Erny terombang-ambing diatas sofa.

“Ssshhh… Ahhh… Enak banget massss…Kemaluan mas Bobby gede banget!” teriak Erny lagi. Kira-kira 10 menit kita di posisi ini, akhirnya aku pun mulai merasakan sensai luar biasa di penisku. aku berkata kepadanya,

“Ernyaaa… aku mau keluar nih…” Erny membalas,

“Iya mas… Ohh… Erny juga mau keluar lagi…” Erny semakin liar menggoyangkan pantatnya. Sampai akhirnya aku pun menancapkan kemaluanku sedalam-dalamnya di memek Erny, dan aku semburkan spermaku. Hampir dalam waktu bersamaan, Erny pun menggelinjang lagi menandakan dia orgasme yang ketiga kalinya.

Kedua badan kita tergulai lemas diatas sofa ini. Erny perlahan-lahan merapatkan badannya kepadaku. Kita berduapun tertidur lelap sampai pagi dalam keadaan telanjang. Di pagi keesokan harinya, kita melanjutkan aktivitas kita lagi dikamar mandi sambil membersihkan diri bersama. Akhirnya Erny berpamitan diri denganku untuk pulang bersama grup dangdutnya. Sungguh puas aku menikmati tubuh Erny, sang penyanyi dangdut yang montok ini.

Sahabat Menjadi Partn Seks



Agen BandarQ - Jika kalian para wanita merasa tdk percaya diri dgn berat badanmu, tirulah Ani, Dia tdk pernah minder atau rendah diri, Senyumnya selalu mengembang. Orangnya ceria sekali, bertolak belakang dgn Nina.
Di samping itu, Ani sangat tangguh dlm mengejar berat badan ideal. Karena itu, aku sempat sangat terkejut menemukan Ani yg langsing.. hanya 49 kg! Sebuah usaha yg patut mendapatkan penghormatan dariku.

Karena sifatnya yg mudah bergaul plus wajahnya yg cantik, sejak SMP Ani sdh mengenal pacaran. Sampai kemudian di SMU, kami satu sekolah jg. Jumlah cowok yg mengisi hari-hari Ani semakin banyak. Naik kelas 2 SMU, kami satu kelas.

Karena aku dianugerahi IQ yg tinggi (151), pelajaran yg oleh sebagian besar teman-temanku sulit dicerna terasa mudah bagiku. Karena itu tak heran jika PR-ku sering dicontek teman-temanku. Aku memang dgn bebas mempersilakan siapa pun belajar dariku, kecuali waktu test.

Teman-temanku sering mengganti istilah ‘menyontek’ dgn ‘belajar waktu test’. Ada-ada saja. Tetapi aku agak ‘pelit’ untuk yg satu ini.

Ani adalah salah satu teman wanita yg minat dan kemampuannya kurang di pelajaran eksak. Karena rumahnya tdk jauh dari rumahku, maka Ani adalah salah satu teman yg paling rajin ke rumahku. Keluarga kami saling mengenal dgn baik. Jadi kehadiran Ani di rumahku sdh seperti keluarga sendiri. Ani bebas keluar masuk rumahku, kecuali keluar masuk kamar tidur tentunya

Bahkan sampai kuliah, walaupun berbeda jurusan, kami tetap satu universitas. Ani semakin modis dan cantik. Rambutnya disemir kecoklatan plus ion dgn busana yg mengikuti trend. Benar-benar tipikal gadis yg mengikuti perkembangan jaman. Waktu itu aku ingat Ani baru putus dari pacarnya sebulan yg lalu. Aku tahu karena aku beberapa kali menjadi teman curhatnya. Suatu sore, Ani meneleponku
.
“Bran.., gue ditembak Davin kemaren.. Wuih.. Gak nygka anak kuper begitu seleranya tinggi amat..” cerocos Ani cerewet.
“Hah? Maksud lo.. Anak yg suka ama lo berarti seleranya tinggi. Gitu?” tanyaku keheranan dgn kepercayaan dirinya. Over confident nggak ya, kira-kira?

“Lha iya, lah! Gue kan cantik, baek, seksi, lembut dan bersahaja..”
“Hehehehe..” aku tertawa.
“Lho.. Kok diketawain? Bener kan, Bran?” Ani nggak terima ditertawakan.
“Hm.. Iya deh, Ani memang cantik dan sexy. Baik jg ama Bran. Tp kalo lembut.. Hmm.. Gimana ya.. Agak kurang pas deh..”

“Waah, ngeledek lo! Aku kan lembut..!!”
“Apanya yg lembut, Ani?” tanyaku pelan sambil agak berbisik.
“Ada deh.. Bran mau tahu aja..!” jawab Ani membuatku bertanya-tanya.
Aku yg tadinya tdk berpikir macam-macam ?alias murni bercanda-, sekarang jadi curiga.
“Ya boleh dong Bran dikasih tahu kelembutannya Ani..” jawabku makin berbisik.

