Senin, 06 Januari 2020

Memuaskan Nafsu Guru Anak Ku



Cerita dewasa kali ini menceritakan pengalaman seorang wanita cantik yang sudah menjanda. Ibu muda ini bernama ibu Nita, dan ber anak satu yang masih duduk dibangku sekolah dasar. ekonominya hanya pas-pasan saja dan sayangnya IQ anaknya kurang tinggi. Sehingga ibu Nita yang sudah tau kalau anakknya enggak bakalan naik kelas 2. karenanya bu nita mencoba mendekati kepala sekolahnya yang bernama pak Roy. Rupanya pak Roy mengerti akan maksud dari kedatangan bu Nita tersebut. Dan untuk menghindari kecurigaan para guru di sekolah maka pak Roy menyuruh bu nita untuk bertemu dengannya di sebuah lobby hotel malam itu juga.

“Anak ibu bisa naik kelas dua tapi … ”

“Tapi apa pak?” tanyaku cepat-cepat.

Pak Roy tak meneruskan ucapannya, dia hanya menatapku dengan tajam tanpa reaksi apapun.

“Berapa yang bapak minta?” tanyaku setelah beberapa lama kutunggu dia untuk melanjutkan ucapannya.

“Ibu tak mungkin dapat memenuhinya kalau saya ucapkan!” katanya dengan nada datar.

“Berapa lah pak, tolong anak saya” ucapku lirih dengan nada memelas

“Eee…… tiga juta!”

“Tiga juta!” kataku terkejut

“Iya tiga juta”

“Dari mana saya punya uang sebanyak itu, pak” kataku lagi yang masih terkejut.

“Bila tak punya uang sebesar itu masih bisa ibu usahakan dengan cara yang lain”

“Bagaimana caranya itu pak”

“Asal ibu tak keberatan pasti bisa”

“Iya tapi bagaimana pak!” tanyaku lagi.

Setelah lama pak Roy berpikir panjang lalu dia berkata ….. “Bagaimana kalau sebagai gantinya malam ini bu Nita bermalam di hotel bersama!” ucapnya pelan setengah berbisik ditelingaku.

“APA!???” desisku terkejut.

“Iya, bermalam bersama saya!” katanya lagi sambil tangannya melingkar dibahuku.

” Bagaimana? toh tak ada ruginya!” katanya lagi sambil merapatkan tubuhnya ketubuhku yang duduk disofa itu. Aku yang masih shock dengan apa yang barusan kudengar belum hilang. Agen DominoQQ

Akhirnya setelah beberapa lama aku dirayunya dan dengan setengah hati kedua kakiku melangkah mengikutinya menuju mobil sedan pak Roy yang akan membawaku ke sebuah penginapan yang lain yang agak jauh.

Akhirnya kami sampai juga di sebuah penginapan dipinggir kota, jauh dari rumah untuk menghindari ketahuan dari kerabat maupun dari teman. Jam sudah menunjukan pukul 8 malam saat tiba dikamar motel itu.

“Santai aja bu Nit…” katanya setelah mengunci pintu kamar itu sambil melangkah menggiringku ketepian ranjang. “… ayo duduk dulu, kita rileks sebentar….” ucapnya sambil memeluk pinggangku. Jantungku berdebar - debar rasanya karena canggung dan malu.

“Di kamar ini bu Nita tak usah malu…” desisnya dekat telingaku sambil tangannya mulai bergerak kearah buah dadaku. “…

Uuuuu…. dada bu Nita pasti indah sekali!” ucapnya ketika tangannya meraba-raba buah dadaku dari balik bajuku.

Dalam waktu yang cukup singkat, seluruh pakaianku sudah terlepas dari tubuhku tanpa sehelai benangpun dan dalam sekejap juga mas Roy melepas pakaiannya sendiri tanpa malu-malu dihadapan mataku sambil matanya  memelototi tubuhku yang telanjang ini.

“Pokoknya buat saya puas!… pasti anak ibu naik kelas” bisiknya ditelingaku sambil tangannya mendorong tubuhku kebelakang hingga tubuhku merebah telentang dari pinggir ranjang.

Setelah itu kedua belah pahaku direnggangkan kekiri dan kekanan dan kemudian …….

“OUH……….”desahku, ketika saat itu kurasakan mulutnya mas Roy mulai menciumi dan melumati bibir kemaluanku. Jantungku hanya berdebar-debar kencang dan sekali-kali aku melingking dan merintih panjang menahan rasa geli yang menggelitik diseputar pangkal pahaku.

“SSSST……OUH….masss.. .” desisku berulang-ulang sambil memejamkan mata dan tangankupun mulai meremasi kepala mas Roy yang masih berada diseputar pangkal pahaku. Cukup lama mas Roy mempermainkan bagian kemaluanku, dari mulai aku hanya merasa terpaksa untuk melakukannya hingga sampai sampai diriku menjadi benar-benar terangsang sekali dibuatnya.

“Ouhhh…Ouhhhh…. masss…..” rintihku dengan nafas yang mendesah-desah menahan gejolak nafsu yang mulai timbul. Setelah melihatku yang amat sangat terangsang barulah dia mengambil posisi dengan menaikkan kedua belah pahaku sambil mengarahkan penisnya yang sudah tegang sejak tadi. Beberapa kali penisnya gagal menembus pertahananku hingga akhirnya dia mengoleskan seluruh batang penisnya dengan baby oil.

“AAAAAA….!!!!!!!!!!!” Jeritku keras-keras. Menahan perih dan ngilu yang amat sangat diseputar pangkal pahaku. Kurasakan kepala penisnya menembus masuk kedalam lubang kemaluanku dengan ditekan secara perlahan-lahan hingga kepala penisnya tenggelam tak kelihatan lagi didalam lubang kemaluanku yang terbentang lebar.

Malam itu aku benar-benar dibuatnya melayang-layang tanpa henti. Dia benar-benar bagai kuda liar yang buas dan lincah. Setelah mengguncang tubuhku cukup hebat hingga mencapai titik klimaksnya dia mencumbu dan melubat bibirku sepuas-puasnya tak terkecuali dengan buah dadaku. Tubuhkupun penuh dengan tetesan lendir putih yang dikeluarkan dari ujung kepala penisnya itu.

Sudah empat babak rasaya Pak Roy menggauli tubuhku tanpa lelah sedikitpun malam itu. Tiap-tiap babak aku hanya dapat meluangkan waktu barang satu batang rokok yang dihisapnya.

“Bagaimana bu Nita! puas ngak?” tanyanya sambil menaruh puntung rokok yang tersisa ditangannya ke asbak yang diletakkan tak jauh dari sisi ranjang.

“Udah cukup ya mas …..!” balasku pelan, dengan nafas yang masih belum teratur.

“Ah belum dong!” katanya pelan sambil membelai-belai buah dadaku. “…kenapa?” katanya kembali, sambil jemari tangannya mulai nakal dengan memencet-mencet punting susuku dengan lembut.

“Udah perih, mas!…” kataku pelan.

“Perih?, ah nanti juga ilang sendiri kok! jangan takut. Lagian baru jam 1 pagi, kan tadi katanya mau menemani saya sampai pagi.” katanya lagi.

“Iya, tapi ….”

“Ssstt……..” tiba-tiba dia menempelkan jari telunjuknya kemulutku sebagai tanda supaya aku jangan protes, dan tetap melayani sampai dia puas benar. Akhirnya taklama kembali lagi tubuhku disetubuhi untuk yang kelima kalinya. Walau demikian akhirnya akupun turut terangsang dan menikmati setiap gerakannya hingga aku kembali mencapai klimaks yang entah keberapa kali saat itu.

“Bagaimana bu Nit? udah ngak sakit lagikan sekarang.!” Katanya dengan nafas yang masih memburu. Aku hanya terdiam saja dengan mata yang terpejam sambil menikmati rasa gejolak yang tersisa. Kurasakan bibirku dikecupnya beberapa kali.



Akhirnya selama hampir satu setengah tahun lamanya tubuhku menjadi tempat pelampiasan nafsunya sampai akhirnya dia di pindah tugaskan ke luar pulau. Tapi itu bukan dari akhir dari cerita, karena sebelum dia pergi, mas Roy malah menyerahkan tubuhku kepada penggantinya yaitu pak Togar.

“Bu Nita!, ini saya kenalkan dengan orang yang akan menggantikan kedudukan saya!” ucap pak Roy kepadaku.

“Oh ini yang namanya Bu Nita!” ucap orang yang dikenalkan padaku.

“…saya Togar! pengganti pak Roy.” katanya sambil menjabat tanganku dengan mantap.

“Wah keliatanya habis tempur habis-habisan nih!” serunya sambil memandang kesudut ruang, matanya tertuju pada ranjang dikamar motel yang memang kami tempati sejak sabtu kemarin.

“Wah tau aja nih Bang Togar!” celetuk mas Roy sambil tertawa lebar yang diikuti oleh seyum bang Togar sendiri.

“Wah kalau begitu boleh dong saya cicip sebentar, sebagai perkenalan?” ucap Bang Togar tanpa malu-malu.

“Oh silahkan Bang, silahkan.” ucap mas Roy.

Aku hanya diam saja dan tak terkejut lagi karena sudah diberi tahu oleh mas Roy sebelumnya.

“Bu Nita biar saya tinggal sekarang yah!, lagi pula saya sudah waktunya untuk berangkat kepelabuhan, biar nanti Bang Togar yang anterin pulang.” katanya sambil dia melangkahkan kakinya kepintu kamar.

“Pokoknya anak ibu pasti lulus terus deh dijamin” katanya padaku berbisik dan kemudian meninggalkan kami berdua setelah mengecup bibirku dan sempat-sempatnya meremas pantatku saat itu.

Setelah mas Roy tak terlihat lagi oleh pandangan mata maka kamipun kembali lagi masuk kedalam kamar motel itu.

“Ahhh!” pekikku kaget ketika baru pintu kamar ditutup tiba-tiba tubuhku diangkat dan digendongnya………

…untungnya aku cepat menangkap pundaknya bang Togar yang berotot itu dengan lengan kananku sedangkan belakang kedua lututku diangkatnya dengan ringan seperti tanpa beban.

“Kita mandi bareng yuk mbak Nit!” ucapnya sambil memandang wajahku yang masih kuyup dan lesuh. Aku hanya diam saja hanya mataku saja yang memberikan syarat menginyakan. Sambil menggendong tubuhku, yang seperti anak kecil akan dimandikan, dia melangkahkan kakinya menuju pintu kamar mandi lalu masuk kedalamnya dan tubuhku di turunkannya didalam bath up itu. “Biar saya yang buka dasternya” kata bang Togar yang bersuara berat itu sambil tangannya membuka kedua kancing dasterku lalu dia mengangkat dasterku mulai dari pinggulku keatas hingga kedua pahaku yang putih mulus itu terlihat oleh matanya, lalu diangkatnya lebih tinggi lagi hingga bibir kemaluanku terlihat dengan jelas olehnya karena memang aku semalam tak mengenakan pakaian dalam hanya dibalut oleh daster saja, itupun aku pakai sesaat sebelum seseorang yang bernama bang Togar itu datang kekamar motel yang aku tiduri bersama mas Roy. Agen BandarQ

“HHHmmmm…pantesan aja si Roy betah sama mbak Nita yang aduhai ini” celetuknya setelah dasterku telah lepas dari kulit tubuhku yang putih bersih dan padat ini.

“Sekarang mbak boleh telentang di bath up itu” katanya sambil tangannya yang terasa kasar itu menarik lenganku untuk rebahan di bath up. Kemudian dia menutup lubang bath up itu sambil menyalakan air yang mulai mengucur dengan derasnya mengisi bath up tersebut.

“Saya mau ambil shampo dan sabun dulu ya mbak” kata Bang Togar.

“Oh iya mas…eh..bang!” kataku dengan sedikit gugup karena sebetulnya aku bukan seorang pelacur yang sudah terbiasa menghadapi setiap macam lelaki, tatapi aku hanya seorang janda yang sebetulnya hanya terpaksa melayani lelaki seperti mas Roy dulu demi menyelamatkan anakku supaya anakku dapat terus melanjutkan bangku sekolahnya.

Sementara bang Togar keluar kamar mandi untuk mengambil shampo dan sabun, aku hanya dapat melamun saja

membayangkan apa yang akan terjadi denganku sekarang ini, apakah sama dengan cara melayani mas Roy atau berbeda.

“Eh…kok ngelamun…. ngelamunin mas Roy yach!” tanya bang Togar yang sudah kembali masuk kedalam kamar mandi dengan membawa shampo dan sabun.

“Oh…enggak bang” kataku sekenanya.

“Sudah lama menjanda?” tanya bang

Togar sambil dia membuka kaosnya.

“Sudah empat tahun bang” jawabku sambil memandang dadanya yang bidang dan sedikit berbulu dengan kulit tubuhnya yang berwarna kecoklatan cukup kontras sekali dengan warna kulit tubuhku yang putih ini.



“Tapi sejak mengenal si Roy…Nita ngak kesepian lagi dong!” tanya bang Togar mencomba untuk membuat suasana sedikit lebih santai.

“Ah…Bang Togar bisa ajah!” kataku dengan mataku yang masih menatap tubuhnya yang besar dan kekar itu.

Kini aku sedikit terkejut dengan mataku sedikit membelalak melihat apa yang tak pernah kubayangkan sebelumnya sambil menelan ludah beberapa kali ketika mataku tertuju pada burung yang menggelantung saat dia melorotkan celana dalamnya sendiri. Bulu kudukku langsung berdiri dan merinding sekujur tubuhku takkala kulihat Batang penisnya yang panjang hampir sepanjang penggaris kecil berukuran kurang lebih 20 centi meteran…..

“Glek…..” aku terus menelan ludahku sendiri, belum lagi ketika mataku tertuju pada kepala burungnya yang bentuknya mirip seperti topi baja pasukan Jerman pada waktu perang dunia ke 2.

“Busyeeet…..ya…ammmmpunnnn n!!!” kataku dalam hati melihat kepala penisnya yang besar sebesar bakso bola tenis.

“Itu barang masih tidur, gima besarnya nanti kalo udah bangun….Hiiiiiii…” kataku lagi dalam hati dengan mataku yang masih memelototi bagian-bagian tubuhnya itu.

