Senin, 23 Desember 2019

Aku Bercinta Dengan Teman SMA Ku Dulu



Diiringi Alunan Lagu Kami Merajut Cinta

Lagu “My Heart Will Go On” terdengar mengalun syahdu. Lagu yang populer karenai film Titanic yang dibintangi Leonardo Di Caprio dan Kate Winslet, bagiku justru merangsang ingatan pada sepenggal kenangan indah bersama Yuliani, mantan kekasihku saat masih di bangku SMA. Soalnya, kisah percintaan kami yang bersaput buih-buih birahi, bukan sebuah“Kisah Kasih di Sekolah,”tapi kisah cinta dari dua orang dewasa yang sudah memiliki pasangan masing-masing.

Sebut saja namaku Herjuno, biasa dipanggil“Jun.” Sudah 10 tahun aku bekerja di kantor pusat salah satu BUMN ternama di negeri ini. Yanti, isteriku yang jadi guru di salah satu SMU Negeri, cukup membantu kelancaran karirku, sehingga aku dapat menduduki jabatan yang lumayan. Kami sudah dikaruniai 2 anakmasing-masing berusia 11 dan 15 tahun. Awalnya, aku bertugas di bidang hubungan masyarakat, kini aku ditempatkan pada bidang pengembangan sumber daya manusia, yakni menangani pelatihan pegawai baru atau pegawai lama yang mendapat promosi ke jenjang jabatan yang lebih tinggi. Agen BandarQ

Aku berkomitmen di pekerjaan akan selalu bersikap profesional, tidak mau melibatkan diri pada hal-hal di luar tugas pokok dan fungsi yang telah ditetapkan. Tapi entah kenapa,komitmen itu akhirnya saya langgar sendiri. Ini bermula dari masuknya sebuah pesan pendek (SMS) ke ponselku.

“Mas Jun, aku akan ikut training di kantor pusat. Aku mendapat promosi jabatan darii cabang Jateng. Kala boleh aku besok menemui mas di kantor. Yuliani,” demikian bunyi pesan pendek itu.

Aku tersentak kaget. Yuliani ? Yuliani, gadis cantikyang pernah menjadi kekasihku, ketika kami masih di SMA di kotaSolo ? Lalu, bagaimana keadaannya sekarang? Apakah masih seperti dulu ?

Dugaanku ternyata benar. Keesokan hari yang datang menemuiku adalah Yuliani, biasa dipanggil “Ani.” Dia dulu adik kelasku di SMA, aku kelas 3 dia kelas 1. Dan setelah tamat kuliah di Yogya, ia kerja di BUMN yang sama denganku. Ia bertugas di kantor cabang Jawa Tengah, dan dalam beberapa hari akan ikut pelatihan di kantor pusat untuk promosi jabatan yang lebih tinggi.

Yuliani, kendati usianya sudah kepala 3, tapi penampilannya tidak banyak berubah. Tampilan fisiknya masih cantik, tubuhnya padat berisi, berwajah agak indo dan kulitnya putih mulus. Dia gadis idamanku, ketika pertama kali mengenal apa yang disebut asmara.

Bagiku, kehadiran Yuliani membangkitkan kenangan masa lalu. Kerinduan terpendam, seakan kembali bangkit dan menghanyutkan emosiku. Dari bahasa tubuhnya, tampaknya Ani juga memendam perasaan yang sama. Aku tahu, dilubuk hatinya paling dalam, Ani pun merindukanku. Beberapa kali aku intipi bola matanya yang indah menatapku dengan malu-malu. Namun karena di kantor, sebisa mungkin aku berusahamenjaga sikap. Agen AduQ

Kami pun larut dalam obrolan panjang lebar, terutama mengenai pelatihan yang akan diikuti Ani selama 1 bulan di Jakarta. Dan tak terasa, hari sudah sore menjelang malam. Karena Ani datang ke kantorku dengan taksi, maka aku menyatakan siap mengantarnya pulang, dan ia langsung mengiyakannya.

Pukul 19.30kami meninggalkan kantorku menuju kawasan Cinere, tempat Yuliani menginap. Di perjalanan, obrolan kami makin berkembang. Mungkin karena sudah merasa akrab, Ani berani menceritakan soal diri dan keluarganya. “Aku menikah dengan pria pilihan orang tuaku. Kami sudah memiliki 2 orang putera yang masih kecil. Tapi, hubunganku dengan suami sudah tak harmonis, sejak ia kawin lagi. Memang, kami masih serumah, tapi ... ya gitulah, ‘ kata Ani seraya menarik nafas panjang.

Kegetiran terlihat menghias wajahnya. Entah kenapa, spontan aku jatuh iba, seakan aku ingin mengobati luka dihatinya. Laju kendaraan ku perlambat, kemudian aku raih tangan dankuremas jari-jarinya yang halus mulus. Ani diam saja, saat aku mendaratkan kecupan di pipinya. Alunan lagu “My Broken Souvenir”dari kaset semakin membangkitkan kenangan lama.

Agaknya, kami sudah tak dapat menyembunyikan kerinduan masing-masing. Karena itu, sepanjang kami bermesraan. Bukan hanya jari jemari yang bermain, tapi ciumanku mulai merapak ke wilayah mata, leher, dan juga bibirnya. Sedangkan tanganku juga mulainakal, merapak ke paha Ani yang hanya dibalut dengan rok mini. Kuelus paha dan betis mulusnya yang jenjang. Dan, ... Ani seakan menikmati permainan ini. Rasanya, apa yang kami pernah rasakan 15 tahun silam saat masih di SMA terulang kembali. Namun, sayangnya tak lama lagi kami tiba ditujuan, gejolak asmara yang kian mendidih terpaksa sementara ditunda dulu.

Keesokan hari, sekitarpukul 09.00 ada SMS masuk ke ponselku. PengirimnyaYuliani. “Ternyata Mas Jun masih seperti dulu.. “I miss U, Mas Jun.” Yuliani,” demikian pesan singkat itu. Ku balas SMSnya juga dengan SMS. Kukatakan aku juga sulit melupakannya. Aku merasa senang dengan menerima SMSnya. “Dearest Ani, thank you for your massage this morning. It make me fresh and happy,” demikian SMS ku ke Yuliani.

Sejak itu pula, kami selalu telpon-telponan. Dari sekedar bercanda, hingga saling curhat. Sesekali aku menggodanya dengan jurus-jurus rayuan maut. Tapi, sebaliknya, Yuliani justru balik menggodaku dengan kata-kata yang merangsang kelaki-lakianku.

Seminggu menjelang akhir masa pelatihan, Yuliani minta bertemu 4 mata, dan tempatnya bukan di kantor. Kusanggupi permintaannya, waktunya hari Sabtu karena hari libur dan tempatnya di salah satu hotel di bilangan Senayan. Nah.. pada hari itu, sambil ditemani segelas minuman ringan, kutunggu kehadiran Yuliani di restoran hotel itu. Dan tepat pukul 10.30, Yuliani muncul di hadapanku. Ia memakai baju santai, kemeja warna pink, dipadu rok warna gelap sebatas lutut. Sedikit polesan make up menghias wajahnya sehingga kecantikannya tampak alami. Aku terpesona memandangnya. Agen Poker

"Apa kabar, Mas ? I miss you, I loving you. Aku tresno karo mas Jun" suara lembut Yuliani membuyarkan lamunanku. Bersamaan dengan itu, cup… cup.... cup, ciuman mendarat di pipi kanan dan kiri, dan berakhir di bibirku.



“Kamu cantik, sayangku. “U always in my mind and my heart,” kataku.

Mendengar pujianku, Ani tersipu, dan langsung duduk di sampingku. Ia kemudian memesan juice melon, dan kami ngobrol dengan mesra. Pun demikian, pandangan mata dan bahasa tubuh kamu berdua seakan tak bisa menyembunyikan gejolak bathin yang kian membara.

"Ke kamar, yuk. I love U so much," bisikku Ajakanku bersambut kerlingan mata nan menggoda dari Ani, dengan bergandengan tangan kami melangkah menuju kamar. Tapi setiba di kamar, Ani tampak agak gugup. Mungkin ada rasa bersalah, karena ia telah berkhianat pada suami, atau.. aku tak tahu. Karena itu, aku sengaja tidak menyinggung persoalan keluarganya. Bagiku, yang penting happy bersama Ani.

Untuk mencairkan suasana, ku putar CD lagu-lagu nostalgia, yang sempat hit disaat kami masih di SMA, dan setelah mengambil minuman kaleng, kutuntun Ani dudukdi sofa, di samping tempat tidur.

Dengan obrolan ringan diselingi canda ria, suasana pun mencair.Dan setelah Ani tampak sudah bisa bersikap santai, baru kusentuh tangannya. Awalnya, Ani tidak bereaksi, tapi lama kelamaan ia pun melakukan hal yang sama. Kini aku semakin agresif. Ku cium rambutnya, Lalu merambat ke dahi, pipi, bibir hingga ke berbagai bagian tubuhnya. Yuliani juga tak kalah agresifnya. Ia membalas cumbuanku, sehingga tanpa sadar kami sudah di atas ranjang dengan penuh gairah.