“Hii.. Merinding aku dengar suaramu!” kata Ani agak keras. Kami tertawa bersama.
“Tp aku nggak naksir Davin, Bran..” kata Ani kemudian.
“Oh.. Pasti naksir Brnm, kan?” godaku. Kalau betul, wah, lumayan.
“Yee, GR! Pengen laku yah?” ledek Ani.
Waduh.. Kok sepertinya aku jelek sekali sampai Ani bicara seperti itu. Tp emang sih aku masih jomblo..

“Trus naksir siapa, Ani? Kamu boleh cerita ama aku kalau kamu mau..”
“Hm.. Itu, si Dicky. Anak angkatan atas.. Dia cakep, bodynya keren.. Sexy! Dan bibirnya.. Ugh.. Pengen kucium sepuasnya!” Ani mulai ceriwis.
Dia tdk sadar aku mendengarkannya dgn terkejut. Wah.. Anak ini.. Tp memang sasaran Ani si Dicky anaknya cakep.

“Lho, Ani.. Aku kan tingginya nggak beda jauh ama Dicky? Body-ku jg pas kan? Bibirku jg sexy. Kenapa lebih memilih Dicky?” godaku lebih jauh. Aku tiba-tiba ingin tahu posisiku di matanya. Padahal.. Aku sama sekali tdk menyukai si Ani.
“Tau ah! Pokoknya Dicky! Gimana Bran.. Aku mau kirim surat ke Dicky nih!”
“Ya.. Terserah lo aja, Ani. Mau kirim surat ya kirim aja. Lo kan pede orangnya. Masa ginian aja nanya ke aku?” jawabku sekenanya.

Besok siangnya, sepulang kuliah aku santai di ruang keluarga. Papa mamaku belum pulang kerja. Adik-adikku sedang tidur siang. Pembantuku jg tidur mungkin. Aku sedang mengotak-atik komputer saat itu. Seingatku waktu itu aku sedang membuat mini games dgn Turbo Pascal. Kudengar pintu pagar terbuka disusul suara anjingku yg menggonggong menyambut tamu yg rupanya sdh dikenalnya. Ani.

“Hai Bran.. Lagi ngapain?” Ani segera duduk di sofa sambil melihat ke komputerku.
“Lagi nyoba bikin semacam game petualangan. Tokohnya seekor anjing yg berusaha mengumpulkan benda-benda untuk menyelamatkan anak-anaknya yg diculik penjahat.”

“Hm.. Ngeganggu ya? Aku mau curhat boleh?” Tanya Ani.
Tentu saja boleh. Game computer bisa kubuat kapan pun. Segera aku simpan pekerjaanku dan kumatikan komputerku.

“Tentang si Davin atau si Dicky ?” tanyaku menebak.
“Dicky. Aku nggak nygka dia seperti itu.”
“Emangnya ada yg salah dgn Dicky ? Kamu jadi mengiriminya surat?”

“Aku memutuskan untuk bicara langsung denganya. Kalau ditolak, tdk masalah. Yg penting tdk ada bukti tertulis aku pernah menyukainya. Kalau dia sok banget lalu cerita ke teman-temannya, aku bisa menygkalnya.”

“Wah.. Kamu cerdas jg..” komentarku. Emang bener sih.
“Dicky menerimaku, Bran. Tp langsung aku putus lagi dia. Brengsek tuh anak.”
“Lho, ada apa? Kamu menyukainya. Dicky menerimamu, kenapa batal?”
“Ya emang bener kita saling menyukai. Tp si Dicky ternyata nafsu sekali. Masa begitu kami jadian, dia langsung kiss aku, Bran!”

“Hm.. Gak masalah kan jadian lalu kissing? Bagimu terlalu cepat ya?” tanyaku mencoba memahami Ani.
Aku banyak mendengar cerita dari teman-temanku yg langsung kissing pada hari jadian mereka. Jadi, aku menganggap hal itu biasa terjadi.

“Ya bener nggak masalah. Tp masa kissing belum apa-apa, tangannya sdh mau menjelajahi tubuhku. Meremas buah dadaku. Wah.. Cowok apaan tuh? Emang pacaran buat apaan? Nge-sex?” protes Ani.
Kali ini kuakui Dicky memang terburu nafsu. Tp aku ingin memancing Ani lebih jauh lagi.

“Lho.. Kan nggak harus diputus? Beri kesempatan dong. Lagian, seingatku, kemarin kamu memuji keseksiannya. Bibirnya yg menarik.. Kok sekarang begini? Wajar kan cowok begitu? Salah sendiri kamu cantik dan sexy, Ani?” tanyaku lagi.