“Tuh bengong lagi….kenapa? udah kepingin yach” suara bang Togar yang keras dan berat itu mengejutkanku yang masih galau membayangkan apa yang akan terjadi.

“Ah…Abang” kataku pelan dengan muka sedikit memerah karena malu ketahuan sedang memelototi tubuhnya itu.

“Biar saya kramasin mbak Nita yach!” ucap bang Togar sambil kakinya masuk menginjak bath up yang sudah mulai terisi air itu. Bang Togar akhirnya duduk dibibir bath up dekat tubuhku hingga dapat lebih jelas lagi kulihat batang penisnya yang besar itu.

Rambutku mulai diguyurnya dengan air yang keluar dari mulut selang pancuran itu. Bau shampo sunslik mulai menerpa hidungku. Kurasakan kepalaku mulai diremasinya dan sekali-kali menggaruk-garuk kulit kepalaku hingga busa shampo tersebut mulai menggunung dikepalaku, rambutku yang terurai dan panjang sebatas punggung juga diurut-urutnya.

“Aku suka rambutmu Nit…, rambutmu hitam dan halus” kata bang Togar setelah menyiram rambutku kembali menghilangkan busa-busa shampo yang masih melekat dirambutku.

“Ngomong-ngomong sudah lama hidup menjanda Nit?” tanya bang Togar, sambil dia beralih mengambil sabun cair .

“”Sudah lama bang…sudah 5 th!, kalau bang Togar masih punya istri?” jawabku sambil aku balas bertanya.

“Oh masih…masih..ada. Tapi istri saya ada di Sumatra sana, saya tinggal di jakarta sendiri saja.” jawab bang Togar, sambil tangannya mulai mengusap-usap punggungku dengan sabun cair.

“Zzzzz….” desisku lirih, takkala telapak tangannya yang kasar itu mulai menyentuh bagian pinggir dari buah dadaku. Kemudian tangannya mulai beralih kebagian depan tubuhku.

“Mbak Nita…tolonging saya yach!”

“Tolongin apa bang” tanyaku

“Ya…sementara saya bersihin tubuh mbak Nita, mbak Nita tolong bersihin punya saya!” katanya sambil tangan kirinya memegang batang penisnya sendiri itu.

“Ayo…enggak usah malu-malu sama saya…..pegangya…pengang! ” katanya menyuruhku untuk memegangnya.

Walaupun sedikit ngeri melihat batang penisnya yang panjang itu akhirnya jari telunjuk dan jempolku mulai mengambil alih batang penisnya yang sedari tadi sudah dipegangnya sambil digoyang-goyangnya. Jantungku mulai berdetak lebih cepat ketika jariku sudah mulai menyentuhnya. Agen Poker

“Ayo dong disanyang” kata bang Togar sambil melihat wajahku, menyuruhku untuk mengelus-elus batang penisnya itu.

“….oh iya kenalin ini si Tohar” ucap bang Togar lagi sambil terseyum senang melihat tanganku yang mulai meraba-rabanya.

“Mbak Nit…dia masih bobo, coba kamu sun…dikit biar bangun!” kata bang Togar . Merinding jadinya mendengar ucapan bang Togar yang menyuruhku untuk mengecup ujung topi bajanya itu.

“Crrup……” suara bibirku terdengar nyaring saat mencium ujung topi bajanya.

“Yaaaa….Ammmpun….bener kan” desisku dalam hati, ketika tak berapa lama kemudian batang penisnya mulai terasa menegang diikuti dengan membengkaknya batang penis yang sedang kupegang hingga lama-kelamaan telapak tanganku yang tadinya dapat memegang 3/4 bagian dari batang penisnya kini telapak tanganku hanya sanggup memegang 1/2 bagian saja dan itupun diikuti dengan semakin memanjangnya batang penisnya, bahkan bila aku genggam dengan kedua telapak tanganku pun kepala topi bajanya masih menonjol dan batang penisnya masih telihat sekitar satu ruas jari.

Yang membuat nyaliku semakin ciut dan seluruh bulu kuduk ku berdiri ketika kepala topi bajanya yang tadinya masih sebesar bakso tenis sudah berubah menjadi satu setengah kalinya.

Sementara kedua tanganku masih terus mengelus dan meremas batang penisnya, bang Togar masih sibuk menyabuni bagian depan tubuhku, tangannya terus menggosok ke leherku lalu turun kebawah sedikit kearah dadaku lalu kembali turun lagi kebuah dadaku yang kenyal itu sambil telapak tangannya tak henti berputar-putar hingga sabun cair yang dipakainya berubah menjadi busa sabun dikulit buah dadaku. Lalu telapak tangannya turun lagi masuk kedalam air di bath up dan mulai menggosok-gosokkan bagian perut tubuhku.

Nafasku sedikit demi sedikit mulai tertahan takkala telapak tangannya semakin turun kebawah hingga tepat diatas bibir kemaluanku yang sudah tidak ada bulu-bulu hitam dan keriting karena dulu mas Roy selalu mencukur bulu-bulu yang menyelimuti daerah bibir kemaluanku hingga licin.

“Ouh….” desisku dengan sedikit tertahan saat kurasakan telapak tangannya mulai turun dan menyentuh bibir luar

kemaluanku.

“wow….tebel ya Nit…..” bisik bang Togar dekat telingaku, saat tangannya merasakan bagian luar bibir kemaluanku. “….Ini baru yang namanya dingin-dingin empuk” katanya lagi setelah sebelah lipatan bibir kemaluanku sedikit ditarik dan diremas dengan jemarinya.

“Mandinya udahan yuk!…. saya udah pusing nih!” seru bang Togar setelah puas membersihkan bagian lipatan bibir kemaluanku dengan sabun dan air. Setelah tubuhku disiram sekali lagi kemudian tangan kanannya melingkari belakang tengkuk leherku sedangkan tangan kirinya mengapit belakang dua lututku sambil menggangkat tubuhku dari air yang ada di bath up itu. Tubuhku kemudian dibawanya keluar kamar mandi dan kemudian tubuhku yang masih basah lansung ditelentangkan diatas ranjang motel yang empuk.

Kulihat bang Togar setelah meletakkan tubuhku dia mengaduk-aduk tas berukuran sedang dan berwarna hitam, entah apa yang dicarinya, Tapi aku hanya menanti sambil membanyangkan apa yang akan terjadi dengan diriku bila topi bajanya masuk kedalam tubuhku, sedangkan dengan benda yang besarnya seukuran mas Roy saja aku sudah kewalahan bagaimana jadinya dengan benda yang melebihi dari ukuran yang selama ini ku rasakan.

“Oh…untuk apa tambang itu bang?” tanyaku ketika aku baru sadar kembali dari lamunanku.

“Tambang ini…..?” balas bang Togar sambil menunjukan tambang putih bersih kira- kira seukuran tali pramuka yang biasa dipakai anak-anak pramuka diwaktu kemping dan terlihat masih baru.

“Tambang ini ya jelas untuk ngiket, namanya aja juga tambang buat apa kalo enggak dipakai buat ngiket” katanya lagi sambil terseyum penuh gairah.

“Untuk iket apa bang?” tanyaku lagi karena tak mengetahui maksudnya.

“Udah… nanti aja saya kasih taunya, sekarang ayo duduk!” perintahnya sambil mengulurkan tangannya untuk membantuku bangkit duduk diatas ranjang. Tanpa berbicara banyak bang Togar kemudian menaiki ranjang sambil membelakangi tubuhku.

Sesudah itu kurasakan tangan kananku ditarik kebelakang tubuhku dan kurasakan pergelangan tangan kananku dililitnya dengan tambang tersebut lalu kemudian pergelangan tangan kiri juga di lilitnya sehingga kedua tanganku hampir tak dapat bergerak lagi.

“Bang…untuk apa saya diikat bang!” tanyaku, dengan hati mulai resah dan takut.

Tapi bang Togar tetap tak bersuara, malahan pergelangan tangan kananku dirapatkan bagian sikut lengan kiriku begitu pula sebaliknya pergelangan tangan kiriku dirapatkan sikut lengan kananku dan kembali tambang yang panjang itu dililitkan beberapa kali lagi.

“Bang…jangan….sakit……! ” seruku mulai meronta karena takut, takut bila dia mau membunuhku. “….bang ampun … ampun…jangan bunuh saya” seruku lagi sambil memohon.

“Mbak Nita…..mbak Nita….. tenang-tengan…… siapa yang mau membunuhmu? tenang mbak Nita…… saya tidak akan pernah membunuh mbak! …….,” ucap bang Togar sambil menggoyang kedua pundakku, wajahnya terlihat kaget juga dengan reaksiku tadi.

“Saya hanya mau membawa mbak Nita kedalam permainan yang baru” katanya lagi sambil mencoba terus menyakinkan diriku yang masih takut.

“Iya tapi mengapa musti mengikat kedua tangan saya bang?” tanyaku dengan wajah yang masih pucat.



“Saya ingin membawa mbak Nita kedalam alam khayalan saya, pokoknya nanti mbak Nita bisa merasakan perbedaannya.” ujar bang Togar sambil melanjutkan melilit tubuhku dengan tambang tersebut setelah berhasil menenangkan diriku yang tadi masih galau dan resah itu.

Kemudian bang Togar melilitkan tambangnya tepat diatas bagian buah dadaku dan melilitnya dua kali lalu kemudian melilitkannya kembali dua kali tapi tepat dibawah buah dadaku. Setelah itu pinggangku tambang tersebut hingga tak lepas lagi.

Setelah itu begitu juga dengan nasib paha dan pergelangan kaki kananku.“Mbak Nita…sekarang saya rebahin dulunya” ujarnya sambil tangan kanannya mendorong tubuhku pelan-pelaln kebelakang hingga tubuhku kembali telentang.

Kemudian dia mengambil lagi seutas tambang yang ukurannya lebih pendek. Kurasakan tambang itu mulai menusuk masuk lipatan bagian belakang lututku yang kemudian diikatnya kuat-kuat lalu kurasakan bagian lipatan lututku ditariknya dengan tambang yang masih tersisa itu hingga renggang dan tambang tersebut ditambatnya di leherku begitupula denga sebelah lutut kiriku, sehingga pangkal pahaku menjadi semakin renggang dan luas.

“Nah bagaimana mbak Nit…., masih bisa goyang?” tanyanya setelah selesai mengikat sekujur tubuhku.

“Tidak…!” jawabku sambil mencoba menggoyang tubuhku sendiri seakan-akan ingin mencoba melepas tali temali tersebut.

“Ini yang disebut permainan seni sex ala Jepang kuno! dan ini masih digunakan loh di negeri asalnya!” kata bang Togar memjelaskan padaku.

“Bagaimana seninya bang, kalau enggak bisa bergerak begini” tanyaku lagi penuh penasaran.

“Oh begini….seninya bukan masalah di soal gayanya tapi gairah yang dapat ditimbulkannya itu yang membuat lebih berbeda dari permainan yang biasa dilakukan orang.” Katanya menjelaskan padaku sambil dia menyalakan sebatang rokok marlboro.

“……sudahlah…pokoknya nanti mbak Nita rasakan sendiri dasyatnya permainan ini” katanya lagi sambil dia mengambil seutas tambang lagi yang lebih pendek kira-kira panjangnya 1/2 meter. Sambil kulirik rupanya dia mengikatkan tambang tersebut pada tambang yang melilit pada lilitan tambang yang ada dibawah buah dadaku dan kemudian diikatkannya kembali pada lilitan tambang yang berada diatas buah dadaku hingga buah dadaku semakin mencuat karena terdesak oleh himpitan tambang-tambang tersebut.

“Nah yang ini namanya Off Mount!” ujar bang Togar lagi sambil menunjukkan sebuah benda berwarna hitam mirip bola golf besarnya namun berlubang-lubang dan salah satu lingkaran tersebut ada talinya terbuat dari karet.

“Coba sekarang buka mulutnya…saya mau masukkan Off Mount ini kedalam mulut mbak, supaya nanti kalau mbak Nita mulai histeris biar enggak terlalu keras suara yang keluar…. coba AA…..” kata bang Togar kembali. Tanpa disuruh untuk yang ketiga kalinya kubuka bibir dan mulutku lebar-lebar agar Off Mount tersebut dapat masuk kedalam mulutku.

“OUFF…..” gunggamku ketika bola itu mulai dimasukkan kedalam mulutku. kurasakan bola tersebut juga dari karet karena saat tergigit oleh mulutku sedikit lentur. Setelah bola kecil tersebut masuk dalam mulutku kemudian tali yang menempel pada bola tersebut dililitkan kebelakan kepalaku hingga sekarang tak mungkin dapat lepas lagi dari dalam rongga mulutku.

“Hhhhh…hhhhhh….FFFff” suara desah nafasku yang keluar dari dalam mulutku. Setelah yakin bang Togar melihat tubuhku yang sudah tak berdaya ini barulah dia mulai meraba-raba tubuhku.

“Kamu terlihat sexy sekali mbak Nita…” ujar bang Togar sambil tangan kirinya membelai belai rambutku yang masih basah sedangkan tangan kanannya mulai mengelus perutku lalu naik sedikit kearah buah dadaku yang membusung itu.

“EEEEM………” desah suara ku lagi, saat kurasakan telapak tangannya meremas buah dadaku yang padat berisi namun keyal itu. Kemudian kurasakan punting susuku yang mulai dipermainkannya dengan memuntir- muntirkannya dengan sekali-kali mencubit- cubit kecil sambil menarik-nariknya dengan perlahan.

Detak jantung dan gerak nafasku mulai tak teratur saat itu ditambah pula bibirnya bang Togar mulai mencium, menjilat dan mencubit-cubit kecil dengan giginya diseputar telinga dan leherku yang jenjang.

“Bagaimana rasanya saat kau tak berkutik seperti ini Nit…!” suaranya cukup lirih sekali didekat telingaku hampir tak terdengar.

” …… saya akan membuatmu sampai pingsan kenikmatan Nit…..” ucapnya lagi, lalu …..