Pun demikian, aku tidak ingin segera menuntaskan permainan ini. Aku ingin memberikan sesuatu yang surprise bagi Ani, karena itu sengaja mengulur-ulur tempo permainan. Sebagai bukti kerinduanku padanya, aku ingin menciptakan pengalaman bercinta yang indah untuk Yuliani. Agen DominoQQ

Ku ambil CD koleksi lagu-lagu lama yang bernada syahdu. Dengan iringan lagu “Love Me Tender,” ku peluk tubuhnya dan kuajak dia berdansa, tentu dengan baju yang sudah acak-acakan. Sambil berdansa, kucium lehernya, kulumat bibirnya, sementara tanganku terus bergerilya. Kami semakin larut dalam percintaan, hingga tanpa sadar, kami berdansa sudah dalam keadaan tanpa busana.

Tarikan nafas Yuliani, kian memburu, ia semakin agresif mencumbuku.Tapi, aku tetap mengulur waktu, biar foreplaynya lebih mantap. Ini semata-mata agar Yuliani dapat merasakan kepuasan yang prima.Setelah gelora asmara kian membludak tak terkendali, kutuntun dia ke atas ranjang, dan kami melakukan hubungan badan.

Yuliani tampak sangat menikmati permainan cinta bersamaku. Dan rasa nikmat dan bahagia juga merayap ke seluruh tubuhku. Aku bangga karena aku sudah memberikan sesuatu yang terbaik untuk Ani.

Hari itu, kami melakukan adegan percintaan hingga dua babak. Dengan berbagai pose, kami lakukan eksplorasi demi mendapatkan kenikmatan yang maksimal. Yuliani dengan wajah berbinar-binar mengaku sangat puas, dan berharap dapat mengulang kembali permainan ini sebelum ia balik ke Solo.

Mengambil Kesempatan Saat Sedang Menunggu


Agen BandarQ - Pada suatu siang sekitar jam 12-an aku berada di sebuah toko buku Gr***dia di Gatot Subroto untuk membeli majalah edisi khusus, yang katanya sih edisi terbatas. Hari itu aku mengenakan kaos t-shirt putih dan celana katun abu-abu.

Sebenarnya potongan badanku sih biasa saja, tinggi 170 cm berat 63 kg, badan cukup tegap, rambut cepak. Wajahku biasa saja, bahkan cenderung terkesan sangar. Agak kotak, hidung biasa, tidak mancung dan tidak pesek, mataku agak kecil selalu menatap dengan tajam, alisku tebal dan jidatku cukup pas deh. Jadi tidak ada yang istimewa denganku.

Saat itu keadaan di toko buku tersebut tidak terlalu ramai, meskipun saat itu adalah jam makan siang, hanya ada sekitar 7-8 orang. Aku segera mendatangi rak bagian majalah. Nah, ketika aku hendak mengambil majalah tersebut ada tangan yang juga hendak mengambil majalah tersebut.
Kami sempat saling merebut sesaat (sepersekian detik) dan kemudian saling melepaskan pegangan pada majalah tersebut hingga majalah tersebut jatuh ke lantai.

“Maaf..” kataku sambil memungut majalah tersebut dan memberikannya kepada orang tersebut yang ternyata adalah seorang wanita yang berumur sekitar 37 tahun (dan ternyata tebakanku salah, yang benar 36 tahun), berwajah bulat, bermata tajam (bahkan agak berani), tingginya sama denganku (memakai sepatu hak tinggi), dan dadanya cukup membusung. 

“Busyet! molek juga nih ibu-ibu”, pikirku.
“Nggak pa-pa kok, nyari majalah xxx juga yah.. saya sudah mencari ke mana-mana tapi nggak dapet”, katanya sambil tersenyum manis.
“Yah, edisi ini katanya sih terbatas Mbak..”
“Kamu suka juga fotografi yah?”
“Nggak kok, cuma buat koleksi aja kok..”

Lalu kami berbicara banyak tentang fotografi sampai akhirnya, “Mah, Mamah.. Ira sudah dapet komiknya, beli dua ya Mah”, potong seorang gadis cilik masih berseragam SD.

“Sudah dapet Ra.. oh ya maaf ya Dik, Mbak duluan”, katanya sambil menggandeng anaknya.
Ya sudah, nggak dapat majalah ya nggak pa-pa, aku lihat-lihat buku terbitan yang baru saja.
Sekitar setengah jam kemudian ada yang menegurku.
“Hi, asyik amat baca bukunya”, tegur suara wanita yang halus dan ternyata yang menegurku adalah wanita yang tadi pergi bersama anaknya. Rupanya dia balik lagi, nggak bawa anaknya.

“Ada yang kelupaan Mbak?”
“Oh tidak.”
“Putrinya mana, Mbak?
“Les piano di daerah Tebet”
“Nggak dianter?
“Oh, supir yang nganter.”

Kemudian kami terlibat pembicaraan tentang fotografi, cukup lama kami berbicara sampai kaki ini pegal dan mulut pun jadi haus. Akhirnya Mbak yang bernama Maya tersebut mengajakku makan fast food di lantai bawah.

Aku duduk di dekat jendela dan Mbak Maya duduk di sampingku. Harum parfum dan tubuhnnya membuatku konak. Dan aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat.

Busyet dah, lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin. Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya.

Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya. Wah dia udah kena nih, pikirku. Akhirnya dia mengajakku pergi meninggalkan restoran tersebut.


“Ke mana?” tanyaku.
“Terserah kamu saja”, balasnya mesra.
“Kamu tahu nggak tempat yang privat yang enak buat ngobrol”, kataku memberanikan diri, terus terang aja nih, maksudku sih motel.
“Aku tahu tempat yang privat dan enak buat ngobrol”, katanya sambil tersenyum.

Kami menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan.
Hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi. 

Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Mbak Maya yang berdiri sejajar dengan sang room boy. Kugesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Mbak Maya, Mbak Maya pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku. Daftar Poker Online

Ketika room boy meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Mbak Maya dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya. “Mmhh.. kamu nakal sekali deh dari tadi.. hhm, aku sudah tidak tahan nih”, sambil dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batanganku.

Dia segera membalikkan tubuhnya, payudaranya yang berada di balik BH-nya telah membusung. “Buka dong bajumu”, pintanya dengan penuh kemesraan. Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat batang kemaluanku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2 cm dari pusar.

Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya.
Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas (ini adalah cara paling gampang membuka BH, tidak perlu mencari kaitannya). Dan bleggh.., payudaranya sangat besar dan bulat, dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya.

Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup jenjang. Nafas Mbak Maya semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang memencetnya.

Akhirnya mulutku sampai juga ke buah semangkanya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa BH-nya diimpor secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menindih di atas kasur yang cukup empuk. Segera kunikmati payudaranya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian antara kiri dan kanan.

Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian iga, Mbak Maya menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah keras.
Dan semakin ke bawah terlihat bulu kemaluannya yang tercukur rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa kali.


Kulihat Mbak Maya segera menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat. Mbak Maya bergoyang (maju mundur) dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Mbak Maya ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan.
Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Mbak Maya yang tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar. Dan kuhisap-hisap klitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke atas.

Mbak Maya menjerit-jerit keras dan tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan kenikmatannya. Dan dengan segera kupersiapkan batanganku, kuarahkan ke liang senggamanya dan, 
“Slebb..” tidak masuk, hanya ujung batanganku saja yang menempel dan Mbak Maya merintih kesakitan.
“Pelan-pelan Ndi”, pintanya lemah.
“Ya deh Mbak”, dan kuulangi lagi, tidak masuk juga. Busyet nih cewek, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Segera kukorek cairan di dalam liang kewanitaannya untuk melumuri kepala kemaluanku, lalu perlahan-lahan tapi pasti kudorong lagi senjataku. “Aarrghh.. pelan Ndi..” Busyet padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kutarik perlahan, dan kumasukan perlahan juga. Pada hitungan ketiga, kutancap agak keras. “Arrhhghh..” Mbak Maya menjerit, terlihat air matanya meleleh di sisi matanya.
“Kenapa Mbak, mau udahan dulu?” bisikku padda Mbak Maya setelah melihatnya kesakitan.
“Jangan Ndi, terus aja”, balasnya manja.

Kemudian kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kemaluannya ikut masuk ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kemaluannya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kemaluan kan kasar, terus menempel di batanganku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Mbak Maya yang ketat sekali.

Dengan usaha tiga hitungan tersebut, akhirnya mentok juga batanganku di dalam liang senggama Mbak Maya. Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras.
Setelah Mbak Maya tenang, segera senjataku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Mbak Maya mulai menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku. Akhirnya liang kewanitaan Mbak Maya mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kemaluannya sedikit berkurang dan bagiku ini adalah sangat nikmat.
Baru sekitar 12 menitan menggenjot, tiba-tiba dia memelukku dengan kencang dan, “Auuwww..”, jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas.

“Istirahat dulu Mbak”, tanyaku.
“Ya Ndi.. aku ingin istirahat, abis capek banget sich.. Tulang-tulang Mbak terasa mau lepas Ndi”, bisiknya dengan nada manja.
“Oke deh Mbak, kita lanjutkan nanti aja..”, balasku tak kalah mesranya.
“Ndi, kamu sering ya ginian sama wanita lain..”, pancing Mbak Maya.
“Ah nggak kok Mbak, baru kali ini”, jawabku berbohong.
“Tapi dari caramu tadi terlihat profesional Ndi, Kamu hebat Ndi.. Sungguh perkasa”, puji Mbak Maya.
“Mbak juga hebat, lubang surga Mbak sempit banget sich.., padahal kan Mbak udah punya anak”, balasku balik memuji.
“Ah kamu bisa aja, kalau itu sich rahasia dapur”, balasnya manja.
Kamipun tertawa berdua sambil berpelukan.