“Bener aku cantik dan sexy menurutmu, Bran?” Tanya Ani.
Suaranya terdengar agak berat. Menuruntuku dia mulai ingin menangis.
“Ya, kamu cantik dan sexy.. Wajar kalau Dicky ingin menyentuhmu..” aku agak nekat berkata seperti ini.

Perkataanku kali ini keluar dari jalur empatiku terhadap Ani. Resikonya Ani akan berpikiran aku seperti Dicky. Tp ternyata Ani agak memerah mukanya. Aku belum berani mengartikan perubahan warna mukanya.

“Kalau Bran.. Apa ingin menyentuhku?” bisik Ani.

Kali ini aku seperti disambar petir. Sungguh di luar dugaanku. Sekian detik aku berusaha mencerna maksud kalimatnya. Merekonstruksi kejadian telepon kemarin, kisah Davin, dan Dicky. Aku punya dugaan, tetapi aku belum yakin. Tiba-tiba darahku berdesir. Aku tegang memikirkan kata-kataku selanjutnya untuk memancing apa maksud Ani.

“Hmmmm.. Ani terlalu berharga untuk sekedar di sentuh..” bisikku.
Kali ini aku menyelidiki matanya. Eyes never lies. Pupil matanya mengecil. Ani menyimpan sesuatu.
“Lalu apa yg ingin cukup berharga untuk Bran lakukan terhadap Ani?” tanyanya kemudian.

Dugaanku semakin kuat. Aku hampir melonjak kegirangan ketika menemukan kesimpulanku. Tp aku bukan pria yg gegabah. Aku masih membutuhkan tambahan informasi untuk dugaanku. Kurasakan k0ntolku ereksi.

Entahlah, kalau otakku lagi menaikkan kinerjanya, seringkali k0ntolku ereksi.
“Kalau aku.. Aku akan membuat Ani melayg. Menembus awan, terbang ke langit merasakan kebebasan. Ya.. Bran mungkin akan jauh lebih berani dari Dicky..”


Aku berdebar menantikan reaksi Ani. Aku berharap pembaca mengerti. Dlm dugaan di pikiranku saat itu, cerita tentang si Dicky adalah rekayasa Ani. Aku sdh pada satu kesimpulan bahwa Ani menyukai dan menginginkanku.

Dan Ani memancingku untuk mengetahui seberapa berani aku terhadapnya. Tetapi memang dugaanku ini menyisakan kemungkinan untuk salah. Jika ternyata Ani jujur, maka aku sdh telanjur mengungkapkan hasratku. Aku setali tiga uang dgn Dicky. Menginginkan tubuh Ani.

“Bagaimana cara Bran membawaku terbang melayg..?” bisik Ani sambil mendekatkan wajahnya.
Aku mulai bisa merasakan hangat nafasnya. Aku jadi takut melangkah. Seharusnya aku sdh menciumnya saat itu.

Merengkuh tubuhnya dan menunjukkan caraku membawanya terbang melayg. Daripada dgn kata-kata, jauh lebih baik dgn perbuatan. Tp justru sikap Ani membuatku hati-hati. K0ntolku semakin tegang. Gila.. Apa maksudmu, Ani?

Aku berdiri dan duduk di sofa di sampingnya. Ini rumahku. Tentu aku tdk mau dipermalukan di rumahku sendiri. Tampaknya aku kehilangan momen menentukan tadi.

“Bran?” bisik Ani. Dia memalingkan tubuhnya menghadapku.

“Aku bisa mencumbumu, membuat tubuhmu merasakan kenikmatan dan akhirnya bercinta dgnmu, membawamu terbang melayg. Tetapi aku menghargaimu, Ani. Aku bukan Dicky. Aku tdk akan menyentuh tubuhmu tanpa ijinmu. Tanpa kau sendiri yg menginginkannya untuk aku lakukan terhadapmu..” aku akhirnya memilih berhati-hati.

Sesaat aku ingin kesempatan yg tadi terulang. Mungkin aku betul-betul akan menciumnya kalau kesempatan itu ada lagi.

Plak!, sebuah tamparan dari Ani ke wajahku. Aku terkejut. Tdk ada alasan bagi Ani untuk berhak menamparku. Aku tdk bersalah. Sedetik kemudian aku sadar. Ini mungkin momen kedua. Tamparan tadi pasti ijin dari Ani agar aku menciumnya. Dan aku merengkuh tubuhnya. Menciumnya tepat di bibirnya.

Ani menyambut ciumanku dgn dahsyat. Bibirnya bergerak lincah berpadu dgn lidahnya yg menari-nari mencumbuku. Aku merasakan sensasi baru dlm bercumbu karena kehebatan Ani memainkan lidahnya. Lidahnya seperti punya nyawa sendiri.