“EMMMMMM…!” pekikku tiba-tiba ketika tanpa kuduga sebelumnya, kurasakan telapak tangan kanannya meremas dengan keras dibibir kemaluanku yang sudah terbentang bebas sejak tadi. Aku hanya mampu menggeram–geram kesakitan bercampur geli diseputar pangkal pahaku, terlebih lagi saat jemarinya mulai mencubit-cubit dan menyentil-nyentil bagian clitorisku yang paling vital itu sampai-sampai aku memejapkan mata dengan muka mengkerut menahan geli dan ngilu seperti terkena strum setiap kali jemarinya mencubit dan menyentil clitorisku itu. Sangkin tak tahannya kepalakupun bergerak kekiri dan kekanan bagaikan ikan yang terhempas kedarat. Agen Sakong

Bang Togar semakin senang dan semakin nakal saja saat melihat tubuhku yang tak berkutik ini menggelinjang-gelinjang apa lagi saat melihatku yang sedang memberi isyarat padanya untuk menghentikan memainkan bagian klitoris dan lubang vaginaku, dia malah semakin menjadi-jadi dengan lebih keras dan lebih cepat lagi mencubit, menyentil dan mencocok-cocokkan jemari tangannya kedalam liang vaginaku.

Jujur saja walaupun diriku masih takut dan sakit karena ikatan tambang namun ada perasaan nikmat yang lain dari biasanya, sepertinya semakin aku tak dapat melawan dan pasrah sepasrah-pasrahnya malah membuat hasrat birahiku mulai meletup-letup tak terkendali.

Mungkin hampir 15 menit lamanya dia mempermainkan bibir kemaluanku dengan tangannya hingga puas, kupikir setelah dia melepas tangannya yang nakal itu dia bakal mulai menyutubuhiku yang sudah mulai terangsang berat. Tapi ternyata bang Togar malah kembali mengaduk-aduk tas hitamnya dan mengeluarkan sebuah benda berwarna coklat dengan pangkalnya ada kabel kecil.

“Nita… ini dildo namanya, mirip yah seperti beneran!” ucap bang Togar sambil memperlihatkan benda tersebut. Memang kulihat sepintas mirip dengan penis seorang pria yang sedang berdiri tegap, warnanya coklat muda.

“Nah biar mbak Nit bisa liat saya bantal dikepala yach!” katanya sambil dia mengangkat kepalaku lalu menyusupkan dua bantal yang ada diatas ranjang itu dibawah kepalaku hingga sekarang mataku dapat melihat kedua kakiku yang terbentang lebar itu. Setelah itu kulihat dildo yang dipegangnya sudah dibawanya dan didekatkan tepat dimuka lipatan bibir kemaluanku.

“EEEMMMMMM…” geramku lagi mulai takut, jantungku semakin berdetup kencang saat kulihat Penis-Penisan itu mulai menempel pada belahan lipatan bibir kemaluanku, “EEEEMMMMM” geramku lagi saat kurasakan ujung dildo itu mulai didorong dan ditekannya kedalam mulut vaginaku.



“Bagaimana rasanya mbak Nit… nikmatkan…nikmatkan….. sabar … sabar … sedikit lagi ya sayang!” ujarnya sambil terus menekankan mainan itu.

“EEEMMMMMM…” geramku berulang-ulang dengan tubuh mulai mengejang kaku menahan rasa ngilu dan perih juga geli saat dia terus mendorong dan menekan walaupun secara pelan namun terus menyusrup makin dalam dan semakin dalam lagi hingga lama-lama kulihat batang penis-penisan tersebut hampir tenggelap didalam liang vaginaku.

Setelah itu kulihat bang Togar mengambil semuah tali tambang lagi dan mengikatkan ujung batang dildo itu kuat-kuat kemudian sisa untaiannya diikatkan melingkar pada pinggul dan pinggangku.

“EEEMMMM…..OOOOOOO…” suara desah rintih yang keluar dari dalam mulutku semakin keras saja takkala kurasakan didalam lubang vaginaku benda tersebut mulai bergerak-gerak seperti ular yang sedang menggali lorong tanah. Sesekali kurasakan juga ada getaran-getaran kecil yang keluar dari dalam mainan dildo itu.

Hasrat birahiku semakin menjadi-jadi dan meluap-luap tak terkendali lagi olehku, sebenarnya aku sudah ingin cepat-cepat dia menancapkan pusakanya yang gede itu tapi aku tak dapat bicara dengan mulut yang tersumpal benda yang bernama off mounth itu sedangkan untuk bergerak saja aku tak mampu untuk berkutik lagi didalam ikatannya yang kuat itu. Walau ada perasaan menyesal dan kesal mengapa aku menurut saja untuk diikat hingga aku tak dapat berbuat apa-apa namun disisi lain gejolak nafsuku malah melonjak-lonjak dan ada perasaan aku turut menyukai permainan ini.

“Nit…Nit… saya tinggal sebentar aja! saya mau beli rokok dulu, enggak lama kok, paling–paling 5 menit lamanya” ujarnya membangunkan pikiranku yang sudah sejak tadi melayang-layang diudara.

“Nikmati saja mainan yang ada didalam situ…” ucapnya lagi sambil bang Togar mengecup keningku lalu dia mengenakan pakainanya lagi dan lalu keluar dari dalam kamar motel ini meniggalkan tubuhku yang terikat dengan dildo yang sedang bergerak-gerak lincah didalam lubang vaginaku.

Didalam kesunyian kamar motel ini pikiranku kembali lagi melayang-layang menikmati gerakan dildo yang tanpa henti itu.

“Kreeek”…terdengar pintu terbuka,

“EEEMMMM” gunggamku dengan terkejut setengah mati ketika kulihat ternyata yang masuk bukan lagi bang Togar melainkan dua orang lagi yang rupanya mereka adalah room service dari motel tersebut.

Kulihat kedua orang itupun juga terkejutnya, namun tak lama kemudian salah satunya cepat-cepat menutup pintu kembali. Sementara aku masih terkejut kulihat kedua laki-laki itu mulai mendekatiku bahkan memandangi seluruh tubuhku yang tanpa daya ini.

“Tante…tante kenapa?” tanya seorang dari mereka.

Aku hanya dapat menggeleng-gelengkan kepala saja saat itu sambil terus menggeram-geram ketakutan.

“Tante diperkosa ya, sama laki-laki tadi” ucap yang satunya lagi.

“EEEMMMM..” geramku lagi sambil menggeleng-gelengkan kepala. Diriku mulai takut dan malu saat itu.

“Yang tadi keluar itu suami tante!?” tanyanya lagi.

Aku langsung saja mengangguk-angguk dengan cepat supanya mereka cepat-cepat keluar dari kamar ini.

“Kalau yang tadi suaminya, kenapa istrinya diiket sampe begini Dul” tanya temannya kepada orang yang rupanya

bernama Dul itu.

“Wah kalau gitu ini sich namanya belom kerja udah dikasih daging segar Coi” celetuk orang yang bernama Dul pada temannya yang bernama Coi itu.

“Udah kita sikat langsung! mumpung lakinya lagi pergi” seru Dul pada temannya. Tubuhku yang terikat tanpa daya langsung saja diserbunya. Tangan-tangan mereka langsung menggerayangi pangkal pahaku, buah dadaku serta puting susuku.

Walaupun aku tak berdaya namun aku tetap mencoba meronta dari mereka. Tapi nasi sudah menjadi bubur, mereka tetap saja menggeranyangi tubuhku sambil mengecup-ngecup buah dadaku, puting susuku, clitorisku, serta terus meremas-remas seluruh bagian tubuhku dengan penuh nafsu….

Aku yang terus menerus diserang habis-habisan oleh mereka berdua lama-lama jadi menikmatinya pula setiap rabaan dan kecupan-kecupan mulutnya, entah berapa lama kedua room service itu melahap-lahap tubuhku.

Sedang asyik-asyiknya aku menikmati rabaan dan hisapan-hisapan serta jilatan-jilatan lidah mereka tiba-tiba saja mereka menghentikan perbuatannya dan ……

“Coi…..cepet kabur….Lakinya udah pulang tuh…. ayo cepet” suara orang yang bernama Dul menyuruh temannya untuk menghentikan lahapannya sambil cepat-cepat bergegas keluar dari kamar ini. Sementara nafasku yang tadi sudah memburu kembali mulai tenang dan tak berapa lama pintu kamar terbuka kembali dan kulihat sesosok yang sudah kukenal untung lah dia si bang Togar sudah kembali lagi.

“Bagaimana Nit rasanya….enakkan…”tanya bang Togar sambil duduk dibibir ranjang,

“….. tuh kan udah basah ranjangnya”ucapnya lagi setelah melihat bagian bawah kemaluanku yang sudah mengeluarkan lendir dan membasahi sprei ranjang yang kutiduri ini.

Setelah puas memandangi tubuhku yang meliuk-liuk sendiri dan menggeram-geram sendiri akhirnya dia melepas dildo tersebut dan kemudian dia mulai menggantikan posisi dildo itu dengan si burung rajawali yang besar itu.

Bang Togar mulai berlutut tepat didepan pangkal pahaku lalu sambil mengangkat sedikit pinggulku, Penisnya mulai diarahkan tepat ditengah-tengah bibir kemaluanku yang sudah terbuka lebar.

“EEEEMMMM…EMMMM….” teriakku keras-keras merasakan kepala penisnya yang menusuk masuk kedalam pangkal pahaku itu. Selanjutnya dia terus mulai menusuk-nusukkan dengan cepat dan gerakannya semakin cepat dan sekali-kali dihentakkannya kuat-kuat didalam lubang vaginaku hingga aku kembali menjerit kuat-kuat tak tertahannkan. Cukup lumanyan lama dia mengocok-ngocokkan penisnya didalam kemaluanku, aku sendiri sudah dua kali mencapai klimaksnya namun dia tak kunjung tiba hingga pada puncak klimaks ku yang untuk ketiga kalinya dia baru mengeluarkan batang penisnya dari dalam kemaluanku yang sudah semakin panas itu dan kemudian sambil tangannya memegang penisnya sendiri bang Togar melepas off mount dari mulutku namun belum sempat aku menarik nafas lebih banyak lagi lewat mulutku, kepala penisnya yang luar biasa besarnya itu langsung dilolohkan kedalam mulutku hingga…. Agen AduQ

“OUFFFF…..MMMM…. ” gunggamku dengan mulut yang menganga lebar. Mulutku yang masih penuh dengan lendir ludahku sendiri langsung muncrat keluar dari selah selah batang penisnya yang main nyelonong masuk kedalam mulutku.

“EM……GLK……KKK…” tiba-tiba saja kurasakan kerongkokangan kena semprotan air maninya.

“UUUUUUU……H..ZZZ….” suara bang Togar mengerang sambil memejamkan mata. Akhirnya bang Togar langsung ambruk disisi kananku sambil menikmati sisa klimaksnya sendiri.

“Bagaimana Nit….kamu suka dan puas dengan permainan tadi?” ucap bang Togar setelah beberapa menit lamanya dalam keheningan dan dinginnya ruang kamar motel tersebut.

“Puas ….!” kataku pelan dengan nafas yang masih lemah.

“Sayang waktu berjalan cepat amat cepat sekali sayang…,” katanya sambil membelai rambutku yang sudah acak-acakan dengan penuh rasa kepuasan. “…sekarang sudah sore, lebih baik kita sudahan dulu, sabtu depan kita ulangi lagi! maukan?” ujarnya lagi.

“Terserah bang Togar saja, yang penting anak saya selalu dibantu dalam kenaikan kelasnya!” kataku mengingatkan dia.

”Oh tentu…tentu, yang pentingkan ibunya, kalau ibunya nurut anaknya pasti lulus terus.” ucapnya lagi sambil mencium bibirku dan tangannya meremas pantatku sekali lagi sebelum kami berdua meninggalkan motel itu.

Anak SMA Masuk Jebakan Jadi Sange


Agen BandarQ - Selesai mandi aku ke ruang tamu nonton bola, beberapa orang tetanggaku datang ke rumahku seperti biasanya kalau ada pertandingan bola live rumahku rame layaknya bioskop. Di sela-sela nonton kami sering mengobrol mulai update politik, kabar tetangga sampai urusan wanita.

Pak Salman adalah seorang tetanggaku yang tekenal suka bercanda tapi yang berbau pornografi, dia tiba-tiba nyeletuk katanya dia membeli sebuah obat perangsang wanita Cair yang harganya mahal, dia pun mulai cerita panjang lebar tentang khasiat obat Perangsang Cair itu katanya bisa meningkatkan libido wanita dengan cepat, akupun iseng-iseng minta ke dia obat perangsang wanita itu pengin buktikan,

Kami memang sudah cukup akrab dia pun tanpa pikir panjang memberikan sebotol kecil obat perangsang wanita itu, tapi pesannya jangan dipakai semua, sisanya dia minta dikembalikan, percaya ga percaya aku pun mengambilnya, meski dalam hati bertanya juga mau dicobain ke siapa ya, wanita di rumahku Cuma ada pembantuku sementara istriku sedang pulang ke rumah orang tuanya…. ah sudahlah sementara disimpan dulu…

Pertandingan bola sudah berlangsung 45 menit, televisi sudah menghadirkan komentator dan diselingi iklan, di waktu jeda seperti itu bapak-bapak biasanya juga ikut komentar sambil ngobrol satu sama lain. Akupun ke luar sebentar untuk menjernihkan mataku yang sedikit pedes, aku keluar di halaman rumah untuk beberapa saat.

Kemudian muncullah dua anak SMA masih dengan seragamnya menyapaku karena lewat depan rumahku, aku mengenali mereka berdua anak tetangga RT sebelah, namanya Fera dan Dita. Setelah berjalan beberapa langkah melewati rumahku tiba-tiba mereka berhenti dan sepertinya saling berbisik kemudian kembali lagi mendekatiku, mereka menyodorkan sebuah Proposal untuk kegiatan Karangtaruna, aku terima proposalnya dan aku suruh mereka kembali lagi nanti sore untuk ambil uangnya.

Aku pun masuk ke rumah melanjutkan nonton TV pertandingan sepak bola, semakin seru dan sesekali bapak-bapak bersorak ketika tim kesayangannya berhasil menjebol gawang lawan. Beberapa menit kemudian pertandinganpun selesai dengan hasil imbang 2-2. Satu persatu mulai pamit pulang dan rumahkupun kembali sepi. Pembantuku mulai membersihkan ruangan dan mencuci gelas-gelas kotor karena memang tadi tetanggaku banyak sekali yang datang. Perutku mulai terasa lapar dari tadi belum makan, akupun menuju ruang makan.