Tak terasa karena lelah, kami berdua tertidur pulas sambil berpelukan dan kami kaget saat terbangun, rupanya kami tertidur selama tiga jam. Kami pun melanjutkan permainan yang tertunda tadi. Kali ini permainan lebih buas dan liar, kami bercinta dengan bermacam-macam posisi.

Dan yang lebih menggembirakan lagi, pada permainan tahap kedua ini kami tidak menemui kesulitan yang berarti, karena selain kami sudah sama-sama berpengalaman, ternyata liang senggama Mbak Maya tidak sesempit yang pertama tadi, mungkin karena sudah ditembus oleh senjataku yang luar biasa ini sehingga kini lancarlah senjataku memasuki liang sorganya.

Tapi permainan ini tidak berlangsung lama karena Mbak Maya harus cepat-cepat pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les piano.
Tapi sebelum berpisah kami saling memberikan alamat dan nomer telepon sehingga kami bisa bercinta lagi di lain saat dengan tenang dan damai.


Minggu, 22 Desember 2019

Akibat Masturbasi di Toilet Sekolah


Agen BandarQ - Aku meraba klitorisku dgn jari jariku, terasa nikmat sekali, beberapa saat kututup mataku, Cepat sekali kemaluanku sudah licin, basah sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat.
Sesekali aku tekan lebih keras, badanku rasanya tak sanggup menopang badanku, lututku bergetar
lemas tak kuat menopang badanku.

Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaku Diana, 26 tahun, masih single, aku bekerja sebagai seorang Guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan lelaki pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tak dapat kubendung, apalagi semenjak aku jomblo hampir setahun ini.
Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aku tak kenal tempat untuk memuaskan gejolak
birahiku. 

Sangkin nikmatnya masturbasi di kamar mandi sekolah, aku sampai tak menyadari kalau pintu kamar mandi walau kututup tapi tak kukunci. aku semakin tak peduli, yg kutahu aku harus memuaskan birahiku yg sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, walau terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku.
“sshh..emhhh”, desisan kecil sesekali keluar dari bibir tipisku.

aku membayangkan bercinta dgn pak Lukman, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja, pak
Lukman sungguh tampan dan badannya yg sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya yg sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belom lagi ada tonjolan yg menggelembung di antara pahanya. Terus terbayang-bayang, aku jadi ga kuat lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di kamar mandi sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. aku membayangkan bercinta dengan pak Lukman di kamar mandi ini, dia memompa kemaluannya yg besar di kemaluanqu dari arah belakang, badannya mendorong badanku sehingga aku terpaksa menahan badanku di tembok kamar mandi dan sedikit menungging.

aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yg
lain membelai klitorisku dari depan.

‘uuuh pak Lukman’, desisku pelan. aku terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas
keningku. Tak lama aku merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, tetapi tiba-tiba,
‘braaak’, pintu kamar mandi tiba tiba terbuka.
‘bu Diana’, kata orang yg berdiri di depan pintu kamar mandi dgn mata yg tak berkedip sedikitpun melihatku. aku tersentak kaget,

‘pak Mukidi ehhhh…’, kataku kaget ketika melihat pak Mukidi, cleaning service sekolah yg umurnya
sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan kakiku sangkin
kagetnya, tetapi tanganku masih berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget sampai lupa menarik tanganku.

‘pak Mukidii keluar’, kataku dengan suara pelan. Wajahku pucat sangkin takut dan malunya. Kurang ajar
benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar kamar mandi dan
menguncinya.

‘ngapain pak… keluar,’ perintahku dgn tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yg
tadinya tersingkap sampai ke pinggul.
‘Bu Diana’, kata Mukidi sambil mendekatiku dan mendekap badanku. aku bertambah kaget, tapi aku
tidak berani berteriak, aku takut ada orang yang mengetahui kalau aku masturbasi di kamar mandi sekolah.

‘jangaan pak’, kataku berusaha melepaskan dekapannya, kugeser badanku untuk melepaskan diri
dari dekapannya, tetapi dia tetap mendekapku sampai aku menabrak dinding.
‘jangan paak’, kataku takut, dia tak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku,
‘jangaaan’, kataku lagi. Daftar Poker Online

Melihat Mukidi yg begitu beringas dgn nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya
mulai meraba raba buah dadaku. aku menyadari kalau aku terjebak, aku berusaha melawan, dengan
sekuat tenaga aku dorong badannya, berhasil, dia terjatuh di lantai kamar mandi.

aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, tetapi ketika aku mencoba membuka
grendel pintu kamar mandi. Tanganku tertahan oleh tangan Mukidi yg kekar,
‘lepaskan’, kataku, tetapi Mukidi yg sudah kesetanan itu tak mendengarkanku, dia malah memutar
tangan kananku ke belakang badanku dgn paksa, tangannya yg lain menahan tangan kiriku didinding.

aku terjebak, tenaganya kuat sekali, badanku seperti terkunci dan tak bisa bergerak,
‘pak Mukidi jangan…sakit..lepaskan’, kataku memohon dengan suara memelas.
‘bu Diana… biarkan aku…’, katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa
telingaku.

“ahhh lepaskan’, aku memohon lagi begitu mengetahui badan kekarnya menekan badanku
ke dinding. aku sangat takut, ketika merasa ada benda yg keras kenyal menabrak bokongku.
‘ahh kemaluannya udah tegang, dia akan memperkosaku’, jerit batinku
aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yg menahan kedua tanganku.

‘sebaiknya bu Diana jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi
saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Diana masturbasi di kamar mandi’, katanya mengancam,
aku mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aku dikenal
sebagai wanita anggun yg berkarisma. aku menghentikan perlawananku…berpikir sejenak.

Kesempatan itu tak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu
dengan tangan kiriku, dengan tangan kirinya dia menahan kedua tanganku.

‘jangan paak, kumohhhon jangaan’, aku memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah
bebas meraba raba buah dadaku, dia memeras buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya menangis
tetapi aku takut malah ada yg dengar.


“aahh bu Diana..buah dada bu Diana gede banget emmhh’, kata-kata kotor yg memuji keindahan
badanku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaku yg masih ditutupi kemeja, dia
menarik kemejaku keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba
raba perutku,
‘ammpuun pak lepaskan’, kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku.

’emmh bu Diana, gede banget toket bu Diana”, katanya lagi dengan berbisik dari belakang, dengusan
nafasnya yg berderu menandakan dia sangat bernafsu. Dan aku bisa merasakan kemaluannya sudah
sangat keras sekali menabrak nabrak bokongku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat
ingin menyebadaniku.

‘Bu Diana ijinkan saya menyetubuhi bu Diana’, bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. aku
kaget mendengarnya, tetapi tenagaku tak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya.
‘Pak..jangan jangan kasihani aku’, kataku memelas. Sepertinya apapun yg kukatakan tak dapat
membendung nafsu setannya, sejenak tak kurasakan tangan kanannya meraba raba badanku.
Penasaran apa yg dilakukannya. aku menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya..

‘oooh jangan pak’, aku panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kemaluannya, walau tak
begitu jelas aku bisa melihat kemaluannya yg besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya.
Belom hilang rasa kagetku, Mukidi menekan badanku merapat kedinding, aku merasakan benda kenyal dan
keras mengesek dan menabrak bokongku.

‘Aduuh bokong bu Diana montok banget’, katanya meremas remas bokongku. aku terkaget, aku
baru teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih
tergantung di pintu kamar mandi.

‘Gawat neh’, pekikku dalam hati mengetahui bokongku tak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi kemaluanku udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aku menjadi panik kembali, aku takut membayangkan Kucoba lagi memberontak,
tapi tetap sia sia.

aku pasrah, rasanya tak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek
belahan kemaluanqu yg licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di
mulut lubang kemaluanku setelah mendapatkan sasaran tembak, kemaluan Mukidi sudah berada
tepat di depan mulut kemaluanku, aku sungguh tak berdaya.
‘Pak Mukidi ampun pak’, kataku memohon lagi menyadari dalam hitungan detik kemaluannya akan
segera masuk kedalam badanku

‘Bu Diana udah lama saya pengen giniin bu Diana, bu Diana seksi banget’, katanya, dan tiba tiba
kurasakan kemaluannya mulai masuk, aku panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku,
bukannya terlepas tapi malah karena gerakan badanku kemaluan itu malah terbenam masuk ke
dalam lubang kemaluanqu,
‘aaaah tidaaak’, pekikku dalam hati ketika kurasakan kemaluannya terasa terbenam memenuhi
kemaluanku. aku menarik nafas, ingin rasanya menangis.

Sungguh sial, kemaluanku yg sudah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan gagang itu
masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tak mungkin kemaluanqu bisa lecet karena ada benda yg
memaksa masuk, tapi berkat cairan yg sebelomnya memang udah membanjiri kemaluanku
membuat kemaluan Mukidi yg besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang kemaluanku
perlahan.