Bisa hidup dan bergerak sendiri. Aku tentu saja tdk mau kalah. Kugunakan bibir dan lidahku pula untuk melayani permainannya. Benar-benar percumbuan yg panas. Tangannya mengacak-acak rambuntuku. Sedangkan aku terkonsentrasi pada bibirnya. Tanganku menahan lehernya agar tetap dekat dgnku.

“Uhm..” ciumanku beralih ke pipi, leher dan telinganya.
Ani menggelinjang hebat ketika aku mencium telinganya.
“Ughh..” desah Ani.

Bahasa tubuh Ani ini khas sekali. Sangat penuh dgn sentakan. Seakan-akan seluruh tubuhnya berisi titik-titik peka yg mudah dirangsang. Bagian apa pun yg kusentuh dgn tanganku, membuatnya menggelinjang. Gadis ini liar dan menggairahkanku!

“Si Dicky itu rekayasamu, ya?” bisikku di telinganya untuk memastikan dugaanku.
“I.. Iyah..” jawab Ani sambil menahan nikmat.

Aku tertawa penuh kemenangan dlm hati. Dugaanku ternyata benar. Untung aku tdk kehilangan momen keduaku ini. Tanganku menyelusup ke balik kaosnya. Meraba kait bra-nya yg 34C dan melepas bra-nya turun. Dgn lembut aku menempatkan telapak tanganku ke buah dadanya. Aku meletakkan putingnya tepat di tengah telapak tanganku dan mulai kuputar tanganku. Sesekali aku menekan buah dadanya yg lembut.

“Kau.. Memang lembut Ani..” bisikku.

Lidahku kini memasuki telinganya. Ani kegelian. Sontak kepalanya menunduk ke arah bahunya, menjepit wajahku. Refleks menahan geli. Tangan kiriku dgn leluasa menjelajahi punggungnya yg ditumbuhi bulu-bulu sangat halus. Ani beberapa kali tersentak menahan rangsangan di punggungnya. Wah.. Gadis ini mudah sekali dirangsang, pikirku.

Bibir kami kembali beradu. Bercumbu dgn sebebas-bebasnya. Sepuas-puasnya. Aku terkejut ketika tiba-tiba Ani melenguh cukup keras. Kuatir kalau adik atau pembantuku terbangun dari tidurnya. Dgn bersemangat aku menggendong tubuh Ani.

Sambil tetap bercumbu aku membawanya masuk ke kamarku. Membaringkan tubuh Ani ke spring bed, mengunci pintu, menyalakan AC dan memutar radio. Setdknya suara Ani tdk akan terdengar sampai keluar.

Begitu aku selesai memutar radio, kulihat Ani sdh melepas kaosnya dan celana dalamnya. Dia telanjang bulat di depanku. Sungguh tubuhnya sangat indah. Buah dadanya yg 34C terlihat begitu memukau. Bentuknya sangat seksi. Pas di tubuhnya yg langsing. Beberapa saat kami berhadap-hadapan. Aku menikmati memperhatikan tubuhnya yg utuh.

Ani kemudian melompat ke arahku. Memelukku sambil tangannya bergerak cepat melepas kaos dan celanaku. Sangat terampil dan cekatan. Dlm waktu singkat kami sama-sama telanjang bulat. Ani sungguh liar. Sambil sama-sama berdiri kami bercumbu lagi. Beberapa kali aku harus menahan keseimbangan agar tdk terjatuh.

Ternyata sulit bercumbu dgn penuh semangat sambil berdiri tanpa sandaran. Perlahan aku menyandarkan tubuh Ani ke dinding kamarku. Eh, Ani tdk mau. Aku yg disandarkannya ke dinding kamarku. Dia menyerangku. Mencumbuku dgn semangat. Lidahnya mulai menyapu leherku, dan menggigitku kecil. Kemudian turun ke dada, perut dan akhirnya menemukan k0ntolku yg sdh berdiri tegak.

“Ogghhhh..” aku melenguh menahan nikmat saat Ani mulai mengoralku.

Tdk hanya mengoral. Tangannya jg aktif memijat k0ntolku dari batang k0ntol, menuju pangkal k0ntol. Memainkan testisku, kadang tangannya dgn nakal membuat guratan maya dari k0ntol ke anusku. Sangat menggairahkan. Oralnya dahsyat jg. Ani tanpa segan mengulum k0ntolku dan sepertinya dia berusaha menelan semua k0ntolku!

“Ohh.. Ohh..” aku hanya bisa mendesah.

Kepala k0ntolku semakin membesar dgn warna kemerahan. Aku tahu, ini ereksi maksimalku. K0ntolku mencapai diameter terbesarnya. Sekitar 4.2 ? 4.7 cm. Ani makin bersemangat mengoralku. Sekarang dia berusaha menghisap kepala k0ntolku. Oh..