Pembantuku membuatkan teh panas dan menaruhnya di dekatku, ide jahil muncul dalam pikiranku, aku ingin menguji keampuhan obat perangsang cair yang diberi Pak Salman tadi, kuteteskan obat Perangsang cair ke dalam teh panas dan aku memanggil pembantuku, “Dina, ini tehnya buat kamu aja, aku dari tadi sudah terlalu banyak minum manis, aku air putih saja”. Dina pun memberikan air putih kepadaku dan membawa teh panas itu ke dapur. “Jangan dibuang lo Din, sayang, kamu minum aja gapapa”, kataku.


Dan jebakanku pun berhasil, kuperhatikan dari ruang makan, Dina meminum teh panas yang sudah kucampur dengan obat perangsang wanita tadi. Hampir setengah gelas ia teguk, dan ia melanjutkan mencuci gelas dan piring, beberapa saat kemudian ia meminum lagi teh itu dan menghabiskannya, mungkin karena gelasnya mau sekalian dicuci.

Wah, jebakanku berhasil, Dina sudah meminum semua, aku tinggal menunggu reaksi obat perangsang wanita itu. Beberapa menit kemudian Dina mengambil sapu untuk membersihkan ruang tamu, aku pura-pura cuek masuk ke kamar dan membaca koran, tapi pintu kamar kubiarkan terbuka untuk memperhatikan gerak-gerik Dina dari kejauhan, ternyata benar gelagat Dina mulai tampak aneh, dia menyapu tak selincah biasanya, tatapannya seperti melamun mirip orang yang sedang memikirkan sesuatu.

Dina meletakkan sapunya dan masuk ke dalam kamar
Aku keluar kamar pura-pura ke kamar mandi, sesampai di depan kamar Dina kuintip dia dari lubang yang di pintu.

Wah….dugaanku benar, Dina masturbasi untuk memuaskan nafsunya, ternyata khasiat
obat perangsang wanita itu sudah terbukti, kulanjutkan mengintip Dina mencoba tak mengeluarkan suara, takut mengganggu konsentrasi Dina, lagipula aku menikmati pemandangan itu, ternyata tubuh Dina indah juga, wajahnya nampak cantik sewaktu melakukan masturbasi, dia membuka lebar-lebar pahanya, selangkangannya diraba-raba dengan tangannya sendiri dan satu lagi tangannya meremas-remas payudaranya.

Matanya terpejam bibirnya sedikit tergigit seperti menahan nikmat yang begitu hebat. Kemudian jarinya ia masukkan ke dalam Vaginanya yang lebat dengan rambut hitam di sekelilingnya. Dikocok-kocoknya memek Dina jarinya keluar masuk semakin cepat kemudian melambat dan kemudian dipercepat lagi, dimainkannya itil yang sedikit nampak berwarna merah, diputar-putar kemudian digesek-gesek. Wajahnya mendongak ke atas dengan mata tetap terpejam Dina mempercepat jarinya keluar masuk ke dalam vaginanya.  Daftar Poker Online

Terus terang akupun mulai terangsang, aku membuka perlahan retsletingku dan kukeluarkan kontolku, dengan tangan kananku kuurut-urut penisku maju mundur, aku onani di depan pintu kamar Dina.
Sambil terus mengintip dari lubang pintu itu kubayangkan aku sedang meniduri Dina, aku berada di atas tubuh Dina dan memasukkan penisku ke dalam memeknya, bayangan itu semakin jelas dalam pikiranku yang semakin kotor, aku mengocok penisku terus menerus tapi berusaha tak mengeluarkan suara, takut Dina mengetahuinya, beberapa saat kemudian Dina sedikit mengerang tapi mencoba menahan suaranya, pinggulnya naik sedikit ke atas kepalanya merebah ke samping tangannya keluar masuk memeknya semakin cepat dan kemudian terhenti,

Dina terkulai lemas sepertinya dia sudah mencapai puncaknya, Dina orgasme, sementara aku masih onani karena nanggung penisku sedang nikmat-nikmatnya dikocok, kuintip Dina masih terkulai lemas dengan pahanya masih terbuka lebar, kukocok-kocok kembali semakin cepat sambil kuperhatikan gundukan memeknya yang basah, oh menggairahkan sekali, tak lama kemudian aku pun mengeluarkan sperma di depan pintu Dina, cepat-cepat kubersihkan dengan keset di dekat pintu kamarnya dan kumasukkan kembali kontolku, aku pun kembali ke kamarku berpura-pura tidak terjadi apa-apa.

Dari kamar kulihat Dina melanjutkan menyapu lantai ruang tamu, kuperhatikan Dina dan kuingat pemandangan tadi ternyata Dina cantik juga sewaktu telanjang.
Jam menunjukkan pukul 5 sore, aku keluar dari kamar untuk memberi makan ikan-ikanku di akuarium, Dina mendekatiku membawa sebuah tas kecil, dia tampak cantik sepertinya segar habis mandi dan berdandan dengan sedikit make up di wajahnya, dia pamit mau pulang karena di rumahnya ada hajatan mungkin besok sore baru bisa kembali lagi.

aku memberi uang Rp.50.000 untuk naik angkot dan ojek. Dina pun berlalu dari pandanganku dan kuperhatikan dari belakang bokongnya yang tampak sintal dan seksi, kubayangkan dia telanjang seperti tadi sore waktu dia aku intip sedang masturbasi. Dina memang cantik untuk ukuran seorang pembantu, sayang mungkin karena faktor ekonomi jadi orang tuanya tidak mampu membiayainya sekolah.

Beberapa saat kemudian pintu rumahku diketuk, sepertinya ada tamu.
Ternyata Dita, anak SMA yang tadi memberiku proposal dan aku janji mau memberikan sumbangan sore ini, aku menyuruhnya masuk. “Mana Fera?”,tanyaku. “Fera ke rumah Pak RW ngambil sumbangan juga, kami bagi tugas”,jawab Dita. Aku pun masuk ke dapur dan membuat Dita minuman, saat memasukkan gula ke dalam gelas, muncul niat jahilku, aku teringat dengan obat tetes yang tadi sukses mengerjai Dina pembantuku.


Akupun mencoba untuk ngerjain Dita, kuteteskan beberapa tetes ke dalam teh yang aku buat untuk Dita dan kubawa ke ruang tamu. Aku mempersilakannya minum dan kukatakan padanya bahwa pembantuku sedang ada perlu dan pulang ke rumahnya, jadi aku yang membuatkan minuman. “Ah jadi ngrepotin om, makasih ya”, Dita meminum seteguk dan kami pun ngobrol, kuperhatikan Dita menjelaskan panjang lebar tentang kegiatan yang akan dilaksanakan sambil kuperhatikan sesekali dia meneguk minuman yang kucampur obat tetes itu.

Aku menunggu reaksinya tapi berpura-pura memperhatikan apa yang dia omongkan. Beberapa menit kemudian Dita mulai tersedak, omongannya mulai sedikit gagap dan sebentar-bentar terhenti, aku tersenyum kecil dan dalam hati bersorak karena obat perangsang wanita itu mulai menunjukkan reaksinya, kaki Dita bergerak-gerak kecil seperti menggesekkan pahanya ke memeknya, tapi dia berusaha menyembunyikannya dariku, padahal aku tahu itu karena libidonya mulai naik. “Minumnya dihabiskan mumpung masih anget, apa aku tambah lagi?” kataku.

“ah u…udah ga usah ma…makasih”, jawabnya sambil sedikit terbata dan menghabiskan minumnya, Dita berdiri dan mau pamit. Dia mengulurkan tangannya untuk bersalaman, kupegang tangannya dan kurasakan sedikit bergetar.

“Nanti aja pulangnya, kita ngobrol dulu”, kudekati tubuhnya dan kupegang tangannya yang satu lagi. kami pun berpegangan tangan dan berdiri berhadapan, Dita mulai salah tingkah, kutarik tubuh pelan-pelan dan sedikit menyentuh tubuhku, kurasakan dadanya berdegup kencang dia menundukkan pandangannya. Kuangkat dagunya dan dia menatapku, kami bertatapan dengan mesra kusentuh bibirnya yang mungil, Dita diam saja dan kurasakan dadanya semakin berdegup kencang.

Kudekatkan tubuhku hingga tubuh kami bersentuhan kupegang pinggulnya, dan menariknya ke tubuhku pelan-pelan. Kudekatkan bibirku ke wajahnya, kusentuh bibirnya dengan bibirku, Dita diam saja malah memejamkan matanya seolah mengijinkan aku menciumnya, selanjutnya bibir kami pun berpagutan, kami berciuman cukup mesra layaknya dua orang yang saling mencintai.

Tanganku mulai bergerilya, kuremas-remas bokongnya dengan tanganku, kontolku mulai ereksi karena bersentuhan dengan memeknya yang kenyal. Tubuh kami bergerak-gerak seperti sedang mencari kenikmatan yang mulai terasa mengalir ke darah kami masing-masing.

Kudorong tubuhnya ke pintu kupeluk dia dan ciuman ku turunkan ke lehernya, kuciumi lehernya yang putih dan itu membuat Dita semakin pasrah dalam kenikmatan, kuturunkan lagi wajahku menciumi dadanya, sambil perlahan tanganku mengangkat kaosnya ke atas, kuremas dadanya dengan tanganku, Dia menggelinjang kuciumi kembali lehernya dan kubuka pengait BHnya dari belakang.

Kini puting susunya nampak jelas di depanku, kumainkan dengan jariku dan kuremas-remas kemudian kuhisap-hisap, Dita menggelinjang dan menggoyang-goyangkan tubuhnya. Dita mulai kesetanan, aku semakin bernafsu saja melihat Dita yang pasrah menyerahkan tubuhnya untuk kunikmati.

Tanganku turun ke bawah menyelinap ke dalam celana Dita, kurasakan kehangatan memek Dita yang masih mungil, kugesek-gesek dengan jariku dan kucoba memasukkan dengan lembut jariku ke dalam memeknya.
Dita memegang tanganku seperti menahan dan menyuruhku memasukkan jariku dengan perlahan. Akupun memasukkan jariku jauh lebih ke dalam, Dita mendesah semakin nikmat. Aku juga semakin bersemangat mengocok-ngocok jariku ke dalam vaginanya.


Tanganku ingin semakin bebas meraba-raba memeknya sehingga aku turunkan saja celana Dita sekaligus celana dalamnya, Dita memelukku erat seperti tidak ingin kehilangan kenikmatan itu. Kubalas pelukannya dengan memeluknya juga semakin erat, kuraba-raba memeknya dan kujilati puting susunya. Aku sangat menikmati permainan itu.

Kugendong tubuh Dita masuk ke dalam kamarku, kurebahkan dia di atas kasur, kutelanjangi dia dan dia diam saja hanya sedikit menutup vaginanya dengan tangannya mungkin malu. Akupun melepaskan baju dan celanaku, sehingga kami berdua sama-sama telanjang bulat. Aku tidak menyangka bisa mendapatkan rejeki nomplok sehebat ini.

Seorang cewek cantik SMA yang tentunya sedang nikmat-nikmatnya kini bertelanjang bulat di depanku dan pasrah aku entot. Oh ini berkat obat perangsang wanita Potenzol dari Pak Salman. Aku membuka pahanya lebar-lebar dan menidurinya, kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas kedua belah dadanya, penisku seperti menemukan sarangnya, tangan Dita memegang penisku dan mengarahkan ke dalam lubang senggamanya,

Beberapa saat kemudian sleeppppp penisku masuk ke dalam vagina Dita, dinding vagina yang masih sempit memberikan sensasi kenikmatan yang luar biasa bagiku. penisku seperti disedot-sedot oleh memeknya, sempit kenyal dan hangat,oh nikmat sekali.
Kukeluar masukkan Penisku dengan lembut karena takut menyakiti Dita, kukocok-kocok dengan perlahan kukeluarkan dan kumasukkan lebih ke dalam. Dita mengerang kenikmatan, bibirnya digigit dengan giginya, aku juga semakin nikmat saja. Kuangkat pahanya ke atas, kutarik penisku dan kumasukkan dari arah atas memeknya, kumasukkan lagi perlahan dan sleepp… kontolku masuk lagi ke lubang memeknya yang semakin hangat, kini penisku menancap semakin dalam di lubang vagina Dita.

Dita memelukku semakin erat, terus saja kukocok-kocok kontolku keluar masuk dan semakin cepat kemudian semakin cepat dan penisku terasa panas spermaku seperti mau keluar, cepat-cepat kucabut penisku takut spermaku masuk di dalam, nanti Dita hamil. Kugesek-gesekkan kontolku di belahan dada Dita, tangan Dita membantu mengurut-urut penisku, dan cuuurrrr spermaku pun keluar membasahi dada Dita.

Kukocok-kocok terus untuk membersihkan sisa-sisa sperma di dalam penisku.
Oh nikmat sekali ngentot memek anak SMA, kapan-kapan akan kuulangi lagi, Dita sudah bersedia menyerahkan tubuhnya ke aku, ah siapa tahu besok Fera atau temannya kesini akan kuberi obat perangsang Ampuh juga dan akhirnya … kuentot juga… ahhh ahhh aaaahhh nikmatnya.


Minggu, 05 Januari 2020

Gadis Kecil Yang Nakal



Bulan Januari Tahun 2015, aku ikut mengajar di sebuah SMA Swasta di daerah Kuningan. Umurku waktu itu 25 tahun, karena tempat tinggalku jauh dari rumah. Maka aku ikut dirumah teman kakaku, tiap bulan aku membantunya apapun yg bisa saya lakukan, juga dengan memberi tambahan untuk belanja, anggap saja aku ngontrak.

Temanku namanya Johana namun lebih sering di panggil pak Jon, orangnya pendiam, baik, wajahnya cukup lumayan, lahir dari keluarga kaya sehingga wajar jika pada saat itu, ketika guru belum pada punya mobil bahkan motor saja jarang, Jon sudah punya motor dan mobil. Istrinya cantik dan putih.