’emmmh bu Diana, kemaluan bu Diana enak banget, ooohhh’, desahnya didekat telingaku ketika
kemaluannya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku,
‘Ya ampuuun panjang banget kemaluan laki laki ini, ampuuun’, pekikku dalam hati. aku berharap
kemaluan itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih
karena jujur aja belom pernah ada benda sebesar itu masuk ke kemaluanqu. Ketika gagangan itu
amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk
dikepalaku… aku benar benar terdiam, tak bergerak.

aku pasrah, tak mengeluarkan sepatah katapun, tak kusangka khyalanku bercinta di kamar mandi
sekolah, dan disebadani dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dengan pak Lukman dan
aku tak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yg sedang mendesah desah
dibelakangku, yg sedang membenamkan gagangannya di lubang surgaku yg berharga adalah
pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami.

Kenyataan yg harus kuterima, Mukidi sedang menikmati kemaluanku, menikmati memompa
kemaluannya keluar masuk di lubang kemaluanku.
‘oooh bu Diana…ohhh enaknya’, desah Mukidi ga karuan berkali kali

’emmmh’, aku mendesis kecil, walau aku tak suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat walau
tersamar oleh rasa takutku. Mukidi terus mengocok kemaluannya tanpa henti, begitu dalam
melesak masuk di lubang kemaluanqu. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yg kekar di
dinding kamar mandi.

‘oooh ya ampppuuun kemaluannya teraasa banget’, teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang,
aku menyadari kalau kemaluan Mukidi memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan
kemaluannya begitu mantap memenuhi lubang kemaluanqu. Terasa banget ada benda yg
mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yg menjalar diseluruh badanku.

Diam diam aku mulai menikmati diperkosa lelaki ini, tiap kali dia menggerakkan gagang
kemaluannya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yg kudapat. Ketika dia menancapkan
kemaluannya kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan, kucoba tak mengeluarkan suara, aku terlalu sombong untuk mengakui kalau gagangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaku, tetapi
tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku.
‘mmmh mmmmh’, desisku pelan.
‘enakkan bu?, katanya tiba tiba.

Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai menikmati tusukan kemaluannya. aku terdiam malu, tak
berani berkomentar, kalau kubilang tidak atau memaki makinya, dia pasti tahu aku bohong karena
kemaluanku sudah mengeluarkan banyak cairan yg menandakan aku juga terangsang dan
menikmati enjotan kemaluannya. aku menundukkan kepalaku dan mencoba menghindari ciuman
bibirnya yg mengecup pipi kananku.

‘Tunggingin dikit bu Diana’, katanya sambil menarik bokongku keatas.
‘Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku menungging’, umpatku dalam hati.
Tapi aku tak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar
semuanya secepat mungkin berakhir. aku ikuti saja kemauannya dgn menunggingkan sedikit
bokongku.

’emmh bokong bu Diana memang montok banget, ga salah apa yg aku khayalin selama ini’, katanya
sambil meremas remas bokongku gemas.
‘Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki ini’, pikirku dalam hati.
Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan
kemaluannya kembali.

’emmh pak pelan’, kataku ketika kurasakan penetrasi kemaluannya terasa lebih dalam dari
sebelomnya,mungkin karena aku menunggingkan bokongku sehingga posisi kemaluanqu benar-
benar bebas hambatan. Mukidi tak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku,

’emmh emmmh’, desisku pelan merasakan gesekan gagangannya di lubang kemaluanqu.
Melihat badanku yg terdorong dorong kedepan, Mukidi sepertinya sengaja melepaskan kedua
tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan badannya, dgn kedua tanganku bertopang pada
tembok.

’emmmh gila seret banget’, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yg bulat
padat sambil tak berhenti mengocok kemaluannya.
‘ooh bu oooh’, Mukidi semakin keras mendesah, aku jadi takut kalau-kalau ada orang yg mendengar
desahannya itu.
“pak Mukidi..ja..jangan berisik pak..”, kataku memohon takut desahannya didengar orang.
‘I..i..iya bu emhh abis enak banget’, katanya pelan dgn nafas menderu.

Kocokan kemaluannya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia
menguakkan belahan bokongku. dan kurasakan satu jarinya membelai duburku. Kontan aja aku
menggeliat, bokongku bergoyg ke kanan ke kiri karena kegelian.

‘oooh pak Mukidi..oooh’, aku bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa
nikmat yg tercipta dari kocokan kemaluan Mukidi ditambai gesekan jarinya yg membelai duburku
seperti racikan yg pas membuat aku lupa diri, dan membuatku tak dapat membendung desahanku.
Hebat sekali, rasanya aku mulai benar benar menikmati semua ini, badanku terasa sangat geli,
kenikmatan rasanya menyebar diseluruh badanku.


‘oooh ahhh’, aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja, Mukidi bukan saja hanya
membelai duburku dgn jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke duburku dan menusuk nusuk
jarinya ke duburku, refleks bokongku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kemaluannya dia
membalasnya dgn menusukkan jarinya ke duburku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melakukan
anal sex dengan pak Mukidi, seperti yg dulu pernah kulakuan dengan pacarku.

Mukidi semakin mengerang tak karuan, tak kuhiraukan lagi apa yg dikatakan Mukidi, rasanya aku
sudah mau klimaks.
‘saya mau keluar..ahh bu Diana’, kudengar samar samar erangannya, tetapi tak kupedulikan karena
aku juga merasa sudah mau klimaks.

‘ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras, kurapatkan badanku kedinding, Mukidi mengikuti badanku
dan menekan keras keras kemaluannya kedalam kemaluanku, bahkan dia menusuk jarinya sampai
amblas didalam duburku
‘ahhhh setaaan kau Mukiidiiii’, lirihku panjang, aku klimaks, aku tak dapat menahannya, sungguh
luar biasa aku bisa klimaks ketika diperkosa.

Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan kemaluan Mukidi memenuhi liangku,
tetapi tak kurasakan lagi jari Mukidi di duburku, kedua tangannya memegang bokongku dan
memompa kemaluannya dengan ganas.

‘oooh bu Diana oooh’, tiba tiba Mukidi mengerang keras dan menekan badanku keras, aku kaget
menyadari dia mau klimaks, tapi terlambat, diringi erangannya, kemaluan Mukidi sudah
menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan kemaluannya
dalam-dalam membuat badanku terdorong ke tembok.

‘ooooh emmmh’, entah kenapa aku ikut menikmati sensasi ketika Mukidi klimaks di liangku,
denyutan-denyutan kecil gagang kemaluannya terasa di sinding lubang kemaluanqu ketika cairan
hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku.

‘Ahhh apa yg kulakukan? Mukidi klimaks di kemaluanku’, pekikku dalam hati. aku tersadar kembali, kurapatkan badanku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang sudah mau haid, aku hanya bisa berharap spermanya tak membuahi telur dirahimku.

‘ahh bu Diana emmh’, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dengan mata melotot. Melihatku
protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kemaluannya yg masih dilumuri
cairan kemaluanqu.

‘Cepat keluar pak’, kataku dgn suara lantang sambil merapikan posisi rokku. Mukidi tanpa berkata
apa apa langsung keluar dan kukunci pintu kamar mandi. aku langsung membersihkan kemaluanku
dari cairanku sendiri dan sperma Mukidi yg mengalir keluar,
‘gila..banyak banget spermanya’, umpatku dalam hati.

aku mengenakan celana dalam dan merapikan baju yg kukenakan. aku mengendap endap keluar
kamar mandi dengan hati berdebar, takut ada orang yg mengetahui apa yg terjadi tadi di kamar mandi.
Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. dengan hati berdebar aku
memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belom pulang mereka lagi sibuk
dengan urusan masing masing. aku sedikit bernafas lega walau perasaan kotor masih ada dipikiranku.
Dan sore itu aku pulang kerumah dengan perasaan yg tak menentu antara malu, takjub dan takut.

Sabtu, 21 Desember 2019

DAMPAK PERNIKAHAN DINI, DAMPAK POSITIF DAN NEGATIFNYA



Advertisement

Pengertian pernikahan dini merupakan pernikahan yg dilakukan oleh salah satu pasangan yg mempunyai umur di bawah usia yg rata-rata di bawah 17 th. Baik cowok atau perempuan apabila belum pass usia (17 th) apabila mengakibatkan pernikahan bisa dikatakan juga sebagai pernikahan umur dini. Di Indonesia sendiri pernikahan belum pass usia ini marak berlangsung, tak cuma di desa sedangkan sedang di kota. Ada tidak sedikit aspek negatif masih positif yg mesti di hadapi diwaktu lakukan pernikahan kalau belum lumayan umur ini. Namun persiapan pernikahan guna anak di bawah 17 th pasti mesti saksikan sebaik baiknya. Hal ini lantaran bisa menurunkan mental anak jadi beralih juga kehilangan musim remajanya. Agen AduQ

Pernikahan Dini

Pernikahan dini mempunyai efek yg lumayan berbahaya kepada yg melakukannya bagus laki laki maupun untuk perempuan, sedang dekat beraneka ragam elemen seperti kesehatan, psikologi, pun mental. Walaupun pernikahan umur dini ini mempunyai resiko positif, namun di bandingkan dgn factor negatifnya pasti teramat tak adil. Bayangan tengah malam perdana yg geulis pasti nantinya dapat amat tak berguna apabila kedepan cuma ada kekhawatiran lagi tak bahagia.