Dia menemukan sisi lemah k0ntolku. Aku paling tdk tahan kalau serangan oral ditujukan hanya ke kepala k0ntolku.
“Lepas dulu Ani, aku tdk tahan..” bisikku.

Daripada aku orgasme saat itu, rugi berat. Aku harus pandai mengatur tempo. Ani mematuhiku. Dia hanya memijat k0ntolku dgn tangannya. Perlahan aku ikut menunduk. Mataku menatap selangkangannya. Ani tampaknya mengerti maksudku.

Dia duduk di atas spring bed dan membuka kakinya lebar-lebar. Kepalaku masuk dan aku mulai mengoralnya. Baunya mirip dgn Nining, sama-sama khas. Tetapi bau milik Ani lebih harum. Belakangan aku tahu Ani menggunakan pengharum khusus.

Aku merasa lebih enjoy mengoral Ani kali ini. Memek Ani bulunya dicukur sampai hanya tersisa sedikit. Aku menyibak labia mayoranya dan mulai menyedot memeknya.

“Ughh..” Ani melenguh.

Lidahku menari-nari dgn bebas. Menghisap dan menjilat dgn leluasa. Aku seperti menemukan sirup kental asin di memeknya yg basah. Aku mulai terbiasa dgn rasa asin itu. Kunikmati saja. Srrt.. H.. Slurrpp.., aku benar-benar mengoral Ani sepuasku. Tubuh Ani tersentak-sentak. Rambutku dijambaknya dgn keras. Bahkan kadang tangannya mengepal memukuli tubuhku.

“Bran, Ohh.. Kau.. Ohh..” suara Ani tak kudengar jelas.

Dia meraung dan menggelinjang. Setelah beberapa menit, mulutku terasa capek. Aku kemudian menggunakan dua buah jariku untuk mencari G-spotnya. Di dinding dlm memeknya, aku menemukan daerah yg ada bintik-bintik kecilnya.



Aku berhenti disitu dan mulai merangsangnya disitu. Tubuh Ani bergetar makin hebat. Aku belum yakin apakah itu G-Spotnya, tetapi yg jelas reaksi tubuh Ani sungguh dahsyat. Dia sampai menjerit dan berteriak..

“Ohh.. Nikmat!! Terus Bran..!”

Aku tak peduli apakah teriakan Ani terdengar sampai keluar. Yg jelas aku makin bersemangat menyiksanya dgn kenikmatan. Tak lama kemudian aku mengambil kondom dan memakainya. Aku sampai saat itu masih tetap ingin bercinta dgn kondom. Ani tampaknya tdk keberatan aku memakai kondom.

“Sdh pengalaman pakai kondom ya?” goda Ani. Aku tersenyum. Jadi ingat Nining, nih.
Aku meminta Ani membalikkan tubuhnya. Ingin kucoba posisi doggy. Perlahan kumasukkan k0ntolku. Ternyata lebih mudah memasukkan k0ntol dgn posisi seperti ini. Mulai kudorong lebih dlm dan.. ‘bless..’ k0ntolku sukses memasuki sarang kenikmatan. 

Kami bercinta dgn dahsyat. Pertama aku memompa k0ntolku dgn tempo pelan. Menikmati setiap gesekannya. Kemudian temp bertambah cepat. Bertambah cepat lagi dan akhirnya sampai terdengar bunyi yg khas setiap aku memompakan k0ntolku ke memeknya.

Ani kali ini lebih diam. Dia hanya melenguh sesekali. Kulihat bibirnya merapat. Mungkin ini caranya menikmati persetubuhan. Aku terus memompa k0ntolku. Keluar masuk memeknya. Sesekali aku berhenti untuk mengambil nafas, memutar-mutar k0ntolku dan kalau aku sdh di ambang orgasme, aku berhenti lagi. Aku tdk mau tergesa-gesa orgasme. Daftar Poker Online

“Ganti posisi, Bran..” kata Ani.


Aku kemudian telentang di springbedku. Ani menaikiku dari atas. Kubantu k0ntolku memasuki memeknya. Wah, ini pertama kalinya aku bercinta dgn tubuh di bawah. Aku sedikit kesakitan waktu Ani hendak menurunkan tubuhnya. Agak kurang pas mungkin. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya kami sukses melakukannya.

Ternyata enak jg. Aku tdk banyak bergerak. Hanya tanganku sesekali meremas lembut buah dadanya. Selebihnya Ani yg aktif. Tampaknya ini posisi favorit Ani. Dia memutar-mutar pantatnya, naik turun mempermainkan k0ntolku. Kurasakan denyut memeknya yg menjepit k0ntolku. Luar biasa. Aku akhirnya bisa bercinta lebih lama dibanding dgn Nining.