Jon punya seorang anak perempuan kelas 3 SMA ,namanya Winda,wajahnya cantik mengikuti kedua orang tuanya,tubuhnya padat berisi dan kulitnya putih mulus,tubuhnya agak sedang mengikuti ibunya yg tinggi besar,anaknya ramah dan rajin. Termasuk anak yg cerdas,pekerjaanya sehari-sehari mengutak atik komputer.

Entah setan apa yg merasukiku, kadang aku berfikiran buruk kalau melihat Winda mengenakan pakaian rumah yg pendek dan santai, kadang dengan celana pendek dan kaos singletnya ia ngobrol denganku, seolah sengaja mengundang fikiran fikiran kotorku untuk menatap lekukan lekukan tubuhnya yg masih baru tumbuh dan ranum.

Sehingga ketika suatu hari Winda pulang sekolah, bapak ibunya masih ngajar, sedang aku kebetulan 2 hari kosong tidak mengajar,aku tak bisa menahan diri lagi, ketika terdengar suara air di kamar mandi, aku membuka atap kamar dan naik ke para2 untuk mengintipnya mandi. Setelah lama mencari,dari sebuah lubang akhirnya kutemukan pemandangan yg membuatku amat tertegun. Agen BandarQ

Nampak winda membuka bajunya,kulit tubuhnya yg putih sangat mulus,membuat dadaku berdebar debar, dadanya yg masih belum terjamah, nampak begitu padat dibalut bhnya, perutnya datar agak besar sesuai ukuran tubuhnya yg sedang, sementara disela pahanya nampak gundukan yg cukup besar tertutup celana dalam putih.

Aku semakin tak keruan, apal lagi setelah Winda membuka bhnya, nampaklah sepasang payudara yg amat padat dengan puting kehitaman yg masih nampak asli dan terjaga. Jantungku semakin gemuruh, sementara darahku mengelegak menahan berahi, nafasku memburu tertahan.

Winda kemudian membuka celana dalamnya, mataku makin melotot melihat kemaluanya yg menggunduk dan sedikit berbulu halus, pahanya cukup besar untuk seorang anak, putih dan mulus. Aku tahu, kalau nafsuku tak terpuaskan, maka tak akan bisa tidur. Maka aku beringsut, turun dan mencari Handbody,lalu terburu buru naik lagi takut ketinggalan pertunjukan.

Sesampai dilobang atap, nampak Winda sedang mengelus elus buah dadanya sambil menatap kaca, kadang matanya merem, mungkin dia berhayal sesuatu atau mungkin juga sekedar mencuci payudaranya, tapi bagiku hal itu semakin merangsang birahiku, apalagi ketika pelan pelan dia mengusap gusap kemaluannya, lalu pahanya dibuka lebar sambil duduk dipinggiran bak mandi, aku semakin menggigil, nafasku memburu seperti kuda habis berlari, nampak lubang kemaluanya memerah,dengan kelentitnya yg merah kecoklatan.

Tiba tiba dia mengeluarkan sesuatu dari gundukan handuknya,dan astaga….aku kaget setengah mati, rupanya Winda membawa buku porno, ia nampak terpesona dengan gambar gambar kemaluan laki laki yg sedang melakukan persetubuhan dengan berbagai gaya. Jarinya kemudian naik turun menggosok gosok kelentitnya, kadang jarinya dimasukannya sedikit ke dalam kemaluannya, dikeluarkan lagi, mulutnya mulai mendesah desah

“SSShhh…ooohhhh…ssshhh…ooohhh..” desahnya, nampak dia menikmati setiap rabaan yg dilakukan di kemaluanya.

Aku segera melumuri tangan kananku dengan Hanbody, dan kontol yg sudah demikan keras dan meneteskan cairan madi itu segera kukocok kock, nikmat sekali rasanya sambil menatap pemandangan indah dibawahku. Hayalanku semakin tinggi membayangkan bersetubuh dengan Winda.

Hingga suatu saat, seolah mengerti fikiranku,i a membalikan tubuhnya,kaki sebelah kanan diangkat dengan lutut bertumpu pada bak mandi, sedang kaki kiri masih berdiri lurus,kepalanya terdunduk kedepan sehingga pantatnya mencut kearahku…

Nampaklah pemandangan yg sangat indah dan tak pernah kuduga, pantatnya yg ranum dan padat mengarah kepadaku dengan lubang dubur yang kemerahan berkerut kerut, sementara dibawahnya kemaluannya nampak terbuka karena kakinya benar benar terkangkang.

Tangan kirinya memegang buku porno itu, dan nampaklah gambar pantat seorang perempuan yg sedang mendiduduki laki laki dengan kemaluan yg besar menacap didalam kemaluan perempuan itu. Rupanya Winda meniru adegan tadi sambil berkhayal.

Karena tangan kanannya namapak muncul dari bawah perutnya,meraih kemalunya dan menggosok gosok kembali kelentitnya sambil tetap menungging. Ia kembali merintih rintih “ Oooohhh…ssshhh…enak sekali…winda pingin kontol ooohhh…” rintihnya berualang ulang.

Nampak belahan pantatnya menggaris membagi kedua pantatnya menjadi dua bergoyang goyang kedepan kebelakang menciptakan kenikmatanya sendiri. Aku tak bisa menahan diri lagi, kepala kemaluanku terasa nikmat sekali, nafsuku sudah sampai puncaknya…dengan nafas memburu tertahan, kupercepat kocokanku, sambil memandang lubang dubur Winda yg kuncup mekar ketika dia menggosok gosok kelentitnya.



“Ookhhh…ssshhh…win….ooohhh…” desisku meracau…”ennnak winhh….”

Aku merasa nikmat memandang dubur Winda, seolah olah aku berada disana dengan kontol menacap di dubur Winda. Tiba tiba winda memepercepat gerakannya, desahanya semakin cepat, pantatnya bergetar semakin cepat..hingga suatu saat, sambil matanya nanar memandang gambar itu, tubuhnya mengejang…

“” sssshhh…ooohhh…ennnhhaak banggeeethhh…..ooohhhh…”

Rintihnya parau…lalu tubuhnya diam. Barusan Winda merasakan sesuatu yg sangat dahsyat telah menimpa dirinya, terutama daerah kemaluannya terasa sangat nikmat, dirinya seolah terbang, melayang dengan kenikmatan yg tak sanggup dilukiskan dengan kata kata.

Aku tak menduga winda yang baik, pintar dan masih Kls 3 SMA telah melakukan mastrubasi dan telah mencapai orgasmenya, sehingga ketika tubuhnya melengkung lengkung sambil menjerit jerit.. aku tak bisa menbendung kenikmatan di kepala kemaluanku… akupun mengejang dan menyemprotkan air mani ke dasar langit langit yg tepat berada diatas Winda, nikmatnya tak terkatakan. Agen DominoQQ

‘ Winddhaaaa……oooooouuhhhhhhhhhhh….” Erangku panjang sementara kemaluanku berkedut kedut memberi rasa nikmat kesetiap ujung syarafku.

Nampak dibawah Winda,kembali mandi seperti tidak terjadi apa apa. Ia bernyanyi nyanyi kecil sambil menguyur seluruh tubuhnya. Melihat itu aku yakin, ini bukan pertama kali Winda lakukan. Akupun segera kebawah dan keluar dari kamar, membersihkan kemaluanku lalu duduk di ruang tengah sambil menonton TV. Tak lama kemudian, Winda keluar dari kamar mandi dengan bekain handuk,namun atasnya sudah mengenakan kaos.

“ Wah asyik bener nih yg mandi, ada apa nih lama banget mandinya !” tegurku sedikit menyindir.

“ Yeee…namanya juga mandi, ya harus bersih “ jawabnya mengemaskan, sekilas nampak semu merah diwajahnya. Lalu berlari ke kamar.

Suatu malam, Jon harus menjemput istrinya yang sedang diklat di bandung, tentunya harus menginap satu atau 2 hari, karena ia menitipkan Winda kepadaku,a ku menyanggupinya untuk menjaga Winda. Seperti biasa kami nonton TV sehabis Winda belajar, lalu kami ngobrol yg ringan2 tentang temannya, pelajaran dll.

Setelah itu kami tidur, namun aku sulit memicingkan mata ,sehingga aku keluar kamar, dan tiduran di depan TV dengan menggunakan kain sarung. aku Menonton TV sambil menanti kantuk. Ketika kantuk mulai datang, aku tak sadar mulai memejamkan mata, dan TV masih menyala.



Tak lama kemudian, antara sadar dan tidak aku mendengar pintu kamar Winda dibuka, lalu tak lama terdengar suara air disiramkan di WC. Oh, Winda ke air fikirku. Tak lama kesdaranku mulai kembali walau tidak sepenuhnya, Winda nampak berjalan melewatiku,kemudian memperhatikanku, lalu memperhatikan TV yg menyala.

Lalu ia mendekati wajahku,memperhatikanku, sambil mengambil remote ia bicara kepadaku.

“ Om Di, TVnya Win matikan ya,gak ada yg nonton.”

“ Aku malas menjawab,dan tetap memejamkan mata. TV kemudian mati, Winda kembali ke kamarnya.

Namun tak lama kemudian aku mendengar kembali langkah Winda mendekatiku, memperhatikanku sejenak, kembali lagi ke kamar. Aku kembali memejamkan mata karena terasa kantukku mulai berat. Tapi kembali aku mendengar suara langkah Winda mendekatiku, aku jadi penasaran,dan sedikit membuka mataku… nampak Winda duduk menghadapiku dan menatap wajahku, ada ke kuatiran di wajahnya..

Lalu tanganya menyentuh tanganku,d an menggoyangkannya…

“ Oom…oom…” katanya,aku yg dilanda penasaran, membiarkanya dan pura pura tertidur, setelah 2 kali menyentuh dan membangunkanku, Winda terdiam beberapa saat. Lalu tanpa diduga,tangan anak sahabatku yg masih kencur itu dengan bergetar menyentuh bagian tengah tubuhku yg terbungkus sarung. Sehingga tak ampun lagi…aku bergetar hebat menerima sentuhannya yg halus dan nampak sangat hati hati itu.

Melihatku nampak pulas, Winda semakin berani meremas remas kemaluanku… nafasnya mulai tak teratur, sementara badannya terasa menggigil dan sangat panas. Kelihatanya,ia amat terangsang tapi takut ketahuan, persis sama denganku setiap aku mengintipnya mandi. Lalu disibakannya kain sarungku,sehingga bagian tengah tubuhku yg hanya bercelana dalam terpampang dihadapan Winda. Aku berdebar debar menanti kejadian kejadian berikutnya yang akan menimpaku. Agen Poker

Nampak Winda menarik nafas dalam dalam, nafasnya semakin memburu tertahan tahan, lalu dengan hati hati ia mulai menurunkan celanaku, aku pura pura mengigau sambil mengangkat pantatku mempermudahnya menurunkan celanaku, ia agak kaget dan ketika celakau tertarik kebawah,ia menarim tangannya.

Namun ketika aku kembali diam, nafasnya terdengar semakin cepat, tangannya kembali diulurkan dan aku merasa dengkulku lemas ketika tanganya menyentuh kepala kemaluanku, terasa bergetar hangat dan nikmat. Namun aku berusaha menahan diri…menanti tindakan winda selanjutnya.

Winda mulai mengelus gelus kemaluanku dengan nafas tertahan tahan, sehingga kemaluanku semakin besar dan keras…nampak Winda tak lagi mampu mengontrol dirinya,ia membuka celana dalamnya dan menggosok gosok kemaluanya dengan tangan kirinya,sementara tangan kanannya mengocok gosok kemaluanku tak beraturan, mungkin dia belum terbiasa atau gugup dengan apa yg diperbuatnya…lendir lendir kemaluanku mulai berleleran ditangan anak SMA kencur itu… badanku menggigil menahan nafsu dan nikmat yg tiada taranya….

Hingga suatu ketika, aku merasakan hangat dikemaluanku,nikmatnya semakin menjadi jadi, terasa seperti hendak keluar air mani ku…rupanya Winda memasukan kemaluanku kemulutnya..dan mulai menjilat jilat kepalanya dengan hati hati… semantara nafasnya kian memburu.. desisannya terdengar halus ditelingaku…



“ Oooohhhh…sssshhhh…….ooohhhh…” katanya, ketika kubuka sedikit mataku, nampak Winda setengah telanjang baju atasnya sudah terbuka semua,Bhnya nampak dibuka keatas,sedang roknya tersingkap lebar dan celana dalamnya entah dimana, ia bersimpuh dipinggir tempatku tidur, sementara kepalanya terangguk angguk mengulum kemaluanku, dan tangan kirinya mengocok gocok vaginanya.

Ingin aku merengkuh kepalanya dan menekan nekan kepala itu agar kemaluanku masuk mengisi tenggorokanya…oooohhh..nikmatnya. Namun aku tetap pura pura tertidur,berusaha mengatur nafasku agar dikira benar benar tidur, walau sebenarnya badan ku gemetaran dan sangat terangsang…

Sedikit tangan kiri Winda meraih tangan kananku, lalu disodorkannya tanganku kekemaluanya dengan hati hati. Deg…jantungku seperti mau copot saat menyentuh kemaluan gadis kecil itu,terasa amat empuk ,lembut dan hangat,cairanya sudah basah kemana mana.

“ OOOOOHHHKK….” desahnya pelan tertahan tahan, lalu pantatnya mengeser gesek menggesekan kemaluannya ditanganku sambil tetap mengulum kemaluanku.

Aku selalu memimpikan Winda akibat selalu mengintipnya, tapi hal ini tak pernah terfikir akan kualami, sehingga seolah mimpi jadi kenyataan. Aku tergontai gontai dihentak hentak pantat Winda yg terus menggosokan kemaluannya ditanganku.

Lalu dia menghentikan kulumannya,aku sedikit membuka mata, ternyata, Winda berjongkok diatas wajahku, vaginanya diarahkan langsung kewajahku, dan dengan hati hati ditekannya pantanya sehingga vaginanya menyentuh mulut dan hidungku.

Aroma Vagina Winda menyentuh hidungku,sehingga aku semakin tak kuasa menahan diriku. Ia mendesah desah diatasku dengan sangat hati hati. Dengkulnya terlihat gemetaran menyangga tubuhnya yang bergerak maju mundur diwajahku.

“ SSShhhhh….oooohhhhh….sssshhh..oooohhh..” desisnya berulang.