Ada bermacam argumen yg menyediakan terjadinya pernikahan dini, terkadang tak di sengaja atau yg telah di rencanakan, berikut merupakan alasannya.

Faktor Ekonomi, perihal ekonomi mengarang orang sepuh menikahkan anaknya guna pria/keluarga yg lebih mapan atau cuma buat mengurangi budget hidup sehari hari.
Perjodohan, mungkin saja aspek ini telah teramat mungil yg menyediakan pernikahan dini, namun sekian banyak kasus terpenting di desa masih kampung, ini tambah terjadi.
MBA (married by accident), penyebab yg paling tidak sedikit terjadinya pernikahan umur dini, terpenting berlangsung di daerah perkotaan.
Cinta Sejati, aspek cinta sejati bisa jadi jadi argumen terakhir, di mana pasangan ini benar-benar sahih halal mencintai tambah mau cepat bersatu.
Pernikahan dini ini mempunyai efek negatif & efek positif, namun pasti butuh kita ketahui tentunya pernikahan umur dini ini teramat dilarang.

Dampak Negatif Pernikahan Dini

Dampak negatif pernikahan dini amat tidak sedikit sekali, namun ada sekian banyak yg bisa saja mesti diperhatikan apabila kamu mau mendalami lebih detail tentang pernikahan dini.

Pernikahan dini mempunyai resiko negatif, berikut yakni di antaranya :
Kehilangan musim  cukup umur kalau kelak rekan sebaya kamu menikmati liburan, sedang berangkat kumpul ke beraneka daerah, kemungkinan kamu mesti gigit jari, disaat suami atau istri kamu tak mengijinkan atau kamu sudah mempunyai bayi yg tak bisa saja di ajak berangkat jauh.
Dari segi kesehatan, terpenting kepada perempuan teramat berisiko, hamil di diwaktu umur semula belia amat sangat berbahaya pada persalinan lagi kesehatan rahim.
Pendidikan, pastinya kalau kamu menikah di umur dini dapat mengorbankan pendidikan, di mana di umur kamu bisa jadi belum sepenuhnya pasti SMA. Agen BandarQ
3 resiko negatif pernikahan dini di atas sanggup kamu mempertimbangkan sebelum membawa ketentuan mutlak ini. Selain resiko negatif, ada serta resiko positif yg bisa saja bisa kamu pertimbangkan.

Dampak Positif Pernikahan Dini

Dampak positif pernikahan dini pastinya amat mungil di bandingkan dgn efek negatifnya, namun berikut yakni perihal positif yg sanggup kamu peroleh bermula pernikahan dini.

Berpikir lebih dewasa, orang yg sudah menikah condong mempunyai pikiran yg lebih dewasa dekat aksi juga perilaku.
Lebih mandiri
Memiliki orang terkasih, pastinya kalau kamu menikahi orang yg kamu cintai.
Pernikahan dini sebaiknya dicegah & di hindari dikarenakan periode depan kamu kemungkinan lebih berpendidikan dgn memprioritaskan pendidikan serta menggali ilmu lebih-lebih dulu. Temukan ciri ciri cinta sejati kamu sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

Berawal Kencan di Bioskop


Agen BandarQ - Awal aku mengenalnya pada saat dia mengundang perusahaan tempatku bekerja untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai produk yang akan dipesannya. Sebagai marketing, perusahaan mengutusku untuk menemuinya. Pada awal pertemuan siang itu, aku sama sekali tidak menduga bahwa Ibu Bella yang kutemui ternyata pemilik langsung perusahaan.

Wajahnya cantik, kulitnya putih laksana pualam, tubuhnya tinggi langsing (Sekitar 175 cm) dengan dada yang menonjol indah. Dan pinggulnya yang dibalut span ketat membuat bentuk pinggangnya yang ramping kian mempesona, juga pantatnya wah sungguh sangat montok, bulat dan masih kencang

Sepanjang pembicaraan dengannya, konsentrasiku tidak 100%, melihat gaya bicaranya yang intelek, gerakan bibirnya yang sensual saat sedang bicara, apalagi kalau sedang menunduk belahan buah dadanya nampak jelas, putih dan besar

Di sofa yang berada di ruangannya yang mewah dan lux, kami akhirnya sepakat mengikat kontrak kerja. Sambil menunggu sekretaris Ibu Bella membuat kontrak kerja, kami mengobrol kesana-kemari bahkan sampai ke hal yang agak pribadi.

Aku berani bicara kearah sana karena Ibu Bella sendiri yang memulai. Dari pembicaraan itu, baru kuketahui bahwa usianya baru 25 tahun, dia memegang jabatan direktur sekaligus pemilik perusahaan menggantikan almarhum suaminya yang meninggal karena kecelakaan pesawat.

“Pak gala sendiri umur berapa”, bisiknya dengan nada mesra
“Saya umur 26 tahun, Bu!” balasku
“sudah berkeluarga?”, pertanyaannya semakin menjurus, aku sampai GR sendiri
“Belum, Bu!”

Tanpa kutanya, Ibu Bella menerangkan bahwa sejak kematian suaminya setahun lalu, dia belum mendapatkan penggantinya
“Ibu cantik, masih muda, saya rasa seribu lelaki akan berlomba mendapatkan Ibu bella”, aku sedikit memujinya
“Memang, ada benarnya juga yang Bapak Gala ucapkan, tapi mereka rata-rata juga mengincar kekayaan saya”, nadanya sedikit merendah
Tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, Ibu Bella bangkit berdiri membukakan pintu, ternyata sekretarisnya telah selesai membuat kontrak kerjanya

“Kalau begitu, saya permisi pulang, Bu!, semoga kerjasama ini dapat bertahan dan saling menguntungkan”, aku segera pamit dan mengulurkan tangan
“Semoga saja”, tangannya menyambut uluran tanganku
“Terima kasih atas kunjungannya, Pak Gala ”

Cukup lama kami bersalaman, aku merasakan kelembutan tangannya yang bagaikan sutera, namun sebentar kemudian aku segera menarik tanganku, takut dikira kurang ajar. Namun naluri laki-lakiku bekerja, dengan halus aku mulai merancang strategi mendekatinya
“Oh ya, Bu Bella, sebelum saya lupa, sebagai perkenalan dan mengawali kerjasama kita, bagaimana kalau Ibu Bella saya undang untuk makan malam bersama”, aku mulai memasang jerat
“Terima kasih”, jawabnya singkat "Mungkin lain waktu, saya hubungi Pak Gala, untuk tawaran ini ”
“Saya tunggu, Bu permisi”

Aku tak mau mendesaknya lebih lanjut. Aku segera meninggalkan kantor Ibu Bella dengan sejuta pikiran menggelayuti benakku. 
Sepanjang perjalanan, aku selalu terbayang kecantikan wajahnya, postur tubuhnya yang ideal. Ah kayaknya semua kriteria cewek idaman ada padanya
Tak terasa satu bulan sejak pertemuan itu, meskipun aku sering mampir ke tempat Ibu Bella dalam kurun waktu tersebut, tapi tidak kutemui tanda-tanda aku bisa mengajaknya sekedar Dinner. Meskipun hubunganku dengannya menjadi semakin akrab


Menginjak bulan ke-2, akhirnya aku bisa mengajaknya keluar sekedar makan malam. Aku ingat sekali waktu itu malam Minggu, kami bagai sepasang kekasih, meskipun pada awalnya dia ngotot ingin menggunakan mobilnya yang mewah, akhirnya dia bersedia juga menggunakan mobil Katanaku yang bisa bikin perut mules

Beberapa kali malam Minggu kami keluar, sungguh aku jadi bingung sendiri, aku hanya berani menggenggam jarinya saja, itupun aku gemetaran, degup-degup di jantungku terasa berdetak kencang padahal hubungan kami sudah sangat dekat, bahkan aku dan dia sama-sama saling memanggil nama saja, tanpa embel-embel Pak atau Bu. 