“Ohh.. Ohh..” Suara Ani menikmati percintaan kami.

Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ani bergetar makin hebat, makin hebat dan gerakannya makin cepat. Ani sedang berlari mengejar orgasmenya. Beberapa saat kemudian Ani menghentikan gerakannya.

Tubuhnya menegang dan ia melenguh panjang.. Rupanya Ani mencapai orgasmenya. Yg aku ingat, ada ciri menarik dari orgasme Ani. Orgasmenya berbunyi! Ada bunyi yg keluar dari memeknya. Aku sampai terheran-heran kemudian tertawa.

“Kamu orgasme ya? Kok bunyi?” kataku heran.
“Iyaa.. Jangan diledek ya!” kata Ani manja.

Posisi berganti lagi. Aku memilih posisi konvensional dgn tubuhku diatas. Aku ingin menikmati melihat wajah dan tubuh Ani dgn bebas. Dgn posisi ini, energi yg kukeluarkan makin banyak. Tak lama kemudian akupun orgasme. Aku dgn lega menyemburkan spermaku. Kemudian kutarik k0ntolku dan kulepas kondomnya.

“Kamu luar biasa..” bisikku sambil mencium hidungnya.
“Makasih ya Bran.. Aku sdh lama menyaygimu. Tp kupikir kamu anaknya kuper. Cuma mengurus komputer dan buku kuliah. Ternyata kamu menikmati sex jg..”
“Kamu kapan mulai kenal Sex, Ani?” tanyaku sambil memeluk pinggangnya dan mengelusnya lembut.

“Dari SMU kelas 1, Bran. Tuh si Erdy yg dapat.” Kata Ani terus terang.
Wah, aku tdk suka mengetahui siapa cowok yg pernah bercinta dgn wanita yg berbagi kenikmatan dgnku. Tetapi aku menghargai Ani yg berterus terang.

“Kamu hipersex ya, Ani?” tanyaku lagi.
“Engga tuh, Bran. Aku angin-anginan. Kalau aku lagi penasaran dgn seseorang, aku bisa tiba-tiba bergairah dengannya. Tp pernah jg aku pacaran 5x tanpa making love. Malas aja gitu. Tak tentu deh.”
Aku mendapatkan jawaban yg berbeda lagi. Jangan-jangan tiap wanita berbeda jawabannya?

“Kalau lagi kepingin.. Kamu memilih masturbasi atau making love?”
“Ya making love lah! Jauh lebih enak. Ngapain masturbasi? Tp aku tdk bisa making love dgn sembarang pria, Bran. Kamu orang ke tiga yg ML dgnku.”

Aduh.. Aku orang ketiga! Aku benar-benar tdk suka kejujuran seperti ini. Tdk ada perlunya aku tahu bahwa aku orang ke tiga yg bercinta dengannya.

“Lalu.. apakah sex itu sangat penting bagimu? Apakah sex itu salah satu yg terutama?” aku kemudian menceritakan rasa penasaranku terhadap wanita .
Aku jg bercerita tentang pendapat Lucy dan Nining.
“Dulu aku berpikiran tdk. Tetapi setelah merasakan ML pertamaku yg luar biasa, aku jadi merasa sangat membutuhkan sex. Rasanya, memang sex menjadi salah satu yg utama.”

“Oh ya? Kalau ada cowok dgn daya seks yg hebat, tetapi dia tdk setia, tdk menghargaimu dan banyak sisi negatifnya.. Dibanding dgn cowok yg setia, menghargaimu.. Dan banyak sisi positifnya, tetapi daya seksnya sangat lemah atau impoten, kamu pilih yg mana?” tanyaku kemudian.
“Wah.. Susah nih jawabnya.

Lagian tdk mungkin kan seseorang dgn potensi sex hebat tp semua pribadinya jelek? Dan jg aku rasa hanya sedikit orang yg impoten permanen. Selebihnya pasti ada solusi untuk impotensinya.”

“Jawab aja. Aku cuma ingin tahu.” desakku pelan.
“Hmmm.. Kamu jangan cerita ke orang lain ya. Papaku sekarang impotent. Tp dia jauh lebih baik dibanding dulu. Dari curhatnya Mama ke aku, rasanya Mama lebih suka Papa yg sekarang deh.”
“Itu kan Mamamu. Kalau kamu?”
“Susah, Bran, aku jawab lain kali ya?”

Nah, aku tdk bisa memaksanya bukan? Jawaban kira-kira jg tdk akan enak disimpulkan. Yah, aku berharap dgn berjalannya waktu, Ani akan terus berpikir dan lalu menyimpulkannya.