Setelah agak lama ia seperti itu ,lalu pantatnya turun dan kemaluannya nampak diarahkan kepada kepala botak yg teracung diselangkanganku. Aku semakin terkesiap dengan kelakuannya, nafasku semakin berat manahan nafsu. Lalu dengan nafas tertahan2, ia mulai menurunkan pantatnya.

“ Oohhh…oooommm.” Katanya lirih ketika mulut kemaluanya yg hangat mulai mnyentuh kepala kemaluanku. Dengan hati hati lalu ditekannya pelahan pelan, aku merasakan kemaluanku tertekan kebawah dan terasa agak sepat sulit menembus vagina Winda. Winda terlihat meringis,

“ Oohhh…perrrih…sssshhh…” tapi kembali ditekannya pantatnya sehingga kemaluanku masuk setengahnya,

“ Aku tak kuasa menahan diri lagi merasakan nikmat yg menyelimuti kemaluanku, hangatnya dinding2 vagina Winda terasa mencengkram kemaluanku kuat2 dan‘ keluarlah lenguhanku tertahan…

“ MMmmmmhhhhh……” Winda agak tersentak dan menghentikan tindakannya, lalu duduk disampingku dengan wajah harap harap cemas.

Tapi ketika melihatku tak bereaksi, ia kembali mengangkangkan pahanya diatasku dan memasukan kemaluanku yang sudah berdenyut denyut tak keruan kedalam vaginanya semakin hati hati, sementara cairanku dan cairan Winda yg membanjir telah menyelimuti kepala kemaluanku.. Maka untuk tekanannya sekarang ini, amblaslah kemaluanku dalam lubang vagina Winda, diringi eranganya yg tertahan itu.

“ Aa…aaa….uuuhhhhkkk…ssshhhh….” lalu ia tampak tersentak dan menghentikan gerakannya,nafasnya semakin memburu,badannya bergetar hebat, seolah dia telah menyelesaikan sebuah misi, ia bernafas lega dan terdengar ia menghirup nafasnya dalam dalam. Agen Sakong

Winda telah merasakan sesuatu yg belum pernah dirasakannya, tubuhnya seperti terbang, melayang dan ia mersakan nikmat yg sangat hebat memenuhi kemaluannya diantara rasa pedih dan perih yg menyerangnya ketika seluruh kemaluannya ditembus kemaluan laki laki.

Akupun seperti hilang akal,ketika seluruh kemaluan Winda menelan habis batang kemaluanku, aku Cuma menggigit bibir sambil mengempotkan pantatku, sebuah kenikmatan yg dahsyat meng uli uli kemaluanku akibat jepitan lembut dan hangat kemaluan Winda yg begitu ketat menjepit batang kemaluanku… Dan aku semakin nikmat ketika Winda mulai menaik turunkan pantatnya diatasku, dengan pelan dan hati hati ia menghujam hujamkan kemaluanku menembus memeknya yg masih berbulu halus itu.

Terasa kemaluan Winda semakin becek dan gerakannya semakin lama semakin lancar,kakinya semakin bergetar menahan bobot tubuhnya untuk tidak menekanku,mungkin kuatir membuatku bangun. Rintihanya semakin cepat walau tetap ditahannya, buah dadanya yg keras dengan putting yang tercung, nampak terguncang guncang seiring dengan gerak naik turun tubuhnya.

“ SSShhhh…..sssshhhh…oooookkkhhhh….sssshhhh….ssshhhhh..ommmhhh… ennhhaaakkkkk ooommmmhhhh…ssshhh…”

Andai aku gak pura pura tidur ingin rasanya mengulum dan meremas remas buah dada yg ranum itu. Winda tampak semakin asik dan menikmati setiap hujaman hujaman kemalunku membus tubuhnya, hingga suatu ketika, pantatnya bergerak semakin cepat, dan tiba tiba tubuhnya mengejang berkelejat kelejar diatasku, kedua lututnya luruh dikiri dan kanan tubuhku, berat pantatnya seutuhnya menimpa tubuhku, ia menekankan kemaluannya sekeras kerasnya sehingga seluruh kemaluanku tertancap seteguh teguhnya ke dalam lubang kemaluan Winda.

‘’ OOOggghhh…hhhheeeuuuuuu….kkhhhh…oooommhhhh….” jeritnya parau,lalu tubuhnya lemas namun tetap tertahan oleh kedua tanganya di kiri kanan bahuku.

Sudah sejak tadi aku menahan nafsuku, walau terasa air mani ku telah terkumpul di kepala kemaluanku, namun aku tetap menahan air mani agar tidak keluar, tapi ketika Winda mempercepat gerakanya, aku tak sanggup lagi bertahan,badanku menggigil, dan tanpa sadar aku menggeram sambil sedikit mengangkat pantatku keatas.

“ MMMMMMhhhhhhhhhh….” Badanku mengejang berbarengan dengan melengkungnya tubuh Winda diatasku,lalu kemaluanku menyemburkan cairan cairan nikmat air mani yg sangat banyak menyiram rahim gadis kecil itu, terasa ada kedutan kedutan yg teratur dari vagina Winda meremas remas kemaluanku ketika air mani cairan sepermaku ,terkuras habis oleh mulut Vagina yg kecil itu, hal itu memberi kenikmatan tambahan sebelum kemaluanku mengecil dan nafsuku menyurut.

Beberapa saat kemudian,setelah rasa nikmatnya mereda Winda mencabut vaginanya dari kemaluan sambil meringis, plok…keluarlah kontolku berlumuran air mani , sebagian air mani nya sudah encer dan keluar dari vagina winda menetes kelantai, Winda turun dari tubuhku,dan setelah menutup tubuhku,ia menciumku, kemudian membersihkan air mani , lalu tertatih tatih pergi ke kamarnya.

Aku termenung,mengingat kejadian yg aneh, nikmat,dan membingungkan itu.

Sampai akhirnya besok paginya, Ketika aku bangun Winda sudah tampak siap mau berangkat sekolah, sedang sarapan dengan rambut basah. Aku ke kamar mandi cuci muka dan gosok gigi, ketika keluar Winda yg nampak kikuk, berpamitan padaku.

“ Om Winda berangkat dulu ya. “ katanya mencium tanganku.

“ Ya sayang, hati2 dijalan “ balasku sambil tersenyum, wajah Winda nampak memerah mendengar sebutan “sayang” dariku yg tidak biasanya.

Lalu aku merengkuh pundaknya menggandengnya keluar, sambil jongkok aku kembali berbisik ditelinganya “ Om pengen kamu hati2, jangan ngelamun ya sayang, gih sono berangkat !“ Ia nampak senang dan menganguk, lalu berjalan keluar dan berbalik menengok lagi sambil tersenyum. Aku jadi blingsatan sendiri kaya anak kecil.

Sejak saat itu Winda menjadi kekasih kecilku,dan aku benar benar menyayanginya.

Jumat, 03 Januari 2020

Nikmatnya Bercumbu Dengan 3Orang Wanita



Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.
Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.

Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.

Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina. Agen BandarQ

Karena jaim Vina bercerita kepada teman-temanya bahwa aku anak seorang pengusaha yang kaya. Aku hanya tertawa saja, dalam hati aku ingin mengubur semua masa silamku dan menikmati kehidupan yang baru. Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara Vina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.

Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.

Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.

Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.

Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.

Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.

‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Rima
“iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi.
‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya
“iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku
Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kontolku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.

Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!

‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima
“belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu
‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP
“iya… jawabku singkat
Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.

‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya
“iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku
‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.
Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaanya dan merahasiakanya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkanya asal jangan sering-sering.

‘tapi, aku takut… jawabnya
“udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku
‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya
“susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku
‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku
“belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku
‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa
Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!

Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kontol jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kontol, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.

‘barang impor memang beda! Pujinya
“ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati.
‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya
“selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya
Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp…. ludah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal penisku.



‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby… kontolmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya
“bukanya itu yang Tante cari… jawabku
‘kok Tanteee… protesnya!
“sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya
Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.

Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.

Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku,

aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.

Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.

Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.

‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!

Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme Agen DominoQQ

“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya
‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.
Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.

Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.

BLES…BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……

‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya
“ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.
Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.

‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya
“bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku
‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.
Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kontolku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.

‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima
PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.
‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya
“uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.
Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kontolku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.

Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kontol masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kontolku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.

Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.

Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.

Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.

Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehehehee….ujung-ujungnya pamankulah yang merasa bersalah dan meminta maaf.



Kembali ke cerita, memasuki hari kedua diantara 12 hari itu aku sudah merasa tidak kuat. Hasratku tersendat tanpa tahu dimana tempat menyalurkan syahwat. Pada suatu malam, saat paman dan tanteku menginap di hotel untuk mencari suasana baru aku nekat mengetu kamar Vina.

Dengan melas dan sok care aku mengutarakan semua isi hatiku. Bahwa aku lagi BT ( Birahi Tinggi ) sudah 4 bulan menjomblo dan tidak dapat menyalurkan hasrat. Walau sempat terkejut dan risih, tetapi Vina memahami dan kasihan kepadaku. Hehehehee…walau sebenarnya aku hanya berakting.

Mendadak situasi menjadi terbalik, dengan bersikap care juga Vina bercerita bahwa sudah 2 minggu Dia dan pacarnya break karena pacarnya kedapatan selingkuh. Aku bersorak riang di dalam hati, memanfaatkan setiap peluang yang ada. Aku berakting sok simpatik, care, fear dan vulgar untuk memancing sejauh mana dia bercinta (sex).

Aku menceritakan, sudah biasa nge-sex dengan pacarku dulu dan sekarang lagi pengen. Aku kaget karena dia menganggap biasa dan tanpa ragu mengakui sudah tidak perawan. Akhirnya kami bersepakat untuk saling mengisi sementara waktu sebelum mendapatkan pacar yang baru. Tetapi dengan syarat, tidak lebih dari oral sex dan hanya saat berada di rumah. Its Magic!!!

Dari bawah bantal, Vina mengeluarkan sebuah diary dan ternyata itu tempat dia menyembunyikan DVD porno koleksinya. Akhirnya kami menonton aksi panas Maria Ozawa di kamar Vina sambil tidur-tiduran di kasur. adegan semakin panas, begitu juga dengan kami. Kontolku seakan sudah membatu, mengeras menahan nafsu sementara Vina hanya diam memeluk bonekanya tetapi samar-samar mulai aku si pemuas nafsu dengar desah nafasnya tidak beraturan.

“Vin…tolong kocokin punyaku ya? Rengekku
‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal aku tahu dia juga lagi horny berat.
“please…. aku memohon
‘ingat ya, Cuma oral!! Jawabnya
Aku mengangguk dan langsung menyodorkan kontolku tepat di depan wajahnya. Vina tercengang dengan ukuran kontolku yang jumbo dan menelan ludah hingga 2 kali. Dengan agak ragu jari lentiknya meraih kontolku dan mulai mengelunya pelan-pelan. Sungguh lembut sambutan tanganya, lambat tetapi syarat akan nikmat syahwat.

Aku merem melek dan mendesah keenakan untuk memancing nafsunya. Terus dan terus tetapi Vina tetap pada kocokanya saja. Aku ingin lebih dengan memaksanya mencium dan mengulum palkonku. Dengan agak terpaksa Vina menurut dan mulai mengurut kontolku dengan mulut imutnya.

Sluuuuurrrrrrrrrppppp…sluuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrpp ppp….suara becek mulai hadir diantara kami. aku belai wajah dan rambutnya, turun ke lehernya, punggungnya hingga akhirnya ke pantat sintalnya. Aku remas gemas pantatnya, sambil sesekali meraba memek yang tertindih badanya yang tengkurap.

Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh….aku mendesah ditelinganya, coba merangsangnya dari indera pendengarnya dan rupanya langsung berhasil. Kulumanya semakin cepat dan akal sehatnya seakan sudah luruh sehingga tanganku bebas meluncur ke sela-sela baju tidurnya. Agen AduQ

Toketnya sudah sangat kenyal begitu juga dengan puting mungilnya,walau baru tumbuh tapi kurasakan putingnya cukup enak dimainkan. Kupijit dan aku pilin berulang-ulang membuat tubuh Vina mengejang hebat sampai-sampai palkonku digigitnya.

“aaaaaduuuuuuuuhhhhh…kok di gigit! Teriakku
‘sori…abis geli banget!! Jawabnya
Vina hendak beranjak dari tempat tidur dan dengan sigap aku si pemuas nafsu langsung menariknya hingga kembali jatuh di ranjang, langsung aja aku sergap dengan ciuman di leher dan remasan di kedua toketnya sambil meninndihnya.

Sementara kontolku aku gesekkan ke selangkanganya yang otomatis merangsang memeknya. berkali-kali Vina memintaku untuk berhenti tetapi aku tidak memperdulikanya malah terus mencumbu penuh nafsu. Hanya dalam hitungan menit, Vina menyerah pasrah dengan membalas cumbuanku dengan penuh gairah.

Tangannya meraba dan meraih kontolku kembali, mengelus serta mengocoknya dengan tempo yang cepat. Nafasnya memburu dan melenguh mengisyaratkan siap untuk cumbuan lebih lanjut. Ini saatnya, gumamku dalam hati dan langsung menarik celana tidurnya dengan cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk melarangku.

Begitu melorot, mulutku langsung menyusuri paha mulusnya dengan ciuman, hisapan, jilatan bahkan dengan gigitan yang manja.

OOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHH…. vina mendesah panjang sambil menjambak rambutku dan menekan kepalaku kepangkal pahanya. Aroma memek becek langsung semerbak di hidungku, aku cium dan aku raba-raba dengan jariku.

Desahanya semakin memanja, dengan mata merem-melek dia memohon agar aku terus merangsangnya. Jari telunjukku aku tusukkan ke memeknya, lendir hangat serta merta membuat laju jariku semakin dalam memasuki memeknya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….enaaaaaaaaakkkk……. …..ooouuuuhhh…terussssss….uuuuuuhhhh…janga n berhenti ya…. rengeknya meracau
“iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku
‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya
“iyaaaaa…. jawabku
Aku lepaskan CD beserta baju tidurnya kemudian aku melepaskan bajuku sendiri, sehingga aku dan Vina sudah sama-sama bugil. Aku harus mencuri kesempatan agar kontolku bisa memasuki memeknya, pikirku. Aku kocok memeknya dengan jari telunjukku, maju-mundur dengan cepat, lebih cepat dan teruuuuussssssssss…… hampir setengah jam aku terus mengocoknya, entah berapa kali dia orgasme aku tidak peduli karena niatku memang membuatnya mabuk kepayang. Berkali-kali pantatnya bergetar-getar dengan kaki mengejang tapi aku tetap mengocoknya tanpa mau menurunkan tempo kocokanku.