Sampai pada malam Minggu yang kesekian kalinya, kuberanikan diri untuk memulainya, waktu itu kami di dalam bioskop Dalam keremangan, aku menggenggam jarinya, kuelus dengan mesra, kelembutan jarinya mengantarkan desiran-desiran aneh di tubuhku, kucoba mencium tangannya pelan, tidak ada respon, kulepas jemari tangannya dengan lembut. Kurapatkan tubuhku dengan tubuhnya, kupandangi wajahnya yang sedang serius menatap layar bioskop 

Dengan keberanian yang kupaksakan, kukecup pipinya Dia terkejut, sebentar memandangku Aku berpikir pasti dia akan marah, tapi respon yang kuterima sungguh membuatku kaget Dengan tiba-tiba dia memelukku, mulutnya yang mungil langsung menyambar mulutku dan melumatnya

Sekian detik aku terpana, tapi segera aku sadar dan balas melumat bibirnya, ciumannya makin ganas, lidah kami saling membelit mencoba menelusuri rongga mulut lawan Sementara tangannya semakin kuat mencengkram bahuku Aku mulai beraksi, tanganku bergerak merambat ke punggungnya, kuusap lembut punggungnya, bibirku yang terlepas menjalar ke lehernya yang jenjang dan putih, aku menggelitik belakang telinganya dengan lidahku Daftar Poker Online

“Bella, aku sayang kamu”, kubisikkan kalimat mesra di telinganya
“Gal, akupun sayang kamu”, suaranya sedikit mendesah menahan birahinya yang mulai bangkit

Dan saat tanganku menyusup ke dalam blousnya, erangannya semakin jelas terdengar Aku merasakan kelembutan buah dadanya, kenyal. Kupilin halus putingnnya, sementara tanganku yang satunya menelusuri pinggangnya dan meremas-remas pinggulnya yang sangat bahenol

Segera kubuka kancing blous bagian depannya, suasana bioskop yang gelap sangat kontras sekali dengan buah dadanya yang putih Perlahan kukeluarkan buah dadanya dari branya, kini di depanku terpampang buah dadanya yang sangat indah, kucium dan kujilat belahannya, hidungku bersembunyi diantara belahan dadanya, lidahku yang basah dan hangat terus menciumi sekelilingnya perlahan naik hingga ke bagian putingnya

Kuhisap pelan putingnya yang masih mungil, kugigit lembut, kudorong dengan lidahku Bella semakin meracau Tanganya menekan kuat kepalaku saat putingnya kuhisap agak kuat Sementara aku merasakan gerakan di celanaku semakin kuat, senjataku sudah menegang maksimal

Tanganku yang satunya sudah bergerak ke pahanya, spannya kutarik ke atas hingga batang pahanya tampak mulus, putih Kubelai, kupilin pahanya sementara mulutku mengisap terus puting buah dadanya kiri dan kanan Dan saat jariku sampai di pangkal pahanya, aku menemukan celana dalamnya Perlahan jari-jariku masuk lewat celah celana dalamnya, kugeser ke kiri, akhirnya jari-jariku menemukan rambut kemaluannya yang sangat lebat

Dengan tak sabar, kugosokkan jariku di klitorisnya sementara mulutku masih asyik menjilati puting buah dadanya yang semakin mencuat ke atas pertanda gairah nya sudah memuncak, meskipun jari-jariku sedikit terhalang celana dalamnya tapi aku masih dapat menggesek klitorisnya, bahkan dengan cepat kumasukkan jariku ke dalam celahnya yang lembat, terasa agak basah Jariku berputar-putar di dalamnya, sampai kutemukan tonjolan lembut bergerigi di dalam kemaluannya, kutekan dengan lembut G-spotnya itu, kekiri dan kekanan perlahan

“Achh Gala aku sudah nggak tahan Terus Gal oh ” Suaranya makin keras, birahinya sudah dipuncak
Tangannya menekan kepalaku ke buah dadanya hingga aku sulit bernafas, sementara tangan yang satunya menekan tanganku yang di kemaluannya semakin dalam. Akhirnya kurasakan seluruh tubuhnya bergetar, kuhisap kuat puting susunya, kumasukkan jariku semakin dalam


“Ahh oh Gal aku ke lu ar ” Kurasakan jariku hangat dan basah “Makasih Gal, sudah lama aku tak merasakan kenikmatan ini ” Aku hanya bisa diam, menahan tegangnya senjataku yang belum terlampiaskan tapi rupanya Bella sangat pengertian Dengan lincahnya dibukanya reitsleting celanaku, jari-jarinya mencari senjataku

Aku membantunya dengan menggerakan sedikit tubuhku Saat tangannya mendapatkan apa yang dicarinya, sungguh reaksinya sangat hebat “Oh besar sekali Gal aku suka aku suka barang yang besar ” Bella seperti anak kecil yang mendapatkan permen

Senjataku yang sudah kaku perlahan dikocoknya, aku merasakan nikmat atas perlakuannya, sementara tangannya asyik mengocok batang senjataku, tangan satunya membuka kancing bajuku, mulutnya yang basah menciumi dadaku dan menjilati putingku, sesekali Bella menghisap putingku. Aliran darahku semakin panas, gairah ku makin terbakar Aku merasakan spermaku sudah mengumpul di ujung, sementara kepala senjataku semakin basah oleh pelumas yang keluar

“Bella, aku sudah nggak tahan ”
“Tahan sebentar, Gal ”

Bella melepaskan jilatan lidahnya di dadaku dan langsung memasukkan senjataku ke dalam mulutnya, aku merasakan kuluman mulutnya yang hangat dan sempit Kulihat mulutnya yang mungil sampai sesak oleh kemaluanku Bella semakin kuat mengocok batang senjataku ke dalam mulutnya

Akhirnya kakiku sedikit mengejang untuk melepaskan spermaku “Awas Bell, aku mau keluar ” kutarik rambutnya agar menjauh dari batang senjataku, tapi Bella malah memasukkan senjataku ke dalam mulutnya lebih dalam, aku tak tahan lagi, kulepaskan tembakanku, 7 kali denyutan cukup memenuhi mulutnya yang mungil dengan spermaku

Bella dengan lahap langsung menelannya dan membersihkan cairan yang tertinggal di kepala senjataku dengan lidahnya Aku menarik nafas panjang mengatur degup jantungku yang tadi sangat cepat

Setelah lampu menyala kembali pertanda pertunjukan telah usai, kami sudah rapi kembali Kulihat jam di pergelangan tanganku menunjukan pukul 10 00 malam. Aku langsung mengantarnya pulang, dalam perjalanan kami tak banyak bicara, kami saling memikirkan kejadian yang baru saja kami alami bersama

Sampai di rumahnya yang mewah di bilangan Pluit, aku langsung ditariknya menuju kamar pribadinya yang sangat luas “Gal, saya belum puas, kita teruskan permainan yang tadi ” Tangannya langsung membuka kancing bajuku dan mulai membangkitkan gairah ku, sementara pikiranku semakin bingung, kenapa Bella yang tadinya kalem bisa berubah ganas begini?

Tapi pikiranku kalah dengan gairah yang mulai berkobar di dadaku, terlebih saat tangannya dengan lihai mengusap dadaku Bagai musafir seluruh tubuhku dicium dan dijilatinya dengan penuh nafsu Aku pun tak mau kalah sigap, di ranjangnya yang empuk kami bergulat saling memilin, melumat, dan saling menghisap

Saat pakaian kami mulai tertanggal dari tempatnya Kami saling melihat, aku melihat kesempurnaan tubuhnya, apalagi di daerah selangkangannya yang putih bersih, sangat kontras dengan bulu kemaluannya yang sangat hitam dan lebat Dan Bella memandangi senjataku yang mengacung menunjuk langit-langit kamar Hanya sebentar kami berpandangan, aku langsung meraih tubuhnya dan memapahnya ke ranjang

Kuletakkan hati-hati tubuhnya yang gempal dan lembut, aku mulai menciumi seluruh tubuhnya, lidahku menari-nari dari leher sampai ke jari-jari kakinya Kuhisap puting buah dadanya yang kemerahan, kujilat dan sesekali kugigit mesra Ssementara tanganku yang lain meremas-remas pinggul dan pantatnya yang sangat kenyal

Pergulatan kami semakin seru, kini posisi kami berbalikan seperti angka 69, kami saling menghisap puting dada Saat aku memainkan puting dadanya yang sudah mencuat, lidahnya menjilati putingku Aku turun menjilati perutnya, kurasakan juga perutku dijilati dan akhirnya lidah kami saling menghisap kemaluan


Aku merasakan hangat di kepala senjataku saat lidahku menari-nari menelusuri celah kemaluannya, lidahku semakin dalam masuk ke dalam celah kewanitaannya yang telah basah, kuhisap klitorisnya kuat-kuat, kurasakan tubuhnya bergetar hebat

Lima belas menit sudah kami saling menghisap, nafsuku yang sudah di ubun-ubun menuntut penyelesaian Segera aku membalikkan tubuhku Kini kami kembali saling melumat bibir, sementara senjataku yang sudah basah oleh liurnya kuarahkan ke celah pahanya, sekuat tenaga aku mendorongnya namun sulit sekali Tubuh kami sudah bersimbah peluh

Akhirnya tak sabar tangan Bella memandu senjataku, setelah sampai di pintu kemaluannya, kutekan kuat, Bella membuka pahanya lebar-lebar dan senjataku melesak ke dalam kemaluannya Kepala senjataku sudah berada di dalam celahnya, hangat dan menggigit Kutahan pantatku, aku menikmati remasan kemaluannya di batanganku Perlahan kutekan pantatku, senjataku amblas sedalam-dalamnya Gigi Bella yang runcing tertancap di lenganku saat aku mulai menaikturunkan pantatku dengan gerakan teratur

Remasan dan gigitan liang kewanitaannya di seluruh batang senjataku terasa sangat nikmat Kubalikan tubuhnya, kini tubuh Bella menghadap ke samping Senjataku menghujam semakin dalam, kuangkat sebelah kakinya ke pundakku Batang senjataku amblas sampai mentok di mulut rahimnya Puas dari samping, tanpa mencabut senjataku, kuangkat tubuhnya, dengan gerakan elastis kini aku menghajarnya dari belakang

Tanganku meremas bongkahan pantatnya dengan kuat, sementara senjataku keluar masuk semakin cepat Erangan dan rintihan yang tak jelas terdengar lirih, membuat semangatku semakin bertambah Ketika kurasakan ada yang mau keluar dari kemaluanku, segera kucabut senjataku “Pllop ” terdengar suara saat senjataku kucabut, mungkin karena ketatnya lubang kemaluan Bella mencengkram senjataku 