Sabtu, 08 Februari 2020

Tante Montok Yang Menggoda


Kejadian ini terjadi ketika aku kelas 3 SMA, yah aku perkirakan umur aku waktu itu baru saja 14 tahun, Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak.

Ah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya Tante Erni (biasa kupanggil dia begitu) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin aku bergetar.Tante Erni ini tinggal dekat rumahku, hanya beda 5 rumahlah, nah Tante ini cukup deket sama keluargaku meskipun enggak ada hubungan saudara.

Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumahku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah Tante inilah yang bikin aku cepet gede (maklumlah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepet). Agen BandarQ

Biasanya Tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atau kadang-kadang celana pendek yang bikin aku ser.. ser.. ser.. Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang TV dan biasanya juga aku pura-pura nonton TV saja sambil lirak lirik. Tante ini entah sengaja atau nggak aku juga enggak tahu yah. Dia sering kalau duduk itu tuh mengangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser.. ser lagi deh hmm.

Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur. Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya Tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan (wuih aku suka banget nih).

Pernah aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi Tante malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya. Nah dari situ aku sudah mulai suka sama tuh Tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh Tante.

Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa. Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan Mami Aku ngsajak Aku pasti Tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.

Ternyata mereka sedang bercerita tentang hantu, ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem, pas waktu itu Tante Erni mau ke WC tapi dia takut. Tentu saja Tante di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke WC sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman.

Lalu Tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke WC, yah aku sih mau saja. Pergilah aku ke dalam villa sama Tante Erni, sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar WC eh malah Tante ngajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut.

“Lex temenin Tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup, Tante takut nih”, kata Tante Erni sambil mulai berjongkok.

Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga. “Serr.. rr.. serr.. psstt”, kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat Tante Erni kencing, dalam hatiku, kalau saja Tante boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmm. Sampai-sampai aku bengong ngeliat Tante.

“Heh kenapa kamu Lex kok diam gitu awas nanti kesambet” kata Tante.
“Ah enggak apa-apa Tante”, jawabku.
“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihatnya ke bawah terus sih?”, tanya Tante Erni.
“Enggak kok Tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek?” tanyaku.

Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama CDnya.

“Kamu mau liat Lex? Nih Tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti Tante enggak enak sama Mamamu”, kata Tante Erni.

Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg-degan sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya memek. Tante membiarkanku memegang-megang vaginanya. Agen DominoQQ

“Sudah yah Lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain dikirain kita ngapain lagi”.
“Iyah Tante”, jawabku.

Lalu Tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kami gabung lagi sama ibu-ibu yang lain. Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badanku enggak enak.

“Lex, kamu enggak ikut?” tanya mamiku.
“Enggak yah Mam aku enggak enak badan nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah Mah” kataku.
“Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi” kata Mami.
“Erni, kamu mau kan tolong jagain si Alex nih yah, nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin” kata Mami pada Tante.
“Iya deh Kak aku jagain si Alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah, aku mau bawa itu buat pulang besok” kata Tante.

Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan Tante Erni berdua saja di villa, Tante baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu.

“Kamu sakit apa sih Lex? kok lemes gitu?” tanya Tante sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatannya.
“Enggak tahu nih Tante kepalaku juga pusing sama panas dingin aja nih yang di rasa” kataku.

Tante Erni begitu perhatian padaku, maklumlah di usia perkawinannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.

“Kepala yang mana Lex atas apa yang bawah?” kelakar Tante Erni padaku.

Aku pun bingung,

“Memangya kepala yang bawah ada Tante? kan kepala kita hanya satu?” jawabku polos.
“Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman” kata Tante sambil memegang si kecilku.
“Ah Tante bisa saja” kataku.
“Eh jangan-jangan kamu sakit gara-gara semalam yah” aku hanya diam saja.

Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh Tante, pada waktu dia ingin membuka celanaku, kubilang, “Tante enggak usah deh Tante biar Alex saja yang ngelap, kan malu sama Tante”
“Enggak apa-apa, tanggung kok” kata Tante Erni sambil menurunkan celanaku dan CDku.

Dilapnya si kecilku dengan hati-hati, aku hanya diam saja.

“Lex mau enggak pusingnya hilang? Biar Tante obatin yah”
“Pakai apa Tan, aku enggak tahu obatnya” kataku polos.
“Iyah kamu tenang saja yah” kata Tante .

Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan saat itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali merasakan yang seperti ini. Agen Poker

“Achh.. cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina Tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan CD tapi Tante hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing.

“Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku.

“Sudah, kencingnya di mulut Tante saja yah enggak apa-apa kok” kata Tante Erni.

Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut Tante Erni karena Tante tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya.

“Hhgg..achh.. Tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina Tante yang kurasakan berdenyut-denyut.

Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badanku pun mengejang keras.