Aku memintanya berposisi doggy style dengan alasan agar lebih nikmat, vina menurut saja dan menunggingkan pantatnya yang putih. Tampak belahan pantatnya mengkilat bekas aliran hangat lendir orgasme dan dua jariku kini aku masukkan, membuat memeknya kembali sesak sehingga rangsangan dari dinding memeknya terasa lebih nikmat.

Saat Vina mulai menikmati dan terbuai, aku si pemuas nafsu langsung menghentakkan kontolku kedalam memeknya. sangat kuat hingga membuat tangannya tidak mampu menopang tubuhnya dan jatuh ke kasur sambil berteriak keras.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUWWWWWWW…. AAAAAAA AAAAAAAHHHHH… sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt tttttttt… aduhhh… mmmmmmmmm… periiiiiiiiihhhhhh hhhhhh…. bajingan kamuuuuuuuuuuuuuu…….. uuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh …. teriaknya

Aku terus menekan dan memaju-mundurkan kontolku, sangat susah dan menyesak di memeknya. hingga kurasakan dinding memeknya berkedut-kedut menyesuaikan ukuran kontolku. Aku tidak menghiraukan rengekan Vina, tetap fokus dan terus menekan maju dengan semangat 45. Aku membuka mulut saat aku mulai mendengar suara desahanya.

‘hemmmmmmmm…ooooooooooohhhhhhhhhhhh…aaaaaaaaaa aghhhh…gumamnya
“bagaimana enak kan? Godaku
‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji! Jawabnya
“udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!! Jawabku asal
Hampir 2/3 kontolku tertelan memeknya, masih sesak tetapi sudah sangat licin sehingga passs mantabbb buatku. Maju-mundur aku terus menggoyangkan pantatku keluar masuk memeknya, sementara jari-jariku merangsang pinggang dan punggungnya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…. aaaaaaaaaaah hhh… desahnya
“hemmmmmmmmmm… memek kamu sangat nikmat Vin! Pujiku
‘emang… ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean! Jawabnya masih sewot
Mendadak Vina meminta bertukar posisi diatasku dan mulai mengambil alih pertempuran ini, pantatnya meliuk menari menggoyang kontolku. Memutar ke kiri memutar ke kanan, goyangan Vina membuat palkonku ngilu dan berdenyut cepat. Sangat nikmat dan aku suka!! Kuakui, memeknya jauh lebih nikmat daripada memek ibunya, beruntung sekali aku dapat merasakanya.



“Vin…aku hampir keluaaarrrrrrr….aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh… kataku
‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil menyemprotkan lendir orgasme
Dengan cekatan Vina melepaskan kontolku dari cengkeraman memeknya dan langsung mengamankan spermaku dengan mulutnya. ujung palkonku dihisapnya kuat-kuat sementara pangkal kontolku dikocoknya dengan cepat.

AAAAAAAH…AH…AH…AH…AH…AH…AAAAAAAAAAUUUW W… rengekku

CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… . spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan sangat kental! Vina terus melumat, menghisap dan menjilat tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal lenguhan serta puja dan puji.

Setelah puas, aku kembali menuju kamarku tanpa memakai baju karena malam ini memang hanya ada aku si pemuas nafsu dan Vina. Karena lelah, aku langsung merebahkan badan dan tidur dengan harapan bisa nyenyak dan terbawa mimpi. Tapi ternyata Vina malah menyusul aku, sehingga kami tidur bersama dalam pelukan hangat tanpa baju yang menyekat alias bugil. Kami sangat pulas, hingga akhirnya kami bangun kesiangan dan membolos sekolah.

Hingga hari ke-12 aku masih tetap menderita, ada cemburu dihatiku saat pamanku bermesraan dengan Tante Rima, melihat tapi tidak bisa menyentuh karena mereka sangat lengket penuh rindu terutama pamanku. Walau ada Vina yang membantu memuaskan nafsuku tapi tetap saja aku gelisah.

Aku kembali ceria saat Pamanku balik ke Papua karena otomatis aku yang menjadi raja dirumahnya. Rima sebagai ratuku dan Vina sebagai selirnya. Setiap hari kami memacu hasrat, memadu rindu dan mengadu nafsu.siang malam Rima dan Vina menuruti kemauanku, untungnya keduanya tidak saling tahu.

Sebulan berselang, kami mendapat kabar Pamanku meninggal dunia akibat gagal ginjal. Aku si pemuas nafsu mendadak syok, karena sifat dan sikapku yang selama ini aku lakukan apalagi dalam wasiatnya aku tercatat menerima 25% hartanya, sementara yang lainya untuk Vina dan Rima. Tapi setan tidak mau aku berlarut-larut dalam sesal, dengan modal nafsu dan harta setan kembali mengambil alih hatiku.

Aku menjadi suaminya Rima saat di ranjang dan tetap meladeni nafsu Vina yang kian hari kian menjadi, sama seperti aku. Bahkan walau sudah mempunyai pacar Vina tetap saja meminta jatah kepadaku dengan alasan kontolku lebih berasa mantapnya.

Baiknya Vina dan ibunya (Rima), mereka tidak pernah melarang aku dekat atau pacaran dengan siapapun yang penting jatah dirumah tetap aku penuhi. Kadang aku berfikir bahwa aku tidak lebih dari seorang gigolo untuk tanteku dan selingkuhan bagi sepupu perempuanku….

Sepeninggal Pamanku semua tampak baik-baik saja terutama baik buatku, seolah-olah kini aku yang menjadi kepala keluarga semuanya hampir sepengetahuanku. Maklum aku menjadi perantara diantara Rima dan Vina, diantara Ibu dan Anak karena aku memang akrab dengan keduanya bahkan intim, tetapi dengan posisi yang terpisah. Agen Poker

Aku sangat leluasa terutama yang berkaitan dengan uang, sehingga sedikit banyak membuat sikap dan sifatku berubah. Aku berpenampilan modis, sering dugem dan lupa darimana aku berasal karena saat itu aku memang ingin melupakan masalalu.

Mendadak aku menjadi idola cewek-cewek disekolah dan diluar sekolah. Tetapi entah mengapa, aku kurang greget saat berpacaran dengan sebaya mungkin karena ABG seumuranku begitu munafik soal sex. Padahal mau tetapi malu, ragu dan harus berfikir ulang beribu kali.

Ada satu guru yang menjadi favorit disekolahku, namanya Nancy guru bahasa inggris, tingginya sekitar 170an, badan padat berisi, kulit putih buanget, toket 35 dan yang spesial adalah dia sudah setahun menjanda karena suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat.

Jujur aku sangat bingung untuk melakukan pendekatan, kalau memakai cara halus jelas tidak mungkin karena otakku biasa aja, bahasa inggris pun pas-pasan! Gumamku dalam hati. Aku si pemuas nafsu terus berfikir, bahkan sempat curhat dengan Vina.

Anehnya Vina merespon positif dan memberikan aku sebuah ide jitu dan dia mau terlibat di dalamnya. Aku dan Vina berniat meminta les privat dirumahnya bu Nancy yang kebetulan masih ada dalam satu komplek perumahan dengan kami.

Berulang kali Dia menolak, tetapi bagaimanapun juga seorang guru sangat menghargai niat muridnya untuk belajar. Akhirnya Dia mau dengan satu syarat, tidak boleh mengatakan ini kepada siapapun karena Dia tidak mau ada banyak murid.

Satu, dua, tiga hingga satu minggu aku dan Vina les dirumahnya, tetapi belum juga menemukan jalan yang terdekat dan terbaik untuk mencuri hatinya. Vina pun sudah mulai bosan dan jenuh mengikuti lesnya karena pada dasarnya tidak ada niat les.

Entah mengapa lagi-lagi Vina mau membantuku, padahal jauh di dalam hati ada suka dan cemburu dihatinya walau sebenarnya kami seorang sepupu. Tanpa sepengetahuanku, Vina membuka sebuah situs yang berisi aneka obat dan alat bantu sex serta memesan sebuah obat perangsang.

“ini apa? Tanyaku
‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil berlalu
Sorepun tiba, seperti biasa aku datang kerumah Bu Nancy tetapi kali ini tidak bersama Vina yang entah kemana. Entah mengapa sore itu wajah Bu Nancy tampak berbeda, terlihat letih dan tanpa senyum. Dengan sok dewasa aku bertanya dan mencoba berbincang dengannya.

“kalau ibu sakit, Lesnya libur aja…silahkan istirahat!! Kataku
‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar
“pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku
‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya sambil tersenyum
“tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil bercanda
‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan kamu!! Jawabnya
“benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku
‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa
“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku
‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek klepek-klepek!! Jawabnya
“tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada tegas
‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-Ibu…janda lagi!! Jawabnya
“tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku
Mendadak Bu Nancy terdiam, matanya berkaca-kaca dan beberapa detik kemudian air matanya berlinang. Pelan-pelan Dia bercerita bahwa adik suaminya berniat melamarnya untuk menyambung kembali silaturahmi karena memang belum dikaruniai anak.

Tetapi setiap melihat wajahnya dan mendengar nama belakang keluarganya, dia selalu teringat suaminya. Sambil terus mendengarkan ceritanya, aku mengambil segelas air dan dengan tegang memasukkan tiga tetes obat perangsang kedalam gelas.

“ini Bu…silahkan diminum, biar lebih tenang!
‘thank… jawabnya singkat
“habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku
Segelas air telah habis tertelan, sambil menunggu reaksinya aku terus berbincang dan mendekatkan diri tepat berada disihnya. Belum apa-apa aku sudah dag-dig-dug tidak menentu, aku si pemuas nafsu sangat terangsang saat melihat belahan dadanya yang sepintas terlihat dari celah kancing bajunya.

Belum juga hilang gugupku, tiba-tiba kepalanya bersandar dipundakku. Aroma tubuhnya seakan merasuk ke jiwaku, begitu wangi dan menggugah birahi. Aku mencoba untuk membelai rambutnya, tetapi jarum jam belum menunjukkan 15 menit dimana obat itu akan efektif bekerja. Baru 7 menit dan tanganku ingin segera menyentuh halus kulitnya….



“kalau tidak cinta ya tolak saja, daripada terbebani! Kataku sambil mengelus pundaknya
‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya
“tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas
‘iya…aku…aku…. katanya terbata
“kenapa Bu?? Tanyaku
‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas
“emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria, lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil mencium belakang telinganya
Kulirik kearah jam, 15 menit sudah terlewati dan inilah saatnya! Pikirku dalam hati dan dengan segenap percaya diri aku si pemuas nafsu mulai berani membelai, mengelus dan merayunya dengan sejuta gombalan dan pujian. Pelan-pelan Nancy semakin hanyut dalam manisnya rayuanku, tapi saat kucium bibirnya Nancy berusaha mengelak tetapi aku terus memaksa dan dengan sok PeDe aku berkata semauku.

“walau belum mengalami, tapi aku bisa merasakan bagaimana setahun tanpa belaian! Aku sayang kamu mbak… kataku lirih
‘sudah Jon, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan derai air mata.
Bagaimana obat perangsangnya, apa mungkin belum maksimal?? Tanyaku dalam hati sambil berjalan menuju kamarnya. Kulihat Nancy terisak sambil terbaring di tempat tidur dengan belahan rok yang menganga memamerkan paha mulusnya. Aku si pemuas nafsu menjadi semakin bernafsu dan tanpa sepengetahuanya aku melepaskan semua bajuku tanpa sisa hingga nampaklah kontolku yang sudah menegang panjang dan keras.

Aku dekati Nancy dan langsung aku tindih pinggangnya dengan posisi duduk. Lagi-lagi Nancy berontak dan berhasil membalikkan badan. kembali aku harus memaksanya, terjadi tarik menarik diantara kami dan tentu akulah pemenangnya.

Secara tidak sengaja aku menarik kerah bajunya dan itu membuat semua kancing bajunya terlepas paksa hingga tampaklah dua bukit bulat miliknya terombang ambing mengikuti gerak badanya. BHnya seakan tak mampu menampung bulatan kenyal miliknya.

‘Jon…hentikan in! Teriaknya
“ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku
Mendadak matanya tertuju pada kontolku yang berada ditengah-tengah bulatan toketnya, aku si pemuas nafsu jepit dan aku tekan-tekan dengan kedua toketnya sambil meremas dan memilin putingnya. Praktis hanya kedua kakinya yang meronta, sedang tubuh atasnya tidak karena kedua tangannya aku tindih dengan lututku. Akhirnya Nancy menyerah juga, matanya menutup pasrah dengan nafas yang terengah. Melihat sebagai sebuah peluang, aku langsung memasukkan palkon kedalam mulutnya disaat menganga mengambil nafas.

Hhuuuuggghhhh….mmmmmmmmmmm…heemmmmmmmmmm….

Nancy hanya bisa bergumam karena mulutnya penuh sesak oleh kontolku. Pelan-pelan aku mulai menggoyangkan kontolku maju mundur. Semakin hangat, semakin lahap dan kurasakan mulai ada respon dari lidahnya yang menjilat palkon.

Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…aku melenguh menikmati bibir sensualnya melumat kontolku.

Kedua tanganku semakin inten memainkan kedua toketnya dengan cubitan dan elusan yang lembut dan sesekali kasar. Kulihat wajahnya nampak merah merona, begitu menggairahkan dengan butir-butir peluh yang mulai jatuh.