“Achh, kenapa Gal aku sedikit lagi”, protes Bella
Dia langsung mendorong tubuhku, kini aku telentang di bawah, dengan sigap Bella meraih senjataku dan memasukkannya ke dalam lubang sorganya sambil berjongkok

Kini Bella dengan buasnya menaik turunkan pantatnya, sementara aku di bawah sudah tak sanggup rasanya menahan nikmat yang kuterima dari gerakan Bella, apalagi saat pinggulnya sambil naik-turun digoyangkan juga diputar-putar, aku bertahan sekuat mungkin

Satu jam sudah berlalu, kulihat Bella semakin cepat bergerak, cepat hingga akhirnya aku merasakan semburan hangat di senjataku saat tubuhnya bergetar dan mulutnya meracau panjang “Oh aku puas Gal, sangat puas ” tubuhnya tengkurap di atas tubuhku, namun senjataku yang sudah berdenyut-denyut belum tercabut dari kemaluannya. Kurasakan buah dadanya yang montok menekan tubuhku seirama dengan tarikan nafasnya

Setelah beberapa saat, aku sudah merasakan air maniku tidak jadi keluar, segera kubalikkan tubuhnya kembali. Kini dengan gaya konvensional aku mencoba meraih puncak kenikmatan, kemaluannya yang agak basah tidak mengurangi kenikmatan

Aku terus menggerakkan tubuhku Perlahan gairah nya kembali bangkit, terlebih saat batang senjataku mengorek-ngorek lubang kemaluannya kadang sedikit kuangkat pantatku agar G-spotnya tersentuh Kini pinggul Bella yang seksi mulai bergoyang seirama dengan gerakan pantatku Jari-jarinya yang lentik mengusap dadaku, putingku dipilin-pilinnya, hingga sensasi yang kurasakan tambah gila

Setengah jam sudah aku bertahan dengan gaya konvensional Perlahan aku mulai merasakan cairanku sudah kembali ke ujung kepala senjataku Saat gerakanku sudah tak beraturan lagi, berbarengan dengan hisapan Bella pada putingku dan pitingan kakinya di pinggangku, kusemprotkan air maniku ke dalam kemaluannya, kami berbarengan orgasme

Sejak kejadian itu, kami sering melakukannya. Aku baru tahu bahwa gairah nya sangat tinggi, selama ini dia bersikap alim, karena tidak mau sembarangan main dengan cowok. Dia mau denganku karena aku sabar, baik dan tidak mengejar kekayaannya. Apalagi begitu dia tahu bahwa senjataku dua kali lipat mantan suaminya, tambah lengket saja gairah nya.

Jumat, 20 Desember 2019

Bertukar Pasangan Agar Lebih Nikmat


Agen BandarQ - Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara, ayahnya adalah seorang pejabat yang kini bersama ibunya tengah bertugas di ibukota, sedang kakak-kakaknya tinggal di berbagai kota di pulau sulawesi ini karena keperluan pekerjaan atau kuliah. Maka tinggallah Riska seorang diri di rumah tersebut, terkadang dia juga ditemani oleh sepupunya yang mahasiswi dari sebuah universitas negeri ternama di kota itu.

Sebagai anak ABG yang mengikuti trend masa kini, Riska sangat gemar memakai pakaian yang serba ketat termasuk juga seragam sekolah yang dikenakannya sehari-hari. Rok abu-abu yang tingginya beberapa senti di atas lutut sudah cukup menyingkapkan kedua pahanya yang putih mulus, dan ukuran roknya yang ketat itu juga memperlihatkan lekuk body tubuhnya yang sekal menggairahkan.
Penampilannya yang aduhai ini tentu mengundang pikiran buruk para laki-laki, dari yang sekedar menikmati kemolekan tubuhnya sampai yang berhasrat ingin menggagahinya. Salah satunya adalah Parno, si tukang becak yang mangkal di depan gang rumah Riska. Parno, pria berusia 40 tahunan itu, memang seorang pria yang berlibido tinggi, birahinya sering naik tak terkendali apabila melihat gadis-gadis cantik dan seksi melintas di hadapannya.
Sosok pribadi Riska memang cukup supel dalam bergaul dan sedikit genit termasuk kepada Parno yang sering mengantarkan Riska dari jalan besar menuju ke kediaman Riska yang masuk ke dalam gang.
Suatu sore, Riska pulang dari sekolah. Seperti biasa Parno mengantarnya dari jalan raya menuju ke rumah. Sore itu suasana agak mendung dan hujan rintik-rintik, keadaan di sekitar juga sepi, maklumlah daerah itu berada di pinggiran kota YK. Dan Parno memutuskan saat inilah kesempatan terbaiknya untuk melampiaskan hasrat birahinya kepada Riska. Ia telah mempersiapkan segalanya, termasuk lokasi tempat dimana Riska nanti akan dikerjai. Parno sengaja mengambil jalan memutar lewat jalan yang lebih sepi, jalurnya agak jauh dari jalur yang dilewati sehari-hari karena jalannya memutar melewati areal pekuburan.
“Lho koq lewat sini Pak?”, tanya Riska.
“Di depan ada kawinan, jadi jalannya ditutup”, bujuk Parno sambil terus mengayuh becaknya.
Dengan sedikit kesal Riska pun terpaksa mengikuti kemauan Parno yang mulai mengayuh becaknya agak cepat. Setelah sampai pada lokasi yang telah direncanakan Parno, yaitu di sebuah bangunan tua di tengah areal pekuburan, tiba-tiba Parno membelokkan becaknya masuk ke dalam gedung tua itu.
“Lho kenapa masuk sini Pak?”, tanya Riska.
“Hujan..”, jawab Parno sambil menghentikan becaknya tepat di tengah-tengah bangunan kuno yang gelap dan sepi itu. Dan memang hujan pun sudah turun dengan derasnya. Daftar Poker Online

Bangunan tersebut adalah bekas pabrik tebu yang dibangun pada jaman belanda dan sekarang sudah tidak dipakai lagi, paling-paling sesekali dipakai untuk gudang warga. Keadaan seperti ini membuat Riska menjadi semakin panik, wajahnya mulai terlihat was-was dan gelisah.
“Tenang.. Tenang.. Kita santai dulu di sini, daripada basah-basahan sama air hujan mending kita basah-basahan keringat..”, ujar Parno sambil menyeringai turun dari tempat kemudi becaknya dan menghampiri Riska yang masih duduk di dalam becak.
Bagai tersambar petir Riskapun kaget mendengar ucapan Parno tadi.
“A.. Apa maksudnya Pak?”, tanya Riska sambil terbengong-bengong.
“Non cantik, kamu mau ini?” Parno tiba-tiba menurunkan celana komprangnya, mengeluarkan penisnya yang telah mengeras dan membesar.
Riska terkejut setengah mati dan tubuhnya seketika lemas ketika melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat selama ini.
“J.. Jaangan Pak.. Jangann..” pinta Riska dengan wajah yang memucat.
Sejenak Parno menatap tubuh Riska yang menggairahkan, dengan posisinya yang duduk itu tersingkaplah dari balik rok abu-abu seragam SMU-nya kedua paha Riska yang putih bersih itu. Kaos kaki putih setinggi betis menambah keindahan kaki gadis itu. Dan di bagian atasnya, kedua buah dada ranum nampak menonjol dari balik baju putih seragamnya yang berukuran ketat.
“Ampunn Pak.. Jangan Pak..”, Riska mulai menangis dalam posisi duduknya sambil merapatkan badan ke sandaran becak, seolah ingin menjaga jarak dengan Parno yang semakin mendekati tubuhnya.
Tubuh Riska mulai menggigil namun bukan karena dinginnya udara saat itu, tetapi tatkala dirasakannya sepasang tangan yang kasar mulai menyentuh pahanya. Tangannya secara refleks berusaha menampik tangan Parno yang mulai menjamah paha Riska, tapi percuma saja karena kedua tangan Parno dengan kuatnya memegang kedua paha Riska.
“Oohh.. Jangann.. Pak.. Tolongg.. Jangann..”, Riska meronta-ronta dengan menggerak-gerakkan kedua kakinya. Akan tetapi Parno malahan semakin menjadi-jadi, dicengkeramnya erat-erat kedua paha Riska itu sambil merapatkan badannya ke tubuh Riska.
Riska pun menjadi mati kutu sementara isak tangisnya menggema di dalam ruangan yang mulai gelap dan sepi itu. Kedua tangan kasar Parno mulai bergerak mengurut kedua paha mulus itu hingga menyentuh pangkal paha Riska. Tubuh Riska menggeliat ketika tangan-tangan Parno mulai menggerayangi bagian pangkal paha Riska, dan wajah Riska menyeringai ketika jari-jemari Parno mulai menyusup masuk ke dalam celana dalamnya.