“Croott.. ser.. err.. srett..” muncratlah air maniku dalam mulut Tante Erni, Tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina Tante berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana Tante lembab dan agak basah.

“Enak kan Lex, pusingnya pasti hilang kan?” kata Tante Erni.
“Tapi Tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama Tante nih soalnya Tante..”
“Sudah enggak apa-apa kok, oh iya kencing kamu kok kental banget, wangi lagi, kamu enggak pernah ngocok Lex?”
“Enggak Tante”

Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina Tante.

“Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih”. Aku jadi salah tingkah
“Sudah enggak apa-apa kok, Tante ngerti” katanya padaku.
“Tante boleh enggak Alex megang itu Tante lagi” pintaku pada Tante.

Tante Erni pun melepaskan celana pendeknya, kulihat celana dalam Tante basah entah kenapa.

“Tante kencing yah?” tanyaku.
“Enggak ini namanya Tante nafsu Lex sampai-sampai celana dalam Tante basah”.

Dilepaskannya pula celana dalam Tante dan mengelap vaginanya dengan handukku. Lalu Tante Erni duduk di sampingku

“Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah Tante lap” katanya. Akupun mulai memegang vagina Tante Erni dengan tangan yang agak gemetar, Tante hanya ketawa kecil.
“Lex, kenapa? Biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih” kata Tante.

Dia mulai memegang penisku lagi,

“Lex Tante mau itu nih”.
“Mau apa Tante?”
“Itu tuh”, aku bingung atas permintaan Tante Erni.
“Hmm itu tuh, punya kamu di masukin ke dalam itunya Tante kamu mau kan?”
“Tapi Alex enggak bisa Tante caranya”
“Sudah, kamu diam saja biar Tante yang ajarin kamu yah” kata Tante padaku.

Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina Tante Erni yang di tumbuhi bulu halus.

“Lex jilatin donk punya Tante yah” katanya.
“Tante Alex enggak bisa, nanti muntah lagi”
“Coba saja Lex”

Tante pun langsung mengambil posisi 69. Aku di bawah, Tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang Tante pun mulai mengulum penisku.

“Achh.. hgghhghh.. Tante”

Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina Tante tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina Tante Erni seperti wangi daun pandan (asli aku juga bingung kok bisa gitu yah) aku mulai menjilati vagina Tante sambil tanganku melepaskan kaus u can see Tante dan juga melepaskan kaitan BH-nya, kini kami sama-sama telanjang bulat.

Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian Tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu.

“Kamu tahu enggak mandi kucing Lex” kata Tante Erni.

Aku hanya menggelengkan kepala dan Tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat, ciumannya berlanjut sampai ke putingku, dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras. Agen CapsaSusun

Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun dijilatinya sampai aku merasakan anusku basah.

Kulihat payudara Tante Erni mengeras, Tante menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku dikulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara Tante. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina Tante, langsung Tante kubaringkan dan aku bangun, langsung kujilati vagina Tante Erni seperti menjilati es krim.

“Achh.. uhh.. hhghh.. acch Lex enak banget terus Lex, yang itu isep jilatin Lex” kata Tante sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya, banyak sekali lendir yang keluar dari vagina Tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku.

“Lex masukin donk Tante enggak tahan nih”
“Tante gimana caranya?”

Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok di atas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan Tante Erni pun mengejang hebat.

“Lex Tante mau keluar nih eghh.. huhh achh” erang Tante Erni.

Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina Tante. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina Tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan Tante sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak. Tante tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya.

“Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang ya” pinta Tante Erni padaku.

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan Tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi.

“Achh .. Tante enak banget achh.., gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi.
“Tante, Alex kayanya mau kencing niih”

Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama Tante pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang.

Kami pun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi Tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan Tante yang hebat.

Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan Tante, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan Tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam Tante. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya atas permintaan Tante, tepat jam 4:30 kami mengakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.

“Lex kamu sudah baikan?” tanya Mamiku.
“Sudah mam, aku sudah seger n fit nih” kataku.
“Kamu kasih makan apa Ni, si Alex sampai-sampai langsung sehat” tanya Mami sama Tante.
“Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus kukasih saja obat anti panas” kata Tante Erni.

Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobil pun aku duduk di samping Tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyopir ditemani Ibu Herman di depan. Di dalam mobilpun aku masih mencuri-curi memegang barangnya Tante.

Sampai sekarang pun aku masih suka melakukannya dengan Tante bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan Tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali. Kini Tante sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik.

Baru kuketahui bahwa suami Tante ternyata mengalami ejakulasi dini. Sebenarnya kini aku bingung akan status anak Tante Erni. Yah, begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi simpanan Tante bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku.

Pernah juga aku menemani seorang kenalan Tante yang nasibnya sama seperti Tante Erni, mempunyai suami yang ejakulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,