AC dalam kamarnya tidak mampu memadamkan kobaran nafsu kami. Aku si pemuas nafsu tari kontolku dari mulutnya dan menggesernya kebawah melewati tengah toketnya, perutnya dan sampai ditengah-tengah kedua pahanya sementara mulutku menjelajah bibir, leher dan bagian atas lainya. Posisi push-up membuat tubuhku sejajar diatas tubuhnya sehingga dari ujung kaki hingga ubun-ubun dipenuhi kehangatan dan kenikmatan. Agen Sakong

Naik turun aku si pemuas nafsu gesekkan kontolku diantara kedua pahanya, menggesek CDnya dan merasakan sentuhan kecil namun bertubi dari ujung jembutnya yang menerobos pori-pori CDnya. Bulu halus disekujur tubuh putihnya melukiskan betapa besar nafsunya dan itu terlihat dari beceknya CD yang menutupi memeknya.

Tanpa berlama-lama aku rentangkan kedua kakinya hingga membentuk huruf ‘M’ dan menyelipkan palkon ke sisi CDnya. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh….gumamnya Nancy, aku dorong pelan-pelan, terus menusuk masuk dengan maju-mundur, maju-mundur teraatur. Begitu sudah masuk separuh, dengan sekuat tenaga aku menghentakkan kontolku masuk lebih dalam, lebih dalam terus dan terus hingga menthok di memeknya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuwww….perih…Jon…Fuck… oooohhhhFuck…. rintihnya
“uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus menggoyangkan pantatku semakin cepat.
Toket Nancy yang kenyal terpental kesana kemari, matanya ternuka dan kedua tanganya memegang kedua lututnya. Sungguh pemandangan yang indah, biasanya hanya ada diotakku kini ada di bawahku sedaang menikmati kontol jumboku!

‘AAAAAAAAAAAAHHHH…AH…AH…AH…AH…AH…AH… AH…AH…AH…. penismu enak banget Jon… aaaaaaaauuuuuwww…jangan cepat-cepat, dadaku ( toket ) hampir copot nih! Rengeknya
“mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil menghisap putingnya.
‘kamu hebat Jon…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it. Jawabnya
Dengan posisi kontol yang masih tertelan memeknya, aku si pemuas nafsu menariknya agar bangun dan berganti aku yang terlentang. Nancy yang telah berpindah diatasku seakan ingin mengekspresikan kerinduan dan hangatnya cinta.

Goyangan liarnya membuat palkonku terasa ngilu. Maju-mundur, kiri-kanan dan memutar menjadi andalanya.

Empotan Pembantu Ku yang Bikin Nagih



Agen BandarQ - Aku sedang melamun sendiri dikamar, istri dan anakku sejak kemarin pulang ke kampungnya di Jawa, Aku sendiri malas keluar, walaupun hari ini kantor libur hari sabtu. Tiba-tiba saja kudengar pintu kamarku diketok oleh orang.

” Pak , permisi, Siti mau cuci kamar mandi bapak” terdengar suara pembantuku
” Yah Masuk aja ” jawabku
Siti pembantuku pun masuk sambil membawa ember kecil dan yang membuat saya kaget, dia hanya memakai handuk besar yang membungkus dadanya yang besar dan pantatnya yang bahenol.
” Waduh, pake handuk aja ti” kataku sambil menelan liur karena menyaksikan pemandangan yang membangkitkan adekku.
” Iya pak, biar ngak basah baju Siti ” jawabnya sambil tersenyum manis dan lirikan matanya yang genit menuju adekku yang hanya di bungkus celana dalam saja.
Kurang lebih 15 menit kudengar suara air yang disiram ke dinding kamar mandi
Wah berarti dia sudah selesai mencuci kamar mandi, akupun cepat-cepat mencopot
celana dalamku, dan langsung kutarik pintu geser kamar mandiku yang memang tidak pakai konci.

” Eh ,pak, ” Siti terkejut, ketika melihat aku masuk dalam keadaan bugil, dia segera jongkok dengan keadaan telanjang bulat, sambil menutupi susunya dan menghadap kedinding kamar mandi membelakangiku.
Tapi tetap aja terlihat pantatnya yang bahenol, terlihat mengkilap , hitam, karena sekujur tubuhnya basah kena air ketika mencuci kamar mandi.
Akupun langsung mendekati closet sambil mengacungkan adekku
” Iya Ti, bapak mau kencing nih , udah ngak tahan , kamu sih lama banget cucinya”
Aku sambil pura-pura, mau kencing, tapi boro-boro mau keluar airnya, namanya juga
adek lagi bediri , mana mau keluar kencingnya, mana mata sambil terus melihat kearah Siti yang telanjang bulat sambil jongkok.
” Udah Ti, ngak usah malu, ngak ada orang kok, cuma kita, Bapak aja ngak malu”
Kulihat dia mulai berani mengintip kearah adekku, dia kaget melihat adekku yang sengaja kuacung-acungkan.
” Ti, tolong minta air dong , untuk cuci ini adek bapak ” kataku, sambil menyodorkan adekku kuhadapannya.
Dengan takut- takut dan malu, tangan satunya mengambil shower dan tangan satunya tetap menutupi susunya.
” Ayo dong sekalian dicuciin” kataku

Diapun mulai berdiri, dan menyirami adekku dengan shower, sambil matanya terus melihat adekku yang sudah tegang, Adekku ukurannya panjangnya sih biasa saja sekitar 15 cm,tapi gemuk banget , sudah banyak wanita yang kaget dengan ukuran diameter dan bentuk kepalanya yang membesar seperti pukulan gong.
” Ayo jangan cuma di siram, ambil itu sabun sekalian disabunin dong ”
Kulihat dia agak kagok, tapi diambilnya juga sabun cair, dan dia mulai menyabuni
adekku .
” Ahhhh,,, enak Ti, Cucinya yang bersih Ti ”
” Yah pak.” jawabnya sambil terus tertunduk dan menatap adekku.
Sekarang dia juga dalam keadaan telanjang bulat, tidak bisa lagi menutupi susunya , karena kedua tangannya sibuk menyabuni dan menyirami adekku.
Susunya kelihatan benar besar ,masih bulat sekali dan keras sekali dengan pentil yang masih kecil tapi kelihatan sudah berdiri. sedang memeknya kelihatan berupa garis, karena bulunya sudah tidak ada, mungkin dia sering mencukurnya, tapi terlihat jelas bekas bulu yang baru dicukur, makin membuatku nafsu.

Tangan kupun mulai memegang susunya dan mengelusnya sambil berkata
” TI, Susu kamu bagus yah. masih montok banget”
” Pak Siti malu pak, Ahhhh… . pak……jangan pak….”
Tanganku memelintir pentilnya yang keras, dan tangan satunya sibuk memutar -mutar
susu yang satunya.
” Auwww pak……pakk….”
Dia mulai mendesah, dan pegangannya ke adekku bukan hanya mengelus lagi,tapi mulai meremas dengan kencang.
Mulutkupun mulai bergerilya menciumi susunya dan mulai lidahku mebelit-belit pentil susunya, pelan tanganku yang satunya turun meluncur kearah memeknya.
Jariku menemukan bibir memeknya yang udah licin, bibirnya tipis, aku, mulai mengorek-orek memeknya dan mencari-cari kelentitnya.
” Auuu pak…geli pakk….,Siti geli pak ”
Aku terus menjilati pentilnya dan tanganku menemukan kelentitnya yang cukup besar, terasa sebesar biji kacang tanah, keras, licin dan enak sekali dimaenin dengan tangan.  Daftar Poker Online
” Pakkkkkk…Auuuuu…ZZZZZZ. pak Siti………..ngak tahan pak”
Tangannya sudah dengan kasar menggosoj adekku dan sampai kebijinya diperas dengan keras, sampai aku agak terasa sakit.
” Pakkkk….ampun ….pak…Siti….enak.pakkk” desahnya, terus menerus.
” Pelan kuangkat sebelah kakinya , kusandarkan kakinya yang satu di atas bak mandi, lalu lulutku mulai turun kebawah mencari lubang memeknya.
Kujilati bibir memeknya, dan sambil lidahku masuk menjelajahi lubang memeknya yang terasa masih kecil sekali. Lalu lidahku mulai menjilati dan mengulum biji kelentitnya yang sebesar kacang tanah, dan terasa keras serta licin sekali karena air nikmatnya yang banyak keluar.

” Aduhhhhhhhhh………..pak…….Siti ngak tahan pakkkkkkkkkk”
” Auuuuuu……pakk Ampun pak………Siti enak banget pakkkkk, Memek Siti diapain pak……. Auuuuuuuuuu ”
” Memang belum pernah diginiin Ti”
” Belummmmpakkkk….enak ….banget pakkk.”
” Auuuuuuzzzzzzzzzzz…… enak pakkkkkkkkkkk”
” Yuk kita ke ranjang Ti .” sambil keseret kekamarku
Langsung kurebahkan dia diranjangku. langsung kuserbu susunya kujilati dan kugigit
gigit kecil pentilya,
” Pakkkkk……. enak pak…..UZZZzzzz….”
Lidahkupun mulai meluncur kebawah, mulai kujilati bibir memeknya, kutarik dengan bibirku , pelan kubuka memeknya yang hitam, sesuai dengan kulitnya yang hitam manis, bibir memeknya pun hitam dengan bekas bulu yang dickur, makin membuat aku nafsu, pelan kubuka memeknya, terlihatlah dalam memeknya yang berwarna merah tua segar dengan keadaan basah sekali, sangat kontras dan menarik dengan warna bibir memeknya yang hitam , ,kujilati dalam memenya, dan terlihat kelentitnya yang menonjol dengan menantang merah dan licin sekali, langsung kujilati dan kukulum biji kelentitnya.


” Pakkkkkkkkkkk…..aduh pak…..enak……ohhhhhhhhh..ohhhhhh”
Siti menggerakkan memeknya mendekati bibirku, terasa agak asin cairan yang keluar dari memenya, aku suka sekali melihat biji kelentitnya yang keras dan licin, terus kukulum, sehingga dia terus teriak dan mengangkat memeknya tinggi-tinggi
” Aduh pak…ampun pak…..Siti ngak tahan pak…Ngentotin Siti pak”
Akupun berputat dalam posisi 69, dia dengan segera menarik adekku dan langsung dengan rakus mengulum batangnya, lalu turun kebijinya, kedua bijiku disedotnya, bukan main rasanya.
” auuuuuuuu enak ti, terus ti……”

Aku terus menjilati dan menggigit biji kelentitnya, sambil menyedot cairanyang keluar,
tiba-tiba kepalaku dikepitnya dengan keras, dan terasa adekku disedot dan digigit dengankeras oleh Siti,
” Pakkkkkkk….Siti keluar pak…….Aya u……..uuuuu ”
Dijepitnya dengan keras kepalaku , lalu ia lemas dan kakinya mulai terbuka lagi.
” Aduh pak, enak banget pak, Siti belum pernah diginiin sampe keluar”
“Emang kamu udah sering Ti, ” selidikku
” Ngak pak , Siti baru pernah sekali dientot sama pacar dikampung, eh abis dientot dia takut Siti Hamil, jadi dia lari dari kampung.
Aku mulai menjilati lagi, memeknya yang semakin merah dalamnya, dan aku
menggigit kecil kelentitnya.
” Aduh..pak….kok..jadi enak lagi yah..”
” Siti rasanya mau enak lagi nih pak”
Setelah puas kujilati semua lubang dalam memeknya, aku pun berputar dan mulai menindih tubuhnya. Pelan kugesek kepala kontolku ke bibir memeknya,
” Auiuuuu,,,,,,pak,,,,,kok,,,enak lagi yah…..aduh pa kkkk”
Pelan kucoba memasukkan adekku kedalam memeknya , sulit sekali sebab lubangnya masih kecil sekali.
” Auu pak…pelan..pak…sakit….****** bapak gede banget…”

” emang ****** pacarmu kecil Ti”
” Kecil pak, punya bapak gede banget apalagi kepalanya segede tinju Siti”
” Bisa-bisa sobek memek Siti pak….”
Pelan kudoron adekku memasuki memeknya, terasa pedih karena sempit
” Auuuu pak,,,sakit pakk,,,,,pelan pelan pak”
Pelan-pelan kepala kontolku berhasil masuk sebatas kepalanya.
Dia sudah menjerit-jerit kesakitan dan keenakan.
” Aduh pakkk….sakir,,,,enak….sakit…pak tapi enak:”
“Gimana mau diterusin ngak Ti, katanya sakit”
” Terus pak biarin , mau jebol juga ngak apa yang penting enak”
katanya sambil memelukku dengan erat.
Dengan tiba-tiba kudorong semua kontolku kedalam memeknya.
” Auuuuuuuuuuuu. poakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk”


Kudiamkan kontolku masuk kedalam memeknya terasa mentok sampai rahimnya
Siti juga terdiam, matanya melotot, sambil menggigit bibir bawahnya,
Aku senang sekali melihat gadis yang melotot ketika kontolku mentok masuk kememeknya.
” Pakkkkkkk…..sakit,,,,tapi enak banget pak, ****** bapak gede banget, sampe penuh memek Siti.
pelan mulai kugenjot keluar masuk memeknya,
” Auusss…sekarang enak banget pakkkkk..au….pakkkk”
Matanya tetap melotot setiap kali kepala kontolku masuk mentok ke memeknya
” Au…..Auu…..Au….” setiap kali kugenjot memeknya Siti terus mengoce dan teriak
Aku senang sekali dengan cewe yang berisik ketika di entot.
Lalu kuputar kaki satunya sehingga keatas, lalu dengan posisi miring kutusuk lagi memeknya.
” Aduh……….pakkk…….auuuu”
Siti lebih menjerit dan melotot lagi, karena kontolku makin masuk kedalam mentok.
” Pak ….k Siti udah ngak tahan mau keluar”
” Sebentar Ti, Bapak juga……….aaaaaa”
Kupercepat genjotanku dengan cepat sekali
” Au–…au…auu……au…………………… pakkkkkkkkkkkk”
Siti mengejang dan terasa memeknya memijit dengan keras kontolku, seakan kontolku diperas. lalu akupun merasa sudah mau keluar, dengan hentakan terakhir
kutekan keras memeknya sambil menyemburkan maniku kememeknya.
” Auuuuuuuuuuuutiiiiiiiiiiii. bapak keluarrrrrrrrrrrrrrr”
” Siti juga pakkkkkkkkkkkkkAZZZZZZZZZZzzzzzzzzzzzzz”
Lalu saya pun terjatuh diatas badanya.lemas, tapi enak banget,
Memang memek hitam dan merah dalamya enak banget,legit dan empot ayam lagi…

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com
domino99,