“Iihh..”, pekikan Riska kembali menggema di ruangan itu di saat jari Parno ada yang masuk ke dalam liang vaginanya.
Tubuh Riska menggeliat kencang di saat jari itu mulai mengorek-ngorek lubang kewanitaannya. Desah nafas Parno semakin kencang, dia nampak sangat menikmati adegan ‘pembuka’ ini. Ditatapnya wajah Riska yang megap-megap dengan tubuh yang menggeliat-geliat akibat jari tengah Parno yang menari-nari di dalam lubang kemaluannya.
“Cep.. Cep.. Cep..”, terdengar suara dari bagian selangkangan Riska. Saat ini lubang kemaluan Riska telah banjir oleh cairan kemaluannya yang mengucur membasahi selangkangan dan jari-jari Parno.
Puas dengan adegan ‘pembuka’ ini, Parno mencabut jarinya dari lubang kemaluan Riska. Riska nampak terengah-engah, air matanya juga meleleh membasahi pipinya. Parno kemudian menarik tubuh Riska turun dari becak, gadis itu dipeluknya erat-erat, kedua tangannya meremas-remas pantat gadis itu yang sintal sementara Riska hanya bisa terdiam pasrah, detak jantungnya terasa di sekujur tubuhnya yang gemetaran itu. Parno juga menikmati wanginya tubuh Riska sambil terus meremas remas pantat gadis itu.

Selanjutnya Parno mulai menikmati bibir Riska yang tebal dan sensual itu, dikulumnya bibir itu dengan rakus bak seseorang yang tengah kelaparan melahap makanan.
“Eemmgghh.. Mmpphh..”, Riska mendesah-desah di saat Parno melumat bibirnya. Dikulum-kulum, digigit-gigitnya bibir Riska oleh gigi dan bibir Parno yang kasar dan bau rokok itu. Ciuman Parno pun bergeser ke bagian leher gadis itu.
“Oohh.. Eenngghh..”, Riska mengerang-ngerang di saat lehernya dikecup dan dihisap-hisap oleh Parno.
Cengkeraman Parno di tubuh Riska cukup kuat sehingga membuat Riska sulit bernafas apalagi bergerak, dan hal inilah yang membuat Riska pasrah di hadapan Parno yang tengah memperkosanya. Setelah puas, kini kedua tangan kekar Parno meraih kepala Riska dan menekan tubuh Riska ke bawah sehingga posisinya berlutut di hadapan tubuh Parno yang berdiri tegak di hadapannya. Langsung saja oleh Parno kepala Riska dihadapkan pada penisnya.
“Ayo.. Jangan macam-macam non cantik.. Buka mulut kamu”, bentak Parno sambil menjambak rambut Riska.
Takut pada bentakan Parno, Riska tak bisa menolak permintaannya. Sambil terisak-isak dia sedikit demi sedikit membuka mulutnya dan segera saja Parno mendorong masuk penisnya ke dalam mulut Riska.
“Hmmphh..”, Riska mendesah lagi ketika benda menjijikkan itu masuk ke dalam mulutnya hingga pipi Riska menggelembung karena batang kemaluan Parno yang menyumpalnya.
“Akhh..” sebaliknya Parno mengerang nikmat. Kepalanya menengadah keatas merasakan hangat dan lembutnya rongga mulut Riska di sekujur batang kemaluannya yang menyumpal di mulut Riska.

Riska menangis tak berdaya menahan gejolak nafsu Parno. Sementara kedua tangan Parno yang masih mencengkeram erat kepala Riska mulai menggerakkan kepala Riska maju mundur, mengocok penisnya dengan mulut Riska. Suara berdecak-decak dari liur Riska terdengar jelas diselingi batuk-batuk.
Beberapa menit lamanya Parno melakukan hal itu kepada Riska, dia nampak benar-benar menikmati. Tiba-tiba badan Parno mengejang, kedua tangannya menggerakkan kepala Riska semakin cepat sambil menjambak-jambak rambut Riska. Wajah Parno menyeringai, mulutnya menganga, matanya terpejam erat dan..
“Aakkhh..”, Parno melengking, croot.. croott.. crroott..
Seiring dengan muncratnya cairan putih kental dari kemaluan Parno yang mengisi mulut Riska yang terkejut menerima muntahan cairan itu. Riska berusaha melepaskan batang penis Parno dari dalam mulutnya namun sia-sia, tangan Parno mencengkeram kuat kepala Riska. Sebagian besar sperma Parno berhasil masuk memenuhi rongga mulut Riska dan mengalir masuk ke tenggorokannya serta sebagian lagi meleleh keluar dari sela-sela mulut Riska.
“Ahh”, sambil mendesah lega, Parno mencabut batang kemaluannya dari mulut Riska.
Nampak batang penisnya basah oleh cairan sperma yang bercampur dengan air liur Riska. Demikian pula halnya dengan mulut Riska yang nampak basah oleh cairan yang sama. Riska meski masih dalam posisi terpaku berlutut, namun tubuhnya juga lemas dan shock setelah diperlakukan Parno seperti itu.
“Sudah Pak.. Sudahh..” Riska menangis sesenggukan, terengah-engah mencoba untuk ‘bernego’ dengan Parno yang sambil mengatur nafas berdiri dengan gagahnya di hadapan Riska.

Nafsu birahi yang masih memuncak dalam diri Parno membuat tenaganya menjadi kuat berlipat-lipat kali, apalagi dia telah menenggak jamu super kuat demi kelancaran hajatnya ini sebelumnya. Setelah berejakulasi tadi, tak lama kemudian nafsunya kembali bergejolak hingga batang kemaluannya kembali mengacung keras siap menerkam mangsa lagi.
Parno kemudian memegang tubuh Riska yang masih menangis terisak-isak. Riska sadar akan apa yang sebentar lagi terjadi kepadanya yaitu sesuatu yang lebih mengerikan. Badan Riska bergetar ketika Parno menidurkan tubuh Riska di lantai gudang yang kotor itu, Riska yang mentalnya sudah jatuh seolah tersihir mengikuti arahan Parno.
Setelah Riska terbaring, Parno menyingkapkan rok abu-abu seragam SMU Riska hingga setinggi pinggang. Kemudian dengan gerakan perlahan, Parno memerosotkan celana dalam putih yang masih menutupi selangkangan Riska. Kedua mata Parno pun melotot tajam ke arah kemaluan Riska. Kemaluan yang merangsang, ditumbuhi rambut yang tidak begitu banyak tapi rapi menutupi bibir vaginanya, indah sekali.


Parno langsung saja mengarahkan batang penisnya ke bibir vagina Riska. Riska menjerit ketika Parno mulai menekan pinggulnya dengan keras, batang penisnya yang panjang dan besar masuk dengan paksa ke dalam liang vagina Riska.
“Aakkhh..”, Riska menjerit lagi, tubuhnya menggelepar mengejang dan wajahnya meringis menahan rasa pedih di selangkangannya.
Kedua tangan Riska ditekannya di atas kepala, sementara ia dengan sekuat tenaga melesakkan batang kemaluannya di vagina Riska dengan kasar dan bersemangat.
“Aaiihh..”, Riska melengking keras di saat dinding keperawanannya berhasil ditembus oleh batang penis Parno. Darah pun mengucur dari sela-sela kemaluan Riska.
“Ohhss.. Hhsshh.. Hhmmh.. Eehhghh..” Parno mendesis nikmat.
Setelah berhasil melesakkan batang kemaluannya itu, Parno langsung menggenjot tubuh Riska dengan kasar.
“Oohh.. Oogghh.. Oohh..”, Riska mengerang-ngerang kesakitan. Tubuhnya terguncang-guncang akibat gerakan Parno yang keras dan kasar. Sementara Parno yang tidak peduli terus menggenjot Riska dengan bernafsu. Batang penisnya basah kuyup oleh cairan vagina Riska yang mengalir deras bercampur darah keperawanannya.
Sekitar lima menit lamanya Parno menggagahi Riska yang semakin kepayahan itu, sepertinya Parno sangat menikmati setiap hentakan demi hentakan dalam menyetubuhi Riska, sampai akhirnya di menit ke-delapan, tubuh Parno kembali mengejang keras, urat-uratnya menonjol keluar dari tubuhnya yang hitam kekar itu dan Parno pun berejakulasi.

“Aahh..” Parno memekik panjang melampiaskan rasa puasnya yang tiada tara dengan menumpahkan seluruh spermanya di dalam rongga kemaluan Riska yang tengah menggelepar kepayahan dan kehabisan tenaga karena tak sanggup lagi mengimbangi gerakan-gerakan Parno.
Dan akhirnya kedua tubuh itupun kemudian jatuh lunglai di lantai diiringi desahan nafas panjang yang terdengar dari mulut Parno. Parno puas sekali karena telah berhasil melaksanakan hajatnya yaitu memperkosa gadis cantik yang selama ini menghiasi pandangannya dan menggoda dirinya.
Setelah rehat beberapa menit tepatnya menjelang Isya, akhirnya Parno dengan becaknya kembali mengantarkan Riska yang kondisinya sudah lemah pulang ke rumahnya. Karena masih lemas dan akibat rasa sakit di selangkangannya, Riska tak mampu lagi berjalan normal hingga Parno terpaksa menuntun gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Suasana di lingkungan rumah yang sepi membuat Parno dengan leluasa menuntun tubuh lemah Riska hingga sampai ke teras rumah dan kemudian mendudukkannya di kursi teras. Setelah berbisik ke telinga Riska bahwa dia berjanji akan datang kembali untuk menikmati tubuhnya yang molek itu, Parno pun kemudian meninggalkan Riska dengan mengayuh becaknya menghilang di kegelapan malam, meninggalkan Riska yang masih terduduk lemas di kursi teras rumahnya.

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,